Musa meminta keluarganya untuk bertemu dengan keluarga irdina, untuk membicarakan mengenai acara pernikahan.
"Mah, musa ingin secepatnya bisa menikahi irdina"
"iya ya udah musa malam ini kita ke rumah irdina ya" mamah musa menyetujui permintaan anaknya.
"yes, makasih mah, oh iya tolong sampaikan juga ke papah ya mah, soalnya musa cari-cari papah gak ada"
"oh papah kamu tadi izin mau olahraga dulu, iya nanti mamah kasih tau papah ya"
"ya udah mah, musa berangkat dulu ya, mau jemput irdina" musa mencium tangan mamahnya.
"iya musa hati-hati ya, jagain irdina ya"
"iya mah"
Musa pun berangkat menuju ke rumah irdina. Saat dalam perjalanan menuju rumah irdina musa melihat ada toko bunga yang sudah buka, dan musa pun menghentikan mobilnya untuk mampir ke toko bunga tersebut.
"Bang beli bunganya ya"
"oh iya silahkan den di pilih saja" (penjual bunga).
"saya ambil yang ini ya bang yang warna pink"
"oh iya den, saya bungkus dulu ya" (penjual bunga)
Setelah membeli bunga musa pun melanjutkan perjalanannya menuju rumah irdina.
Sesampainya di rumah irdina musa langsung mengetuk pintu rumah irdina.
"tok..tok..tok..tok.."
"Assalamualaikum"
Mamah irdina membuka pintu,
"eh nak musa sudah sampai, ayo masuk"
"iya tante, irdinanya sudah siap tante?"
"belum, irdina masih di kamarnya, mungkin masih dandan"
"oh iya ya udah gak apa-apa tante"
Papah irdina yang mengetahui kedatangan musa, menghampiri musa,
"Wah om kira siapa yang datang, ternyata menantu om toh yang datang"
"om bisa aja" musa mencium tangan papah irdina.
"nah sambil nunggu irdina ayo kita main catur dulu musa" papah irdina mengajak musa bermain catur.
"wah iya om boleh" musa menyetujui ajakan papah irdina.
"ih papah ko malah ajak musa main catur sih, udah nanti aja pah main caturnya ayo kita sarapan dulu, kasian tuh musa pasti belum sarapan" mamah irdina meminta mereka untuk sarapan.
"nanti aja mah, kalau irdina sudah turun, sekarang papah mau tanding lawan musa dulu nih" papah irdina tetap kukuh untuk bermain catur.
"ih si papah ya, ada-ada aja" mamah irdina tak bisa berkata apa-apa lagi dan beranjak meninggalkan mereka.
Irdina turun ke bawah,
"mah musa mana, ko gak di ajak sarapan?"
"tuh di ruang tamu, musa lagi sama papah"
"lagi apa mah musa sama papah?"
"ya biasa lah dina papah kamu ngajak musa untuk tanding catur"
"ih si papah ada-ada aja, bukannya di suruh sarapan malah di ajak tanding catur" irdina menepuk keningnya.
"mamah juga udah kasih tau, eh papah kamu kan gitu orangnya kukuh kalau dia bilang gini ya harus gini"
"ya udah mah, dina mau samperin papah dulu"
Irdina melangkah menuju ruang tamu dan melihat papah dan musa sedang bertanding main catur.
Dengan menggeleng-gelengkan kepala,
"ya ampun papah ko malah diajak main catur sih, udah ayo kita sarapan dulu".
"tunggu dina tanggung, papah mau kalahin musa dulu".
"ya ampun pah mau sampai kapan nanti dina bisa kesiangan pah"
"yah dina sih kenapa datang jadi kan harus ngulang lagi"
"pah udah dong nanti dina telat"
Papah irdina menghentikan permainannya dan mengajak musa sarapan bersama.
Setelah selesai sarapan musa pamit kepada orangtua irdina.
"om musa antar dina ke kampus dulu ya om"
"iya musa hati-hati ya jagain anak om"
"iya om pasti"
Setelah berpamitan musa dan irdina menuju ke dalam mobil dan musa pun memberikan bunga yang telah musa beli.
"dina ini bunga untuk kamu"
"wah cantik banget musa bunganya"
"Syukurlah kalau kamu suka"
Setelah sampai di kampus,
"dina silahkan.." musa membukakan pintu mobil untuk irdina.
"terimakasih ya musa"
"sama-sama dina, oh iya aku lupa, malam ini keluargaku akan datang untuk membicarakan pernikahan kita"
"yang bener, jadi malam ini mau datang?"
"iya dina"
"ya udah nanti aku bilang ke mamah sama papah ya"
"waktu aku main catur tadi aku sudah bilang ke papah kamu"
"oh gitu terus papah bilang apa?"
"papah kamu senang dan akan menyambut kedatangan keluarga ku" musa menggenggam tangan irdina.
"Syukurlah kalau kamu udah bilang ke papah"
"iya semoga kita bisa secepatnya ya dina menjadi halal"
"iya musa semoga aja ya, aku ke kelas dulu ya"
"iya dina, aku juga mau berangkat ke kantor"
"hati-hati ya musa"
"iya kamu tenang aja"
Irdina masuk ke dalam kelas dan betemu dengan teman-temannya,
"akhirnya damai ya, untung aja si bintang udah gak ada" wida semangat.
"iya wida aku juga lega udah gak ada"
Kelas pun dimulai, dan kami fokus memperhatikan dosen yang sedang menerangkan.
Kelas pun berakhir, irdina dan teman-temannya pergi ke tempat biasa mereka nongkrong, yaitu warung siomay mang oni.
Musa menghubungi irdina,
"Hallo dina..."
"Hallo musa"
"dina sebentar lagi akau sampai"
"iya musa, aku tunggu"
"kamu emang lagi apa?"
