Shasi terdiam sejenak, suasana rumah menjadi hening. Tidak ada orang lain di ruangan itu selain mereka berdua, menambah keheningan yang semakin sunyi, bukan dari ambiens yang ada, tapi juga dari hati mereka. Sepi. Walaupun ada beberapa pelayan di rumah itu, tapi mereka semua tidak terlihat di sana, sebab mereka hanya mendekat bila di butuhkan saja.
Wanita tua itu memikirkan masa depan cucunya, pria itu sudah cukup dewasa, sudah waktunya memiliki pasangan hidup, antara yakin dan tidak yakin ia bertanya pada dirinya sendiri.
'Haruskah melenggar keyakinan dan membiarkan takdir yang merubah hidupnya, lalu lihat saja akan seperti apa nantinya? Haruskah membiarkannya merana sampai hari tua tanpa seorang wanita pun yang bisa mendampingi hidupnya?'
Junda menatap neneknya lekat, ia sebenarnya sedikit ragu, antara percaya dan tidak, dengan semua ucapan neneknya. Seandainya ia mau percaya, maka akan sulit untuk menemukan wanita, yang diinginkan dan mempunyai tanda yang sama, seperti dirinya.
Ia tidak mungkin memeriksa ataupun membuka semua pakaian wanita yang menyukainya, hanya untuk melihat apakah ia memiliki tanda yang sama. Tidak mungkin juga menanyakan hal seperti itu, terlalu memalukan baginya.
Junda tersenyum geli membayangkannya.
"Jadi kemungkinan aku tidak bisa menikmati tubuh wanita, ya Nek?" Junda kembali bertanya.
"Hus! Jangan bicara sembarangan."
"Ahk ... Nenek, kan yang bilang, kalau aku nekat menikah dengan wanita yang tidak sama, nanti mereka mati, benar, kan?"
Junda menjadi laki-laki, yang suka mendekati wanita hanya sebentar saja. Ia hanya akrab dalam sekejap, menikmati kebersamaan mereka, setelah itu ia meninggalkannya begitu saja, sudah banyak perempuan yang sakit hati karenanya.
Meskipun demikian, ia tidak pernah melakukan hal-hal yang lebih dalam, melainkan hanya sekedar pegangan tangan atau berciuman.
Sebenarnya, kepercayaan Junda tentang mitos itu, tidak setebal kepercayaan Sashi, tapi ia tetap tidak menginginkan hal buruk terjadi. Ia ingat pesan neneknya, jangan sampai melakukan hubungan terlarang karena mungkin bisa mengakibatkan kematian.
Semua wanita yang menjadi pacarnya pasti bertanya-tanya tentang alasan mengapa mereka harus berpisah, padahal hubungan mereka baik-baik saja. Junda tidak pernah mengatakan terus terang alasannya, bahwa ia tidak bisa menikah dan melanjutkan hubungan karena percaya pada mitos di tubuhnya. Tidak.
Saat ini zaman modern, di mana semua orang percaya dengan kecanggihan teknologi, ia tidak mungkin mengatakan pada semua orang, bahwa ia tidak mau berhubungan lebih jauh dengan lawan jenis, hanya karena ia mempercayai mitos saja.
Iya tidak ingin menjadi laki-laki, yang ditertawakan oleh teman-temannya. Oleh karena itu, ia menutupinya rapat-rapat. Ia tidak punya keinginan untuk menjadikan wanita-wanita yang dekat dengannya, sebagai pasangannya.
Setelah beberapa saat lamanya Sashi termenung, ia pun menjawab pertanyaan Juanda, dengan mengangguk tegas.
"Iya, itu benar. Ya ... Nenek dengar sendiri dari kakek buyutmu," kata Sashi sambil mengembuskan napas perlahan.
"Akh, itu kan cuma cerita."
"Apa kamu mau bilang, buyutmu pembohong, begitu?"
Sashi mendengar sendiri cerita-cerita tentang orang yang memiliki tanda seperti itu, dari kakek buyutnya. Bahkan orang-orang yang hidup di zaman para raja, bahwa ada orang yang memiliki tanda, tidak tahu makna ataupun mitos yang timbul dari tanda yang dimilikinya. Kemudian mereka menikah, maka pasangannya pun mati. Begitu seterusnya, setiap kali ia menikah, maka pasangannya akan mati.
Intinya, hubungan pernikahan yang mereka lakukan tidak akan bertahan lama dan tentu saja mereka tidak akan memiliki anak. Bagaimana mungkin bisa memiliki anak, bila pernikahan mereka hanya sebentar saja?
Shasi pernah mendengar sebuah cerita lain dan ia menceritakannya kepada Juanda. Pernah suatu ketika, ada seorang yang memiliki sebuah kekuatan, ia baik-baik saja ketika menikah dengan orang yang memiliki bahulawe di tubuhnya. Akan tetapi sampai akhir hubungan, mereka tidak memiliki keturunan.
Menurut sebagian paranormal, tanda itu seperti kutukan yang menolak sebuah keberuntungan ataupun kebaikan dari orang yang menjadi pasangannya.
