Pagi hari penuh drama pengantin baru.
"Mas...bangun udah siang nih, mas gak ke kantor"
"Ini jam berapa sayang?"
"sudah jam 7 mas"
"ya ampun ko Dina gak bangunkan mas dari tadi"
"Loh, kan Dina sudah bangunkan mas dari tadi tapi mas gak bangun-bangun"
"habis mas terlalu lelah kemarin, aduh mas bisa telat nih"
"ya udah makanya jangan marah-marah terus, cepet siap-siap"
"Iya maaf ya sayang, ya udah mas mandi dulu"
"iya ya udah, Dina mau siapkan sarapan untuk kita berdua"
Irdina menyiapkan sarapan untuk Musa, Irdina menikmati hidup barunya sebagai seorang istri.
"Dina...lihat kaos kaki mas gak?"
"apa sih mas, ko teriak-teriak gitu"
"Dina tahu gak kaos kaki mas di mana?"
"kan ada di lemari mas, di rak yang paling bawah"
"tapi gak ada kaos kaki yang cocok sama baju mas"
"ya ampun suamiku ini, kenapa harus cocok sama baju mas sih, kan gak akan kelihatan ini mas"
"tapi mas biasanya pakai kaos kaki harus sesuai dengan jas yang mas pakai"
"ya udah dari pada bingung lebih baik mas pakai kaos kaki yang warnanya masuk ke mana aja"
"jadi mas pakai yang mana"
"mas kenapa bingung sih, ya udah nih pakai aja yang warna putih"
"ini kan gak sesuai sama jas mas"
"mas tapi kan ini sesuai sama kemeja mas"
"iya sih, ya udah deh mas pakai kaos kaki ini"
"nah gitu dong mas, nanti Dina akan lebih teliti deh, untuk menyiapkan pakaian kerja mas, biar gak kaya gini lagi, maafin Dina ya mas, kalau Dina masih banyak salah dan belum tahu apa-apa"
"Dina ko sedih gitu sih, mas juga salah ko, gak kasih tahu Dina dulu, maafin mas juga ya sayang belum bisa jadi suami yang sempurna buat Dina"
"Manusia kan gak ada yang sempurna mas, tapi Dina yakin mas adalah jodoh yang terbaik yang di kirim Tuhan untuk Dina, Dina yakin Mas Musa laki-laki yang terbaik untuk Dina, dan Dina sayang sekali pada Mas Musa"
"Makasih ya sayang, Mas juga sayang sekali pada Dina" Musa mencium kening Irdina dan memeluknya.
"Ya udah mas, kita sarapan dulu ya"
"Iya ayo"
Musa dan Irdina menikmati sarapan mereka. Setelah sarapan mereka berangkat.
"Mas nanti pulang kuliah Dina mau ke rumah mamah, boleh kan mas?"
"Ya udah nanti kita sama-sama ke rumah mamah ya, sekalian bawakan oleh-oleh untuk papah dan mamah"
"iya mas makasih ya mas, oh iya terus kalau ke rumah mamah mas Musa kapan?"
"Pulang dari rumah Mamah Dina, kita langsung ke rumah Mamah Mas ya?"
"Iya mas kalau gitu"
"Dina kita sudah sampai nih di kampus Dina"
"Mas hati-hati ya, Dina kuliah dulu ya Mas?"
"Iya sayang, Dina juga hati-hati ya, jangan lirik-lirik cowok lain ya sayang?"
"Ih apaan sih Mas, ya gak akan lah, Mas Musa juga jangan lirik-lirik perempuan lain ya di kantor"
"Kalau gak sengaja gak apa-apa kan, hehehe"
"ih tuh kan Mas Musa nih" Irdina mencubit pinggang suaminya.
"Aww sakit sayang, ko mas dicubit sih"
"Habis mas tadi bilangnya gitu"
"ciye cemberut nih istri Mas, hehehe, tenang aja sayang di hati mas cuma ada Dina seorang ko"
"Yang bener, awas ya kalau lirik-lirik perempuan lain"
"Iya sayang beneran, Mas gak akan lirik-lirik perempuan lain ko"
"ya udah kalau gitu Dina turun dulu ya Mas"
"tunggu dulu dong sayang, Dina pasti kelupaan sesuatu"
"Dina gak melupakan apa-apa ko Mas, emang Dina kelupaan apa?"
"Dina masa gitu ko lupa sih" Musa menunjuk ke arah pipinya, Musa memberi kode pada Irdina.
"Maksud Mas, Dina kelupaan cium pipi mas gitu" Irdina tersenyum.
