02. Dosen Baru

Setelah mata kuliah pak Doni yang kiler itu, kini berganti dengan mata kuliah lainnya.

"Lang, katanya ada dosen baru ya?" tanya Ve pada Gilang.

"Iya, tapi ngga tahu mata kuliah apa." jawab Gilang.

Seperti biasanya, jika dosen selesai mengajar mata kuliah mahasiswa ribut dan bercanda. Ada yang merumpi, ada yang bercanda dan ada juga yang langsung mengerjakan tugas dari pak Doni.

Ketika semua sibuk dengan kegiatan masing-masing, ada seorang laki-laki masuk yang lumayan tampan wajahnya. Semua mata terpana pada laki-laki itu.

Dengan wajah datar, dia berjalan menuju meja dan kursi yang biasa dosen duduk untuk menyampaikan mata kuliah.

Semua mata mahasiswa dan mahasiswi tak lepas dari gerakan sang laki-laki itu.

Dia duduk dengan santai, meletakkan tas yang dia bawa juga beberapa buku untuk mengajar mata kuliahnya.

"Selamat siang semuanya." ucapnya.

"Selamat siang pak." jawab semua mahasiswa.

Laki-laki itu berdiri di depan kelas, dia melangkah maju mundur. Pandangannya mengedar di setiap bangku mahasiswa, sampai pada kursi Ve. Dia menatap lama.

Dia heran, kenapa Ve diam saja dan masih menunduk menulis entah apa.

Ingin dia menegur, namun sebelumnya dia akan memperkenalkan diri pada mahasiswanya.

"Bapak dosen baru ya?" tanya ketua kelas, Ramon.

"Iya, perkenalkan nama saya Erick Jefferson. Dosen mata kuliah matematika yang baru di kelas ini. Nanti ketua kelas saya minta nama-nama mahasiswa di sini agar saya bisa mengenal kalian semua." kata Erick.

Kembali dia menatap Ve yang masih sibuk dengan tulisannya. Gilang yang duduk di sebelah Ve, menyenggol lengan Ve agar dia menghentikan kegiatan menulisnya.

"Ve, berhenti dulu nulisnya. Tuh lihat dosen baru liatin lo terus dari tadi." bisik Gilang pada Ve.

Ve menoleh ke arah Gilang yang menunjuk ke depan sudah ada dosen baru. Mata Ve beralih ke arah dosen yang sedang menatapnya. Mereka saling berpandangan, lalu Erick mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Coba, siapa ketua kelas di sini?" tanya Erick.

Dan semua menunjuk pada Ramon, Ramon pun mengerti. Dia maju ke depan dengan membawa buku absen teman-temannya. Kemudian di berikan berikan pada Erick.

"Ini pak, nama-nama mahasiswa di kelas kami." ucap Ramon.

Erick tersenyum dan mengucapkan terima kasih. Dia lalu membuka buku absen tersebut dan meneliti satu persatu nama-nama yang terdaftar di sana.

Dia kemudian menyebut satu persatu, dan melihat wajah setiap mahasiswanya.

"Adinda Rahmawati."

"Iya pak, saya."

"Bima Samudra."

"Saya, pak."

Erick terus menyebut nama-nama mahasiswanya, hingga di kedua nama terakhir dia mengerutkan keningnya.

"Ve."

"Saya pak." sahut Ve.

Erick berdiri dan melangkah ke depan, dia ingin tahu kenapa nama itu sangat singkat.

"Ve, nama kamu hanya dua huruf?" tanya Erick penasaran.

"Iya pak, ibu saya memberi namaku seperti itu." jawab Ve.

Semua teman-teman Ve juga sebenarnya heran, kenapa namanya cuma dua huruf.

"Apa ibu kamu kurang kosa kata, sehingga nama kamu hanya dua huruf?" tanya Erick semankin penasaran.

"Tidak, ibuku wanita cerdas. Agar beliau tidak rumit mengeja namaku pak Erick." jawab Ve tegas.

