Antara Aku dan Dia

Semalaman Irdina menangis pilu, hingga Ia tertidur dengan pipi yang terbasahi oleh air mata, Irdina kembali bangkit dan melupakan perasaannya terhadap Musa, tapi di sisi lain Irdina bingung, Ia harus memenuhi wasiat terakhir dari Opahnya yaitu menikah dengan Musa, Irdina benar-benar bingung entah harus bagaimana.

Akhirnya Irdina mencoba melupakan masalahnya sejenak dan berpikir untuk menikmati hari liburnya, Irdina bersiap-siap untuk pergi berkumpul dengan teman-temannya, kebetulan teman-temannya mengajak Irdina belanja bersama, setelah itu kuliner bersama. Tapi tiba-tiba di ruang tamu ada tante Wina, Ia adalah Mamah Musa, tante Wina sedang menunggu Irdina.

"Dina sini sayang" kata Mamah Irdina yang menuntun anaknya untuk bertemu dengan tante Wina.

Irdina melihat kagum sosok tante Wina yang anggun, cantik, dengan dandanan hijab yang modis.

"Irdina ko melamun melihat tante, ada yang aneh ya dengan tante?"

"Engga ko tante, gak ada yang aneh, tante cantik banget, hijab tante juga modis banget"

"Wah Irdina bisa saja, kebetulan tante sendiri yang mendesain hijab dan baju muslim ini, Irdina suka?"

"Suka banget tante, Irdina mau dong tante diajarkan cara tampil modis meski pakai hijab"

"Boleh sayang, boleh banget tante senang sekali kalau bisa membantu Irdina, tante juga punya hadiah untuk Irdina, ini🎁"

Irdina mengambil hadiah yang di berikan tante Wina.

"Ini 🎁 untuk dina tante? wah makasih ya tante, Dina boleh membukannya gak?"

"Tentu saja boleh"

Irdina pun membuka hadiah 🎁 dari tante Wina, ternyata di dalamnya ada hijab 🧕🏻 dan baju 🧥 yang sangat cantik.

"Tante cantik banget baju dan hijabnya, irdina suka, terimakasih ya tante"

"Iya sama-sama sayang, oh iya Dina mau pergi ya? Ko sudah cantik sekali, memang mau kemana?"

"Iya tante Irdina mau bertemu teman-teman Irdina"

"Oh tante pikir Dina mau ketemu Musa, Musa meskipun hari sabtu tapi Dia tetap saja bekerja, tidak pernah sehari saja libur"

"Mungkin Musa memang sibuk kali tante"

"Dina mau tidak menemani tante belanja dan kita makan, nanti tante ajak Dina ke butik tante"

"Wah...seru tuh tante, Dina mau tapi Dina sudah janji sama teman-teman Dina, gimana ya"

"Dina mau lihat tante sedih"

"Enggak tante, ya sudah tunggu sebentar ya tante Dina telepon dulu teman Dina, dan bilang ke Mereka kalau Dina tidak bisa datang"

Akhirnya Irdina menelpon teman-temannya dan mengatakan bahwa Dia diajak pergi oleh Ibunya Musa, teman-temannya sangat mengerti dengan hal itu, setelah selesai menelepon teman-temannya, Irdina pergi bersama tante Wina.

Mereka sangat bersenang-senang, mereka belanja, makan dan Irdina diajak ke butik milik tante Wina, Irdina benar-benar senang bisa dekat dengan tante Wina, dan tante Wina sangat menyayangi Irdina, kemudian tante Wina mengajak Irdina ke rumahnya.

"Dina kita ke rumah tante yuk"

"Iya tante boleh"

Sesampainya Irdina di rumah tante Wina, Irdina di ajak berkeliling dan Irdina di ajak meliha-lihat album foto Musa, ketika Musa kecil, ternyata di sana juga ada foto kecil Irdina.

"Tante ini kan Irdina waktu kecil, ko bisa ada di album ini?"

"Dina lupa ya, Dina dengan Musa kan memang teman masa kecil, Dina sering sekali main bersama Musa, dan Musa sangat menyayangi Irdina"

"Oh jadi begitu ya tante, tapi kok Dina gak ingat ya tante?"

