Part. 3

"Lu, kagak napa-napa, Neng? Ngapa lu nangis?" Bima kembali bertanya beberapa detik setelah keduanya bungkam dalam tatap.

Gadis kecil itu menundukkan wajah, masih dengan sisa tangisan yang ia perdengarkan. Bima melirik sikunya, terdapat luka lecet dan mengeluarkan darah sedikit, mungkin dia terjatuh dan sikunya yang ia gunakan untuk menopang tubuh tergores.

"Siku lu sakit, ya, Neng. Bentar, ya, gua ambilin obat dulu." Bima beranjak gegas berlari menghampiri Dewa yang menatapnya di kejauhan.

Gadis kecil itu mengangkat pandangan, ditatapnya Bima yang mengobrol di kejauhan bersama laki-laki hampir tua. Bima melengos, entah ke mana dia pergi. Tak lama ia muncul dengan sebuah kantong plastik di tangannya.

Bima tersenyum, ada lesung pipi kecil di kedua sisi bibirnya.

'Ayah, kenapa dia mirip sekali dengan Ayah? Siapa Kakak ini?' batin gadis kecil itu sedikit termangu karena pesona ketampanan Bima.

"Sini, gua bantu obatin." Bima duduk di sampingnya. Ia mengambil tangan si gadis dan membersihkannya menggunakan air mineral yang ia beli.

"Sakit, ya?" Bima kembali tersenyum, ia menjeda apa yang dilakukannya saat bibir gadis itu berdesis kesakitan.

"Ayah?" Bergumam pelan hampir tak terdengar. Ia menggigit bibirnya, memperhatikan Bima yang begitu telaten mengobati lukanya.

Tampan, kenapa aku seperti melihat Ayah di diri Kakak ini?

Lagi-lagi ia bergumam. Tak berkedip matanya menatap Bima hingga bocah laki-laki itu selesai membalut lukanya menggunakan plester.

"Nah, udan rebes. Udah jangan nangis lagi. Lukanya udah gua obatin, bentar lagi sembuh." Bima mengusap kepala gadis kecil itu. Ada rasa aneh yang menjalar dalam pembuluh darahnya saat bersentuhan langsung dengannya.

"Terima kasih." Kepala itu kembali menunduk, ia gadis yang pemalu. Berucap saja lirih hampir seperti bisikan.

"Oya, di mana Nyak Babeh lu? Kenapa sendirian?" Kepala Bima celingukan ke kanan dan kiri. Banyak orang yang berlalu-lalang, tapi ia tak tahu yang mana orang tua si gadis.

Bima terhenyak ketika suara tangis justru yang menjawab pertanyaan darinya tadi.

"Ayah! Ibu! Di mana kalian? Aku tersesat, aku takut." Kedua tangannya menutupi wajah. Menangis sesenggukan memanggil Ayah dan Ibunya. Bima bingung, ia berdiri, lalu duduk lagi tak tahu yang mana orang tua si gadis.

Ia merangkul bahu yang berguncang itu, mengusapnya hanya untuk menenangkan saja.

"Udah, jangan nangis. Emang di mana orang tua lu? Kenapa lu bisa sampe tersesat kaya gini?" tanya Bima ingin tahu. Gadis itu hanya menggelengkan kepala tak tahu dan tak ingat.

Tangisnya semakin keras, Bima panik. Ia melempar pandangan ke lapangan parkir, tak ada Dewa di sana. Lidahnya berdecak berulang-ulang, panik karena tangisan gadis kecil itu tak kunjung mereda.

"Udah, dong. Jangan nangis terus. Gua beliin es krim, mau?" Ia menggeleng, masih menangis tersedu-sedu.

Bima melipat bibir, berpikir apa yang harus dia lakukan untuk meredakan tangis si gadis. Bima melirik pergelangan tangannya, di sana melilit sebuah kalung dengan bandul berinisial huruf B. Bima membuka lilitan itu, dan memandangnya dengan saksama.

Teringat akan pesan Tina dan Dewa bahwa ia tidak boleh menghilangkan kalung tersebut. Itu hadiah dari mereka di ulang tahunnya yang ke sepuluh kemarin.

