Sesampainya di rumah, musa masih ragu untuk meninggalkan irdina sendiri, musa pamit dengan suara yang ragu dan khawatir dengan kondisi irdina, irdina mencoba bersikap seperti biasa seolah tak terjadi apa-apa dihadapan kedua orangtuanya, musa berpamitan meski hatinya sulit untuk pulang tapi musa akhirnya pulang. Kemudian saat musa tiba di rumah, musa menelpon irdina.
"Hallo dina, kamu lagi apa?"
"Iya musa, baru juga tadi kamu pamitan pulang, ko sekarang udah menelepon sih"
"Aku khawatir sama kamu dina, kamu gak apa-apa kan, kamu udah gak ketakutan kan, terus sekarang kamu lagi apa?"
"Musa..banyak banget sih pertanyaannya, satu-satu dong, iya aku gak apa-apa ko, kamu jangan khawatir ya, aku lagi tiduran aja nih, kamu sendiri lagi apa?"
"Aku lagi mikirin kamu"
"Hahaha ih apaan sih musa lebay ah"
"Yeeeh aku serius dina, masa di bilang lebay"
"Iya deh iya maaf, terimakasih ya sudah membuat aku nyaman dan aku sudah lebih tenang ko"
"Syukurlah dina kalau kamu sudah baikan, aku benar-benar cemas, aku panik banget saat mendapat telepon dari kamu yang ketakutan dan menangis"
"Iya yang di pikiran aku saat itu hanya ada kamu, dan aku yakin kamu akan menolong ku"
"Iya dina, aku sampai ngebut saking paniknya, oh iya kamu udah makan belum?"
"Aku belum makan musa, kalau kamu?"
"Aku juga belum, ya udah kita makan yuk sama-sama"
"Haah makan sama-sama? Kan kamu di sana sedangkan aku di sini, gimana caranya makan bareng"
"Hahaha dina..dina..jadi gini yah sayangnya aku, kamu sekarang ambil piring dan isi dengan makanan kamu, aku juga ambil piring dan isi dengan makanan aku, kemudian setelah kita berdua selesai mengambil piring masing-masing yang berisi makanan kita masing-masing, baru deh aku ubah mode teleponnya menjadi videocall, jadi kita bisa kan makan bersama" musa menjelaskan panjang lebar.
"Oh gitu..bilang dong dari tadi videocall gitu"
"Hehehe, ya udah sekarang kamu ambil dulu gih makanannya, aku juga mau bawa dlu"
"Ok deh musa"
Irdina mengambil makanan dan duduk di meja makan, begitupun musa yang langsung pindah ke meja makan dan mengambil makanan, kemudian mode telepon pun di ubah menjadi videocall.
"Nah udah kelihatan nih wajah dinaku yang cantik" musa menatap layar ponselnya dan tersenyum.
"Ih apa sih, mulai deh mulai gombalnya"
"Bukan gombal dina, aku tuh serius, kamu gitu banget sih ke aku anggap aku gombal terus"
"Iya deh iya, maaf yah musa"
"Ya udah ayo kita makan dulu aku akan lihat kamu makan, awas aja yah kalau gak habis" musa meminta irdina menghabiskan makanannya.
"Iya..bawel.."
Irdina dan musa pun makan dengan saling menatap layar ponsel masing-masing, mereka saling bertatapan walau hanya lewat videocall tapi mereka terasa sedang bersama.
Setelah selesai makan, irdina dan musa berbicang kembali.
"dina udah habis kan makanannya?"
"udah dong, musa juga udah habis kan?"
"iya aku juga udah habis ko"
"Syukurlah kalau begitu, musa belum ngantuk?"
"belum, aku takut kamu mimpi buruk dan masih belum melupakan kejadian tadi, aku akan menemani kamu sampai kamu tertidur ya"
"yakin..serius nih mau nemenin aku sampai aku tertidur?"
"iya dong aku serius 100% akan menemani kamu sampai kamu tertidur"
"beneran ya, asik..tapi aku pengen dinyanyiin ya sama kamu"
"Dina aku mana bisa nyanyi, nanti yang ada kamu ketawa lagi"
"ih engga lah masa aku jahat banget ngetawain kamu"
"beneran ya gak akan ketawa?"
"iya musa beneran, emang kamu udah ngantuk ya?"
"lumayan sih tapi kalau aku menutup mataku, aku takut"
"iya dina aku ngerti pasti kamu ketakutan banget, tapi kamu jangan takut ya ada aku di sini, aku gak akan membiarkan kamu kenapa-napa, aku akan selalu jagain kamu"
"makasih musa, aku bersyukur ada kamu di samping aku"
"iya dina sama-sama, kamu besok mau ke kampus gak?"
