KELOMPOK KKN

Irdina sangat kelelahan hingga tak sadar bahwa Musa telah bangun duluan, Musa yang bangun lebih pagi, membuatkan sarapan untuk istrinya.

"Dina sayang...bangun udah pagi nih, emang Dina gak ke kampus ya?"

"Astagfirullah, Mas maaf ya Dina bangunnya telat"

"Gak apa-apa sayang, Dina pasti capek banget ya sayang, ya udah Dina sarapan yuk?"

"Iya Mas Dina lelah banget, maaf ya Mas ya udah Dina buatkan sarapan ya untuk Mas?"

"Gak usah sayang, Mas udah buatkan sarapan ko untuk kita"

"Ya ampun Mas, maaf ya Mas jadi harus buat sarapan untuk Dina"

"Gak apa-apa sayang, Mas gak tega lihat Dina kelelahan, lagian hanya sarapan aja ko"

"Terimakasih ya Mas, ya udah ayo kita sarapan Mas"

"Ya udah ayo sayang"

Irdina dan Musa menuju ke meja makan.

"Mas buat nasi goreng?"

"Iya sayang, hehehe maaf ya hanya bisa buatkan sarapan kaya gini"

"Ya ampun Mas gak apa-apa, Dina senang ko dibuatkan nasi goreng sama Mas, Dina cobain ya Mas?"

"Iya sayang silahkan di cicipi masakan Mas"

"Mas asli enak banget loh masakan Mas"

"Masa sih sayang, Mas cobain ya"

"Gimana Mas?"

"Sayang, kamu ngeledek ya, masa masakan asin gini dibilang enak"

"Hahahaha, enak Mas beneran deh, artinya Mas tuh gak pelit bumbu, tapi lain kali garamnya kurangin sedikit ya Mas, tapi ya gak apa-apa lah Mas kan masih bisa di makan"

"Tapi beneran loh pas Mas masak, Mas sudah cobain dan gak asin ko jadinya malah asin sih"

"Mungkin tadi setelah dicoba Mas nambahin garam lagi, dan setelah di tambah garam gak dicoba lagi"

"Iya sih Mas emang tambahin garam lagi tapi sedikit ko, soalnya takut kurang kerasa asin, eh malah jadi keasinan, hehehe maaf ya sayang, kita jadi sarapan nasi goreng asin nih"

"Gak apa-apa Mas yang penting masih bisa di makan, lagian gak asin-asin banget ko"

Irdina dan Musa menikmati sarapan mereka, meskipun masakan Musa keasinan, tapi Irdina tetap memakan masakan Musa dengan lahap, Irdina bersyukur memiliki suami seperti Musa yang sangat pengertian dan perhatian.

Seusai sarapan mereka pun langsung berangkat.

"Sayang hari ini ada kelas?"

"Enggak sih Mas, hari ini Dina hanya akan ketemu dosen pembimbing saat nanti KKN dan juga bertemu anggota KKN"

"Semangat ya sayang jangan sedih lagi, Mas yakin Dina pasti bisa melewati ini semua"

"Terimakasih ya Mas, sudah memberi semangat untuk Dina"

" Iya sama-sama sayang"

Tak lama kemudian mereka tiba di kampus Irdina.

"Mas Dina turun dulu ya?"

"Iya sayang, jangan sedih-sedih lagi ya, Dina harus tersenyum dan Dina jangan marahan lagi ya sama teman-teman Dina"

"Dina gak akan marahan ko Mas sama mereka, lagian emang mereka salah apa, ya mungkin nasib mereka beruntung Mas bisa KKN sama teman sekelas, jadi buat apa Dina marah ke mereka, kan bukan mereka yang membuat Dina sendirian"

"Iya sayang tapi Mas yakin, Dina juga beruntung ko, Dina harus percaya sama kemampuan Dina yah?"

"Iya Mas, ya udah Mas cepetan berangkat nanti telat loh"

"Iya ya udah Mas berangkat ya?" Musa mencium kening Irdina.

"Iya Mas hati-hati ya" Irdina pamit kepada Musa dan mencium tangan Musa.

Irdina menuju ke ruang kelas, sebelum ke ruang dosen.

"Dina..." teman-teman Irdina merangkul Irdina.