Saat mendengar cerita dari neneknya itu Junda tertawa lebar, geli.
"Kenapa kau tertawa?" tanya Shasi.
"Bayangkan saja Nek, kalau ternyata orang yang memiliki tanda seperti aku adalah seorang yang sudah tua, apa aku harus menikahinya juga?" Junda berkata sambil terus tertawa.
"Aku tidak bodoh, menikahkanmu dengan wanita tua seperti aku. Aku sudah mencarikan jodoh untukmu, tenang saja, aku yakin, tidak lama lagi 0menemukannya."
"Nenek ... sudahlah, aku sudah tidak berminat lagi untuk menikah dan aku geli mendengar kata itu."
"Jangan seperti itu, nak ... kenapa tidak yakin pada dirimu dan juga pada kebaikanmu, kau sudah sangat baik selama ini. Pasti ada balasan kebaikanmu."
'Ahk ... nenek tidak tahu, aku banyak menyakiti hati perempuan karena aku tidak bisa melanjutkan hubungan, lebih jauh dengan mereka, sedangkan mereka menginginkan aku menjadi pasangan hidupnya, sebagai timbal balik dari perasaan mereka padaku'
"Bukannya aku tidak percaya diri, aku sudah bosan Nenek selalu bilang begitu."
"Tapi, selama ini kamu tidak pernah sial, atau ketemu hal-hal yang aneh setiap kali kamu pergi, kan?"
"Oh, itu ... ada, bahkan yang terakhir, kemarin aku hampir saja menabrak orang."
"Siapa orang itu, apa dia perempuan?"
"Bukan, bukan perempuan, dia anak kecil masih sekolah atau mungkin sekitar umur lima tahun."
"Kenapa tidak bilang?"
"Sekarang aku bilang, kan?"
"Kau ini, ceroboh sekali! Kenapa kau bisa hampir menabrak anak itu?"
Junda mengedikkan bahunya sendiri, sambil berkata, "aku tidak tahu."
"Jadi kau yang menyebabkan kesialan pada anak itu, apa Anak itu mati?"
Sashi berkata seperti itu bukan tanpa alasan, wanita yang sangat percaya hal-hal mitos itu beru saja mendatangi seorang peramal dan menanyakan keberuntungan cucunya tahun ini. Lalu peramal itu mengatakan bahwa akan datang jodoh untuk Junda yang akan diawali dengan datangnya kejadian-kejadian sial yang menimpanya, secara berurutan.
Kesialan itulah yang nantinya akan menjadi awal pertemuan dan kedekatan Junda pada calon istrinya.
Saat itu, Sashi menanyakan tentang pemilik bahulawean yang langka, kemudian peramal itu pun menjawab bahwa baholawean akan hilang tahun ini juga, asal mereka berdua bisa menikah dengan segera.
"Oh, tidak ... dia baik-baik saja," jawab Junda tenang.
"Syukurlah, jadi kamu gak perlu berurusan sama polisi, repot kalau berurusan sama mereka. Kamu kan sibuk." Sashi berkata sambil beranjak dari kursinya, sepertinya wanita itu mengantuk.
"Nek, ada perempuan yang sudah nolong anak itu, dia pegawai yang membuat aku sial. Siapa ya namanya, aku lupa siapa dia." Junda bicara dengan suara lirih seolah bicara pada dirinya sendiri.
Shasi menoleh sambil berkata dengan antusias, "Siapa dia, siapa namanya?"
"Aku tidak tahu."
"Dasar, bodoh! Kenapa kau tidak mencari tahu siapa dia, biasanya kebetulan seperti itu menandakan dia adalah jodohmu."
'Dia jodohku? Ahk, yang benar saja. Aku gak selera!'
"Tapi, kalau dia tidak punya tanda yang sama, apa dia tetap jodohku juga?" berkata sambil tertawa kecil.
Junda pun berdiri sambil mengibaskan tangannya, melangkah meninggalkan Shasi, yang masih termenung. Ia membawa buku yang tadi dibacanya dan akan meneruskan membaca di tempat tidur.
Kejadian tabrakan pagi hari itu, membuatnya terlambat untuk menghadiri rapat yang sudah Ia janjikan dengan mitra bisnisnya. Semula, mereka akan bekerja sama dalam sebuah rancangan bangunan kompleks perkantoran yang bernilai milyaran rupiah.
Akan tetapi karena ia tidak menghadiri rapatnya, semua perjanjian itu batal begitu saja dan pihak mitranya kini sudah melakukan perjanjian dengan perusahaan lain. Saat Junda datang, mereka sudah pergi dan saat itu Junda hanya marah pada dirinya sendiri. Ia tidak akan marah dengan keadaan karena semua sudah terjadi.
'Kalau bukan karena perempuan itu, Aku tidak akan rugi sampai sebesar seperti ini, kalau aku bisa memenangkan tender itu dan rancanganku diterima mereka, perusahaan untung berkali-kali lipat, ahk!'
Junda mengacak rambutnya sendiri.