Menarik, gumam Erick dalam hati. Dia akan mencari tahu tentang Ve, lalu Erick duduk lagi memgambil bukunya dan membuka halaman pertama. Tapi sebelumnya dia ingin tahu, sejauh mana mata kuliah yang pernah di ajarkan oleh dosen sebelumnya.

Dia memulai mata kuliah dengan memberi soal ringan, lalu di tugaskan untuk di selesiakan secara mandiri.

Ve sendiri masih fokus dengan tugas dari mata kuliah statistik.

"Ve, lo masih mengerjakan tugas dari pak Doni?" tanya Gilang pada Ve.

"Iya nih, tanggung." jawab Ve.

"Tapi di kerjakan di rumah kan bisa, Ve?" kata Gilang lagi.

"Sore gue harus bantu ibu ngirim pesanan ke langganannya. Malam gue ada tugas dari klub untuk melatih anak-anak yang siap tanding di turnamen." jawab Ve.

Gilang hanya menggeleng kepala saja, dia takjub dengan sahabatnya itu. Bisa menyelesaikan semua tugas dengan baik.

"Ve, pak Erick ngeliatin lo terus tuh." kata Gilang.

Ve mengangkat kepalanya dan melihat ke arah Erick yang masih menatapnya.

Ve pun menutup bukunya, dan beralih memgambil buku mata kuliah matematika. Ve kembali melihat ke arah dosen tampan itu.

"Ve, bisa kamu maju ke depan?" tanya Erick.

Ve diam, dia menatap papan tulis. Baru tahu ada tugas dari dosennya itu.

Dia mengambil bukunya mencatat apa yang tertulis di papan tulis. Tapi dia merasa aneh, kenapa di beri tugas dulu?

"Maaf pak, apakah harus mengerjakan tugas dulu sebelum mata kuliah anda di jelaskan?" tanya Ve.

Semua mata menatap Ve, apakah Ve tidak mendengarkan ucapan pak Erick tadi?

"Ve, saya kecewa kamu lebih fokus pada satu mata kuliah saja. Sehingga kamu tidak mendengarkan penjelasan saya tadi." jawab Erick.

Ve diam, matanya berkeliling melihat teman-temannya menatapnya aneh. Gilang menyenggol lengan Ve kembali, dia berbisik pada Ve.

"Makanya lo jangan nulis aja, tuh kan jadi malu sendiri." bisik Gilang.

"Baik pak." ucap Ve tiba-tiba.

"Apanya yang baik?" tanya Erick.

Semua teman Ve tertawa kecil, malah ada yang di tahan dengan tangannya.

"Eh, maksud saya akan saya kerjakan tugas dari bapak." ucap Ve gugup.

"Perlu saya jelaskan lagi apa yang saya ucapkan?" tanya Erick.

"Tidak pak, saya bisa mengerjakan tugas pak Erick kok." ucap Ve penuh keyakinan.

"Oke, sekarang kamu kerjakan tugas pertama perkenalan saya ini." ucap Erick lagi.

Setelah bicara seperti itu, kembali Erick duduk di kursinya. Dia seperti mencatat sesuatu di pikirannya.

_

Mata kuliah terakhir telah selesai, kini waktunya pulang. Ve merapikan buku-bukunya dan bergegas pulang karena tugas sudah menantinya lagi.

Teman-teman Ve di kelas sering membahas pak Erick, dosen baru yang tampan juga sangat cerdas dalam menerangkan mata kuliah matematika. Entahlah, apa memang karena Erick pandai menjelaskannya atau karena mahasiswa sangat tertarik karena ketampanan Erick.

"Ve, lo kok kelihatannya ngga tertarik dengan pak Erick ya?" tanya Sonya teman satu kelas Ve.

"Tertarik apanya?" tanya Ve santai.

"Ih, pak Erick tuh tampan tahu. Gue baru tahu kalau pak Erick hanya masuk di kelas kita aja dan di kelas semester tujuh. Dia jadi idola dadakan di kampus kita." ucap Sonya lagi.

"Ya, silakan kalian mengidolakan pak Erick. Gue biasa aja, jadi jangan khawatir gue akan tertarik dengan pak dosen tampan itu." ucap Ve lagi.