"Nah itu Dina inget"
"Ampun deh suamiku ini, ya udah deh" Irdina mencium tangan dan pipi Musa, kemudian Musa membalas dengan mencium kening Irdina.
Setelah berpamitan Irdina menuju ke dalam kelas, di dalam kelas sudah ada teman-teman Irdina yang berkumpul.
"Assalamualaikum, teman-teman"
"Waalaikumsalam" Mereka menjawab bersamaan.
"Ciye ada pengantin baru nih, yang baru pulang dari bulan madu" kata Wida.
"Ih apaan sih Wida"
"Dina cerita dong, kamu bulan madunya gimana?" Kata Sami.
"Ih Sami nih, masa aku harus bongkar masalah bulan madu sih, malu lah, nanti juga Sami akan mengalami ko"
"Ngalamin apa nih, Hahaha, Dina..Dina..tapi lihat Dina yang sudah menikah dengan sebelum menikah, ko ada yang beda ya?" Kata Ani.
"Beda apanya Ni?"
"Beda aja dari cara pakaian, dari cara jalan dari cara berbicara juga beda, sekarang Dina sudah lebih dewasa"
"Ah Ani bisa aja nih"
"Beneran deh Dina, sekarang kamu semakin dewasa ya" Kata Desi.
"Makasih ya Des, mungkin karena sekarang aku sudah menjadi istri, makanya aku berusaha untuk lebih dewasa, aku juga ingin menjadi istri yang baik untuk Mas Musa"
"ciye..ciye..sekarang panggilan nya Mas Musa nih" Kata Firda.
"Ih Firda nih apaan sih malah godain aku kayak gitu"
"Dina cerita dong kamu bulan madu kemana? dan gimana kesannya?" Kata Wida.
"Aku bulan madu ke Italia, kami di sana jalan-jalan ke Pantai Rabbit Beach Lampedusa, ke Kota Venezia, kota Venezia adalah kota yang memiliki history romantis, kami disana menaiki gondola di atas sungai, terus kami juga pergi ke Piazza Novona yaitu Alun-alun yang sangat besar dan indah, yang berada di pusat kota Roma, pokonya aku benar-benar senang sekali bisa menghabiskan waktu bersama Mas Musa di sana. Mas Musa sangat romantis, kalian juga tahu kan kalau aku sama sekali belum pernah pacaran bahkan untuk jatuh cinta pun aku baru kali ini merasakan jatuh cinta yang sesungguhnya. Melihat pasangan lain yang pernah merasakan pacaran sebelumnya pasti tidak akan bisa seindah pacaran setelah menikah, rasanya benar-benar bahagia sekali jatuh cinta dengan kekasih halal, dan bisa menikmati indahnya pacaran setelah menikah"
"Wah romantisnya, aku jadi pengen deh pacaran setelah menikah" Kata Wida.
"Makanya Wida jangan pacaran lama-lama sama si Bobi, kalian pacaran sudah mau 2 tahun, cepetan tuh suruh Bobi halalin kamu" Kata Firda.
"Iya...iya..nanti aku bilang deh ke Bobi, kalau dia memang serius ke aku, secepatnya harus lamar aku"
"semoga aja Wida dan Bobi bisa secepatnya ya jadi kekasih halal"
"Makasih Dina"
"Oh iya Dina, gimana nih kamu udah isi belum?" kata Sami.
"Gak tahu nih Mi, soalnya baru aja kemarin aku datang bulan, kayanya belum rejekinya deh, mungkin Tuhan ingin aku dan Mas Musa menikmati pacaran kami dulu"
"Iya Dina sabar aja, nanti juga di kasih ko, lagian kan kalian masih baru nikahnya" Kata Desi.
"Iya semoga aja ya nanti aku segera di kasih buah hati, eh teman-teman nih aku bawakan oleh-oleh untuk kalian"
"Aamiin Dina, Wah maksih ya Dina" Kata Sami.
"Makasih Dina, ih bagus banget" Kata Wida.
"Makasih ya Dina aku suka banget oleh-olehnya" Kata Desi.
"Makasih Dina" Kata Ani dan Firda.
"Iya sama-sama, syukurlah kalau kalian suka"
Setelah itu Dosen masuk dan memulai kelasnya, Dosen mengumumkan bahwa sebentar lagi kami semua harus melaksanakan KKN (Kuliah Kerja Nyata).
Dosen pun mengakhiri perkuliahan, dan kami pun bersiap untuk pulang.
"Dina, kira-kira kita akan satu temoat KKN gak ya?"