"aku lagi makan siomay, di warung mang oni"
"wah..aku juga mau dong dina"
"ya udah, mau aku bungkusin atau makan disini"
"nanti aja dina, aku makan di sana"
Setelah berbicara di telepon, tidak lama musa pun datang menjemput irdina.
"Dina.." musa melangkah maju menuju warung siomay mang oni"
"eh musa, ayo sini masuk, aku udah pesin ko, kamu tinggal makan aja"
"ok dina, aku makan dulu ya"
"iya ya udah"
Irdina menatap wajah musa yang sedang makan, setelah selesai makan irdina mengajak musa untuk pulang.
"udah kan musa makannya"
"iya dina udah ko"
"ya udah kita pulang yuk"
"ok dina, ayo kita pulang'
Irdina dan musa masuk ke dalam mobil, musa mengendarai mobilnya.
Setelah sampai di rumah irdina, musa pamit untuk pulang, karena mau persiapkan untuk nanti malam.
"dina aku langsung pamit ya?"
"kenapa musa?"
"kan aku harus persiapkan untuk nanti malam ke rumah kamu"
"oh iya, hehehe ya udah kamu hati-hati di jalannya ya"
"iya sayang aku akan hati-hati"
Musa pun pulang dan mempersiapkan untuk nanti malam datang ke rumah irdina.
Mamah mysa menyambut kedatangan musa,
"musa udah pulang?"
"iya mah, soalnya musa semangat nih ingin segera nanti malam"
"duh..anak mamah satu ini, udah gak sabar ya menikah sama dina" mamah musa tersenyum.
"hehehe, mamah bisa aja"
"musa, kita ke rumah dina bawa apa ya?"
"mah kan hari ini acara lamaran musa, jadi kita bawa seserahan gitu untuk lamaran"
"musa...kamu udah bilang belum ke keluarga irdina kalau malam ini kamu mau datang melamar irdina secara resmi"
"udah sih mah, aku udah bilang ke om edwin dan ke irdina, tapi aku hanya bilang bahwa keluarga kita akan datang aja" musa ketawa.
"ih musa gimana sih, nanti mereka kaget loh dengan kedatangan kita yang bawa seserahan".
"gak apa-apa mah musa ingin membuat surprise untuk irdina"
"musa nih ada-ada aja"
Malam hari,
Musa dan keluarganya datang ke rumah irdina,
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam, eh ada besan ayo masuk" papah irdina meminta musa dan keluarganya untuk masuk.
Setelah mereka semua masuk, semuanya telah berkumpul di ruang keluarga untuk menyambut musa dan keluarganya.
Mamah irdina kaget melihat keluarga musa datang dengan membawa seserahan,
"tapi ko ini bawa seserahan dan rombongan keluarga gini, ada apa?"
"jadi gini, musa meminta kami untuk melamar irdina secara resmi"
"apa...loh ko musa gak ada pemberitahuan, dina juga gak kasih tau, dina cuma bilang musa sama keluarganya mau datang main. Kalau tau akan ada acara seperti ini, pasti saya bisa persiapkan makanan dan yang lainnya" mamah irdina bingung.
"iya saya juga sudah wanti-wanti ke musa agar dia memberitahukan kepada jeng devi dan mas edwin kalau kami akan datang untuk melamar irdina secara resmi, tapi musa bilang ingin memberikan kejutan untuk irdina"
"oh gitu...ya udah kita pesan aja ya makanannya, soalnya dadakan banget, ya udah ayo semuanya masuk nanti saya panggilkan dulu irdina"
iya jeng terimakasih"
Keluarga musa dan musa duduk di ruang keluarga.
Mamah memanggilku, karena aku sedang di kamar untuk siap-siap berjumpa dengan musa.
"dina, udah siap belum?"
"iya mah sebentar lagi"
"dina kamu harus tampil cantik ya"
"iya mah siap"
Akupun keluar dari kamar dan melangkah menuruni tangga, musa datang menghampiriku dan menuntunku.
"dina kamu cantik banget"
"apa sih musa"
"dina dihadapan semua keluarga kita, aku ingin melamar kamu secara resmi"
"musa kamu ngapain sih, malu tau"
"dina bersediakah kamu menjadi pendamping hidupku, dan setia menemaniku hingga maut memisahkan kita?" musa melamarku dengan memberikan sebuah cincin yang indah.
Aku sangat terharu dan tak menyangka musa seromantis ini,
"iya musa aku bersedia"
"makasih ya dina, aku pakaikan ya cincinnya"
Setelah musa memakaikan cincin di jari manisku, musa pun mencium keningku lembut.
Semua yang melihat kami pun bersorak bahagia dan bertepuk tangan.
Kami semua pun duduk dan memulai pembicaraan yang sangat serius.
Papah musa memulai pembicaraan.
"nah, sekarang kan musa dan irdina udah dekat, dan sudah melamar dina secara resmi, gimana kalau kita tentukan tanggal pernikahan mereka"
"iya satya aku juga setuju, ya udah kita rundingkan tanggalnya" (papah irdina).
Setelah berunding akhirnya di putuskan pernikahan antara musa dan irdina akan di adakan bulan depan.
Musa dan irdina sangat senang mendengarnya, tak lama lagi musa akan menjadi kekasih halal irdina.
Persiapan pernikahan pun mulai dibicarakan oleh kedua keluarga, mulai dari dekor, ketring, undangan, gedung, gaun pengantin dan masih banyak lagi yang harus mereka siapkan.
Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
yuni utami
gitu dunk musa..gak pakek lama.
segera dihalalin biar asikk aja kalo mau apa2 sama dina
2020-09-27
0
Alkha Rafasya
hehe...ternyata sebentar lagi menikah...
2020-04-26
1