"Kalian kenapa sih, ko peluk-peluk gini"

"Dina maafin kita ya kalau Dina kemarin kesal, kita bisa-bisanya bahagia padahal Dina lagi sedih"

"Ya ampun gak apa-apa ko Wida, lagian aku juga salah, kenapa aku harus marah ke kalian, padahal kalian kan gak salah, mungkin aku aja yang kurang beruntung, jadi aku KKN nya harus sendiri deh yang dari prodi kita"

"Dina jangan bilang gitu dong, kami minta maaf ya Dina semoga aja Dina di tempat KKN bisa mendapat teman-teman yang baik, Dina jangan sedih ya nanti kita akan selalu menghubungi Dina dan mengecek keadaan Dina"

"Iya terimakasih ya semuanya, terimakasih Sami sudah mengkhawatirkan aku, pokonya kalian memang sahabat terbaik"

"Dina sekarang mau kemana?"

"Aku mau ketemu dosen pembimbing, sekalian mau kumpul bersama anggota KKN kelompok ku"

"Kalau gitu kami antar ya, kami gak tega lihat Dina sendirian"

"Makasih ya Desi dan yang lainnya sudah mau mengantar Dina"

"Iya sama-sama Dina"

Teman-teman Irdina mengantar Irdina bertemu dengan dosen pembimbing.

"Permisi Pak"

"Iya silahkan masuk"

"Teman-teman aku sendiri aja masuknya, kalian kan juga harus mencari dosen pembimbing kalian"

"Iya sih Dina, tapi beneran nih Dina gak apa-apa?"

"Iya Ani, aku gak apa-apa ko"

"beneran Dina?"

"Iya Firda aku gak apa-apa, ya udah ayo sana nanti kalian telat loh ketemu dosen pembimbing kalian"

"Ya udah kami pergi dulu ya Dina"

Irdina masuk ke dalam ruang dosen dan bertemu dengan dosen pembimbingnya.

"Kamu Mahasiswi yang akan saya bimbing ya saat KKN?"

"Iya Pak, nama saya Irdina Farzana saya dari prodi bahasa dan sastra indonesia Pak"

"Kamu sendiri ya yang dari prodi bahasa dan sastra indonesia"

"Iya pak saya hanya sendirian"

"Selamat bergabung ya di tim saya, nama saya Pak Erdiawan, Irdina silahkan tunggu anggota yang lain ya, soalnya mereka juga akan kesini"

"Iya Pak terimakasih"

Datanglah anggota KKN yang lain.

"Pak permisi, saya Rindu dari prodi Matematika"

"Oh iya sini Rindu masuk, silahkan duduk sama Irdina"

"Hay aku Irdina, salam kenal"

"Hay, aku Rindu salam kenal juga, senang berkenalan dengan Irdina"

"Aku juga senang berkenalan dengan Rindu, semoga kita bisa bekerjasama ya dan bisa akrab"

"Iya Irdina harus dong, kita harus kompak dan akrab"

"Rindu sendirian ya yang dari prodi Matematika?"

"Iya nih, aku hanya sendiri dari prodi matematika"

"Sama dong, aku juga sendirian"

Irdina dan Rindu saling mengobrol dan datang lagi dua anggota KKN.

"permisi Pak, saya Gita dari prodi bahasa inggris"

"Saya Dita dari prodi bahasa inggris juga"

"Iya ayo masuk"

Irdina pun berkenalan dengan Gita dan Dita. Datang kembali anggota KKN dari prodi lain.

"Pak permisi saya Eki dari prodi PJOK"

"Saya Iman dari prodi PJOK juga"

"Pak permisi saya Popy dari prodi ekonomi"

"Saya Devi Pak dari prodi PPKN"

"Pak permisi saya Nuri dari prodi pertanian"

"Saya Rendi dari prodi hukum"

"Saya juga dari prodi hukum, Pak nama saya Aldi"

"Ayo-ayo silahkan masuk, ini sudah kumpul semua?"

"Sudah Pak" Kata mereka semua.

"Ya sudah saya ucapkan selamat bergabung di tim saya, semoga kita bisa bekerjasama dengan baik. Nah sekarang kita buat grup chat dulu ya, biar lebih mudah untuk komunikasi, tapi sebelumnya kita tentukan dulu ketuanya, wakil beserta jabatan yang lainnya"

"Iya Pak, ya udah kami ikut aja" Kata Rendi.

"Kalian dong yang harus pilih, ketuanya mau siapa?"

"Gimana Bapak aja Pak, soalnya kalau ditentukan oleh kami, kan kami belum saling mengenal Pak, jadi tidak tahu siapa yang cocok" Kata Aldi.

"Ya udah deh, karena saya dosen dari prodi PJOK jadi mahasiswa PJOK yang paling saya tahu, saya percaya nih sama Eki, gimana Ki mau gak jadi ketuanya?"

"Kalau Eki, ya gak masalah Pak, tapi yang lain keberatan gak?"