"Aku juga gak tahu Sami, semoga aja kita bisa satu tempat KKN ya"
"Iya semoga aja kita semua satu tempat KKN" Kata Wida.
Irdina menunggu Musa,
"Dina, Musa belum datang ya"
"iya nih Ani, Musa kayak sibuk deh"
"coba telepon aja Dina"
"Iya juga ya, ok deh Wida makasih ya, aku telepon dulu Musa"
Belum sempat menelepon, Musa telah tiba untuk menjemput Irdina.
"Dina..Dina..tuh Musa datang" Kata Sami.
"Oh iya, makasih ya teman-teman sudah menunggu ku"
"Sama-sama Dina" Mereka menjawab bersamaan.
Musa turun dari mobil dan menyapa teman-teman Irdina.
"Sayang maaf ya lama, tadi aku selesaikan dulu pekerjaan, karena kan aku cuti makanya pekerjaannya numpuk, maaf ya sayang"
"hemmz ciye..ciye..hehehe" teman-teman Irdina menggoda Irdina dan Musa.
"Ih teman-teman kalian nih, apaan sih nanti Mas Musa nya malu loh"
"Ciye..ciye..Mas Musa nih ye..hahaha" teman-teman Irdina kembali menggoda Irdina.
"Ih udah ah udah, maafin teman-teman Dina ya Mas, iya Mas gak apa-apa ko"
"Iya gak apa-apa ko Dina, terimakasih ya semuanya sudah mau temenin Dina untuk menunggu saya"
"Iya sama-sama, Mas Musa jagain Irdina ya, hehehe" kata teman-teman Irdina.
"Ih kalian nih, ya udah aku pulang dulu ya"
Selesai berpamitan Irdina langsung masuk ke dalam mobil.
"Sayang tadi gimana kuliahnya?"
"lancar ko Mas, tapi tadi Dosen bilang, kami harus siap-siap untuk pergi KKN selama satu bulan" Irdina terlihat sedih.
"Loh ko sayang nya Mas sedih sih, kenapa?"
"Dina gak usah ikutan KKN aja ya Mas?"
"Loh emangnya kenapa sayang?"
"Dina gak mau tinggalin Mas sendirian, nanti Mas di temenin sama cewek lain lagi"
"Husss Dina nih, ko gitu sih, ya gak akan lah sayang, emang Mas terlihat seperti laki-laki yang brengsek apa?"
"ya maaf Mas, Dina hanya takut, Dina gak mau jauh dari Mas Musa"
"ya ampun istri Mas nih manja banget sih"
"emang salah ya manja ke suami sendiri"
"gak salah ko sayang, tapi Mas gak apa-apa ko Dina pergi KKN aja, Mas akan sering-sering main ke tempat KKN Dina ya?"
"tapi Mas, Dina bener-bener gak mau pergi KKN, nanti kalau Dina gak sekelompok sama teman-teman Dina gimana?"
"Gak apa-apa sayang, Dina mencoba di lingkungan baru, dan Dina harus belajar bersosialisasi dengan orang yang baru juga, biar Dina semakin banyak teman"
"Iya Mas, tapi Mas Musa harus sering tengok Dina ya, masalahnya Dina sebulan loh Mas KKN nya"
"Iya sayang, Mas akan sering-sering main ke tempat Dina ya, lagian Mas juga gak bisa jauh dari Dina, kalau perlu kita sewa rumah di sana ya, biar kita gak usah jauh-jauhan"
"beneran nih Mas, yeee makasih ya Mas"
"Iya sayang sama-sama, sayang kita ke rumah dulu, apa mau langsung ke rumah papah mamah Irdina?"
"kita langsung aja ya Mas ke rumah, papah sama mamah Dina"
"ya udah kalau gitu ayo"
Setibanya di rumah papah dan mamah Irdina.
"Assalamualaikum, mah"
"Waalaikumsalam, ya ampun Dina sayang, mamah kangen banget" Mamah Irdina memeluk erat anaknya.
"Iya mah, sama Dina juga kangen"
"Pah..sini pah, ada Dina sama Musa"
Papah Irdina keluar dan sangat gembira melihat anak semata wayangnya datang.
"Anak Papah sini" papah Irdina memeluk Irdina.
"Om, tante apa kabar" Musa mencium tangan kedua orangtua Irdina.
"Musa nih ko masih panggil Om sih, panggil Papah dong, kan sekarang Om sudah jadi Papah Musa juga"
"Iya Pah maaf"
"Ya udah ayo Musa, Dina kita masuk"
Mereka semua sangat senang dan masuk ke dalam rumah.