Bima membuka salah satu tangan gadis yang menutup wajahnya, mengambilnya, dan memberikan kalung itu pada genggamannya. Masih dengan sisa isak tangis, gadis kecil itu melirik tangannya.

Ia mendekatkan benda di telapak tangan pada wajah, menelisiknya lama. Bima tersenyum, di saat tangan mungil itu mengusap matanya yang berair.

"Ini apa?" Bertanya terbata karena masih sesenggukan.

Bima tersenyum lagi, ia menarik tangan gadis itu tanpa mengambil kalungnya. "Ini hadiah dari Nyak, Babeh gua. Emang kagak berharga, sih, tapi katanya supaya gua ingat terus ama mereka. Setiap gua lihat kalung ini, gua selalu tersenyum. Bahagia, dan karena lu nangis terus, gua kasih ni kalung. Supaya ati lu ikut bahagia tiap liat ni kalung. Ambil, buat lu."

Bima melepaskan kembali tangannya, ia memiringkan kepala menatap lebih dalam wajah merah gadis kecil itu.

"Kakak memberikan ini padaku?" tanyanya. Suaranya, gaya bicaranya, membuat Bima tertegun.

Busyet, dah. Ngomongnya udah kaya guru bahasa Indonesia di sekolah aja.

Ia terkekeh dalam hati. Tak biasa berbicara menggunakan bahasa formal dalam kesehariannya.

"Iya, lu bisa ambil dan simpan. Jangan ampe ilang, ya. Entar kalau kita ketemu lagi, lu kudu balikin ntu kalung. Gua takut Nyak sama Babeh nanyain," ujar Bima sembari mengulas senyum manis untuknya.

Gadis kecil itu memberanikan diri menatap wajah Bima. Ia tersenyum, melirik kembali tangannya sebelum berbalik pada Bima.

"Terima kasih. Aku pasti akan mengembalikannya kepada Kakak kapan pun kita bertemu. Untuk saat ini, boleh aku menyimpannya? Aku suka," ucap gadis kecil itu dengan kepolosannya.

Bima terkekeh, ia memalingkan muka sambil melipat bibirnya. "Gua udah bilang tadi, lu boleh simpan ntu kalung, tapi kalo lu bosan jangan ampe lu buang. Balikin lagi ke gua," ucap Bima.

Lagi-lagi senyum itu membuatnya tertegun, senyum yang hampir serupa dengan milik sang Ayah.

"Kak, kenapa senyum Kakak mirip dengan Ayahku?" tanyanya tanpa sadar. Bima termangu, mengernyit dahinya karena bingung.

"Ayah? Babeh lu? Ganteng kagak? Kalo kagak, gua ogah disamain ma dia." Bima melengos malas sekali rasanya ada yang membandingkan dirinya.

Namun, gadis kecil itu menyentuh pundaknya. Ia memiringkan kepala hanya untuk dapat melihat wajah bocah laki-laki yang berbicara kasar itu.

"Ayahku tampan, bagiku hanya dia yang paling tampan. Jika aku bilang Kakak mirip dengannya, itu artinya Kakak juga sama tampannya seperti Ayahku. Percayalah!" Ia tersenyum manis sekali, menghujam tepat di bagian tengah dada begitu Bima menoleh padanya.

"Lu udah kagak nangis lagi?" Bertanya mengalihkan pembicaraan. Ia hanya mengangguk sambil menggenggam kalung milik Bima.

"Kalo kita nunggu di sini aja, orang tua lu kagak bakalan nemuin lu. Yu, gua antar lu ke ruang informasi di pasar ini. Lu bisa nunggu mereka di sana," ajak Bima. Ia beranjak lebih dulu bersiap pergi.

Entah apa sebabnya? Tapi gadis kecil itu percaya begitu saja pada Bima. Ia ikut beranjak dan mengekor di belakang bocah laki-laki itu menuju sebuah ruangan.

Bima berbicara kepada petugas di sana bahwa ada anak yang tersesat dan mencari orang tuannya. Petugas itu mengumumkan sesuai yang dilaporkan Bima.

"Kita tunggu aja, orang tua lu bentar lagi nyampe," ujar Bima sambil ikut duduk di samping gadis kecil itu.