"Enggak ko gak keberatan kita ikut aja" Kata Rendi.

"Ini suaranya pada kemana, ko yang lainnya hanya diam aja"

"Mungkin pada malu kali Pak, kan namanya juga belum saling mengenal pak" Kata Rendi kembali.

"Saya setuju ko Pak" Kata Irdina.

Yang lainnya menganggukkan kepala menyetujui Eki sebagai ketua KKN.

"Berarti semuanya sudah setuju ya, kalau ketuanya Eki, nah sekarang untuk wakil siapa nih?"

"Ya udah Pak wakilnya Rendi aja" Kata Eki.

"Iya ya udah Pak Rendi aja" Kata Aldi.

"Gimana yang lain setuju gak, kalau wakilnya Rendi?"

"Setuju Pak" Mereka semua menjawab bersamaan.

"Untuk bendahara?"

"Pak bendaharanya Dita aja, soalnya Dita juga selalu jadi bendahara di kelas" Kata Gita.

"Gimana Dita, mau gak jadi bendahara?"

"Iya Pak boleh"

"Nah siapa yang bersedia menjadi sekretaris?"

"Pak untuk sekretaris biar Rindu aja" Kata Rindu.

"Ok terus untuk penanggungjawab di pendidikan siapa? harus dua orang ya?"

"Pak biar Irdina aja sama Gita yang jadi penanggungjawab di pendidikan" Kata Irdina.

"Iya Pak kami siap ko untuk penanggungjawab di pendidikan" Kata Gita.

"Mantap, ok kalau gitu selanjutnya penanggungjawab lingkungan siapa?"

"Kalau untuk lingkungan Nuri aja Pak, kan Nuri dari prodi pertanian" Kata Eki.

"Nah gimana Nuri mau gak?"

"Iya Pak boleh, tapi Nuri sendirian Pak?"

"Nanti dibantu sama Popy dan Devi, Popy sama Devi kalian fleksibel ya silahkan bantu yang lainnya"

"Iya Pak siap" Kata Popy dan Devi.

"Sekarang keamanan berarti sama Aldi dan Iman ya?"

"Iya Pak kami siap" Kata Aldi dan Iman.

"Karena semuanya sudah beres, silahkan kalian lebih akrab dulu satu sama lain, dan Bapak harap kalian disana bisa berbaur dengan masyarakat, kalian bantu masyarakat sesuai kemampuan kalian ya?"

"Iya Pak siap" Kata mereka.

"Ya udah kalau gitu nanti kita cek lokasi sama-sama ya ke Desa Sukadamai"

"Iya Pak siap" Kata mereka.

"Kalau gitu silahkan kalian ngobrol bersama dan saling mengenal, oh iya Eki jangan lupa buat grup chat ya untuk komunikasi kita"

"Siap Pak, laksanakan" Kata Eki.

Mereka semua pamit dan keluar dari ruangan dosen pembimbing.

"Hay kita kumpul dulu yuk" Kata Eki.

"Ya udah ayo, mau kumpul dimana Ki?" Kata Rendi.

"Kita kumpul di depan taman di sana aja yuk"

"Ya udah ayo" Kata Aldi.

"Teman-teman, saya harap kita di tempat KKN bisa kompak ya, oh iya untuk cek lokasi lebih baik kita duluan aja yang kesana, karena kan kita juga harus cari tempat tinggal"

"Eki maaf nih, kita tinggalnya satu rumah?" Kata Irdina.

"Iya sepertinya kita tinggalnya satu rumah, karena kita juga harus menyesuaikan dengan dana kita, terus biar semua dapat terpantau juga kalau kita satu rumah" Kata Eki.

"Tapi kan kita lawan jenis, dan kita juga bukan mukhrim apa tidak masalah jika kita tinggal satu rumah, nanti warga di sana bagaimana?"

"Irdina benar Ki, nanti kira-kira kita di usir gak tuh dari desa, kalau kita tinggal satu rumah antara laki-laki dan perempuan?" Kata Rindu.

"Gini teman-teman kita mengerti sekali ko, kalau kalian sangat khawatir masalah itu, dan bagaimanapun kita memang lawan jenis dan bukan mukhrim, tapi untuk kegiatan ini saya harap teman-teman juga bisa mengerti, kita disana kan untuk KKN bukan untuk hal yang macam-macam, lagi pula kita akan memilih rumah yang lebih besar, sehingga kita tetap terpisah, meskipun satu atap tapi kita terpisah kan kamarnya, masa iya kita harus sama-sama, kan pasti kalian juga bisa jaga diri, begitupun kami para laki-laki, kami akan menjaga diri ko, dan tugas kami kan menjaga kalian yang perempuan" Kata Rendi.