"kayanya besok aku ke kampus deh soalnya sebentar lagi PAS jadi aku harus ke kampus"
"tapi kamu yakin dina mau ke kampus?"
"iya musa aku yakin ko"
"ya udah besok aku akan menemani kamu ya sampai kelas kamu selesai"
"gak apa-apa musa, aku gak mau merepotkan kamu, lagian kan kamu harus ke kantor"
"udah gak apa-apa dina, aku bisa siangan ke kantornya dan mengerjakan urusan kantor lewat online"
"beneran nih gak apa-apa, aku jadi gak enak"
"dina kamu kaya yang sama siapa aja sih, aku kan calon suami kamu tentu aja aku sudah sewajarnya menjaga kamu"
"iya deh iya, terimakasih ya calon imamku"
"iya sama-sama calon istriku"
"Hahaha, udah ah aku mau tidur, ayo mulai nyanyinya"
Musa pun bernyanyi untuk irdina dan irdina bisa tertidur nyenyak tanpa rasa takut, setelah irdina tidur musa mematikan videocallnya dan musa pun tidur.
Pagi hari yang cerah..
Irdina terbangun dari tidurnya dan segera bersiap-siap, setelah kejadian menyeramkan itu, irdina berusaha untuk melupakan kejadian tersebut dan berusaha ceria kembali seperti sedia kala, musa selalu menyemangati irdina dan membuat irdina tenang.
Musa tiba di rumah irdina untuk menjemput irdina,
"Musa, udah di sini?" tanya irdina yang menghampiri musa.
"iya dina aku cepat-cepat datang kesini, karena aku gak sabar ingin segera berjumpa dengan kamu" musa tersenyum dan menatap mata irdina.
"iya deh iya calon suamiku yang super romantis" irdina melontarkan candaan kepada musa.
"kamu udah siap kan dina?"
"udah ko"
"kalau gitu kita berangkat sekarang ya"
"ok ayo" irdina menarik tangan musa.
Sesampainya di mobil, musa memberikan sesuatu pada irdina.
"Dina kamu pakai kalung yang aku berikan gak?"
"pakai ko, emang kenapa?"
"aku pinjem sebentar ya"
"iya boleh, nih" irdina membuka kalungnya dan memberikan pada musa.
Musa memasangkan alat pelacak di kalung itu, agar kalau irdina ada masalah musa bisa secepatnya mengetahui posisi irdina, selain itu musa memodifikasi alatnya jika irdina dalam bahaya akan ada peringatan yang muncul di ponsel musa, sehingga musa jadi tahu ketika irdina dalam bahaya.
"dina aku udah pasang alat pelacak dan sensor alarm ketika kamu sedang dalam bahaya di kalung kamu"
"ko bisa ada alarm kaya gitu?"
"iya jadi aku mendesain sendiri alat ini agar aku bisa tahu kalau kamu dalam bahaya, aku gak mau kejadian itu terulang lagi, makanya aku menciptakan alat ini, jadi kamu jangan sampai melepaskan kalung ini ya"
"iya aku gak akan melepaskan nya, tapi cara kerjanya gimana kalau misalnya aku dalam bahaya, agar mengaktifkan sensor alarmnya"
"jadi di belakang kalung kamu ada tombol kecil kamu tinggal tekan tombol itu"
"wah keren banget, makasih ya musa, kamu memang hebat"
"sama-sama sayang"
"ya udah ayo kita berangkat"
Sesampainya di kampus, tiba-tiba bintang datang menghampiri musa dan irdina.
"Dina..dina..aku mohon dina aku minta maaf, aku salah, tolong dina jangan masukkan aku ke jeruji besi" Bintang memohon kepada irdina dan bertekuk lutut meminta irdina untuk memafkannya.
Irdina bersembuyi di belakang musa dan memegang baju musa dengan erat.
"Eh cowok brengsek mau apa lagi sih kamu ganggu-ganggu calon istri saya" Musa kesal melihat bintang.
"aku mohon musa, dina aku mohon tolong jangan masukan aku ke jeruji besi, sungguh aku kapok dan tidak akan mengulanginya lagi" Bintang terus berlutut dan memohon.
Musa tak tahan melihat bintang dan musa berniat memukul bintang, tapi irdina menahan musa untuk tidak memukul.
"Musa jangan, ngapain kamu mengotori tangan kamu hanya untuk memukul orang kaya dia" irdina menahan tangan musa.
"tapi dina, dia udah hampir mencelakakan kamu" musa masih emosi.
