Pertarungan Bintang dan Musa

Musa begitu bahagia mengetahui bahwa Irdina sudah mengingat kembali kenangan masa kecilnya. Sewaktu mereka kecil, mereka pernah berjanji akan selalu bersama dan menikah, tetapi karena kecelakaan yang menimpa Irdina, Irdina pun melupakan janji itu dan menganggap musa seperti orang asing, sekarang Irdina sudah bisa mengingat segalanya termasuk janjinya dengan Musa.

Irdina sangat bahagia cintanya tidak bertepuk sebelah tangan, begitu pun dengan musa yang bahagia karena irdina telah pulih seutuhnya dari trauma masa lalunya.

Musa menjemput irdina untuk mengantar irdina ke Kampus.

"Dina cepetan nak, musa udah nunggu nih" Mamah dina memanggil dina yang sedang bersiap.

"iya mah sebentar, ini bentar lagi beres"

Irdina turun dan menuju ke ruang tamu untuk bertemu musa.

"Musa ayo berangkat"

"Eh dina gimana sih kan belum sarapan" mamah irdina yang menarik irdina agar irdina sarapan.

"oh iya lupa mah, hehehe musa udah sarapan belum?"

"gak apa-apa, aku sarapannya nanti aja dina di kantor" musa menjawab irdina dengan tatapan lembut dan senyumannya yang lembut.

"jangan gitu, nanti kamu sakit, kita sarapan bareng yah di sini" Irdina meminta musa untuk sarapan bersama dengan menarik tangan musa dan mengajaknya ke ruang makan.

"iya ayo nak musa kita sarapan sama-sama" mamah irdina mengajak musa untuk sarapan.

"iya terimakasih tante"

Musa pun ikut sarapan bersama, setelah sarapan musa dan irdina berpamitan kepada orangtua irdina.

"Om, tante, musa antar dina ke kampus dulu ya, terimakasih untuk sarapannya"

"iya sama-sama, kalian hati-hati ya" mamah irdina menjawab dengan tersenyum.

"Musa, bawa mobilnya hati-hati ya, jagain irdina" papah irdina menepuk pundak musa.

"iya om saya akan menjaga dina dengan baik"

Setelah mereka berpamitan, musa dan irdina masuk ke dalam mobil dan bersiap untuk berangkat.

"Musa ayo jalan"

"gak sabaran banget sih ratu ku ini" musa menggoda dina dengan candaannya.

"ih apaan sih musa, ya udah ayo kita berangkat nanti telat"

"iya..iya..tapi tunggu sebentar dong aku masih mau sama kamu"

"ih musa kamu ya..udah ah cepetan" irdina yang salah tingkah menepuk pundak musa.

"oh iya dina, aku punya sesuatu buat kamu"

"apa itu?" tanya irdina penasaran.

"tutup dulu dong mata kamunya" musa meminta irdina menutup mata.

"ok..ok..aku tutup mata" irdina pun menutup matanya.

"nah udah, sekarang kamu boleh membuka mata"

"wah apa nih, kalung...terimakasih musa" irdina terkejut dan senang mendapat kalung dari musa.

"sama-sama dina, kamu suka gak?"

"aku suka banget, ngomong-ngomong ini gambar apa?"

"suka yang ngasihnya apa kalungnya" musa tertawa.

"iya deh iya dua-duanya" irdina menjawab dengan tersenyum malu.

"kalau kamu lagi malu gitu, lucu juga yah" musa kembali tertawa.

"udah ah jangan ketawain terus, kamu belum jawab pertanyaan aku, ini gambar apa?"

"masa kamu gak tau dina, itu kan belahan hati, jadi yang satu di kamu dan yang satu di aku, yang di kamu ada nama Musa, sedangkan belahan hati yang di aku namanya Irdina"

"ya ampun huuuh sayang...so sweet" dina menggoda musa dengan candaannya.

"ih apaan sih, aku jadi malu" musa yang tiba-tiba malu.

"hahaha, huuh sayang jangan malu-malu gitu dong" irdina semakin menjadi menggoda musa dengan candaannya.

"udah..udah cukup, iya aku kalah deh kalah, kamu jangan godain aku gitu dong" musa menutup mulut irdina, kemudian melepaskannya.

"iya deh iya, hahaha tapi seru tau becandain kamu"

"udah ah, ayo kita berangkat" musa menyalakan mesin mobilnya.

