Mata Nara dan Echa membulat lebar saat melihat hidangan yang tertata di atas meja. Mereka berdua saling bertukar pandang, tak percaya dengan hidangan mewah yang ada di hadapan mereka.
"Pak Ardan, ini?" tanya Nara sambil melirik ke arah meja.
"Makanan kita," jawab Ardan lembut.
"Tapi ini terlalu banyak jika untuk empat orang. Saya rasa lobster itu saja cukup untuk buat kita kenyang," jawab Echa, menelan salivanya yang mulai banjir saat melihat lobster berukuran besar di tengah meja.
"Kalian bisa membungkusnya jika tidak habis."
Echa dan Nara memgangguk dengan cepat, tanpa banyak bicara lagi. Mereka menarik kursi, mengisi ruang kosong meja.
Sementara Hazel hanya diam, ia sama sekali tidak selera makan satu meja dengan lelaki angkuh itu.
Ardan menarik salah satu kursi, mempersilahkan Hazel untuk duduk mengisi kursi. Hazel melirik tajam ke arah Ardan.
Tak ingin berdebat, ia mengikuti keinginan pimpinan tertinggi anak perusahaan itu.
"Nikmati makanan kalian, jika ingin menambah, silahkan saja."
"Tidak, Pak. Ini saja sudah sangat berlebih," jawab Nara sembari memotong lobster raksasa di depannya.
Ardan tersenyum tipis saat melihat Nara dan Echa yang antusias memakan makanannya. Ia melirik ke arah Hazel yang ada di sampingnya, bahkan mengunyah saja ia seperti orang tidak berselera.
"Hazel, kamu baik-baik saja?" tanya Ardan lembut.
"Sangat baik," jawab Hazel cepat.
"Kenapa tidak banyak mengambil makanan?" Ardan mengambil beberapa kerang dan meletakan dalam piring Hazel.
Hazel melihat Ardan dengan tatapan segit, sementara dua gadis di depan mereka terdiam seketika, melihat perhatian Ardan ke Hazel.
"Jangan sungkan, makanlah yang banyak." Ardan menggulum senyumnya, memperlihatkan sisi lembut yang ada pada dirinya.
Hazel kembali memakan isi di dalam piringnya. Menyuapi kerang yang diberikan Ardan ke atas nasinya.
Ardan memandangi wajah Hazel yang sedang makan, walaupun tidak lahap, tetapi ia senang saat makanan wanita itu bergizi. Setidaknya perutnya terisi hari ini.
"Pak Ardan," panggil Echa lembut.
"Hem," jawab Ardan sembari memandangi Hazel dengan sedikit tersenyum.
"Bolehkah saya bertanya sesuatu pada anda?" tanya Echa takut.
"Katakan," jawab Ardan tanpa memalingkan pandangannya.
"Apa anda dan Mbak Hazel memiliki hubungan? Kenapa sepertinya kalian sangat dekat?"
Ardan mengubah posisi duduknya seketika, ia berdehem kecil sembari membenarkan kerah kemejanya.
Hazel melirik sekilas, ia menghentikan makanannya saat mendengar ucapan Echa.
"Jangan bergosip, Echa," ucap Hazel malas. "Aku dan Pak Ardan hanya kenal sebagai bawahan dan atasan," sambungnya cuek.
"Memang kenapa kalau kami ada hubungan? Ada yang salah?"
Echa dan Nara saling melemparkan pandangan satu sama lain. Maksud pernyataan Ardan adalah, ia mengakui hubungan itu?
"Jangan membual, Pak. Jangan suka membuat orang lain terus salah paham dengan saya. Saya sudah menikah dan mempunyai seorang anak," jawab Hazel ketus.
"Kamu sudah pernah menikah, tapi belum tentu kamu bersuami, kan?"
"Maksud anda?" tanya Hazel sengit.
"Seingat saya, syarat memasuki perusahaan adalah wanita single, mereka boleh menikah setelah kontrak tiga tahun di perpanjang. Benarkan, Hazel?" tanya Ardan menyungging senyumnya.
Lagi, Hazel kalah saat ia harus bertarung dengan lelaki ini.
Hazel kembali melanjutkan makanannya, ia mulai muak menghadapi ulah lelaki itu.
"Kalian silahkan lanjutkan," ucap Ardan mempersilahkan dua gadis di depannya yang masih terdiam melihat pertengkaran antara ia dan Hazel.
Echa dan Nara kembali pada kegiatannya, sesekali mereka mencuri pandang ke arah depan. Melihat Hazel dan Ardan yang bertingkah aneh.
Hazel menghela napas, ia meletakan alat makannya dan melihat ke arah dua gadis di depannya.
"Kalian lanjut saja, aku mau ke toilet dulu," ucap Hazel keluar dari meja mereka.
Hazel membasuh wajahnya, menghapus sisa make-up di wajahnya, membiarkan parasnya kembali polos tanpa riasan.
Ia memandangi wajah dari dalam pantulan cermin besar di depannya. Hazel membuka ikatan rambutnya, membiarkan rambut cokelat lurus miliknya itu tergerai dengan indah.
"Ada apa dengannya? Kenapa dia bersikap seperti itu?" tanya Hazel bingung sendiri.
"Apa yang sebenarnya dia inginkan dariku? Oh ya Tuhan, kumohon jauhkanlah dia dariku," lirih Hazel geram sendiri.
