Raka tak sengaja melihat seorang pelayan tengah menangis. Karena penasaran, Raka memerintahkan salah satu pelayan yang berada dekat di antara mereka untuk membawa pelayan yang sebelumnya dilihat oleh Raka agar menghadap padanya.
Pelayan wanita yang Raka maksud pun akhirnya datang menghadap padanya.
“Kamu kenapa menangis? Apakah sakit parah?” tanya Raka.
Tak ingin menyembunyikan fakta yang sebenarnya, pelayan itu akhirnya buka mulut dan membeberkan bahwa Indri lah yang telah menyiksanya.
Raka terkejut, begitu juga dengan Almer dan Melinda.
Pantas Mas Raka melarang ku untuk menjauh dari Mbak Indri, rupanya Mbak Indri adalah wanita yang kasar. Kalau begitu, apa Mas Raka bermaksud melindungi aku? (Batin Melinda)
“Kamu boleh pergi,” ucap Raka.
Almer meminta Raka dan Melinda untuk fokus menikmati hidangan. Karena Almer yang akan menegur keras Indri yang sudah sangat keterlaluan.
“Uhuk uhuk uhuk.” Melinda tersedak dan saat itu juga Raka memberikan air minum kepada istrinya, Melinda.
“Apakah kamu tidak bisa makan dengan baik? Minumlah secara perlahan,” ucap Raka yang terlihat perhatian dengan Melinda.
Melinda menganggap santai apa yang dilakukan oleh Raka. Bagaimanapun, Melinda tahu bahwa suaminya sedang memerankan tokoh suami baik di depan Almer.
“Terima kasih, Mas Raka,” ujar Melinda dan tersenyum pada suaminya.
Setelah makan malam, Raka meminta Melinda untuk membawanya ke ruang kerja. Sementara Almer, memutuskan untuk menemui Indri yang bersikap kasar terhadap pelayan dirumahnya.
“Mau kemana?” tanya Raka pada Melinda yang melangkah menjauh.
“Saya hanya tidak ingin mengganggu Mas Raka yang sedang bekerja, jadi saya memilih untuk keluar dari ruangan ini,” terang Melinda.
“Siapa yang memintamu untuk pergi? Duduklah disitu dan jangan kemana-mana sampai aku selesai dengan pekerjaanku!” perintah Raka sembari membuka laptop miliknya.
“Baik, Mas Raka. Saya akan duduk disini sampai Mas Raka selesai,” balas Melinda patuh.
***
Katty melempar sebuah cangkir ke lantai hingga cangkir tersebut pecah.
“Katty, kamu apa-apaan? Kenapa harus seperti ini?” tanya Dina pada putrinya yang sedang marah.
“Lalu, aku harus apa Mama? Lihatlah si Upik abu itu, sekarang dia telah bahagia. Disana dia bisa tidur nyenyak, makan enak, mendapatkan fasilitas lengkap, pakaian yang bagus dan uang yang banyak. Sedangkan aku apa?” tanya Katty sembari menunjuk dirinya sendiri.
“Kamu yang tenang, besok kita akan kesana menemui wanita sialan itu. Pokoknya kamu yang tenang, kita pasti akan mendapatkan uang,” ucap Dina yang ingin meminta uang kepada anak tirinya.
“Kenapa harus menunggu sampai besok, Mama? Katty maunya malam ini, mumpung Ayah tidak ada di rumah,” balas Katty tak sabar ingin mendapatkan uang dari Melinda.
“Ayo kalau begitu, kamu ganti pakaian yang bagus.”
🌷
Raka masih sibuk dengan pekerjaannya, sementara Melinda berusaha menahan matanya untuk tidak tertidur.
Kenapa Mas Raka lama sekali, aku sudah sangat mengantuk. (Batin Melinda)
Raka sesekali melirik ke arah Melinda yang terlihat sangat mengantuk. Tanpa Raka sadari, bibirnya tersenyum melihat tingkah Melinda yang berusaha untuk tetap terjaga.
Tok! Tok! Tok!
“Siapa?” tanya Raka karena pintu ruang kerjanya diketuk.
“Tuan Muda, di depan ada keluarga dari Nona Muda,” terang salah satu bodyguard.
Raka mengernyitkan keningnya mendengar bahwa keluarga dari istrinya datang malam-malam. Begitu juga dengan Melinda yang sangat terkejut dengan kedatangan keluarganya.