Perusahaan yang dimiliki Junda, bergerak sebagai kontraktor yang mempunyai perancang sendiri untuk semua desain yang diinginkan mitranya. Ia selalu bekerjasama dengan banyak pihak swasta ataupun pemerintah kota untuk membangun kawasan strategis.
Biasanya mereka mengadakan kerjasama itu, karena perusahaan Junda akan menyediakan semua bahan baku pembangunan secara mandiri, yang akan berakibat pada, penghematan biaya anggaran. Semua mereka penuhi dari mulai semen, besi baja, cat, bata, kerangka atap, dan keramik, lengkap ditunjang oleh pabrik-pabrik yang ada di bawah perusahaannya.
Junda duduk di sisi tempat tidur, sambil berpikir tentang keuntungan dari pembangunan yang gagal ia dapatkan tendernya. Itu jumlah yang tidak sedikit, dan akan menguntungkan sekali. Perusahaannya akan menyediakan semua kebutuhan pembangunan dari pabrik-pabriknya sendiri, sehingga ia tidak perlu memesan atau membelinya dari pabrik milik orang lain. Kecuali, bila pabrik yang diminta, tidak bisa memenuhi karena terjadi keterlambatan stok ataupun gangguan produksi.
Junda berjalan ke sisi jendela kamar sambil melepas pakaiannya. Menatap keluar dengan pikiran yang berkecamuk di dalam kepala.
Saat kejadian itu, ia tengah terburu-buru karena bangun kesiangan. Ia berpikir akan bisa cepat sampai memakai mobil keluaran terbaru yang ia beli beberapa pekan yang lalu.
Ia pun mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Namun, ternyata ia menjadi orang yang paling naas, hanya karena seorang wanita. Ia masih berpikir, Relinalah penyebab kesialannya.
Junda tengah menekan pedal gasnya lebih dalam, saat mobil yang ada di hadapannya tiba-tiba berhenti. Ia berniat menyalip, dengan mobilnya yang tengah melaju dengan kecepatan tinggi. Karena pandangannya terhalang, ia tidak melihat apa yang terjadi di depan mobil, yang tiba-tiba berhenti.
Pria itu melihat tidak ada kendaraan dari arah sebaliknya, sehingga niatnya menyalip kendaraan di depannya pun terlaksana. Ia tidak tahu, bila semua mobil dari arah yang berlawanan, sedang berhenti karena ada insiden anak kecil yang berlari di tengah jalan raya.
Begitu Junda berhasil menyalip kendaraan di depannya, ia sangat terkejut dan langsung menginjak rem depan segera hingga menimbulkan suara berdecit yang cukup keras.
Saat itu ia melihat Relina, seorang gadis yang tengah berlari dengan sangat cepat, meraih anak kecil di tengah jalan, dengan kedua tangannya, lalu kembali berlari keseberang.
Gadis itu tidak memikirkan dirinya sendiri, ia seperti pantang takut, seandainya tertabrak dan mati, hanya demi menyelamatkan anak kecil yang bahkan ia tidak tahu anak siapa?
'Ahk, tidak! Apa itu tadi?'
"Sial!" Pekik Junda waktu itu.
Spontan tubuhnya terhuyung kedepan saat mobil sudah berhenti. Seketika napas tak beraturan, jantung berdegup kencang dan yang pasti, ia sangat kesal.
Ia menoleh ke samping di tempat kejadian berlangsung, ia mulai bisa menguasai keterkejutannya dan saat itu ia melihat pemandangan yang miris di depannya.
Relina tersungkur lalu jatuh terguling beberapa kali ke trotoar.
Rasa kesal memenuhi benaknya, hingga yang bisa ia lakukan adalah memukul stir mobil dengan tangannya yang terkepal.
Beberapa orang bersungut-sungut dan beberapa orang lainnya menghampiri Relina yang terlihat kesakitan. Gadis itu berhasil menyelamatkan anak kecil lucu dari kecelakaan di jalan raya.
Kejadian itu hanya berlangsung, tidak sampai satu menit atau lebih, tapi sudah menimbulkan kamacetan panjang, mengingat sekarang jam sibuk.
Setelah kejadian berhenti, beberapa orang tampak berkerumun. Sementara beberapa mobil yang lain pun melanjutkan kembali perjalanan mereka ke tujuannya masing-masing.
Ada beberapa orang yang tidak peduli, mungkin karena mereka melihat bahwa Relina dan anak kecil itu baik-baik saja, ada juga beberapa orang yang dikejar oleh kesibukannya, hingga mereka tidak ikut melihat keadaan selanjutnya.
Di antara orang-orang yang merasa terganggu perjalanannya adalah Junda, hingga ia merasa perlu menumpahkan amarah, saat itu juga. Ia pun turun dan membanting pintu mobilnya dengan sangat keras..
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
sial membawa jodoh
2023-08-31
0
☠Mia Novita
hadir lagi kakakk
2022-08-17
5
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
semua tanda2 & kisahnya sesuai kata peramal itu ya nek?
2022-05-25
9