Irdina dan Musa kembali mengawali aktivitas mereka seperti biasa.
"Musa, Dina, ayo kita sarapan dulu"
"Iya Mah" Kata Irdina dan Musa.
"Dina hari ini ke kampus ya?"
"Iya Mah, Dina hari ini ada kelas dan ada pengumuman penting"
"Yah padahal Mamah ingin mengajak Dina belanja bareng"
"Mamah nih, kan Dina harus ke kampus Mah, lain kali aja ngajak jalan-jalannya" Kata Musa.
"Ih Musa ko gitu sih, sebel" Mamah Musa cemberut.
"Duh Mamah nih, masa gitu aja cemberut, ya udah deh Mah biar Papah aja yang nemenin ya?"
"Ih Papah nih, kalau sama Papah gak seru ah"
"Mamah ko gitu sih"
Irdina hanya tersenyum melihat tingkah laku keluarga Musa yang sangat lucu.
"Mah, Pah, kami berangkat dulu ya?"
"Musa jangan buru-buru gitu dong, nanti kalian nginep lagi ya?"
"Mah udah nanti Musa sama Dina bisa telat loh Mah" Kata Papah Musa.
"Ih si Papah nih, Mamah kan masih kangen sama Musa dan Dina"
"Mah nanti kami main lagi ya kesini, sekarang Dina sama Mas Musa berangkat dulu ya Mah, Pah"
"Iya nak, nanti Dina main lagi ya sama Mamah" Mamah Musa memeluk dan mencium Irdina.
"Iya Mah, Makasih ya Mah sudah menyayangi Irdina" Irdina mencium tangan Mamah Musa dan memeluknya.
"Ya udah kalau gitu kami berangkat ya Mah" Kata Musa.
Irdina dan Musa menuju ke dalam Mobil.
"Sayang nanti siang kita makan di luar aja ya"
"Loh kenapa harus di luar Mas?"
"Gak apa-apa sayang, Mas ingin mengajak Dina makan di luar, lagian habis makan siang Mas harus kembali lagi ke kantor"
"Mas berarti lembur ya? Dina akan sendirian dong di rumah"
"Ko cemberut, ya udah kalau Dina gak mau sendirian, Dina temenin Mas aja gimana?"
"Dina nemenin Mas di kantor gitu?"
"Iya, jadi kan Mas lebih semangat kerjanya, kalau ada Dina di samping Mas"
"Ih Mas apaan sih, ya udah deh Dina akan temani Mas di kantor ya"
Irdina dan Musa sampai di kampus Irdina.
"Mas, Dina turun ya" Irdina pamit ke Musa dan mencium tangan Musa.
"Hati-hati ya sayang nanti Mas jemput"
"Ada juga Mas yang hati-hati di jalannya, jangan ngebut Mas bawa mobilnya ya?"
"Iya sayang, ya udah Mas berangkat ya"
Irdina melambaikan tangannya, Irdina menuju ke kelas nya.
"Dina...Dina..ayo sini"
"Ada apa Wid, ko tarik-tarik aku sih, lagian kita mau kemana Wid"
"Dina udah ayo kita ke papan pengumuman"
"Hah, ke papan pengumuman untuk apa?"
"Dina nih, nanya terus deh, kita mau lihat daftar penempatan KKN"
"Sudah di umumkan ya Wid? aku pikir akan di umumkannya nanti sama dosen"
"Udah Dina ayo, soalnya teman-teman yang lain udah di sana"
Irdina dan Wida menuju ke papan pengumuman. Irdina melihat daftar namanya yang tertera di papan pengumuman, ternyata nama Irdina terpampang di kelompok desa Sukadamai. Irdina melihat daftar nama anggota KKN di desa tersebut, ternyata hanya Irdina yang berada di desa tersebut dari prodi nya, sedangkan yang lainnya berasal dari prodi lain. Irdina merasa sedih, tidak bisa KKN bersama sahabat-sahabat nya.
"Dina gimana, kamu sama siapa Dina KKN nya?"
"Aku sendirian Ani, dari prodi kita hanya aku sendiri yang di tempatkan di Desa Sukadamai" Irdina lemas.
"Dina jangan sedih, mungkin salah satu anggotanya ada yang kamu kenal"
"Gak ada Ani, aku sama sekali gak kenal siapapun, kalau Ani gimana?"
"Aku dengan Sindi dari prodi bahasa dan sastra indonesia, kamu tahu gak Dina sindi yang kelas sebelah"
"Iya aku tahu ko Ni"
"Loh Dina kamu kenapa ko lemas gitu?"