"Iya sih Rendi tapi nanti warga di sana bagaimana tanggapannya?" Kata Nuri.

"Kalian gak usah khawatir, karena desa Sukadamai tidak jauh ko dari desa tempat ku tinggal, jadi aku sama Aldi akan pergi kesana dan langsung bertemu dengan Pak RT yang ada di sana, kami juga akan meminta izin untuk kita KKN di sana, dan kalian tenang saja, keamanan kalian aku akan menjaminnya, karena aku punya saudara yang tinggal disana dan saudaraku termasuk orang yang berpengaruh di sana"

"Rendi keren, nah gimana semuanya udah gak ada perdebatan lagi kan?" Kata Eki.

"Iya ya udah kami setuju" Kata mereka.

"Kalau gitu aku dan Aldi akan ke desa Sukadamai terlebih dahulu, kalian jangan khawatir ya kami akan menghubungi kalian, pokonya kita harus bisa kompak dalam kegiatan KKN, dan kalian harus bisa bekerjasama ya?"

"Iya Rendi" Kata mereka semua.

"Maaf aku pikir kalian harus tahu bahwa aku sudah menikah, jadi kalau misalnya suami ku datang ke tempat KKN, kalian tidak merasa kaget" Kata Irdina.

Mendengar perkataan Irdina semua anggota menatap Irdina kaget.

"Hah kamu udah nikah? becanda ya?" Kata Rendi.

"Beneran aku udah nikah, ngapain aku becanda"

"Tapi ko gak kelihatan kaya udah nikah ya?" Kata Nuri.

"Iya bener gak kelihatan ya, Dina ko kamu bisa sih nikah muda" Kata Dita.

"Iya mungkin udah jodohnya aja, dan kami memang sudah siap untuk menikah"

"Iya sih bener, ya udah Dina gak apa-apa ko kalau suami kamu mau nengok kamu ya gak apa-apa kami akan mengerti, terimakasih kamu sudah jujur ya Dina" Kata Eki.

"Terimakasih ya semuanya, lagian untuk apa aku menutupi status ku, aku memang sudah menikah dan punya suami dan aku bersyukur punya suami seperti suamiku jadi buat apa ditutupi"

"Iya Dina benar banget, aku salut deh sama Dina" Kata Gita.

"Ya udah obrolan hari ini sampai sini aja, kita lanjut ngobrol di grup ya, semuanya tetap semangat untuk KKN ya, kelompok kita harus tetap kompak" Kata Eki.

Akhirnya obrolan mereka pun berakhir Irdina kembali ke kelas untuk berjumpa dengan teman-temannya.

"Dina gimana tadi, kelompok Dina baik-baik kan?"

"Wida nih, aku baru aja datang, Alhamdulillah teman-teman di kelompok ku baik-baik ko"

"Syukurlah aku lega dengarnya" Kata Sami.

"Iya Dina kami senang dengarnya" Kata Desi, Ani dan Firda.

"Terimakasih ya teman-teman, tapi di kelompok kalian harus tinggal satu atap gak?"

"Iya Dina di kelompok ku, kami harus tinggal satu rumah antara laki-laki dan perempuan untuk menghemat dana" Kata Ani.

"Iya sama di kelompok kami juga kayak gitu" Kata Firda.

"Iya sama kami juga" Kata Wida dan Sami.

"Iya di kelompok aku juga gitu" Kata Desi.

"Berarti sama dong ya di aku juga gitu, tapi aku gak enak nanti kalau Mas Musa tahu gimana?"

"Ya Dina harus jujur sama Mas Musa dan harus dengar pendapat Mas Musa" Kata Desi.

"Iya Desi benar, aku harus bilang ke Mas Musa"

"Ya udah kita ke warung Mang Oni yuk" Kata Firda.

"Ayo" Kata Sami.

Mereka semua pergi ke warung Mang Oni untuk makan siomay di sana. Mereka mengobrol dengan ceria dan tertawa bersama.

"Teman-teman aku mau nelepon Mas Musa ya untuk datang menjemput?"

"Iya Dina" Kata Mereka.

Irdina menghubungi Musa.

"Assalamualaikum Mas"

"Waalaikumsalam Sayang"

"Mas, Dina udah selesai nih, Mas jemput ya?"

"Ya udah Mas langsung jemput Dina ya, tungguin Mas ya"

"Iya Mas, Dina tunggu ya Mas, oh iya Mas Dina nunggunya di warung Mang Oni ya Mas"

"Siap sayang"

Tak lama kemudian Musa pun datang.