Teringat akan tugasnya membantu Dewa, ia pun berpamitan dan menitipkan gadis kecil itu pada petugas informasi. Bima melambai, ia berjalan keluar meninggalkan gadis kecil sendirian.

"Kakak!" Langkah Bima terhenti di ambang pintu ruangan. Ia menoleh dan menunggu gadis kecil itu datang.

"Apa kita bisa bertemu lagi?" tanyanya penuh harap.

"Katanya Nyak ma Babeh, kalo kita jodoh pasti bakal ketemu. Udah, ya. Gua harus bantu Babeh. Jaga diri lu baik-baik, jangan ampe jatoh lagi," katanya sambil mengusap rambut gadis kecil dan berlalu pergi.

Ia masih berdiri di sana sampai punggung Bima menghilang.

"Sayang!" Seorang wanita paruh baya berlari dan memeluk gadis kecil yang masih berdiri di ambang pintu ruangan tersebut.

"Ibu! Ayah!" Ia memeluk erat Ibunya. Menumpahkan ketakutan yang berhasil dihapus Bima.

"Kau tak apa, sayang? Bagaimana bisa kau tersesat?" tanya laki-laki paruh baya berkacamata yang ia panggil Ayah itu.

"Aku juga tidak tahu, Ayah. Tiba-tiba saja aku ada di luar. Seseorang menabrakku hingga terjatuh. Beruntung, ada seorang Kakak baik yang menolongku. Dia mengobati lukaku dan membawaku ke sini," ungkapnya menunjukkan luka di tangan yang telah dibalut plester.

"Oh, Ya Allah. Maafkan Ibu, sayang. Maaf." Wanita itu menyesal, ia memeluk putrinya dan mengangkatnya dalam gendongan. Keduanya berpamitan pada petugas informasi tersebut dan berlalu meninggalkan pasar sambil mendengarkan cerita putri mereka tentang bocah laki-laki tampan yang menolongnya.

"Dia mirip dengan Ayah saat tersenyum, tapi juga mirip dengan Ibu matanya." Kedua paruh baya itu tertegun, mereka saling lempar pandangan.

Baim!

Terpopuler

Comments

🍒 rizkia Nurul hikmah 🍒

🍒 rizkia Nurul hikmah 🍒

jgn2 sodara trs jodoh y Bima siapa

2022-03-23

1

lidia

lidia

ku hrap razka msih bijak sprti dlu

2022-02-28

1

💕Erna iksiru moon💕

💕Erna iksiru moon💕

hola Bima aq mampir nih baru baca sampe sini....

2022-02-06

2

lihat semua
Episodes
1 Part. 1
2 Part 2
3 Part. 3
4 Part. 4
5 Part. 5
6 Part. 6
7 Part. 7
8 Part. 8
9 Part. 9
10 Part. 10
11 Part. 11
12 Part. 12
13 Part. 13
14 Part. 14
15 Part. 15
16 Part. 16
17 Part. 17
18 Part. 18
19 Part. 19
20 Part. 20
21 Part. 21
22 Part. 22
23 Part. 23
24 Part. 24
25 Part. 25
26 Part. 26
27 Part. 27
28 Part. 28
29 Part. 29
30 Part. 30
31 Part. 31
32 Part. 32
33 Part. 33
34 Part. 34
35 Part. 35
36 Part. 36
37 Part. 37
38 Part. 38
39 Part. 39
40 Part. 40
41 Part. 41
42 Part. 42
43 Part. 43
44 Part. 44
45 Part. 45
46 Part. 46
47 Part. 47
48 Part. 48
49 Part. 49
50 Part. 50
51 Part. 51
52 Part. 52
53 Part. 53
54 Part. 54
55 Part. 55
56 Part. 56
57 Part. 57
58 Part. 58
59 Part. 59
60 Part. 60
61 Part. 61
62 Part. 62
63 Part. 63
64 Part. 64
65 Part. 65
66 Part. 66
67 Part. 67
68 Part. 68
69 Part. 69
70 Part. 70
71 Part. 71
72 Part. 72
73 Part. 73
74 Part. 74
75 Part. 75
76 Part. 76
77 Part. 77
78 Part. 78
79 Part. 79
80 Part. 80
81 Part. 81
82 Part. 82
83 Part. 83
84 Part. 84
85 Part. 85
86 Part. 86
87 Part. 87
88 Part. 88
89 Part. 89
90 Part. 90
91 Part. 91
92 Part. 92
93 Part. 93
94 Part. 94
95 Part. 95
96 Part. 96
97 Part. 97
98 Part. 98
99 Part. 99
100 Part. 100
101 Part. 101
102 Part. 102
103 Part. 103
104 Part. 104
105 Part. 105
106 Part. 106
107 Part. 107
108 Part. 108
109 Part. 109
110 Part. 110
111 Part. 111
112 Part. 112
113 Part. 113
114 Part. 114
115 Part. 115
116 Part. 116
117 Part. 117
118 Part. 118
119 Part. 119
120 Part. 120
121 Part. 121
122 Part. 122
123 Part. 123
124 Part. 124
125 Part. 125
126 Part. 126
127 Part. 127
128 Part. 128
129 Part. 129
130 Part. 130
131 Part. 131
132 Part. 132
133 Part. 133
134 Part. 134
135 Part. 135
136 Part. 136
137 Part. 137
138 Part. 138
139 Part. 139 (END)
140 Pengumuman
Episodes