"Ah, yang bener lo? Tapi kelihatannya tadi pak Erick liatin lo terus deh, dari pertama masuk sampai selesai."

"Taulah, gue ngga peduli."

Ve lalu keluar dari kelasnya menuju parkiran. Dari jauh Andre sudah memanggil Ve dengan teriakannya.

"Veee, tunggu gue!" teriak Andre.

Ve berhenti, lalu dia melanjutkan langkahnya. Andre sudah sejajar dengan Ve langkahnya.

"Ve, tadi ada salam dari Simon." kata Andre.

"Simon siapa?"

Ya elah nih anak, Simon si bintang basket itu. Dia suka sama lo."

"Oh."

"Lho, kok oh aja sih jawabnya."

"Ya, terus gue mau jawab apa?"

"Ya apa kek, biar gue dapat traktiran dari Simon jika bisa ngedektin lo sama dia."

"Mimpi aja lo, udah ah. Gue mau pulang, anak-anak pasti udah nugguin gue di klub. Kalao lo mau bareng sama gue, cepetan sekarang."

"Ngga, Ve. Gue ada janji sama Fika mau ngerjain tugas bareng."

"Ya udah, gue cabut dulu."

Ve segera menaiki motor scoopynya dan langsung menjalankannya, melaju dengan kecepatan sedang untuk pulang ke rumahnya.

_

_

_

😊😊😊😊😊😊😊

Terpopuler

Comments

Eli Susanti

Eli Susanti

sdh mampir ni thor.

2022-10-31

0

NandhiniAnak Babeh

NandhiniAnak Babeh

seru nih Thor 🤗

2022-03-14

1

Zully

Zully

lumayan bagus ceritanya...