"Iya, setelah Opah Dina meninggal, Dina jadi jarang main kesini dan tante dengar dari kedua orangtua Dina, kalau Dina kecelakaan dan sempat hilang ingatan jadi ingatan Dina tentang Musa juga ikut hilang"

"Iya Mamah memang pernah bilang kalau Dina pernah kecelakaan, tapi seharusnya Musa kan ingat sama Irdina dan berusaha untuk mengembalikan ingatan Irdina"

"Waktu Musa tahu Irdina kecelakaan, Musa berusaha untuk menghibur Dina dan meminta Dina mengingat kenangan Dina dengan Musa, tapi Dina terlalu kaget dengan kematian Opah Dina jadi Dina berubah menjadi murung. Musa setiap hari mengajak Irdina mengobrol dan bermain tapi Irdina hanya diam, Musa terus mencoba mengembalikan ingatan Irdina, tapi kepala Dina begitu kesakitan hingga Dina dilarikan ke rumah sakit, dokter bilang Dina tidak boleh di paksa untuk mengingat kenangan apapun karena nanti dampaknya akan sangat buruk untuk kondisi Dina, setelah itu Musa menjadi murung dan berubah menjadi pria yang dingin, Musa menyalahkan dirinya sendiri karena membuat Irdina masuk rumah sakit, Musa akhirnya tidak pernah berani bertemu Irdina dan tidak lagi mengungkit masa kecil Kalian"

Irdina menangis mendengar kisah antara dirinya dengan Musa, ternyata dirinya dengan Musa sudah saling mengenal sangat lama dan sudah saling dekat, tapi karena kecelakaan yang menimpanya, Irdina dan Musa tidak bisa dekat seperti dulu lagi.

"Tante, jika seandainya Dina tidak kecelakaan pasti sekarang Dina dan Musa tidak harus seperti ini kan?"

"Dina kenapa sayang, sudah jangan menangis, kan Dina juga sudah bisa bersama dengan Musa, waktu Kakek Musa meninggal Kakek Musa memberikan surat wasiat yang ditanda tangani oleh Opah Irdina dan Kakek Musa, kemudian Kakek Musa meminta Musa untuk menjaga Dina dan menikah dengan Dina"

"Tapi kenapa Musa, di awal bilang gak kenal dengan Dina, dan Musa juga seolah memang menjadi orang asing untuk Dina"

"Seperti yang sudah tante jelaskan, Musa tidak mau lihat Dina masuk rumah sakit lagi, makanya Musa berusaha untuk tidak dekat dengan Irdina dan itulah kenapa Musa seolah menjadi orang asing untuk Irdina, tapi Dina harus tahu sampai detik ini Musa tidak pernah melupakan Dina sedikitpun"

"Tapi kenapa Musa punya pacar tante, dan bilang akan mencari solusi untuk tidak menikah dengan Irdina"

"Karena Musa tidak mau Irdina terluka dan menderita lagi, kalau Irdina di dekat Musa Irdina selalu teringat Opah Irdina dan kembali sakit karena mengingat kenangan Irdina dengan Musa, itu yang membuat Musa berat untuk menikahi Irdina, tetapi di dalam hati Musa selalu ada Irdina, Musa juga kaget melihat Irdina sudah dewasa, karena Kalian memang sudah lama tak bertemu, jadi wajar saat pertama kali bertemu Kalian asing satu sama lain, dan Musa baru menyadari kalau itu Irdina saat acara pertunangan Kalian"

"Tapi semuanya sudah terlambat tante, Musa sudah mempunyai seseorang di hatinya"

Irdina menangis memeluk tante Wina, tante Wina mencoba menenangakan hati Irdina.

"Dina jangan sedih, wanita yang Musa sebut pacarnya itu sebenarnya hanya sahabat nya, wanita itu kenal dengan Musa saat keluarga tante berkunjung ke panti asuhan, dan disanalah Musa bertemu Mariam Al Fatimah, Musa awalnya sangat kasihan dengan Mariam, dan Mereka bersahabat, Musa sudah menganggap Mariam seperti adiknya sendiri, karena di hati Musa hanya ada Irdina, jadi Dina jangan sedih ya"

"Jadi seperti itu ya, ko Musa bohong sih tega banget bilang wanita itu pacarnya, dan Dia juga lembut banget saat berbicara dengan wanita itu"

Tante Wina tersenyum melihat Irdina yang cemburu.

