Akhirnya Irdina resmi menjadi tunangan musa, Irdina yang masih tidak percaya berulang kali mencubit pipinya, agar ia bisa terbangun dari mimpi buruknya, tapi ini bukanlah mimpi, Irdina benar-benar telah bertunangan dengan orang yang paling dibencinya yaitu Musa.
"Assalamualaikum..." terdengar suara Musa sambil mengetuk pintu rumah Irdina.
"Waalaikumsalam, eh nak Musa, mau jemput Dina ya.." kata Mamah Irdina.
"Iya Tante, Irdina nya sudah siap untuk berangkat kan Tante?" kata Musa dengan sopan.
"Sudah ko mungkin sebentar lagi Dia turun, nak Musa duduk dulu saja, Tante suruh Bibi untuk buatkan minum" kata Mamah Irdina.
"Tidak usah repot-repot Tante" kata Musa.
"Mah, Dina berangkat dulu ya?" kata Irdina sambil mencium tangan Mamahnya.
"Iya hati-hati ya nak" kata Mamah Irdina.
"Ya sudah Tante Musa juga pamit ya mau mengantar Irdina" kata Musa sambil berpamitan kepada Mamahnya Irdina.
"Iya kalian hati-hati ya, tante nitip Dina ya Musa" kata Mamah Irdina.
"Iya Tante, Assalamualaikum" kata Musa.
"Waalaikumsalam" jawab Mamah Irdina.
Irdina dan Musa pun masuk ke dalam mobil.
"Lama banget sih, nanti Aku bisa telat tahu" kata Musa dingin.
"Ihh dasar bermuka dua, di depan Mamah Aku saja baik, giliran di belakang kaya gini keluar aslinya" kata Irdina.
"Sudah deh malas berantem sama Kamu" kata Musa.
"Siapa juga kali yang mau berantem, Kamu saja yang sensitif, kaya cewek yang lagi dapet" kata Irdina sambil tertawa sinis.
"Ih mulut Kamu tuh nyebelin ternyata ya" kata Musa sambil menutup mulut Irdina.
Irdina pun menggigit tangan Musa.
"Emang enak, makanya jangan nutupin mulut Aku sembarangan, jadi kena gigit kan" kata Irdina kesal.
"Aduh..sakit tahu" kata Musa kesakitan.
"Nih buat Kamu" kata Musa sambil memberikan bunga kepada Irdina.
"Apaan nih, Kamu sakit ya? ko kasih bunga segala?" kata Irdina heran.
"Eh jangan geer deh, ini bunga bukan dari Aku, tapi dari Papah Ku" kata Musa.
"Ih siapa juga yang geer" kata Irdina kesal.
Akhirnya Irdina tiba di kampus, tanpa mengatakan apa-apa Musa langsung pergi.
"Huh dasar cowok nyebelin, tidak punya perasaan" kata Irdina yang kesal.
Irdina masuk ke kelas dengan wajah kesal.
"Ya ampun Din, ko pagi-pagi Kamu sudah kesal sih" kata Ani.
"Iya Dina, kenapa sudah cemberut gitu" kata Firda.
"Sudah sini-sini duduk dulu ya cantik, jangan marah-marah gitu" kata Wida membujuk Irdina.
"Iya kenapa sih Din, kamu pagi-pagi BT gitu, pasti ada cerita yang seru ya Din, cerita dong cerita" kata Sami antusias.
"Iya Aku emang lagi kesal, kesal banget ini tuh benar-benar mimpi buruk tahu gak" kata Irdina sambil menangis.
"Eh Dina ko malah nangis sih, jangan nangis dong Din, udah-udah Kamu usap dulu air matanya, terus cerita ke Kita pelan-pelan ya" kata Desi sambil mengusap air mata Irdina.
Setelah Irdina tenang, Irdina menceritakan semuanya pada teman-temannya, tentang pertunangannya dengan Musa, tentang semua keluh kesahnya.
"Ya ampun Dina, ternyata kaya gitu, pantesan saja Kamu sedih, dan kesal" kata Wida.
"Sabar ya Dina, Kita akan selalu mendukung Kamu ko" kata Desi.
"Iya Dina sabar, kalau Musa berani macam-macam biar Aku jitak tuh kepalanya" kata Firda.
Ani dan sami mengusap-usap pundak irdina dan memeluknya.
"Makasih ya teman-teman, kalian emang yang terbaik" kata Irdina.
Tiba-tiba dari arah pintu kelas terdengar suara lembut yang tidak asing, ternyata itu adalah ka Bintang kaka tingkat Irdina, yang tampan, romantis dan sangat baik pada Irdina.
"Irdina..." kata ka Bintang.
