_Kegabutan akan membuat kita melakukan apapun,meskipun itu tidak jelas.
Akhirnya Renata selamat sampai rumah,meskipun tadi berangakat menghabiskan waktu lima belas menit,namun saat pulang dia hanya menghabiskan waktu lima menit saja.Renata kembali memasuki rumahnya,dia melewati beberapa orang yang sedang duduk di kursi,ternyata rumahnya kedatangan tamu,entah siapa mereka yang jelas Renata tidak mengenal siapa mereka.
Renata hanya fokus berjalan menuju kamarnya,tentu saja karena kamarnya adalah tempat yang tidak bisa dia tinggalkan disaat dia berada di rumah.
" Itu siapa,om?."
Tanya orang yang sedang duduk di hadapan ayah.
" Dia,adalah adik Indri.Dia sangat berbeda dari kakak dan adiknya,kakak dan adiknya berhijab namun dia berpenampilan seperti berandalan."
Renata sempat menghentikan langkah kakinya disaat mendengar perkataan ayahnya.
' Apa!,ayah menyebutku berandalan di depan orang lain.Sabar Renata,memang itu kebenarannya kan,sudahlah jangan di ambil ke hati.'
Renata pun melanjutkan perjalanannya menuju kamar yang sudah dua hati ini tidak dia singgahi,sesampainya di kamar,Renata langsung memanjakan tubuhnya di kasur yang empuk,dan menenggelamkan wajahnya di bantal.
" Hiks,,,hiks,,."
Ya,Renata menangis di atas bantal.Renata benar benar kesal kepada keluarganya,tidak ayah tidak ibu dan juga kakaknya mereka selalu seperti itu terhadapnya.Renata bagaikan anak tiri di keluarga itu,sebenarnya dia sangat ingin marah namun dia berusaha sabar sabar dan sabar.
' Sudahlah Renata,kenapa kamu menangis?.Tidak tidak,kamu ini kuat kamu gak boleh tumbang karena ucapan yang biasa mereka ucapkan.'
Renata berusaha bangun dan menghapus air matanya,lalu dia menarik nafas dan membuangnya.
" Aku ingin pergi dari rumah ini,ya aku akan pergi dari rumah ini suatu saat nanti,dan mereka akan menyesal karena telah memperkalukanku dengan buruk selama ini.Aku ingin jualanku sukses sehingga apa yang aku jual terkenal,sehingga aku bisa hidup mandiri.Ya allah semoga apa yang aku semogakan tersemogakan,aamiin.Sebaiknya aku sekarang harus pergi ke dapur,dan mencari apa yang bisa aku makan."
Renata berjalan menuju dapurnya,dia mulai membuka kulkas dan mencari makanan.
" Kamu nyari apa,Ren?."
Renata sangat terkejut,dia bagaikan maling yang terciduk saat melakukan aksinya.
" E eehhh,,ibu.Aku nyari makanan bu."
" Apa,kamu belum makan?."
" Aku udah makan tadi?."
" Dimana?."
" Di warung nasi,bu."
Kamudian Ibunya merogoh saku bajunya dan mengeluarkan uang beberapa lembar.
" Ini jatah satu bulan buat kamu,gak boleh minta lagi."
Renata mengambil sejumlah uang 500 ribu dari tangan ibunya.
" Makasi ya,bu.Maaf,aku belum bisa memberi apa apa buat ibu."
" Jangan meminta maaf,hmm mana bisa kamu ganti uang yang selama ini ibu dan ayah kamu berikan."
Entah ada apa di hari ini kakaknya diam sedangkan ayah dan ibunya terus mengeluarkan perkataan yang menyakitkan.
Renata hanya menunduk dan tidak berani melihat wajah ibunya itu,lalu dia kembali mengangkat kepalanya dan melihat ibunya pergi.Renata melihat ibunya bertemu dengan kakaknya,Renata sembunyi di tembok yang memisahkan dapur dengan ruang tengah,dia mengintip dari sana.Renata yakin,bahwa ibunya akan memberi uang jatah kepada kakaknya,Renata hanya ingin tahu apakah uang jataj mereka sama ataukah tidak.Jika tidak,mungkin sikap pilih kasih ibunya masih ada dari semenjak ia kecil.
" Ibu,ibu habis ngapain dari dapur?."
Tanya Indri.
" Enggak,ibu gak habis ngapa ngapain kok.Oh,,iya ini uang jatah kamu selama sebulan ya.Kalau masih kurang kamu minta lagi aja ya."