"Irdina harus semangat, Irdina harus bisa buat Musa tidak trauma lagi, dan tante harap Kalian bisa secepatnya dekat kembali"

"Iya tante Dina akan berusaha, dan Dina akan membuat Musa jatuh cinta lagi ke Dina"

"Nah gitu dong, sekarang Kita masak makanan kesukaan Musa yuk, lalu Irdina bawa makanan ini ke kantor Musa ya"

"Iya tante Dina mau"

Irdina dan tante Wina memasak makanan kesukaan Musa, setelah selesai memasak, Irdina di antar tante Wina untuk menuju ke kantor Musa.

"Nah Dina, sudah sampai nih di depan kantor Musa, sekarang tante pulang dulu, Dina semangat ya"

"Iya tante terimakasih, Dina masuk dulu ya tante untuk ketemu Musa"

Dengan hati yang lega dan gembira Irdina masuk ke dalam kantor Musa, dan Irdina diantarkan oleh resepsionis ke depan pintu ruangan Musa. Irdina mengetuk ruangan Musa, tapi tak ada jawaban, lalu Irdina masuk ke dalam ruangan Musa dan Irdina melihat Musa sedang makan siang dengan seorang wanita yang cantik dengan kerudung panjang dan baju gamisnya.

Musa terkejut melihat kedatangan Irdina.

"Dina kok Kamu bisa disini?"

"Maaf aku ganggu Kalian yah?"

Irdina mencoba masuk ke dalam dan melihat wanita itu lebih dekat, Musa menyuruh Irdina untuk makan bersama dengannya.

"Ya sudh kebetulan Kamu disini Dina, ayo Kita makan bersama"

"Oh iya Musa, wanita itu siapa?"

"Oh iya perkenalkan Dina ini Mariam"

Mariam mengulurkan tangannya pada Irdina.

"Mariam"🤝🏻

"Irdina, tunangan Musa"🤝🏻

Mariam pun menjawab.

"Oh jadi Kamu ini tunangan ka Musa ya, Aku sama ka Musa sudah sangat dekat dan ka Musa sangat menyayangiku, ya kan ka Musa?" Mariam menggandeng tangan Musa dan tersenyum.

Irdina sangat kesal dengan jawaban Mariam yang menjengkelkan.

"Oh ya terserah Aku tidak peduli dengan cerita Kalian, Aku kesini hanya untuk mengantarkan makanan ini, kalau gitu Aku pergi dulu" Irdina yang kesal langsung meninggalkan Musa.

Musa mengejar Irdina.

"Dina tunggu dulu" Musa menarik tangan Irdina.

"Kenapa, Kamu mau ngomong apa ke Aku? jadi wanita itu yang kamu bilang pacar Kamu? Jadi kamu sudah melupakan masa lalu Kita ya Musa, Kamu sudah melupakan janji kecil kita?"

"Dina...Kamu sudah ingat tentang masa kecil Kita, kapan Dina" Musa terlihat sangat senang.

"Iya Aku baru ingat tadi ketika Aku main ke rumah Kamu, dan melihat album foto Kita waktu kecil, ketika melihat album foto itu kenangan dan ingatan Aku pun kembali, Aku sudah mengingat semuanya Musa, Aku minta maaf karena terlambat mengingat kenangan Kita, sehingga hubungan Kita jadi seperti ini, tapi jika Kamu lebih memilih Mariam dan ingin menikah dengan Mariam, Aku akan mengalah walaupun itu berat dan walaupun Aku tidak bisa memenuhi keinginan Opah, tak apa asalkan Kamu bahagia"

"Dina Syukurlah kamu sudah ingat semuanya Aku seneng sekali Dina, Dina Aku benar-benar senang dan tidak menyangka akhirnya keajaiban ini tiba juga, Aku sudah menantikan ini sejak lama, Aku selalu berharap dan terus berharap ingatan Kamu bisa kembali. Dina Aku minta maaf karena sudah seperti orang asing terhadap Kamu, Aku hanya tidak ingin trauma Kamu muncul ketika Kamu memaksakan mengingat Aku, tapi kali ini sepertinya Kamu sudah pulih dari trauma masa kecil Kamu, Aku benar-benar bersyukur dan Aku sudah sangat lama ingin memeluk Kamu" musa memeluk Irdina erat.

"Ih apaan sih lepasin, sudah sana Kamu sama si Mariam saja sana" Irdina mendorong Musa.

