Setelah pulang kuliah, Ve langsung ke tempat klub di mana dia melatih anak-anak karate dan pencak silat. Nanti setelah pulang dari klub dia akan mengantarkan kue pesanan ibu Salma pada ibunya.
Ve memarkirikan motornya seperti biasa di bawah pohon beringin. Di sana sudah ada Arfan, ketua klub sekaligus pengurusnya. Ve menghampiri Arfan yang sedang memberi arahan pada anak-anak yang akan melakukan laithan sama Ve.
"Bang, anak-anak sudah datang semua ya?" tanya Ve pada Arfan.
"Tingga satu lagi, Ve." jawab Arfan.
Ve mengerutkan keningnya, dia melihat seluruh anak ada sepuluh anak.
"Tapi semua jumlahnya sudah lengkap, bang. Memang ada anak baru yang masuk?" tanya Ve.
"Iya, kemarin siang seharusnya dia masuk. Tapi kata kakaknya baru bisa masuk sekarang." jawab Arfan.
"Ya sudah, aku ganti baju dulu ya bang." kata Ve.
"Ya, jangan pake lama." kata Arfan.
"Iya."
Ve berlalu dari hadapan Arfan yang sedang merapikan kuda-kuda pada anak-anak. T
Tak berapa lama, datang dua orang anak sepuluh tahu dan laki-laki berpakaian batik formal ciri khas seorang guru mengantar anak kecil itu.
"Selamat siang bang Arfan." ucap laki-laki itu.
"Siang juga pak Jeff, senang bertemu anda lagi. Bagaimana, apakah anda siap mendaftarkan adik anda ke klub kami?" tanya Arfan.
"Ya tentu saja, karena saya pikir ini klub karate yang bagus." ucap laki-laki di panggil Jeff.
"Iya syukurlah kalau anda mempercayakan klub kami untuk latihan karate adik anda. Tapi seperti apa yang saya katakan, pelatih anak-anak di sini itu perempuan. Jadi apakah anda menerimanya? Karena sejauh saya menerima anak-anak ingin berlatih karate di sini, saya tunjukkan pelatihnya perempuan mereka malah mundur. Mungkin mereka tidak percaya dengan anak buah saya itu." kata Arfan menjelaskanpoanjang lebar.
"Tidak masalah, yang penting adik saya ini bisa berani dan sedikit ada kemampuan bela diri agar tidak di ganggu terus oleh teman-temannya." ucap Jeff.
Arfan menyuruh anak-anak untuk bersiap, karena waktu sudah menjelang sore.
"Mm, pak Arfan kemana pelatihnya ya?" tanya Jeff penasaran.
"Oh, dia sedang berganti baju. Mungkin sebentar lagi selesai." jawab Arfan.
Sepuluh menit berlalu, Ve belum juga selesai. Jeff rupanya tidak bisa menunggu lama, dia sering melirik jam di tangannya.
"Pak Arfan, saya tidak bisa menunggu lebih lama karena ada urusan lagi." kata Jeff.
"Oh, ya sudah kalau pak Jeff tidak bisa menunggu. Biasanya sih dia langsung masuk, mungkin dia sedang ke toilet. Sebantar saya panggilkan."
"Tidak usah pak Arfan, lain kali saja saya berkenalan dengan pelatihnya. Saya buru-buru, kalau begitu saya langsung pamit saja." kata Jeff lagi.
"Oh ya pak Jeff, nanti saya sampaikan padanya kalau pak Jeff mau bertemu." ucap Arfan.
Lalu laki-laki bernama Jeff itu berpamitan juga pada adiknya dan pergi meninggalkannya bersama teman-temannya
_
Ve bersiap untuk pulang ke rumah, dia sudah di telepon oleh ibunya untuk segera mengantarkan keu pesanan ibu Salma.
Anak-anak di klub sudah bubar, dia memarkirkan motornya dan siap meluncur pulang. Tapi dia melihat anak yang tadi baru masuk di klub sedang duduk memunggu jemputan.
Ve melirik jam besar di tangannya, masih pukul empat tiga puluh. Dia lalu mendekat pada anak tersebut.
"Kamu belum di jemput?" tanya Ve pada anak itu.