"oh iya Mah, Pah, Musa bawakan oleh-oleh untuk Papah dan Mamah"
"Wah makasih ya Musa, repot-repot sampai bawakan oleh-oleh segala"
"Enggak ko Mah, Musa gak merasa repot"
"Kalian sudah makan belum, kalian makan siang di sini ya"
"Iya Pah"
Irdina membantu Mamah nya untuk menyiapkan makan siang.
"Nah ayo sekarang kita makan" Kata Papah Irdina.
"Iya Pah" Kata Musa.
Setelah selesai makan, mereka pun mengobrol bersama.
"Gimana nih bulan madu kalian" Kata Mamah Irdina.
"Mamah nih, masa nanyain bulan madu" Irdina tersipu malu.
"Bulan madu kami seru ko Mah, kami sangat menikmati liburan kami di sana dengan suasana pemandangan yang sangat indah" Kata Musa.
"Wah Mamah juga mau dong ke sana"
"Mamah nih, mamah mau bulan madu lagi sama Papah?" Kata Irdina.
"Ya udah Mah, nanti kita bulan madu lagi ya" Kata Papah Irdina.
"Ih Papah nih, malu tahu pah di depan anak-anak" Mereka semua tertawa bahagia.
"Oh iya, kalian akan menginap di sini kan?"
"Musa ingin sih Pah, nginap di sini, tapi Musa sorenya harus ke rumah orangtua Musa juga, untuk memberikan oleh-oleh kepada Mereka"
"Iya Pah, lagian Irdina sama Mas Musa gak bawa baju ganti"
"Yah terus kapan kalian akan menginap di sini?"
"Nanti ya Pah, Dina sama Mas Musa akan menginapnya nanti ya Pah"
"Iya nantinya tapi kapan Dina"
"Ya udah Pah, kami akan menginap di sini nya pas malam minggu ya Pah, soalnya kan kami libur tuh hari minggunya"
"Beneran ya Musa"
"Iya Pah"
Setelah selesai berbincang-bincang Musa dan Irdina pamit dan Mereka segera menuju ke rumah orangtua Musa.
"Dina kita udah sampai nih"
"Assalamualaikum Mah"
"Mas ko gak ada yang jawab ya"
"Iya pada kemana ya, kita langsung masuk ke dalam aja yuk"
Irdina dan Musa pun masuk ke dalam rumah.
"Oh ternyata Mamah dan Papah lagi di belakang toh pantesan Musa panggil gak ada yang jawab"
"Loh anak Papah udah selesai toh bulan madunya"
"Iya pah, Papah sama Mamah lagi apa di sini"
"Ya biasa lah nak, kami lagi ngadem nih, menikmati angin malam"
"Mah, Pah" Irdina mencium tangan orangtua Musa.
"Sini Dina duduk dekat Mamah" Mamah Musa mengusap-usap kepala Irdina.
"Kalian sudah makan belum" Kata Papah Musa.
"Kita sudah makan ko Pah, Pah ini oleh-oleh untuk Papah dan Mamah"
"Makasih ya nak" Kata Papah Musa.
"Kalian malam ini nginap di sini aja ya" Kata Mamah Musa.
"Gak bisa Mah, kami besok kan harus beraktifitas lagi, lagian kami juga gak bawa baju Mah" Kata Musa.
"Ya ampun Musa gitu aja ko repot, masalah baju nanti mamah siapkan dari butik, untuk tidur nanti mamah juga siapkan piyama dari butik, yang penting kalian malam ini nginap di sini ya"
"Gimana nih Dina, Dina mau gak nginap di sini?"
"Kalau Dina gimana Mas Musa aja"
"Tuh kan Musa, Irdina aja gak keberatan ko"
"Ya udah deh kami malam ini tidur di sini"
"Nah gitu dong" Mamah Musa sangat senang dan memeluk Irdina.
Musa mengajak Irdina ke kamarnya.
"Jadi ini kamar mas Musa ya"
"Iya sayang ini kamar Mas"
"Ternyata bisa rapi juga ya kamar cowok"
"Eh Dina ngeledek Mas ya, ya jelas lah bisa rapi, Mas kan suka beres-beres"
"Hehehe iya deh iya, tapi Mas kamar ini pasti jadi sepi ya, soalnya kan Mas Musa gak tinggal di kamar ini lagi"
"Iya sih emang, tapi kan sekarang mas Musa tinggalnya berdua sama Dina"
"Ih mas apaan sih"
"Sayang, Mas ganti baju dulu ya"
"iya Mas"
Beberapa menit kemudian,
"Loh sayang, piyama buat kamu belum datang juga ya"
"Iya mas, terus aku tidurnya pakai apa dong"
"kalau pakai baju Mas gimana?"