Musa dan irdina tiba di kampus irdina,

"Musa, aku turun ya, makasih udah antar aku"

"dina, tunggu dong bentar lagi aja, aku masih mau lihat wajah kamu"

"yeeh..apaan sih, udah ah nanti aku telat nih sekarang kan kelasnya dosen killer" irdina yang salah tingkah kemudian mendorong wajah musa dan irdina turun dari mobil.

"ko udah turun sih, aku kan belum bukain pintu buat kamu"

"gak apa-apa musa, hati-hati ya di jalannya, jangan ngebut-ngebut"

"iya sayang...kamu juga hati-hati jangan deket-deket sama si cowok brengsek itu ya"

"siapa cowok brengsek?"

"si bintang lah siapa lagi"

"ih amit-amit deh, iya lah aku gak akan deket-deket dia ko" jawab irdina dengan merinding mendengar nama bintang.

"ok good, ya udah kamu cepet ke kelas gih, kalau ada apa-apa telepon aku ya"

"iya sayang, bawel banget sih" jawab irdina dengan tersenyum.

Irdina tiba di kelas dan bertemu dengan teman-temannya,

"Selamat pagi semua...." irdina menyapa teman-temannya dengan wajah ceria dan penuh kegembiraan.

"wah..waah..ada apa nih tiba-tiba sumringah banget" wida yang heran dan senang melihat irdina ceria.

"iya nih ada apa dina, kayanya ada kabar baik ya?" sami ikut menanyai irdina.

"cerita dong..dina" ani yang ikut penasaran.

"iya dina ayo cerita, ayo sini duduk" desi yang penasaran dan meminta irdina untuk duduk.

"ayo dina cepetan cerita, aku nyimak nih" firda yang menyimak dari tadi dengan rasa penasaran.

"sabar dong guys, ok..ok..aku cerita deh, jadi gini, kan kemarin mamah musa ajak aku pergi, nah pada saat aku main ke rumah musa, aku ditunjukan album foto musa ketika kecil, dan aku melihat foto kecilku juga ada di sana, setelah itu aku bertanya pada mamah musa, kenapa foto ku bisa ada di album itu, dan mamah musa bilang, bahwa sebenarnya aku dan musa adalah teman masa kecil dan kami sering bersama, tapi karena aku mengalami kecelakaan akupun hilang ingatan, dan melupakan semua kenangan ku dengan musa, sehingga aku dan musa seperti orang asing"

"sedih banget sih dina cerita kamu, udah kaya di sinetron-sinetron tau gak" jawab wida dengan menitikan air mata, karena sedih.

"eh tapi sekarang aku sudah ingat semuanya ko, termasuk kenangan masa kecil aku, dan sekarang aku sama musa sudah kembali seperti dulu, musa ternyata pria yang lembut dan romantis, tadi dia kasih aku kalung ini"

"wah syukurlah dina, kami senang mendengarnya" desi mengusap pundak irdina dan tersenyum.

"iya syukur dina, sekarang kamu sudah menemukan laki-laki yang tepat untuk menjadi suami kamu" ani menyemangati irdina dan senang dengan kabar baik yang irdina sampaikan.

"makasih ya teman-teman kalian baik sekali, kalian memang sahabatku yang paling terbaik" irdina memeluk teman-temannya.

"sama-sama dina, sebagai teman sudah sewajarnya kita saling menolong dan ada ketika teman sedang membutuhkan" teman-teman irdina memeluk irdina.

Dosen pun datang dan memulai kelasnya, semua mahasiswa dan mahasiswi fokus memperhatikan dosen dan mereka di bagi kelompok untuk mengerjakan tugas.

Kelaspun selesai irdina dan teman-temannya pergi ke perpustakaan untuk mencari bahan buat tugas mereka, saat di perpustakaan ternyata ada bintang.

Bintang menghampiri irdina yang sedang asik mencari buku.

"Hay..dina.."

Irdina terkejut melihat bintang dan irdina pergi meninggalkan bintang. Bintang menarik tangan irdina dan memojokan irdina.

"ih apaan sih bintang lepasin gak tangan aku"

"aku gak akan melepaskan tangan kamu, sampai kamu mau jadi pacar aku"

"bintang kamu udah gila ya, cepetan lepasin kalau gk dilepas aku akan teriak"

"aku gak akan lepasin tangan kamu, kenapa kamu gak mau jadi pacar aku..bukannya dulu kamu suka ke aku?"

"bintang kamu tuh kegeeran banget ya, aku gak pernah suka ke kamu, dan anggap aja dulu aku tuh kelilipan, sehingga mata aku bermasalah"

"dina ko kamu gitu sih, dina aku mohon ke kamu kita seperti dulu lagi ya dina, kamu dan aku, dan sekarang aku akan memperjelas hubungan kita ok" Bintang memeluk irdina erat.