"Belum kak, kata bang Jeff datangnya telat masih ada kelas sebentar lagi." jawab anak itu.
"Kakak lupa nama kamu, siapa namanya?" tanya Ve lagi.
"Jody kak." jawab Jody.
"Oh, Jody. Kakak mau pulang, tapi kamu masih di sini. Apa kamu ngga apa-apa kakak tinggal sendiri di sini?" tanya Ve lagi.
"Iya kak, ngga apa- apa. Bang Jeff juga sebentar lagi sampai kok."
"Ya sudah, kakak pulang dulu ya."
Jody mengangguk, dia lalu kembali bermain gawainya sembari menunggu kakaknya datang menjemput.
Ve melajukan motor scoopynya dengan kencang, meski tidak jauh rumahnya dari tempat klub, dia harus cepat sampai agar ibunya tidak mengomel terus.
"Kamu lama banget sih pulangnya?" kata ibu Tika dengan kesal.
"Maaf bu, tadi ada anggota baru jadi harus melatih dia lebih lama. Karena ketinggalan jauh soalnya. Mana kuenya bu?"
"Tuh ada di meja, cepat ya tadi ibu Salma menelepon minta cepat karena habis magrib dia mengadakan pengajian di rumahnya." kata ibu Tika lagi.
"Iya." jawab Ve.
Dia lalu mengambil bungkusan besar di meja dan menentenganya. Dia gantungkan di depan dan segera menstater motornya terus melajukannya dengan agak kencang.
Rumah ibu Salma melewati klub karate di mana dia melatih anak-anak di sana. Dia tidak melihat Jody masih di sana.
Dua puluh menit dia sampai di rumah ibu Salma dan memyerahkan pesanannya, lalu menerima uang kuenya. Tak mau membuang waktu, dia langsung pulang karena malam nanti juga harus melatih anak yang ikut turnamen bulan depan.
Dia melaju dengan kencang, ingin segera mandi dan istirahat. Tapi ketika dia menoleh ke arah bangunan klubnya, Ve masih melihat Jody duduk di bangku itu.
Dia kembali melirik jam di tangannya, sudah jam setengah enam. Tanpa pikir panjang, dia menghampiri Jody
"Jemputannya belum datang?" tanya Ve pada Jody.
"Belum kak, kata bang Jeff mobilnya mogok." jawab Jody.
"Ya udah, ayo kakak antar kamu pulang." kata Ve.
"Ngga usah kak, bang Jeff sebentar lagi sampai kok."
"Kalau kemalaman gimana? Udah ayo kakak antar kamu pulang." kata Ve memaksa.
Mau tidak mau Jody menurut, Ve benar mau sampai kapan Jody menunggu kakaknya itu.
"Rumahnya jauh ya?" tanya Ve.
"Lumayan kak." jawab Jody.
"Di mana?" tanya Ve lagi.
"Di kompleks Berlian permai." jawab Jody.
Wah, itu kan kompleks elit. Tapi kenapa Jody ikut klub karate di tempatku? yang tempatnya kecil dan pelatihnya hanya dirinya, bukan pelatih profesional dan hanya amatir. Pikir Ve.
Setengah jam perjalanan motor Ve melaju, kini dia sampai di kompleks perumahan elit itu. Tak lupa juga dia izin masuk pada satpam penjaga di depan pos karena harus mengantar anak dari yang rumahnya di kompleks itu.
Setelah dapat izin masuk, karena memang penjagaan sangat ketat di kompleks tersebut.
Di depan rumah mewah, motor Ve berhenti.
" Terima kasih kak udah mengantar saya." ucap Jody sambil membungkuk.
"Ya, kamu hubungi kakakmu kalau sudah sampai di rumah. Biar kakakmu tidak bingung menarimu tidak ada di klub." ucap Ve.
"Iya kak."
"Ya udah, kakak pulang dulu ya." kata Ve pamit.
"Iya."
Ve melajukan motornya keluar dari kompleks perumahan elit tersebut. Dia melaju santai karena jalanan kompleks itu sangat sepi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
NandhiniAnak Babeh
mantep Thor..
2022-03-14
1
Alshifa Madini
mampir thooorrrr
2022-02-27
0