Updated 140 Episodes

1
Part. 1
2
Part 2
3
Part. 3
4
Part. 4
5
Part. 5
6
Part. 6
7
Part. 7
8
Part. 8
9
Part. 9
10
Part. 10
11
Part. 11
12
Part. 12
13
Part. 13
14
Part. 14
15
Part. 15
16
Part. 16
17
Part. 17
18
Part. 18
19
Part. 19
20
Part. 20
21
Part. 21
22
Part. 22
23
Part. 23
24
Part. 24
25
Part. 25
26
Part. 26
27
Part. 27
28
Part. 28
29
Part. 29
30
Part. 30
31
Part. 31
32
Part. 32
33
Part. 33
34
Part. 34
35
Part. 35
36
Part. 36
37
Part. 37
38
Part. 38
39
Part. 39
40
Part. 40
41
Part. 41
42
Part. 42
43
Part. 43
44
Part. 44
45
Part. 45
46
Part. 46
47
Part. 47
48
Part. 48
49
Part. 49
50
Part. 50
51
Part. 51
52
Part. 52
53
Part. 53
54
Part. 54
55
Part. 55
56
Part. 56
57
Part. 57
58
Part. 58
59
Part. 59
60
Part. 60
61
Part. 61
62
Part. 62
63
Part. 63
64
Part. 64
65
Part. 65
66
Part. 66
67
Part. 67
68
Part. 68
69
Part. 69
70
Part. 70
71
Part. 71
72
Part. 72
73
Part. 73
74
Part. 74
75
Part. 75
76
Part. 76
77
Part. 77
78
Part. 78
79
Part. 79
80
Part. 80
81
Part. 81
82
Part. 82
83
Part. 83
84
Part. 84
85
Part. 85
86
Part. 86
87
Part. 87
88
Part. 88
89
Part. 89
90
Part. 90
91
Part. 91
92
Part. 92
93
Part. 93
94
Part. 94
95
Part. 95
96
Part. 96
97
Part. 97
98
Part. 98
99
Part. 99
100
Part. 100
101
Part. 101
102
Part. 102
103
Part. 103
104
Part. 104
105
Part. 105
106
Part. 106
107
Part. 107
108
Part. 108
109
Part. 109
110
Part. 110
111
Part. 111
112
Part. 112
113
Part. 113
114
Part. 114
115
Part. 115
116
Part. 116
117
Part. 117
118
Part. 118
119
Part. 119
120
Part. 120
121
Part. 121
122
Part. 122
123
Part. 123
124
Part. 124
125
Part. 125
126
Part. 126
127
Part. 127
128
Part. 128
129
Part. 129
130
Part. 130
131
Part. 131
132
Part. 132
133
Part. 133
134
Part. 134
135
Part. 135
136
Part. 136
137
Part. 137
138
Part. 138
139
Part. 139 (END)
140
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!