Curaht Part 1

CURHAT PART1

Irdina dan musa masuk ke dalam mobil, Musa mengendarai mobil kemudian Musa berhenti,

"Sekarang Kamu cerita deh, sebenarnya ada apa?"

Irdina hanya diam, kemudian Irdina menjawab pertanyaan Musa,

"Bukan urusan Kamu, jadi Kamu tidak perlu tahu"

Musa jengkel dengan sikap Irdina.

"Ih dasar cewek keras kepala, ya ada hubungannya lah, eh nih lihat muka Ku dipukul sama cowok Kamu tuh"

Irdina melihat ke arah Musa, dan baru sadar bahwa bibir Musa berdarah karena pukulan Bintang.

"Ya ampun ko bisa sampai berdarah?"

Irdina mencari tisu di dalam tasnya dan mengusap lembut luka Musa.

Musa terdiam terpaku saat Irdina mengusap lukanya.

"Aduh...sakit tahu, kasar banget sih, memang Kamu pikir wajahku batu ya"

Irdina kesal dan dengan sengaja mengusap keras wajah Musa.

"Nih..nih..nih rasakan, sudah ditolong malah kaya gitu ngomongnya, nyebelin banget, memang tidak bisa ya sehari saja, Kamu tidak ajak Aku ribut"

Musa kesakitan langsung memegang wajahnya.

"Siapa juga yang ajak ribut, dasar cewek kasar"

Irdina jengkel dengan kata-kata Musa.

"Tuh kan ngatain Aku lagi, ih nyebelin"

Irdina membalikan badannya dengan wajah yang cemberut.

Musa menepuk pundak Irdina.

"Ya sudah deh maaf, ya sudah cerita deh sekarang, sekalian meredakan mata Kamu yang sembab, karena kebanyakan nangis tuh"

Irdina membalikkan badannya dan menceritakan segalanya ke Musa,

"Jadi gini, Aku sama ka Bintang sudah dekat lama sekali, awalnya saat aku ospek, ka Bintang yang ospek Aku, dia baik sekali selalu menolong Ku saat Aku di jahili oleh senior-senior yang lain dan Dia juga yang membelaku, Aku mulai terpesona dengannya, karena Aku paling tak tahan bila ada yang baik dan membelaku serta perhatian kepadaku, hatiku langsung luluh dan jatuh hati, lama-lama Kami semakin dekat hingga saat ini, tapi sampai saat ini Bintang tak kunjung menyatakan perasaannya padaku, Ia hanya mendekatiku, posesif terhadapku, minta di belikan ini itu, tapi Ia tak kunjung memberikan kepastian padaku. Hingga tadi saat Aku di toilet Aku mendengar gosip-gosip membicarakan tentang Bintang yang playboy, bahkan cewek-cewek itu menyebut namaku, yang mengatakan Aku wanita bodoh yang bisa dibohongi Bintang, Aku hanya dimanfaatkan oleh Bintang, tapi Aku masih tak percaya dengan apa yang Mereka katakan, hingga pada saat Aku ke kelas komunitas sastra, Aku melihat bintang menggoda wanita lain dan tak sungkan bermesraan dengan wanita itu, Aku baru sadar bahwa Aku benar-benar bodoh, sudah jatuh ke dalam jeratan Bintang, tapi Aku sungguh bersyukur Aku mengetahui sifat asli Bintang saat Kami belum jadian"

Musa yang mendengarkan cerita Irdina, langsung menepuk kening Irdina pelan,

"Dasar otak udang, pantesan saja Kamu mudah dipermainkan oleh cowok kaya gitu, ternyata Dia pintar bisa menyadari mangsa dan menjerat mangsanya hingga saat ini, dan Kamu sama sekali tak pacaran dengan siapapun malah tertipu dengan ucapan manis mulut cowok itu, ampun deh Dina, Aku kira Kamu tidak sebodoh ini, ternyata menyangkut urusan ini Kamu tuh benar-benar polos sekali, bisa dibohongi sama orang kaya gitu, terus ngapain kamu menangisi laki-laki yang sudah jelas-jelas mempermainkan Kamu, Dina kamu tuh ya bener-bener deh, isi kepala kamu apaan sih sampe buta gitu"

Ocehan Musa yang tak berhenti membuat Irdina kesal, dan Irdina menutup mulut musa,

"Ssssstttt...berisik tahu gak, terus saja ejek Aku, iya Aku bodoh, aku buta karena cinta, puas Kamu..."

