V E
Hari ini Ve, akan berangkat ke kampus dengan menggunakan motor bututnya seperti biasa. Ibunya sering menyuruhnya mengantarkan kue terlebih dahulu ke warung-warung yang biasa langganan pesan pada ibunya.
Semenjak dia lahir, sampai sekarang dia hidup hanya berdua dengan ibunya. Dia tidak tahu rupa dari ayahnya seperti apa. Jika di tanya kemana ayahnya, ibunya selalu bilang pergi entah kemana. Jadi mau tidak mau, Ve menjadi anak yang tomboy dan dia senang olah raga anak laki-laki sejak kecil.
Sejak kecil Ve di didik ibunya memang untuk jadi anak yang tomboy, pandai ilmu bela diri karena di dekat rumahnya ada klub pencak silat dan karate. Dari sejak umur sepuluh tahun sudah di daftarkan ibunya, karena memang dia ingin anaknya bisa menjaga diri. Dan Ve sendiri suka dengan olah raga yang menantang dan berani.
Sampai dia menginjak dewasa berumur sembilan belas tahun. Kini dia pemegang sabuk hitam di klub karatenya. Kadang dia juga di suruh melatih anak-anak kecil yang ikut juga berlatih karate dan pencak silat.
Harapan ibu Ve, sangat sederhana menurut Ve sendiri. Dia agar bisa menjaga diri dari bahaya yang tidak terduga.
Ve tidak mempermasalahkan alasan ibunya, cuma yang dia bingung sejak kecil Ve tidak pernah mengenal ayahnya. Pernah dia bertanya pada ibunya tentang ayahnya, namun selalu di jawab pergi jauh.
Dan akhirnya Ve malas untuk bertanya tentang ayahnya lagi. Toh dia juga hidup dengan baik berdua dengan ibunya.
"Ve, tolong nanti sore kirim pesanan kue pada bu Salma ya." pinta ibunya.
"Iya bu, tapi nanti setelah melatih anak-anak di klub ya." ucap Ve.
"Ya, ngga apa-apa." ucap ibunya.
Ve bersiap untuk pergi kuliah, dia berangkat kuliah seperti biasa mengendarai motor scoopynya keluaran pertama. Jadi bisa di pastikan motornya sudah butut karena seringnya di pakai bolak-balik kampus.
Itu juga membelinya bekas orang yang sedang butuh uang, dan ibunya Ve membeli karena dia memang membutuhkan motor untuk mengantarkan pesanan pelanggannya.
Ve mengeluarkan motornya dan langsung menstater sekalian di panasi. Dia mengelap body motor dengan kanebo yang dia bawa dari dalam rumah.
Andre menghampiri Ve yang sedang mengelap motornya. Dia sahabat Ve sejak kecil dan tetangga rumahnya juga.
"Ve, numpang dong. Motor gue mogok." ucap Andre pada Ve.
"Ya, mogok mulu motor lo." jawab Ve singkat.
Lalu Andre kembali ke rumahnya lagi, dia mengambil tas ranselnya dan kembali lagi ke tempat Ve mengelap motornya.
"Motor kamu kenapa lagi, Ndre?" tanya ibu Ve yang membuang air sisa cucian beras ke tanaman yang dia tanam di depan rumah.
"Biasa tante, minta di servis." jawab Andre sambil nyengir kuda.
"Itu bukan minta di servis, tapi minta di lem biru." timpal Ve.
"Apaan lem biru?" tanya Andre bingung.
"Lempar beli baru." jawab Ve santai.
"Hahahah! Ada-ada aja istilahnya lo itu." ucap Andre dengan tertawa ngakaknya.
Ibu Tika, ibu Ve hanya menggeleng kepala dengan tingkah lucu sahabat dari anaknya itu. Bagi ibu Tika istilah itu sudah biasa di dengar dari anaknya ketika dia mengeluhkan barang rusak, dia juga bingung pertama kali dengar istilah itu. Tapi sekarang sudah biasa mendengarkan Ve berkata seperti itu.
"Bu, Ve berangkat dulu ya." pamit Ve pada ibu Tika.
"Iya, hati-hati di jalan. Jangan ngebut bawa motornya Ve." pesan ibu Tika.
"Iya."
Lalu Ve naik di depan, sedangkan Andre di belakang. Memang aneh, tapi Ve tidak mau motornya di ganti oleh orang lain selain dirinya jika ada laki-laki yang ikut bonceng dirinya.
"Lo udah siap?" tanya Ve pada Andre.