Hazel mengeluarkan ponselnya saat benda pipih itu bergetar, melihat pesan yang masuk ke dalam gawainya.
[Mbok akan ke rumah sakit bersama Surya]
[Tunggu aku di rumah sakit, Mbok. Aku akan ke sana, segera]
Hazel memasukan kembali ponselnya ke dalam tas, ia merapikan helaian rambutnya dan berniat untuk keluar.
Tetapi Nara lebih dulu menyusuli ke dalam toilet.
"Mbak," panggil Nara lembut.
"Hem."
"Mbak, mau keluar tanpa riasan?"
"Iya, kenapa?"
"Tapi bukannya kita harus berias ya, Mbak?"
"Nara, aku harus ke rumah sakit. Bisakah kamu meminta izin untukku?"
"Mbak kenapa? Mbak sakit?" tanya Nara khawatir.
Hazel tersenyum dan menggelengkan kepala.
"Bukan, Nara. Anakku harus check-up, karena setelah ini kita juga gak ada kegiatan, aku mau izin untuk menemaninya."
"Tapi, Pak Ardan masih menunggu kita. Kenapa Mbak gak katakan langsung padanya?" tanya Nara kembali.
"Aku tidak ingin berdebat dengannya, jadi kamu bantu aku ya."
"Mbak, sebenarnya kalian itu ada hubungan ya?"
"Sudah aku katakan, Nara. Aku ini wanita yang sudah menikah, aku juga punya seorang putra."
"Tapi kan Mbak sudah menjadi janda, gak ada yang salah kalau Mbak menjalin asmara."
Hazel tersenyum lembut dan menggelengkan kepalanya.
"Saat ini putraku adalah segalanya. Aku tidak memikirkan lelaki lain, selain dia."
"Tapi, sepertinya Pak Ardan menyukai, Mbak," ucap Nara lembut.
"Itu urusan dia, bukan urusan aku."
"Memang Mbak gak suka sama pak Ardan? Pak Ardan kan tampan, hampir seluruh karyawan perempuan di setiap divisi mengincar dia."
"Nara, aku harus pergi. Tolong ya," putus Hazel langsung, ia malas jika harus bergosip tentang lelaki itu.
"Baiklah," jawab Nara mengalah.
"Oh ya, tapi kamu jangan keluar sekarang. Kamu tunggu lima menit setelah aku pergi, baru kembali ke meja, ya."
"Kenapa?" tanya Nara bingung.
"Ikuti saja, besok aku akan bawakan bekal untukmu," bujuk Hazel lembut.
"Benarkah? Mbak gak bohongi aku?" tanya Nara senang.
"Mana mungkin," jawab Hazel cepat.
"Ahhh ... Tuhan sepertinya sedang sayang padaku," teriak Nara sembari memeluk badan Hazel.
"Hari ini makan enak di restoran, besok makan enak dari tangan mbak Hazel. Aku sayang mbak Hazel."
"Iya, iya. Tapi kamu harus tolong aku dulu hari ini, ya,"
"Oke, siap laksanakan!"
Hazel tersenyum, berlari keluar dari pintu belakang cafe. Berlari menembus jalanan siang kota. Terik matahari tidak bisa menyurutkan semangatnya, jarang sekali ia bisa menemani anaknya itu menjalani terapi.
Kali ini ia tidak akan melewatkan kesempatan itu. Melihat perkembangan Surya, adalah hal yang membuat ia kuat di atas segala beban cobaannya.
Sedang, Nara menghitung jarum detik yang ada di tangan kirinya. Ia benar-benar keluar setelah lima menit Hazel pergi dari cafe.
Kembali ke meja mereka yang sudah ada beberapa bungkusan sisa makanan mereka yang belum tersentuh.
"Nara, kamu kok keluar sendiri?" tanya Echa saat tak menemui Hazel di belakang Nara.
"Jadi mau sama siapa?" tanya Nara pura-pura.
"Hazel mana?" tanya Ardan langsung.
"Oh, iya, Pak. Mbak Hazel minta izin, katanya dia pulang lebih dulu."
"Apa?" tanya Ardan mulai meradang.
"Pulang lebih dulu? Tanpa memberi tahu saya?" Ardan mulai memerah, menahan amarah yang ingin tumpah.
"Iya, dia tadi terburu-buru. Katanya anaknya sedang di rumah sakit."
"Kapan dia pergi?" tanya Ardan sengit.
"Sekitar lima menit yang lalu."
"Jadi kenapa kamu gak kasih tahu saya dari tadi?"
"Itu, tadi kata Mbak Hazel, aku baru boleh keluar setelah lima menit dia pergi," jawab Nara polos
Ardan menarik napasnya dengan memburu kencang. Ia menggebrak meja yang ada di depannya. Matanya mulai memerah padam, semakin tertantang saat mendapatkan perlawanan dari wanita itu.
'Hazel, teruslah berlari. Semakin jauh kamu menghindariku, maka semakin dekat aku akan menempel padamu.'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 275 Episodes
Comments
Dirah Guak Kui
kasihan Ardan yg terus mengejar cintanya Hazel, semoga tercapai cintanya Ardan utk mendapatkan cintanya seorang Hazel yg dicintainya💪💪💪💪💪
2021-08-12
0
🍇annoura naura ☀︎(hiatus)
ojok galak2 pak.. mengko tambah wedi mb hazel
2021-03-20
0
New R
semangat terus
2020-10-25
0