Irdina melepas tangannya yang tadi menutup mulut Musa. Musa terdiam dan melihat Irdina.

"Iya deh maaf...maaf, nah sekarang Kamu sudah lebih baik kan? setelah menceritakan semuanya"

Irdina pun menarik nafas lega, dan hatinya terasa lebih baik,

"Iya, sekarang hati Ku sudah lebih baik dan sudah lega, setelah menceritakan semuanya, terimakasih ya Musa"

Musa yang keheranan dengan nada bicara Irdina padanya, langsung mengecek suhu badan Irdina dengan meletakan tangannya pada kening Irdina.

"Enggak panas kok, tapi kenapa tiba-tiba cewek kasar satu ini bilang terimakasih dengan nada yang lembut"

Irdina melirik ke arah Musa dan melepaskan tangan Musa.

"Tuh kan mulai deh mulai, seneng banget sih Kamu ganggu Aku"

Musa tertawa melihat Irdina yang cemberut.

"Hahahaha, iya deh iya sama-sama, sudah kan nangisnya, ayo Kita pulang"

"ok ayo.."

Mereka tiba di rumah Irdina.

"Musa makasih ya, mau mampir dulu gak?"

Musa membuka jendela mobilnya,

"Iya sama-sama Dina, tidak usah nanti Mamah Kamu tanya-tanya lagi dengan keadaan wajahku yang babak belur ini"

Irdina tersenyum.

"hehehehe, iya ya benar juga, ya sudah Kamu cepat obati tuh wajah Kamu yang kaya tomat itu"

Irdina langsung lari ke rumah dan meledek Musa, Musa malah tertawa dengan candaan Irdina, dan sedikit berteriak.

"Awas ya Dina, enak saja bilang wajah ku kaya tomat, awas loh kalau Kamu jatuh cinta ke Aku"

Irdina mengejek Musa dengan menjulurkan lidahnya.

"Yang ada Kamu yang akan jatuh cinta ke Aku, lihat saja ya kalau sampai Kamu jatuh cinta ke Aku"

Musa tersenyum dan pergi pulang.

Malam harinya Irdina sedang asik membaca novel, entah kenapa Irdina terbayang wajah Musa, Irdina menggelengkan kepalanya berulang kali dan membaca novel kembali, tapi Musa tak bisa hilang dari pikirannya, Irdina menepuk-nepuk pipinya agar Ia tak memikirkan Musa, tetapi Ia tetap kepikiran dengan sosok Musa, akhirnya Irdina melihat ponselnya dan mencari kontak Musa. Ia berulang kali menutup ponselnya dan membatalkan niatnya untuk menghubungi Musa, tapi Ia semakin gelisah, dengan ragu-ragu Irdina menelepon Musa.

📞"Hallo...Musa..."

Musa menjawab telepon Irdina.

📞"iya Dina ada apa?"

Dengan gugup Irdina memulai pembicaraan dengan Musa.

📞"Musa, maaf ya Aku ganggu ya?"

📞"Enggak ko Dina, emang ada apa?"

📞"Aku hanya ingin tahu, luka Kamu gimana sekarang, sudah baikan belum?"

📞"Sudah ko Dina, sudah baikkan tadi sudah diobati juga"

📞"Syukurlah kalau begitu"

Irdina bingung harus mengatakan apa lagi, karena tidak ada bahan obrolan dan Musa hanya singkat menjawabnya.