"Eh ka Bintang" kata Irdina sambil mengusap air matanya.
Ka bintang masuk ke kelas dan duduk di depan Irdina.
"Mata Kamu ko merah, kayak habis nangis" tanya ka Bintang pada Irdina.
"Engga ko ka, ini hanya kena debu tadi" kata Irdina mengelak.
"Dina, nanti aku antar pulang ya" kata ka Bintang.
"Maaf ka, sepertinya gak bisa soalnya Aku sudah ada yang jemput" kata Irdina lesu.
"Siapa Din, biasanya kita selalu pulang bareng" kata ka Bintang.
"Oh itu ka sepupuku" kata Irdina dengan gugup.
"Oh gitu, ya sudah tak apa-apa, oh iya ini Aku bawakan coklat buat Kamu" kata ka Bintang.
"Makasih ka" kata Irdina senang.
Bintang adalah laki-laki yang disukai Irdina, Irdina berharap bisa jadian dengan Bintang, Irdina dan Bintang juga sudah dekat, tapi Bintang belum ada tanda-tanda akan menjadikan Irdina pacarnya, sehingga hubungan Bintang dan Irdina menggantung tak jelas. Bintang keluar dan melangkah menuju kelasnya.
"Dina, Kamu ngapain sih masih dekat-dekat sama si Bintang" kata Ani.
"Emang kenapa Ni" tanya Irdina.
"Ya Aku kesal saja, Bintang tuh sebenarnya maunya apa sih, selalu dekati Kamu dan tidak bolehkan Kamu dekat sama cowok lain, terus posesif kalau Kamu di dekati sama cowok lain, tapi aneh sampai sekarang Dia tidak nembak Kamu, malah jadi hubungan yang tak jelas, teman bukan pacar bukan" kata Ani yang kesal pada Bintang.
"Iya Aku juga bingung sebenarnya Aku dan Bintang tuh gimana" kata Irdina bingung.
"Iya Dina, Kamu sudah lah jauhi Bintang, kita tuh sayang sama Kamu Din, gak mau Kamu sakit hati" kata Desi.
"Iya lagi pula Aku juga tak akan pernah bisa bertanya pada Bintang tentang perasaannya, karena Aku sudah bertunangan" kata Irdina menangis kembali.
Dosen pun datang dan memulai pembelajaran. Obrolan mereka berakhir, Irdina masih meratapi kesedihannya, hingga kelas selesai.
Irdina menuju ke ruang komunitas sastra, grup yang ketuanya adalah Bintang, dan Irdina menjadi salah satu anggota disana.
"Dina, sini...ayo masuk" kata Bintang.
"Iya ka" kata Irdina.
"Nah sekarang kita akan mencoba membuat karya puisi, silahkan Kalian buat puisi, temanya bebas, nanti setelah selesai, saya akan lihat karya kalian" kata ka Bintang kepada para anggota komunitas.
"Dina, Kamu mau buat puisi tentang apa?" tanya Bintang pada Irdina dengan tersenyum manis.
"Masih bingung ka belum ada inspirasi" kata Irdina.
"Gimana kalau tentang Aku" kata Bintang sambil menggenggam tangan Irdina.
"Takut jelek ka" kata Irdina sambil melepaskan tangannya.
"Tidak apa-apa dicoba saja dulu ya" kata Bintang sambil bersandar pada Irdina.
"Ka Aku ke toilet dulu ya" kata Irdina yang entah kenapa risih dengan sikap Bintang.
Saat Irdina selesai dari kamar mandi, Irdina kembali ke kelas komunitas sastra, Irdina tanpa sengaja melihat Bintang yang asik mengobrol dengan Lita mahasiswi tingkat 1 yang kelasnya bersebelahan dengan kelas Irdina.
Irdina melihat ka Bintang memegang tangan Lita dan mencium tangannya, Lita yang malu-malu tidak risih sedikitpun dengan sikap Bintang padanya.
"Hemmz...ko jadi haus ya" kata Irdina. Bintang menyadari kedatangan Irdina, langsung menghampiri Irdina.
"Tadi Aku lagi kasih tahu Lita tentang puisinya" kata Bintang mencoba menjelaskan.
"Oh gitu kasih tahunya dengan cara cium tangannya yah ka" kata Irdina.
"Kamu salah lihat kali Din, tadi di tangan Lita ada sesuatu, Aku mencoba untuk meniupnya saja ko" kata Bintang mengelak.
"Terserah kaka deh, lagi pula Aku ini siapa sih, kan bukan siapa-siapa Kaka juga" kata Irdina kesal.