2022-02-26

0

lihat semua
Episodes
1 Ve
2 02. Dosen Baru
3 03. Mengantar Pulang
4 04. Menabrak Erick
5 05. Tertabrak Gajah
6 06. Batal Ikut Turnamen
7 07. Adik Pak Erick
8 08. Ve Sakit
9 09. Kesialan Ve
10 10. Mendadak Makan Di Restoran
11 11. Gosip Tentang Ve
12 12. Gosip Masih Berlanjut
13 13. Surat Izin
14 14. Menghindari Erick
15 15. Mencari Tahu Tentang Ve
16 16. Perkelahian Ve
17 17. Bronis Kukus
18 18. Ve Lagi Ve Lagi
19 19. Kedatangan Ryu
20 20. Cerita Ryu
21 21. Ryu Bertemu Ve
22 22. Perasaan Erick
23 23. Menolong
24 24. Bertemu Ibu Tika
25 25. Sikap Acuh Erick
26 26. Masih Acuh
27 27. Bronis Buatan Ve
28 28. Sebagai Pacar
29 29. Mirip Ryu
30 30. Identitas Ve
31 31. Album Foto Kenangan
32 32. Kisah Keluarga Hiroshi
33 33. Ryu Datang Lagi
34 34. Dia Adikku??
35 35. Adik Dan Pacar
36 36. Ryu Merasa Bersalah
37 37. Janji Hiroshi
38 38. Dua Hati
39 39. Pasar Malam
40 40. Keinginan Ve
41 41. Prepare
42 42. Perasaan Sesaat Ryu
43 43. Bertemu Papa Hiroshi
44 44. Perseteruan Erick dan Ryu
45 45. Laki-laki Sejati
46 46. Kemarahan Tuan Takahiro
47 47. Rencana Ryu
48 48. Persiapan
49 49. Jatuhnya Mobil Ke Laut
50 50. Selamat Dari Maut
51 51. Kabar Meninggal
52 52. Pertemuan Hiroshi Dan Harumi
53 53. Rencana Menikah Lagi
54 54. Menikah Yang Kedua
55 55. Kebahagiaan Hiroshi Dan Harumi
56 56. Kuliah Lagi
57 57. Erick Cemburu
58 58. Pemikiran Ryu
59 59. Bertemu Hana
60 60. Siapa Hana
61 61. Keraguan Ryu
62 62. Bertemu Lagi
63 63. Pertemuan Keluarga
64 64. Perjodohan
65 65. Perdebatan Ryu Dan Takahiro
66 66. Kedatangan Hana
67 67. Ryu Mabuk
68 68. Hari Pertunangan
69 69. Keputusan Ayana
70 70. Rencana Erick
71 71. Melamar
72 72. Menjemput Cinta Sejati
73 73. Rencana Bertemu Hana
74 74 Keakraban Ryu Dan Ve
75 75. Ke Kampung Hana
76 76. Melepas Rindu
77 77. Ungkapan Hati Ryu
78 78. Kembali Pulang
79 79. Wisuda Hana
80 80. Menghadap Kakek Takahiro
81 81. Pernikahan Erick Dan Ve
82 82. Pernikahan Ryu
83 83. Upacara Penerimaan Menantu
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Ve
2
02. Dosen Baru
3
03. Mengantar Pulang
4
04. Menabrak Erick
5
05. Tertabrak Gajah
6
06. Batal Ikut Turnamen
7
07. Adik Pak Erick
8
08. Ve Sakit
9
09. Kesialan Ve
10
10. Mendadak Makan Di Restoran
11
11. Gosip Tentang Ve
12
12. Gosip Masih Berlanjut
13
13. Surat Izin
14
14. Menghindari Erick
15
15. Mencari Tahu Tentang Ve
16
16. Perkelahian Ve
17
17. Bronis Kukus
18
18. Ve Lagi Ve Lagi
19
19. Kedatangan Ryu
20
20. Cerita Ryu
21
21. Ryu Bertemu Ve
22
22. Perasaan Erick
23
23. Menolong
24
24. Bertemu Ibu Tika
25
25. Sikap Acuh Erick
26
26. Masih Acuh
27
27. Bronis Buatan Ve
28
28. Sebagai Pacar
29
29. Mirip Ryu
30
30. Identitas Ve
31
31. Album Foto Kenangan
32
32. Kisah Keluarga Hiroshi
33
33. Ryu Datang Lagi
34
34. Dia Adikku??
35
35. Adik Dan Pacar
36
36. Ryu Merasa Bersalah
37
37. Janji Hiroshi
38
38. Dua Hati
39
39. Pasar Malam
40
40. Keinginan Ve
41
41. Prepare
42
42. Perasaan Sesaat Ryu
43
43. Bertemu Papa Hiroshi
44
44. Perseteruan Erick dan Ryu
45
45. Laki-laki Sejati
46
46. Kemarahan Tuan Takahiro
47
47. Rencana Ryu
48
48. Persiapan
49
49. Jatuhnya Mobil Ke Laut
50
50. Selamat Dari Maut
51
51. Kabar Meninggal
52
52. Pertemuan Hiroshi Dan Harumi
53
53. Rencana Menikah Lagi
54
54. Menikah Yang Kedua
55
55. Kebahagiaan Hiroshi Dan Harumi
56
56. Kuliah Lagi
57
57. Erick Cemburu
58
58. Pemikiran Ryu
59
59. Bertemu Hana
60
60. Siapa Hana
61
61. Keraguan Ryu
62
62. Bertemu Lagi
63
63. Pertemuan Keluarga
64
64. Perjodohan
65
65. Perdebatan Ryu Dan Takahiro
66
66. Kedatangan Hana
67
67. Ryu Mabuk
68
68. Hari Pertunangan
69
69. Keputusan Ayana
70
70. Rencana Erick
71
71. Melamar
72
72. Menjemput Cinta Sejati
73
73. Rencana Bertemu Hana
74
74 Keakraban Ryu Dan Ve
75
75. Ke Kampung Hana
76
76. Melepas Rindu
77
77. Ungkapan Hati Ryu
78
78. Kembali Pulang
79
79. Wisuda Hana
80
80. Menghadap Kakek Takahiro
81
81. Pernikahan Erick Dan Ve
82
82. Pernikahan Ryu
83
83. Upacara Penerimaan Menantu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!