"Nanti kegedean dong Mas"
"dari pada Dina gerah kan, ya udah nih pakai dulu baju Mas" Musa memberikan kaos pada Irdina.
"Mas Kaosnya gede banget, ya udah sebentar ya"
Irdina pun keluar dari kamar mandi.
"Mas gimana?"
Musa hanya terdiam dan memandang Irdina.
"Sayang, kamu cantik juga ya meskipun pakai baju yang kebesaran gitu"
"Ih Mas Musa nih apaan sih ngeledek ya"
"Ih Mas serius kali, bukan ngeledek"
Irdina duduk di tempat tidur, Musa memeluk Irdina erat.
"Sayang, udah selesai belum"
"apanya Mas?"
"Itu datang bulannya"
"Belum Mas, emang kenapa?"
"Yah gagal deh"
"Gagal apa sih Mas"
"Enggak ko gak apa-apa"
Saat Musa akan mencium Irdina, tiba-tiba terdengar ketukan dari luar pintu kamar.
"tok...tok..tok..den Musa ini pakaian untuk aden dan non Irdina"
"Mas tuh ada yang ketok pintu"
"Biarin aja ah"
"Eh Mas gimana sih, udah sana bukain dulu pintunya"
"Iya deh iya"
Musa membukakan pintu.
"Eh bibi, ada apa bi?"
"Ini Den, pakaian untuk Aden dan Non Irdina"
"Oh terimakasih ya Bi"
"Iya Den sama-sama"
Musa kembali masuk ke kamar.
"Siapa Mas?"
"Ini tadi Bibi bawain baju untuk kamu dan aku"
"Mana Mas sini Dina mau lihat"
Irdina membuka kotak pakaiannya, dan ternyata di dalamnya juga terdapat pakaian dalam.
"Ini apa sayang" Musa menariknya.
"Ih Mas Musa jangan" Irdina mencoba mengambilnya hingga mereka berdua terjatuh di atas tempat tidur.
"Iya, nih Mas balikkin, lagian kenapa harus malu sih"
"ya malu lah Mas"
Irdina menyimpan pakaian yang ada di kotak. Irdina dan Musa pun bersiap untuk tidur. Dari arah pintu luar terdengar suara berbisik-bisik, dan ternyata itu Papah dan Mamah Musa.
Tiba-tiba pintu kamar Musa terbuka, Musa dan Irdina kaget.
"Astagfirullah, apa itu Mas"
Musa langsung beranjak dari tempat tidur dan melihat keluar.
"Eh Musa, belum tidur nak"
"Papah sama Mamah ngapain sih, ko ngintip gitu sih sambil nguping lagi"
"Hehehe maaf ya nak kami cuma penasaran kalian sudah berusaha membuat cucu untuk kami atau belum"
"Papah, sama Mamah nih apaan sih, Musa sama Dina lagi usaha ko Pah, doakan aja ya"
"Iya ya udah kalau gitu Papah gak akan ganggu kalian"
"Lagian Dinanya juga lagi datang bulan kali Pah, sekarang Musa sama Dina mau istirahat aja"
"Yah berarti kalian gak bisa buat cucu dong untuk Papah sama Mamah"
"Papah nih, udah ah Pah sana gih Musa nanti pergi ya kalau Papah sama Mamah kayak gini"
"Eh iya..iya jangan, Papah sama Mamah pergi deh"
Musa kembali ke dalam kamar.
"Ada apa Mas?"
"Tau tuh Dina, Papah sama Mamah ada-ada aja masa mau dengerin kita lagi buat cucu untuk mereka apa enggak"
Irdina tersenyum,
"Ada-ada aja sih Mas, ya udah kita tidur aja ya Mas, besok kan kita harus beraktivitas lagi"
"Iya ya udah Dina ayo kita tidur aja"
Malam itu sungguh malam yang lucu, Irdina baru mengetahui bahwa keluarga Musa sangat humoris, orangtua Musa sangat ingin segera memiliki cucu, tapi Irdina dan Musa masih belum di beri kepercayaan untuk menerima titipan dari Tuhan. Irdina dan Musa berharap mereka bisa secepatnya di berikan anugrah terindah dari Tuhan untuk mereka.
Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Alkha Rafasya
keluarga yg bahagia...amiin
2020-05-03
0