"Jangan ngambek gitu dong Din, Aku tidak ada apa-apa ko, masa Kamu bilang bukan siapa-siapa sih, ya Kamu kan pacar Aku" kata Bintang sambil menyentuh wajah Irdina.
Irdina mulai risih dan menjauh dari Bintang.
"Sejak kapan kita pacaran Ka, Kaka saja belum secara resmi menyatakan perasaan ke Aku dan Aku juga belum mengatakan apa-apa tentang perasaan Aku" kata Irdina yang mulai risih dan menjauh.
"Jangan jauh-jauh dong duduknya untuk apa semua itu Dina, asalkan Kita sama-sama suka, ya berarti Kita sudah pacaran kan" kata Bintang sambil mendekati Irdina dan menggenggam tangan Irdina.
Irdina mulai risih dan melepaskan tangannya dari Bintang.
"Ternyata sikap Bintang aslinya seperti ini playboy, suka mempermainkan hati wanita, oh betapa bodohnya aku jatuh cinta sama laki-laki kaya Dia" kata Irdina dalam hati.
"Kayanya Aku harus pulang deh Ka" kata Irdina yang mulai risih dengan Bintang.
"Mau kemana Din, Aku antar Kamu pulang ya" kata Bintang yang menarik tangan Irdina dan merangkul Irdina.
"Tidak perlu Ka nanti yang ada tunangan Ku bisa salah paham" kata Irdina tegas.
"Apa tunangan, sejak kapan?" kata Bintang kaget.
"Sejak kemarin malam dan ini adalah cincin pertunangan Kami" kata Irdina.
"Ko Kamu gitu Din, bukannya kita sama-sama suka, ko Kamu tiba-tiba tunangan" kata Bintang yang terlihat sangat kesal.
"Ka tolong lepaskan tanganku, Kaka cuma geer kali, sejak kapan Aku bilang suka ke Kaka" kata Irdina.
"Kalau Kamu gak suka ke Aku kenapa sampai detik ini Kita masih dekat dan Kamu tidak pacaran dengan pria manapun, dan hanya dekat dengan Aku" kata Bintang percaya diri sambil menghalangi jalan Irdina dengan kedua tangannya.
"Kata siapa Aku tidak dekat dengan pria manapun, buktinya sekarang Aku sudah punya tunangan kan" kata Irdina sambil mendorong Bintang.
Irdina pergi meninggalkan Bintang dan Bintang mengikuti Irdina, Musa datang menjemput Irdina.
"Sudah selesai kan" kata Musa.
"Iya sudah ko" kata Irdina lesu.
Musa heran dengan sikap Irdina, yang terlihat lesu tidak bertenaga, karena biasanya Irdina selalu ceria dan selalu berdebat dengan Musa, tapi kali ini Irdina hanya terdiam.
"Kamu kenapa Din?" kata Musa.
"Tidak apa-apa" jawab Irdina singkat.
"Kenapa sih, aneh banget biasanya Kamu suka ngajak Aku ribut" kata Musa heran.
"Tidak apa-apa" kata Irdina.
Tiba-tiba Irdina menangis dan banyak yang melihat ke arah Irdina.
"Eehh, Dina jangan nangis dong malu tahu, tuh di lihat sama semua orang, nanti disangkanya Aku ngapa-ngapain Kamu lagi" kata Musa.
Irdina semakin kencang menangis hingga Ia duduk di tanah dan menutupi wajahnya dengan tangannya.
"ssstttt...Dina udah ya udah..." kata Musa sambil menepuk-nepuk pundak Irdina untuk menenangkan Irdina.
"Dina ini aku punya coklat, udah ya jangan nangis" kata Musa.
Irdina masih juga menangis kemudian Musa memeluk Irdina mencoba untuk menenangkannya.
Irdina pun mulai tenang meski masih menangis. Tiba-tiba Bintang datang dan langsung memukul wajah Musa.
"Oh jadi ini Dina cowok yang membuat hubungan Kita hancur" kata Bintang.
Musa membalas pukulan Bintang "oh jadi Kamu cowok yang membuat tunanganku menangis, itu balasan karena membuat tunangan Saya menangis, jangan pernah Anda mengganggu tunangan Saya, ngerti" kata Musa tegas.
"Ayo Dina kita pulang" kata Musa sambil membawa Irdina masuk ke mobil.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Jumarni
bintang playboy cap tikus
2020-09-14
0
Alkha Rafasya
.udah ketahuan belangnya si bintang
2020-04-26
1
Joko Jokoo
nyimak, bru gabung
suka sikap tegas musa. kq bintang geer gitu y. gk ad kta2 cinta tau2 pacaran. hajar bintang musa👍🏼✌️
2020-04-16
1