"Dina dengarkan penjelasan Aku dulu ya, Aku minta maaf karena sudah membohongi kamu dan bilang kalau Aku sudah punya pacar, Aku hanya tidak ingin menyakiti Kamu, kalau Kamu jatuh cinta ke Aku, Aku takut trauma Kamu kambuh Dina, karena dokter pernah bilang agar Kamu tidak perlu mengingat kenangan-kenangan yang lalu, itulah kenapa Aku berbohong, Aku minta maaf"

"Kamu tuh selalu bilang kalau otak Aku itu otak udang, tapi Kamu sendiri ternyata sama saja, Aku sekarang sudah dewasa dan keadaan fisik Ku sudah kuat jadi Aku sudah tidak trauma lagi dengan kematian Opah, kenapa Kamu tidak pernah cerita sih ke Aku kalau Kita saling mengenal dan kenapa Kamu tidak menceritakan tentang kenangan masa kecil Kita, heran Aku apa memang Kamu sengaja ya tidak ingin menikah dengan Ku?"

"Iya Aku minta maaf Dina, Aku salah tapi sekarang Kamu sudah bisa ingat tentang masa kecil dan janji Kita, Aku benar-benar senang banget Dina, Aku tentu saja ingin menikahi Kamu lah Dina ko Kamu bilangnya gitu sih, sudah dong cantik jangan cemberut gitu" Musa kembali memeluk Irdina.

Mariam keluar dan melihat Musa yang memeluk Irdina.

"Ka Musa" Mariam menghampiri Musa dan Irdina Mariam memegang pundak Musa dan memisahkan Musa dengan Irdina.

Musa melepaskan pelukannya dan melihat ke arah Mariam.

"Mariam, Irdina sudah ingat semuanya Aku dan Irdina benar-benar bisa menikah, karena Irdina sudah pulih dari traumanya"

Mariam menangis dan meninggalkan Irdina dan Musa. Irdina menatap wajah Mariam yang menangis.

"Kalian benar-benar jahat, Ka Musa ko seperti itu ka Musa jahat, dan kenapa sih Irdina ingatan Kamu harus kembali" Mariam menatap sinis pada Irdina dan pergi.

"Musa Kamu kejar deh si Mariam kayanya nangis"

"Kamu salah lihat kali Dina, untuk apa Mariam nangis"

"Musa Kamu tuh gak peka atau apa sih, ya Dia nangis karena Dia suka ke Kamu"

"Tapi Aku gak punya perasaan ke Dia, Aku hanya menganggapnya seperti adikku sendiri"

"Iya sih tapi kalau wanita diberi perhatian seperti itu pasti wanita manapun akan mengira kamu juga suka ke Dia"

"Aku hanya memberi perhatian selayaknya seorang kakak kepada adiknya"

"Ya mungkin tanggapan Mariam berbeda, Dia mungkin ingin menganggap Kamu lebih"

"Masa sih Dina, Mariam gitu"

"Kalau Kamu gak percaya, Kita susul Dia tapi Aku duluan yang samperin Dia, setelah itu baru Kamu samperin Dia ya"

"Ok, ya sudah ayo"

Musa dan Irdina pergi mencari Mariam, ternyata Mariam sedang duduk di bangku taman yang tak jauh dari kantor Musa.

Irdina menghampiri Mariam.

"Hay mariam, Kamu nangis?"

"Irdina Aku mohon, bisa tidak Kamu lepaskan Ka Musa dan membatalkan niat Kamu untuk menikah dengan Ka Musa, biarkan Ka Musa menjadi milik Aku"

Irdina terkejut mendengar perkataan Mariam.

"Mariam ko kamu bilang gitu, Aku tidak mungkin meninggalkan Musa dan melepaskan Musa, karena Aku sama Musa sudah di takdirkan untuk bersama, banyak hal yang sudah Aku lalui dengan Musa, hingga saat ini Aku bersyukur bisa memulihkan ingatanku tentang Musa, tapi kenapa Kamu menyuruhku untuk melepaskan Musa"

"Irdina Kamu tuh cantik, kaya, mempunyai keluarga yang lengkap dan Irdina juga punya orangtua yang menyayangi Irdina, sedangkan Aku hanya punya Ka Musa, hanya Kak Musa yang selalu ada untukku, memberikan kasih sayang dan perhatian kepadaku, Aku mohon, tolong biarkan Aku memiliki Kak Musa, Kamu bisa mendapatkan laki-laki lain, pasti banyak laki-laki yang akan mencintai Kamu, tolong biarkan Aku memiliki Ka Musa"