"Bintang jangan kurang ajar ya, lepasin aku, aku gak mau jadi pacar kamu dan kamu jangan pernah lagi muncul di hadapan aku" Irdina mendorong dan menampar bintang lalu irdina pergi meninggalkan bintang.

Saat irdina akan pergi bintang menahan irdina dan menarik-narik tangan irdina, bintang mau membawa irdina ke suatu gudang di dalam perpustakaan, irdina berteriak meminta tolong, tapi perpustakaan sangat sepi dan irdina berada jauh dari teman-temannya, posisi irdina berada di rak buku paling ujung dekat dengan gudang. Irdina berteriak dan menginjak kaki bintang, tapi bintang tak melepaskan genggaman tangannya.

Irdina menangis dan berteriak,

"bintang tolong lepasin aku, aku gak mau bintang"

"aku gak akan lepasin kamu din, kalau kamu gak bisa jadi milik aku, siapa pun juga gak akan ada yang boleh milikin kamu"

"bintang sadar bintang kamu jangan kaya gini, aku mohon lepasin aku"

"aku gak akan lepasin kamu"

Irdina di bawa ke dalam gudang, bintang memaksa akan mencium irdina, irdina menampar bintang dan menendang bintang, kemudian irdina berlari ke arah pintu keluar, irdina ketakutan dan panik, irdina menelepon musa, musa mengangkat teleponnya.

"musa...tolong aku...aku mohon musa" irdina menangis ketakutan.

"dina kamu kenapa" musa langsung secepatnya pergi ke dalam mobil dan menuju kampus irdina.

"musa aku mohon cepat datang aku takut aku dikunci di gudang tempat buku sama bintang, dan aku gak bisa keluar musa cepat datang" irdina ketakutan dan mencoba untuk bersembunyi dari bintang.

"Dina sayang...aku akan segera datang, kamu jangan matiin teleponnya dan kamu coba hubungi teman kamu ya din" Musa mengendari mobil dengan kencang agar cepat sampai.

Irdina mencoba menghubungi teman-temannya,

"wida...please angkat wid" wida tidak dapat dihubungi karena ponselnya di tinggalkan di loker.

Irdina mencoba menghubungi Desi,

"Hallo desi, cepetan tolongin aku des, aku sekarang di gudang buku, aku di kunci sama bintang"

"hallo dina, kamu jangan khawatir aku akan segera kesana dengan yang lain"

Teman-teman irdina panik dan memanggil satpam untuk membuka pintu gudang, desi dan wida mencari satpam untuk membantu irdina, sedangkan ani dan firda ke depan pintu gudang untuk mengetuk-ngetuk pintu agar bintang tidak melakukan hal yang buruk.

Irdina sangat ketakutan langkah kaki bintang semakin mendekat ke arah persembunyian irdina, irdina menahan suaranya agar bintang tidak menemukan dirinya.

"Dina...dina..ayo cepet keluar dong sayang, aku gak akan menyakiti mu" suara bintang yang menakutkan mencoba mencari irdina.

Kemudian terdengar suara ketukan pintu,

"irdina...irdina ini kami, tunggu ya na sebentar kami akan segera membukakan pintu" ani mengetuk-ngetuk pintu gudang dan memanggil irdina.

"eh bintang jangan macam-macam ya awas aja kalau sampai kamu berani melukai irdina" firda berteriak marah.

Setelah bintang mendengar suara dari teman-teman irdina, bintang pun mencoba menghalangi pintu gudang dengan tumpukan buku dan meja. Bintang terus mencari irdina.

Desi dan Wida berlari mencari satpam, saat desi dan wida berlari, musa datang dan langsung menanyakan arah perpustakaan, akhirnya desi mengantar musa ke perpustakaan dan wida mencari pak satpam di pos depan.

Musa berlari sangat kencang, hingga musa tiba di depan pintu gudang, musa langsung mencoba mendobrak pintu gudang, irdina ketakutan, tiba-tiba bintang menemukan irdina dan menangkap irdina, bintang memojokan irdina dan mencoba melepaskan hijab irdina. Irdina teriak dengan sangat kencang,

"Musaaa.....tolong...tolong aku..."

Musa yang mendengar teriakan irdina langsung mendobrak dengan sekuat tenaga pintu gudang, dan akhirnya pintu gudang itu dapat terbuka, sebelum bintang berhasil melepaskan hijab irdina, musa telah tiba duluan dan langsung memegang tangan bintang dengan keras, lalu menghajar bintang.

