Apakah wanita ini tidak seperti Ayahnya dan keluarganya itu? Aahhh, kenapa aku malah ingin tahu, sebaiknya aku segera tidur. (Batin Raka)
Melinda terus memijat kaki suaminya dan berusaha untuk tetap terjaga, karena sebenarnya dirinya sangat mengantuk.
Melinda tanpa sengaja memejamkan matanya dan tidur bersebelahan dengan Raka yang telah terlelap lebih dulu.
Beberapa jam kemudian, Raka terbangun dan terkejut melihat Melinda yang ternyata tidur di ranjang.
Raka yang tak senang dengan hal itu, memutuskan untuk membangunkan Melinda agar segera bangun dan pindah ke sofa.
Akan tetapi, saat Raka menyentuh pundak Melinda, Raka menjadi tak tega dan iapun memilih untuk melanjutkan tidurnya.
***
Indri telah bangun dari tidurnya dan memeriksa ponsel pintar miliknya untuk melihat berita yang sedang trending topik. Mata Indri terbelalak lebar ketika membaca artikel mengenai Raka dan juga Melinda.
“Sial!” Indri melempar ponselnya sembari berteriak kesal.
Teriakkan Indri membuat para pelayan yang sedang bersih-bersih terkejut.
“Apakah kamu mendengar suara teriakkan nenek lampir?” tanya salah satu pelayan.
“Aku mendengarnya dengan sangat jelas, baru jam 3 pagi seperti ini nenek lampir itu sudah berteriak mengeluarkan ilmunya,” sahut salah satu dari mereka yang mulai bergosip.
Melinda perlahan membuka matanya dan terkejut menyadari dirinya berada di tempat tidur milik Raka.
Melinda refleks turun dengan terburu-buru hingga tanpa sengaja dirinya terjatuh dan membuat pergelangan tangannya terkilir.
Meskipun tangannya terkilir, Melinda mencoba untuk tak berteriak ataupun mengeluarkan suara sedikitpun. Ia takut jika Raka bangun dan menyadari tempat tidur tersebut telah ditiduri oleh Melinda, sudah pasti Raka akan marah besar dan Melinda tidak ingin hal itu terjadi.
Melinda bangkit dari jatuhnya dan bergegas keluar dari kamar untuk mencari minyak oles atau minyak urut untuk meringankan sakit di pergelangan tangan kanannya.
“Nona Muda kenapa keluar di jam seperti ini? Apakah ada yang dibutuhkan oleh Nona Muda? Biar saya saja yang mencarinya,” tutur salah satu pelayan yang melihat Melinda baru saja keluar dari lift.
Melinda menoleh ke kiri dan kanan untuk memastikan tidak ada Almer di sekitarnya.
“Bisakah saya meminta minyak oles atau minyak urut?” tanya Melinda lirih.
“Nona Muda tunggu sebentar, saya akan mengambilkannya,” jawab pelayan wanita tersebut.
Melinda memutuskan untuk duduk di kursi yang tak jauh dari tempatnya berdiri.
Baru saja duduk, Melinda dikejutkan oleh kedatangan Indri yang menatapnya dengan penuh amarah.
“Hei, wanita sialan! Apa yang telah kamu lakukan sehingga pria sedingin Raka bisa menikahi kamu?” Indri bertanya sembari menarik rambut Melinda dengan kuat.
“Mbak Indri, tolong lepaskan rambut saya.” Melinda memohon agar Indri segera melepaskan tangannya dari rambut.
Apa yang dilakukan Indri, disaksikan oleh salah satu pelayan di rumah itu. Tanpa pikir panjang, pelayan wanita itu berlari dan mencoba menjauhkan Indri dari Melinda.
“Aaakkk!” Indri terkejut dan nyaris terjatuh karena ulah dari pelayan wanita itu.
“Nona Muda tidak apa-apa?” tanya pelayan wanita itu yang terlihat khawatir.
Pelayan wanita yang lain datang dengan membawa minyak yang Sebelum diminta oleh Melinda.
Indri ingin sekali mencekik mereka yang telah membuatnya kesal. Akan tetapi, Indri mengurungkan niatnya dan kembali masuk ke dalam kamar.
Karena tak ingin memperkeruh suasana, Melinda meminta dua pelayan wanita tersebut untuk melupakan kejadian yang telah dilakukan oleh Indri. Melinda tidak ingin membuat Almer maupun Raka semakin membenci Indri. Apa yang dilakukan oleh Indri, bisa jadi karena merasa tersaingi dan Melinda berusaha untuk memahami sikap Indri yang seperti itu terhadapnya.