' Apa!,kakak boleh minta lagi.Tapi kenapa aku tidak?,sudah tidak papa Renata,kamu udah untung di kasih uang.'
Renata membatin disaat mendengar perkataan ibunya.
" Oh,,iya bu?,ini berapa ya?."
" Itu satu juta,kalau masih kurang minta aja sama ayah.Yaudah ibu kedepan dulu ya sayang."
Ibu pun pergi meninggalkan Indri disana,sedangkan Indri masih diam disana.
' Satu juta,berarti selama ini aku hanya di kasih setengahnya dari jatah kakak.'
" Ehh,,ternyata ada kamu disini."
Renata melihat ke arah Indri yang tersenyum licik kepadanya.Kemudian Indri mengambil uang 500 ribu yang ada di tangan Renata.
" Kak,balikin."
" Oke,aku akan balikin.Tapi sebelum itu aku mau ngitung jumlah uang kamu,seratus,dua ratus,tiga ratus,empat ratus,lima ratus.Cuman lima ratus?,kasihan hanya di kasih setengahnya,ni kamu ambil uang kamu."
Indri melemparkan uang 5 lembar itu ke muka Renata.
" Itu ambil uang kamu yang jatoh,cepet ambil."
Dengan muka yang tenang,Renata mengambil uangnya yang berserakan di lantai.
" Anak pintar,jangan sampai ada yang sisa ya uangnya."
Indri pun pergi dari sana,setelah Renata mengambil semua uangnya diapun berdiri,dan disaat Renata telah berdiri tiba tiba kakaknya itu kembali kesana lalu dia menampar pipi Renata.
plak!!.
" Maksud kakak apa si,nampar aku?."
Renata menyentuh pipinya yang terasa sakit karena tamparan dari Indri.
" Enggak papa,cuman gabut aja.Bayy."
" Gabut kok harus pake tampar orang si,gak sopan."
Renata kembali ke dalam kamarnya,disana dia melihat pipinya di pantulan cermin.
" Aawwwhh,sakit banget.Lagian kenapa kakak harus nampar aku si,ternyata benar orang yang gabut itu bisa melakukan apa saja,meskipun itu tidak jelas."
Saat sedang bercermin ,Renata melihat laci yang menyatu dengan neja riasnya itu.Dia ingat bahwa dia pernah menyimpan uang tabungannya disitu,lalu dengan cepat Renata membuka laci tersebut,di dalam sana terdapat dompet berwarna merah yang isinya hampir penuh.
" Alhamdulillah,ternyata masih ada.Uangnya berapa ya,aku lupa.Coba deh aku hitung lagi."
Renata membawa dompet itu ke atas kasur,dan sebelum itu Renata mengunci pintu kamarnya.
Dia mulai menghitung satu persatu uang yang ada di dalam dompet tersebut.
Detik demi detik,menit demi menit akhirnya Renata selesai menghitung uangnga.
" Sembilan juta lima ratus,sembilan juta enam ratus dan sembilan juta tujuh ratus.Yah kurang dua ratus buat sampai ke sepuluh juta,ahh aku tambahin aja kali ya dari uang jatah aku ini,kan biasanya juga gitu.Yes,jadi pas deh sepuluh juta.Lumayan buat modal jualan.
Pokoknya besok aku mau belanja keperluan buat di dagangin,sama beli stok stok yang udah habis.Aku juga harus bikin menu baru biar menarik,bismillah ya allah semoga usaha aku lancar dan bisa membuat aku sukses.Apapun masalahnya,dan apapun rintangannya insyaa allah aku pasti bisa menanganinya.Heii ujian dan cobaan aku siap bertarung denganmu,bismillahirrahmanirrahim."
Itulah cita cita Renata dari semenjak dia merasakan didikan yang keras,yaitu dia ingin sukses dengan usahanya sendiri.
.
.
.
.
.
***Bersambung.
Semoga aja,apa yang di impikan Renata tepat terkabul ya.Aamiin***.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
Sandisalbiah
sebenernya agak tanda tanya,ibu dan kkak Renata ini kan seorang mualimah ya, rajin ikut pengajian tp kelakuanya koq nggak banget, penampilan sholeha tp kelakuan gak mencerminkan org berakhlak.. tau agama, bisa mencela dan menghardik Renata tp koq perbuatanya ini bikin muntah.. MUNAFIK gak sih...
2023-06-15
0
Cinta Suci
membedakan anak gk baik
2022-05-05
0