"Aku sedih karena kita gak bisa barengan KKN nya, kalau kamu sama siapa Wid?"
"Dina jangan sedih nanti juga pasti kamu kenal ko sama yang lain, aku KKN nya bareng Sami, aku beruntung banget" Wida sangat gembira.
"Kalau Firda sama siapa?"
"Aku juga bareng teman sekelas tapi sayangnya bukan diantara kalian, aku bareng Safa"
"Kalau Desi gimana?"
"Aku bareng Aliya teman sekelas kita juga Dina, Dina jangan sedih ya, kami juga sedih ko harus terpisah"
"Jadi hanya aku ya yang sendiri dari prodi kita, kenapa hanya aku yang sendirian yah, aneh deh yang lain ada dua orang dari prodinya, sedangkan aku hanya sendiri"
"Mungkin pihak kampus percaya pada kemampuan kamu Dina" Kata Desi.
"Iya mungkin gak tahu lah, hari ini ada kuliah lagi kan?"
"Hari ini kita hanya menerima pengumuman untuk segera mempersiapkan berangkat KKN" Kata Sami.
"Ko sudah harus persiapan sih, bukannya KKN nya masih lama ya?"
"Emang sih masih bulan depan baru kita KKN, tapi kayanya kita harus mulai persiapan dekat dengan anggota KKN kita deh, sekalian kita juga harus kumpul dan menemui dosen pembimbing untuk nanti KKN" Kata Desi.
"Sekarang gak ada kegiatan lagi kan, kalau gitu aku mau pulang deh"
"Dina ko pulang sih, kita nongkrong dulu yuk di warung Mang Oni?"
"Enggak deh Wid, aku mau pulang aja"
Irdina pergi meninggalkan teman-temannya dengan wajah yang sedih, Irdina menunggu Musa menjemput di depan gerbang.
"Dina ko sendirian sih nunggu nya, biasanya kan teman-teman kamu suka nemenin"
"Iya Mas aku hanya ingin sendiri" Irdina pun masuk ke dalam mobil Musa.
"Kamu kenapa sih sayang"
"Gak apa-apa ko Mas"
"Kalau kamu kayak gini, pasti ada apa-apa" Musa menghentikan mobilnya di tempat parkiran kampus.
"Mas kenapa gak jalan, ko malah ke tempat parkir?"
"Aku gak akan mau jalan, sebelum kamu cerita"
Irdina menangis dengan menutupi wajahnya.
"Loh ko Dina nangis, kenapa sih"
"Dina hanya sedih Mas"
"Sedih kenapa ayo cerita ke Mas"
"Tadi kan Dina lihat papan pengumuman penempatan KKN, ternyata Dina hanya sendiri Mas dari prodi bahasa dan sastra indonesia yang harus KKN di Desa Sukadamai, sedangkan teman-teman Dina yang lain ada temen yang satu prodi, kalau Dina hanya sendiri. Dina ngerasa gak adil banget Mas, kenapa sih Dina hanya sendiri, mana Dina gak kenal lagi Mas, Dina gak mau pergi KKN" Irdina menangis.
"Udah sayang jangan negatif gitu dong, sayang yang kata kita baik belum tentu menurut Allah baik, tetapi sebaliknya yang menurut kita gak baik, siapa tahu menurut Allah itu baik untuk kita. Dina harus yakin, Allah Maha mengetahui apa yang tidak diketahui oleh umatNya, Dina harus semangat jangan pesimis gini dong, nanti juga Dina akan kenal ko sama teman-teman sekelompok di tempat Dina KKN. Dulu Mas juga gitu, waktu KKN Mas gak kenal siapapun tapi akhirnya Mas bisa berbaur dengan yang lain, malah kami kompak banget loh dibandingkan dengan kelompok KKN yang lain, kami bisa saling mengerti satu sama lain dan seperti keluarga" Musa menyemangati Irdina.
"Iya Mas kan beda, Mas kan laki-laki jadi mudah bergaul, sedangkan Dina kan perempuan Mas, sangat sulit untuk berbaur dengan lingkungan dan orang-orang yang baru"
"Gak ada bedanya ko sayang, hanya pola pemikiran aja yang membedakan, kata siapa Mas mudah bergaul, Mas juga sulit ko Dina untuk bergaul apalagi untuk menyatukan pendapat, karena kan tiap orang punya pemikiran yang berbeda, sedangkan kita di tempat KKN harus bisa satu suara demi membantu kemajuan Desa, akhirnya kami sadar ko akan tugas kami yang harus bersatu untuk memajukan Desa membantu sebisa kami sebagai mahasiswa, ya untuk kelancaran bersama, kami mencoba menahan ego kami dan bersatu. Nanti Dina juga di sana kayak gitu ko, udah Dina gak usah sedih lagi ya sayang, gak akan apa-apa ko sayang mau itu sendiri ataupun berdua, mau itu ada teman ataupun tidak, Dina harus bisa melewati semuanya ya"
"Mas Musa benar, terimakasih ya Mas, Dina beruntung sekali punya suami seperti Mas Musa"
"Sama-sama sayang, ya udah sekarang Dina jangan sedih lagi ya, kapan Dina berangkat nya?"