"Sayang ayo"

"Teman-teman aku pulang dulu ya?"

"Iya Dina hati-hati ya" Teman-teman Irdina melambaikan tangan.

Irdina masuk ke dalam mobil.

"Mas kita sekarang mau kemana?"

"Sayang kita kan udah janji ke Mamah dan Papah Irdina, untuk menginap jadi sekarang kita pulang dulu, bawa baju ganti untuk menginap"

"Mas serius, Dina senang banget Mas"

"Iya lah sayang Mas serius, ya udah kita pulang dulu ya, bawa baju ganti"

"Iya Mas"

Irdina dan Musa tiba di rumah.

"Mas, sini dulu Dina mau ngomong sama Mas" Irdina menarik tangan Musa dan mengajak Musa untuk duduk.

"Ada apa sayang ko serius banget"

"Mas gini, tadi kan Dina kumpul sama teman-teman satu KKN, terus kami membahas tentang rumah yang akan kami tempati nantinya, kan kami ada 11 orang terdiri dari perempuan dan laki-laki. Nah teman-teman Dina bilang kalau nanti kami KKN nya akan tinggal satu atap"

"Iya sih memang waktu Mas KKN juga kami tinggal satu atap untuk meringankan dana dan agar kami lebih kompak juga bisa terpantau semuanya, tapi kalau harus membayangkan istri Mas tinggal satu atap dengan laki-laki lain, Mas benar-benar khawatir sih"

"Terus gimana dong Mas, ya udah Dina gak usah ikut KKN aja ya Mas"

"Jangan gitu juga sayang, Mas akan mencoba untuk mengerti Irdina ko, Mas percaya kalau Dina gak mungkin mengkhianati Mas dan mengkhianati janji pernikahan kita"

"Tentu aja lah Mas, Dina gak akan pernah mengkhianati Mas dan pernikahan kita, Dina sangat sayang sama Mas"

"Mas juga sayang ko sama Dina, tapi cowok-cowoknya gak genit-genit kan? awas aja kalau mereka berani macam-macam, Mas bakalan lindes mereka pake mobil"

"Ih Mas serem banget sih, iya Mas mereka gak genit ko, mereka sangat baik ko Mas"

"Baguslah kalau mereka gak genit, nanti Mas juga akan ikut tinggal di sana"

"Ih Mas jangan dong, Dina kan gak enak sama teman-teman, nanti mereka malah risih lagi kalau ada Mas"

"Ya gak apa-apa, Mas kan bayar ini"

"Iya sih tapi Dina jadi gak enak nanti takutnya mereka jadi risih Mas"

"Ya udah deh kalau gak boleh" Musa cemberut.

"Ih Mas Musa nih ko cemberut, bukan gak boleh Mas tapi takut jadi risih ke yang lain, lagi pula kalaupun Mas tinggal disana kita kan gak mungkin dong tidur satu kamar, pasti nanti Mas tidur bareng teman-teman Dina yang laki-lakinya, masa kita tidur satu kamar nanti Dina yang jadi risih dan canggung sama mereka Mas, kan Dina kesana buat KKN bukan buat bulan madu sama Mas"

"Iya deh iya, ya udah kalau gitu Mas mau ngontrak rumah aja dekat sama rumah KKN Dina"

"Ya udah gimana Mas aja deh, tapi Dina udah bilang ko ke teman-teman Dina kalau Dina sudah menikah dan jika suami Dina sering berkunjung Dina harap mereka bisa mengerti"

"Terus tanggapan mereka gimana?"

"Ya mereka semua kaget dengar Dina udah nikah, mereka kaya yang gak percaya gitu sih Mas awalnya, tapi akhirnya mereka bisa percaya ko Mas"

"Iya syukurlah kalau Dina udah bilang jadi gaka akan ada yang berani mendekati Dina"

"Mas nih, iya Mas kan Dina hanya milik Mas seorang"

"Oh iya lah jelas, Dina hanya milik Mas seorang dong"

"Ya udah Mas, Dina hanya mau ngomongin itu aja"

"Makasih ya sayang udah mau jujur ke Mas"

"Iya sama-sama Mas, makasih juga udah mau kasih kepercayaan buat Dina"

Irdina senang karena perasaannya sudah tenang tidak lagi merasa terbebani karena masalah KKN.

Irdina dan Musa menyiapkan barang-barang untuk pergi menginap di rumah orangtua Irdina.

Bersambung ...

Terpopuler

Comments

Alkha Rafasya Ibrahim

Alkha Rafasya Ibrahim

good👍👍

2020-05-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!