"musa, aku gak apa-apa, aku cuma ingin kuliah ku damai aja, dan kalau kamu membalas dia nanti dia akan membalas kembali dan itu tidak akan ada habisnya musa, sudah cukup biarkan Tuhan yang membalasnya dan biarkan dia hidup dengan rasa penyesalan yang mendalam, agar dia tidak akan mengulangi kesalahan yang sama kepada orang lain"
"Dina aku mohon maafkan aku, dan aku tidak akan melukai kamu lagi, kita juga tidak akan bertemu lagi dina, karena aku telah di drop out dari kampus, dan aku akan pindah ke luar kota, tapi aku mohon tolong jangan masukan aku ke jeruji besi, aku mohon dina, dengan aku di drop out saja orangtuaku sudah terpuruk dina, aku mohon" bintang yang masih berlutut dan menangis.
"bintang, sebenarnya aku berat untuk memaafkan kamu, tapi karena aku tak tega melihat orangtua kamu yang memohon kepdaku dan menangis dihadapanku aku tidak akan menempuh jalur hukum, dan kamu jangan pernah lagi menemuiku ataupun menghubungiku"
"dina..ko kamu gak cerita kalau orangtua bintang datang menemui kamu" Musa heran mendengar ucapan irdina.
"iya musa maaf, sebenarnya aku juga mau cerita, nah waktu itu saat kamu pulang, orangtua bintang datang ke rumah aku dengan raut wajah yang acak-acakan mereka memohon kepadaku untuk tidak menempuh jalur hukum atas perbuatan bintang, dan mereka akan pindah ke luar kota agar bintang tidak bisa mengganggu aku lagi, sebenarnya aku sulit menerimanya, tapi aku gak tega melihat mereka hingga berlutut dan memohon, maka dari itu aku tidak akan menempuh jalur hukum karena mereka bukan karena bintang" irdina menjelaskan semuanya pada musa.
"oh jadi gitu, ya udah kalau itu mau kamu, tapi aku akan tetap mengawasi bintang agar dia tidak bisa mendekati kamu lagi"
"Terimakasih ya dina, musa aku janji tidak akan pernah mengganggu kalian lagi, aku akan pergi dari kehidupan kalian sejauh mungkin, aku janji dan bila aku melanggar janjiku, kalian boleh melakukan apapun kepadaku" bintang masih berlutut dan mengangkat satu tangannya untuk bersumpah.
"bintang, aku harap kamu bisa jera dan menyesal dengan semua ini dan aku berharap kamu tidak mengulangi kesalahan yang sama pada orang lain, kamu harus memikirkan orangtua kamu bintang, mereka kerja keras untuk membiayai kuliah kamu, hingga ibu kamu dengan susah payah harus berdagang keliling dan ayah kamu harus bergadang menjadi satpam, apa kamu gak malu sama mereka yang sudah berjuang untuk hidup kamu, aku tidak menempuh jalur hukum bukan karena kamu ya, tapi karena aku gak tega dengan kedua orangtua kamu yang merintih memohon ampun atas nama anaknya, menahan malu dan caci dari semua orang karena anaknya melakukan hal yang tak terpuji, sehingga akhirnya kamu di drop out dari kampus dan kamu telah melenyapkan mimpi orangtua kamu yang berharap kamu sukses. Bintang aku harap kamu benar-benar menyesali semuanya.
Mendengar kata-kata irdina membuat bintang sadar dan terpaku, bintang hanya bisa meratapi nasibnya karena ulahnya sendiri. Akhirnya bintang pun pergi dan tak pernah kembali.
Musa yang kagum dengan kata-kata irdina, terus memandangi wajah irdina,
"musa kamu kenapa sih?"
"aku kagum banget sama kamu dina, kamu bisa memafkan orang yang sudah mencelakakan kamu, kamu luar biasa, hati kamu sungguh suci dina, aku makin tak mau kehilangan kamu"
"ih apaan sih, aku juga hanya manusia biasa musa tidak sempurna, dan aku mencoba berdamai dengan keadaan, aku gak mau membalas dengan kejahatan karena tidak akan ada habisnya nanti"
"kamu benar dina, terimakasih ya sayang sudah mengajarkan hal luar biasa padaku, dan terimakasih kamu telah memilih ku menjadi calon imam mu, aku akan selalu mendampingi mu"
Musa memeluk irdina dengan erat.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Alkha Rafasya
itulah penyasalan datangnya belakangan...ambil yg positif nya za
2020-04-26
0
Nelis Samsiah
ayo musa secepatnya halalin irdina.
2020-04-21
0
Joko Jokoo
ah musa blum halal peluk2 az😁
2020-04-21
0