Kenapa mereka datang diwaktu malam? Apakah ada hal yang begitu mendesak sehingga tidak bisa menunggu besok pagi saja. (Batin Melinda)
Raka memanggil Melinda untuk membawanya menemui keluarga Melinda.
“Apakah kamu yang menyuruh mereka datang kemari?” tanya Raka pada Melinda yang tengah mendorong kursi roda.
“Tidak, Mas Raka. Saya sama sekali tidak tahu,” jawab Melinda yang memang tidak tahu mengenai kedatangan keluarganya.
Melinda dan Raka akhirnya tiba di depan rumah. Para bodyguard maupun pelayan memang tak mempersilakan kedua wanita itu untuk masuk ke dalam.
“Ibu, Katty. Ayah mana?” tanya Melinda karena tak melihat sosok Ayahnya, Bambang.
Dina yang tak lain Ibu tiri Melinda, saat itu juga berjalan mendekat ke arah Melinda dan memegang erat kedua tangan Melinda.
“Nak, Ibu dan adikmu sangat membutuhkan uang. Sejak Ayahmu di PHK, kami kesulitan untuk mendapatkan uang,” ucap Dina dan berharap Melinda berbelas kasih padanya hingga memberikannya uang.
Jadi, kedatangan Ibu dan Katty adalah meminta uang. Bagaimanapun bisa mereka melakukannya hal ini kepadaku, sedangkan aku disini hanya pelayan berstatus sebagai seorang istri. (Batin Melinda)
Raka menatap tajam ke arah Dina dan Katty secara bergantian.
“Apakah kalian tak tahu malu? Sudah untung pria itu tidak kami kurung ke dalam penjara dan sekarang malah datang untuk meminta uang?” tanya Raka dengan penuh amarah.
Dina seketika itu melangkah mundur menjauh dari Melinda.
“Sekarang dia adalah istriku. Kalau kalian ingin uang, bekerjalah,” ucap Raka memperjelas status Melinda sebagai istrinya.
Melinda hanya diam mendengar suaminya marah.
“Bukankah kamu sudah lulus? Bekerjalah sana, cari uang dan jangan bisanya hanya meminta saja,” ketus Raka pada Katty.
Apa yang keluar dari mulut Raka benar-benar membuat Dina maupun Katty tak bisa berkata-kata. Saat itu juga, mereka pergi dengan tangan kosong tanpa membawa uang sepeserpun dan malah mendapatkan cercaan tajam dari Raka.
Melinda ingin mengejar dan saat itu juga Raka melarang istrinya untuk menghentikan dua wanita tersebut.
“Ayo masuk, orang-orang seperti mereka tidak perlu dikasihani,” ucap Raka pada Melinda.
Dina naik ke motor bersama dengan Katty. Keduanya terlihat kesal karena perkataan Raka.
“Mama, pria lumpuh itu sangat sombong. Sudah lumpuh, masih saja banyak bicara dan juga pelit,” ujar Katty yang begitu kecewa karena tak mendapatkan uang sepeserpun.
Katty menangis diatas motor karena ia tidak bisa makan enak.
“Katty sayang, besok kita kesini lagi. Kamu yang tenang ya sayang, mau bagaimanapun wanita sialan itu pasti akan memberikan kita uang,” tutur Dina pada putri kesayangannya.
Katty saat itu juga berhenti menangis dan merekapun bergegas meninggalkan area rumah keluarga Arafat.
Melinda duduk melamun di sofa dengan sedih, wanita muda itu tak habis pikir dengan Ibu tirinya dan juga Katty yang datang dengan maksud meminta uang kepada dirinya.
Raka sesekali melirik Melinda dari ranjangnya dan terlihat jelas bahwa Melinda tengah melamun.
“Dari melamun, pijat kaki ku!” perintah Raka pada Melinda.
Melinda turun dari sofa dan berjalan ke arah Raka. Melinda tanpa protes langsung memijat kaki suaminya.
“Apakah kamu ingin mematahkan kakiku?” tanya Raka pada Melinda yang terlalu kuat memijat kakinya.
“Maafkan saya, Mas Raka. Saya benar-benar tidak sengaja,” jawab Melinda dan kini memijat kaki Raka dengan sangat hati-hati.
Like ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
Afika Fika Yesy
dasar nenek2 muka baja
2024-01-10
0
Afika Fika Yesy
dikit-dikit uang memalukan
2024-01-10
0
Ani Ani
ada2aja
2023-12-19
0