📞"Ya sudah kalau begitu, Aku tutup ya teleponnya, jangan lupa besok jemput Aku lagi, dan jangan sampai telat"

📞"Ya ampun ratu rese mulai mengesalkan kembali lagi ternyata, heheheh, iya bawel ya sudah kalau gitu selamat malam Irdina"

📞"Selamat malam juga Musa"

Entah mengapa Irdina senang mendengar suara Musa, Irdina tertidur dengan senyum di wajahnya.

Keesokan harinya, Irdina yang telah bersiap berangkat ke kampus, terlihat begitu ceria dan bersemangat.

"Aduh..aduh..anak Mamah kenapa nih senang sekali pagi ini"

Irdina melihat ke arah pintu dan tersenyum.

"Eh Mamah, enggak ko Mah gak ada apa-apa, ada apa Mah?"

"Ayo kita sarapan dulu nak"

"Iya Mah ayo"

Irdina sarapan, dan Dia teringat dengan Musa, maka dengan cekatan Dia langsung membuatkan sarapan untuk Musa, dan menghiasnya dengan indah.

Akhirnya Musa datang, Irdina dengan tergesa-gesa berlari menghampiri Musa.

"Hai, Musa"

"Hai Dina, sudah siap?"

"Iya sudah, ayo Mus kita berangkat"

Irdina dan Musa pamitan pada Mamah dan Papah Irdina, mereka menuju ke dalam mobil.

"Musa ini buat Kamu"

Musa mengambil kotak makan yang diberikan Irdina.

"Apa ini Dina?"

"Itu sarapan yang Aku buat untuk Kamu"

"Serius? Kamu yang buat? tapi gak ada racunnya kan?"

Irdina kesal dan mengambil kotak makannya.

"Ya sudah kalau gak mau, tapi gak usah bilang gitu juga kali, emang seburuk itu ya Aku dimata Kamu, sampai Kamu tega menuduhku akan meracuni Kamu"

Irdina membalikkan wajahnya ke arah jendela, Musa mengambil kembali kotak makannya,

"Yang sudah di kasih jangan di ambil lagi dong, lagian aku cuma bercanda kok, kenapa sih sensi banget"

"Lagian becandanya kelewatan masa bilang ada racunnya"

Musa membuka kotak makannya,

"Iya maaf...maaf, lihat Aku makan ko"

Irdina melihat Musa memakan bekal yang Ia berikan dan Irdina tersenyum,

"Gimana, enak gak?"

"Lumayan lah"

Musa memakan habis sarapannya, Irdina tersenyum senang.

"Lumayan apanya, kalau gak enak kenapa bisa habis" Irdina tertawa.

"Ya kan Kita gak boleh buang-buang makanan mubazir, jadi dari pada mubazir, Aku habiskan deh"

Musa tersedak mencari-cari air, Irdina mengambil botol air minum di tasnya.

"Ini...ini minum dulu Mus"

Musa pun meminumnya.

"Kamu sih kasih makan tapi gak kasih minumnya juga, jadi Aku tersedak"

"Iya maaf Musa, lagian Aku kan sudah kasih minum"

Musa mengembalikan botol minum dan tempat makan Irdina dan berterimakasih pada Irdina, karena telah membuatkan sarapan untuknya. Tiba-tiba suara ponsel Musa berdering.

🎵Kring...kring...kring..

📞"Hallo, iya nanti Aku jemput ya..Aku lagi ada urusan dulu sebentar"

Suara musa terdengar sangat lembut saat menerima telepon itu, Irdina penasaran dengan orang yang menelepon Musa.

"Siapa Mus?"

"Seseorang"

Begitulah jawaban Musa, singkat, padat dan jelas. Akhirnya Irdina tiba di kampus, dan Musa langsung pergi dengan mobilnya, seperti sedang terburu-buru akan suatu hal.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

yuni utami

yuni utami

musa apa punya pacar juga ya

2020-09-26

0

Jumarni

Jumarni

siapa y yg dijemput....

2020-09-14

0

Alkha Rafasya

Alkha Rafasya

itulah perasaan gak bisa di bohongin

2020-04-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!