"Mariam Kamu tuh tega ya, di hati Musa hanya ada Aku, dan Kami juga sudah terikat, Aku juga tidak akan pernah membatalkan pernikahan Ku dengan Musa, karena Aku sayang ke Musa dan Aku akan memenuhi keinginan terakhir Opah, Mariam mungkin dimata Kamu hidup Aku tuh sempurna sehingga tidak berhak atas cinta Musa, tapi Kamu salah Aku hanya manusia biasa yang memiliki banyak kekurangan, hati Aku juga berhak bagia Mariam Aku juga sangat mencintai Musa lebih dari cinta Kamu ke Musa, Kami sudah saling mencintai sejak dulu, jadi Aku harap Kamu bisa ikhlas dan terima kenyataan ini"

"Kalau begitu setelah ka Musa menikah dengan Irdina, bisa tidak Aku menjadi istri kedua Ka Musa, jadi Kita bisa sama-sama memiliki Ka Musa, dan Aku juga ingin bisa memiliki hati Ka Musa, cinta Ka Musa, Aku gak mau hanya dianggap sebagai seorang adik oleh Ka Musa"

"Mariam Kamu harus sadar Mariam, coba Kamu pikir apakah itu benar-benar cinta? atau hanya sekedar obsesi karena hanya Musa yang memperhatikan Kamu, sehingga Kamu tidak rela jika Musa dimiliki oleh orang lain. Di dunia ini tidak akan ada wanita yang mau cintanya di bagi, dan Kamu hanya menyakiti diri Kamu sendiri Musa hanya menganggap Kamu seperti adiknya, jadi tolong Mariam Kamu harus bisa sadar dan jangan Kamu menyakiti hati orang yang sudah baik terhadap Kamu"

Musa yang mendengarkan percakapan antara Mariam dan Irdina dari belakang, tiba-tiba menghampiri Mereka.

"Mariam Kamu kenapa bilang kaya gitu, Aku tidak pernah memiliki perasaan sedikitpun kepadamu, yang ada di hatiku hanya Irdina, jadi tidak mungkin Aku menyakiti hati Irdina, dan mana bisa Aku membagi cintaku dengan perempuan lain, di hatiku hanya tertanam satu nama dan itu Irdina"

"Ka Musa tapi Aku sangat mencintai Ka Musa"

"Mariam, sudah cukup kalau Kamu tidak mau persahabatan Kita berakhir, tolong hentikan semuanya dan lupakan pikiran Kamu untuk bersama denganku, sampai kapanpun Aku hanya akan menikahi Irdina dan mencintainya hingga maut memisahkan Kami"

Mariam terdiam dan menangis, Irdina kesal dengan sikap Mariam dan perkataan Mariam, tapi Irdina meredakan emosinya dan menyemangati Mariam.

"Mariam, Kamu tuh cantik dan anggun, Aku dengar Kamu juga menjadi siswi terbaik kan di tempat kuliah Kamu, Mariam Aku yakin suatu hari Kamu akan menemukan laki-laki yang tulus mencintai Kamu, dan hanya ada Kamu di hatinya, percayalah Mariam"

"Irdina kenapa sangat baik kepada ku padahal Aku telah berkata jahat pada Irdina?"

"Tidak apa-apa Mariam, Aku tahu mungkin selama ini Musa telah banyak menolongmu sehingga Kamu mempunyai perasaan padanya, tapi Aku minta maaf Mariam, Aku juga sangat mencintai Musa dan Kami telah melewati banyak hal ketika Aku lupa ingatan, Aku harap Kamu dapat mengerti, Aku dan Musa akan selalu mendukung Kamu, Kami akan menjadi keluarga dan saudaramu Mariam"

Mariam menyadari kesalahannya dan ucapannya yang tak pantas, Mariam meminta maaf kepada Irdina dan Musa, Mariam juga mendoakan kebahagiaan Musa dan Irdina.

Bersambung ...

Terpopuler

Comments

Jumarni

Jumarni

mariam yg lapang dada

2020-09-14

0

Arif Fahmi

Arif Fahmi

cape bacanya gak nyambung masih berbelit belit cerita nya

2020-06-05

1

Alkha Rafasya

Alkha Rafasya

jadi begitu ceritanya....lanjutkan

2020-04-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!