“Nona Muda, kenapa tidak melaporkan hal ini kepada Tuan besar dan Tuan Muda?” tanya salah satu dari dua pelayan yang tak setuju dengan permintaan dari Melinda yang meminta mereka berdua untuk bungkam.
“Apakah dengan saya melaporkan kejadian ini, masalah ini bisa selesai begitu saja? Bagaimana, kalau Mbak Indri semakin membenci saya?” tanya Melinda.
Dua pelayan tersebut langsung terdiam ketika Melinda bertanya.
“Baiklah, karena saya sudah mendapatkan minyak ini, saya mau kembali ke kamar.”
Melinda beranjak dari duduknya dan bergegas masuk ke dalam lift.
Mau bagaimanapun, tetap saja tidak ada yang menyayangiku. Kecuali, Kakek Almer. Meskipun begitu, aku tetap saja dikucilkan dan dihina. (Batin Melinda)
Saat Melinda baru saja memasuki kamar, Melinda dikejutkan oleh sepasang mata yang tengah memperhatikan dirinya dengan begitu dingin.
“Ya Allah.” Melinda terkejut dan tak sengaja menjatuhkan minyak oles yang berada di tangannya.
Melinda cepat-cepat memungutnya dan untung saja minyak oles itu tidak pecah.
“Kamu darimana saja?” tanya Raka dingin.
Bisa-bisanya wanita ini keluar dari kamar tanpa mengucapkan terima kasih karena telah ku izinkan tidur di kasur ku yang empuk ini. (Batin Raka)
Melinda hanya menunduk tanpa berani menatap mata suaminya, Raka.
“Kenapa masih disitu? Cepat kemari!” perintah Raka sembari menggerakkan jari telunjuknya mengisyaratkan agar Melinda segera mendekat padanya.
Perlahan Melinda berjalan mendekat ke arah Raka.
“Aakkkhh.” Melinda meringis menahan sakit di pergelangan tangannya karena Raka dengan kuat menarik tangan kanannya.
“Apakah kamu sangat suka memerankan karakter wanita yang selalu tertindas? Aku hanya menarik tanganmu dan kamu malah seperti ini,” ucap Raka dan kembali merebahkan tubuhnya dengan terus menatap Melinda dengan tatapan tak suka.
“Mas Raka, saya sama sekali tidak memerankan karakter wanita yang Mas Raka sebutkan sebelumnya. Akan tetapi, pergelangan tangan saya terkilir karena tadi saya terjatuh dari tempat tidur milik Mas Raka. Dan sebelumnya, saya minta maaf karena tanpa sengaja tidur di tempat tidur Mas Raka,” terang Melinda yang tak ingin menyembunyikan fakta yang sebenarnya kepada suaminya, Raka.
Raka mengernyitkan keningnya dan berusaha untuk duduk dengan bersandar di kepala ranjang.
“Selain suka berakting, kamu juga ceroboh. Sini aku lihat pergelangan tanganmu,” ucap Raka yang ingin melihat seberapa parah pergelangan tangan Melinda yang terkilir karena jatuh dari tempat tidurnya.
Melinda malah melangkah mundur karena takut jika Raka malah semakin membuat pergelangan tangannya sakit.
“Kau takut kalau aku akan melukai mu? Cepat kemari atau ku patahkan pergelangan tanganmu.”
Bukannya bicara baik-baik, Raka Arafat malah mengancam Melinda dan membuat Melinda semakin tidak ingin mendekat.
“Cepat kemari!” perintah Raka.
Apakah pria ini tidak bisa bicara baik-baik kepada lawan jenis? Kenapa harus berbicara kasar seperti itu. (Batin Melinda)
Melinda akhirnya berjalan mendekat dan saat itu juga Raka memeriksa kondisi pergelangan tangan Melinda yang terkilir.
“Bagaimana bisa separah ini?” tanya Raka nampak terkejut ketika mengetahui pergelangan tangan Melinda yang terkilir cukup parah.
“Mas Raka tidak perlu khawatir, saya baik-baik saja,” balas Melinda.
“Apa? Apa aku tidak salah dengar? Apakah kamu begitu tertarik padaku dan mengira bahwa aku mengkhawatirkan kamu?” tanya Raka dengan tersenyum sinis.
Like ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
Ani Ani
Satan tak guna
2023-12-19
0
anita
titenono leee jaaanji sui2 bucin karo melinda ganti d tolak kuapok
2023-11-21
1
Darmilah Darmilah
lanjut
2023-06-27
0