"Bulan depan Mas, Dina sekarang lebih banyak kegiatan dengan kelompok KKN untuk kami saling mengenal agar tidak kaku saat nanti KKN, terus juga Dina harus survei lokasi untuk mencari tempat tinggal saat nanti KKN di desa tersebut"
"Kalau gitu nanti Mas temani Dina ya dan siap siaga saat Dina memerlukan bantuan"
"Terimakasih ya Mas, Dina sayang banget sama Mas Musa"
"Sama-sama, Mas juga sayang sama Dina"
"Mas ya udah kita pulang ya, Dina capek banget"
"Kita makan siang dulu ya di luar sekalian Mas ajak Dina jalan-jalan sebelum Mas pergi ke Kantor lagi"
"Oh iya ya, Mas kan harus lembur ya, Dina mau nemenin Mas aja deh, soalnya kalau di rumah Dina pasti kepikiran masalah KKN lagi"
"Ya udah kalau gitu, tapi Dina ko gak sama teman-teman Dina sih tadi, Dina marahan sama mereka?"
"Dina gak marahan ko Mas, Dina hanya kesal aja, mereka ko kayak yang gak mengerti perasaan Dina ya Mas, padahal saat itu Dina lagi sedih karena harus sendiri tapi mereka malah terlihat bahagia banget, apa lagi Sami dan Wida, mereka bahagian banget Mas karena bisa satu kelompok"
"Hemmmz ya udah lah sayang mungkin mereka gak bermaksud seperti itu"
"Iya Mas gak apa-apa ko, Dina senang bisa melihat mereka bahagia, Dina juga gak marah ko Mas hanya sedih sesaat aja, tapi karena Mas Musa, sekarang Dina gak sedih lagi, semoga aja teman-teman Dina di kelompok KKN bisa baik-baik ya Mas dan bisa menerima Dina"
"Iya sayang semoga aja ya, Dina berdoa aja semoga ini yang terbaik untuk Dina, Mas yakin ko kalau Dina pasti bisa berbaur dengan teman-teman di kelompok KKN"
"Iya Mas terimakasih ya, ya udah ayo Mas kita makan siang dulu"
Irdina pun pergi makan siang dengan Musa dan melupakan kesedihannya. Setelah selesai makan siang, Musa mengajak Irdina ke kantor, untuk menemaninya. Irdina menatap Musa yang sedang bekerja, Irdina sangat terpesona dengan suaminya yang sedang bekerja.
Musa menyadari bahwa istrinya sedang menatapnya penuh cinta.
"Sayang kenapa sih, ko lihatin Mas kayak gitu?"
"Enggak ko, siapa juga yang lihatin Mas"
"Masa sih, Dina terpesona ya sama kegantengan Mas" Musa tersenyum.
"Ih Mas geer banget sih"
"Tapi bener kan?"
"Iya deh iya Mas bener ko, aku memang sudah terjerat sama cinta Mas"
"Sayang apaan sih, puitis banget hehehe"
"Gak apa-apa kan puitis ke suami sendiri"
"Iya deh gak apa-apa ko"
"Sayang capek gak?"
"Emang kenapa Mas?"
"Gak apa-apa, Mas hanya khawatir kalau Dina bosen dan capek nunggu Mas"
"Mas ko gitu sih, Dina gak capek ko, yang harusnya capek kan Mas, Mas jangan terlalu diforsir ya kerjanya nanti Mas sakit lagi"
"Iya sayang, sebentar ya ini sebentar lagi kelar ko"
"Ok Mas"
Tak lama kemudian Musa pun selesai mengerjakan pekerjaannya, dan Irdina tertidur di sofa. Musa tak tega membangunkan istrinya yang tertidur karena lelah, akhirnya Musa menggendong istrinya ke dalam mobil dan mereka segera pulang ke rumah.
Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Alkha Rafasya Ibrahim
makin romantis aza..he
2020-05-22
0