"Udah dong. Cuuus kita berangkat." ucap Andre.
"Berangkaaaat." ucap Ve sambil menepuk depan motornya seperti di sitkom di televisi.
_
Sampai di kampus, Ve memarkirkan motornya di tempat parkiran seperti biasanya. Dia akan memarkirikan motornya di paling pojok, karena motornya tidak akan mengganggu motor lain.
Dia tahu, kampus yang dia mencari ilmu itu bergengsi jadi dari pada ribut dengan anak-anak lain lebih baik dia mencari aman. Tapi bukan berarti dia takut pada mereka yang notabene rata-rata anak orang kaya semua.
"Ve, gue masuk duluan ya. Jam kuliahnya sebentar lagi mulai." ucap Andra pada Ve.
"Oi, lo ngga bilang terima kasih kek ke gue. Main ngeloyor aja." ucap Ve kesal pada sahabatnya itu.
"Yaelah Ve, timbang terima kasih aja lo ributin. Iya gue terima kasih numpang di motor lo." ucap Andre sambil meloyor pergi.
"Ish, dasar." gerutu Ve.
Ve lalu melenggang pergi meninggalkan tempat parkiran. Dia melirik jam melingkar di tangannya, dia juga harus bergegas masuk kelas. Karena dosen kiler pasti memberinya hukuman kalau telat masuk kelas.
"Ve, lo tumben ngga telat?" tanya Gilang dari belakang menepuk pundak Ve.
"Lo kan tahu, hari ini dosen kiler masuk ke kelas kita. Gue harus on time." jawab Ve.
Gilang tersenyum, dia membenarkan dalam hati. Pak Doni, dosen kilar statistik di jurusan sosial fakultas pendidikan.
Gilang dan Ve satu kelas di jurusan yang sama. Ve sebenarnya salah masuk jurusan, bahkan salah masuk fakultas. Dia mengira formulirnya sama saja, tapi ternyata berbeda. Mau tidak mau akhirnya Ve masuk jurusan sosial dengan Gilang.
Gilang juga sahabat Ve setelah masuk satu jurusan. Memang di jurusan Ve masuki itu kebanyakan anak orang kaya baru, makanya gayanya selangit.
Ve sendiri heran, kenapa mereka masuk ke fakultas pendidikan. Bukannya fakultas yang bonafit seperti kedokteran atau Mipa. Itu kan fakultas bergengsi.
Dia pernah bertanya pada Gilang, kenapa seperti itu teman-teman satu kelasnya. Dia bilang mereka hanya kesasar, Ve pun hanya tertawa waktu itu.
Ve dan Gilang masuk ke dalam kelasnya, dia duduk di belakang Gilang. Baru juga duduk, dosen yang di sebut kiler oleh Ve sudah masuk dan memerintahkan ketua kelas untuk memberi salam pada dosen.
Memang seperti anak SD kalau dosen masuk memberi salam, tapi hanya pak Doni sang dosen kiler saja yang seperti itu. Yang lain tidak, biasa saja.
Bagus untuk kedisiplinan dan menghormati guru siapapun itu, tapi Ve berpikir seperti anak SD. Namun begitu, setiap mahasiswa harus menuruti apa perintah pak Doni. Dan sialnya lagi pak Doni adalah dosen statistik yang mana mata kuliah statistik itu susah susah gampang.
"Anak-anak, seperti biasa bapak akan mengetes kalian untuk membuat statistik siswa di sekolah SMA, jadi kalian bersiap untuk memberikan jawaban di kertas dan siapa yang pertama bapak tunjuk akan maju ke depan mempresentasikan hasil jawabannya." kata pak Doni.
Dan ini adalah salah satu yang tidak di sukai oleh mahasiswa di kepas Ve, tapi mereka bersabar karena dua bulan lagi pergantian semester dan kata kakak kelas di semester selanjutnya mata kuliah pak Doni tidak ada.
Begitulah, semua bersabar dan menuruti tugas dari pak Doni. Jika tidak, makan bersiap nilai akan mendapatkan nilai E atau D. Sudah di pastikan nilai itu akan mengulang mata kuliahnya.
Jadi, mereka berusaha semaksimal mungkin untuk menuruti apa yang di tugaskan pak Doni.
_
_
_
😊😊😊😊😊😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
🌹🪴eiv🪴🌹
aku disini 🤗
2022-11-05
1
Crazy writer
Semangat KK 👋🏻
2022-03-15
0
Nyonya Cakradonya 💞
mampir
2022-03-15
0