"kamu berani menyentuh calon istri saya, kamu mau mati ya...pukulan ini pantas kamu terima karena berani menyentuh calon istri saya"

Irdina menangis ketakutan, kemudian ani, desi dan firda memeluk irdina dengan erat, pak satpam pun datang, dan langsung membawa bintang untuk d interogasi.

"Dina aku disini" musa memeluk irdina dan memakaikan jas nya kepada irdina.

Musa mengajak irdina untuk segera keluar dari dalam gudang, irdina yang masih ketakutan tidak bisa berkata apapun dan seluruh tubuhnya bergetar ketakutan. Musa memeluk erat irdina,

"Dina aku minta maaf, karena aku tidak selalu ada disamping kamu, sekarang kamu sudah aman, ada aku disini, kamu jangan takut lagi ya"

Irdina masih membisu ketakutan, tangan irdina berdarah dan memar. Teman-teman irdina ikut menenangkan irdina. Musa meminta teman-teman irdina menjaga irdina sebentar. Kemudian musa pergi ke pos satpam dan menemui bintang, musa meminta pihak kampus tegas terhadap bintang, dan musa akan menempuh jalur hukum agar bintang dijebloskan ke dalam jeruji besi. Bintang yang terkejut mendengar kata-kata musa, langsung memohon kepada musa agar musa tidak menjebloskannya ke dalam jeruji besi, tapi musa sangat emosi dan kesal karena irdina sampai terluka oleh bintang. Bintang mengatakan dirinya khilaf, bintang juga mengatakan bahwa ia belum melakukan apapun terhadap irdina, karena musa sudah datang terlebih dulu.

Musa sangat marah kepada bintang dan tetap akan menjebloskan bintang ke jeruji besi, bintang memohon ampun dan belas kasihan musa. Musa pergi meninggalkan bintang dengan sangat kesal.

Musa menghampiri irdina kembali,

"Dina ayo kita pulang, aku bawa kamu ke rumah sakit ya"

Setelah sedikit baikan irdina menjawab musa dengan nada lemas,

"gak usah musa, aku ingin cepat pulang" irdina kembali menangis.

"iya ya udah ayo kita pulang"

Musa menuntun irdina masuk ke dalam mobil dan musa pamit ke teman-teman irdina dan mengucapkan terimakasih kepada mereka.

Musa melihat irdina yang melamun dan tangannya gemetar, musa menghentikan mobilnya di depan apotek musa membeli salep untuk memar dan juga perban, dan antiseptik untuk mengobati luka di tangan irdina. Musa juga mampir sebentar ke mini market untuk membeli minum dan makanan ringan untuk irdina.

"Dina sayang...minum dulu ya" musa menggenggam lembut tangan irdina.

"musa, tolong jangan kasih tau papah dan mamah ya, tentang kejadian ini" irdina menatap mata musa.

"iya sayang...aku gak akan kasih tau mereka, tapi kamu minum dulu ya dan makan sesuatu dulu" musa menenangkan irdina dan mengusap lembut kepala irdina.

"makasih ya musa, untung kamu cepat datang, aku gak tau apa yang akan terjadi padaku kalau kamu terlambat datang" irdina kembali menangis.

Musa memeluk irdina,

"udah ya...aku ada disini, aku gak akan membiarkan hal buruk terjadi sama kamu" musa menenangkan irdina.

"iya...terimakasih" irdina menjawab dengan nada lirih.

Setelah beberapa jam irdina mulai tenang, musa mengobati tangan irdina dan menyuapi irdina makan. Setelah irdina lebih baik, musa mengantar irdina pulang.

"Dina..kamu udah baikan kan, kalau kamu masih takut, kita nanti aja ya pulangnya, aku akan menemani kamu hingga kamu baikan" musa menatap wajah irdina.

"udah ko musa, lagian kalau kita gak pulang-pulang nanti orangtua aku khawatir, dan kita kan belum menjadi suami istri" irdina tersenyum.

"iya dina, aku ingin secepatnya kita menikah, agar aku bisa menjaga kamu 24 jam di samping kamu" musa menatap dan menggenggam tangan irdina.

Irdina menganggukan kepalanya dan menyetujui ucapan musa, setelah itu musa pun mengantar irdina pulang.

Bersambung ....

Terpopuler

Comments

Jumarni

Jumarni

masukin penjara aja

2020-09-14

1

Alkha Rafasya

Alkha Rafasya

rasain tuh bintang...masa mau dapetin cewek kok kaya gitu...

2020-04-26

1

Nelis Samsiah

Nelis Samsiah

serem banget si bintang

2020-04-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!