Bab 10

Melinda baru saja keluar dari kamarnya dan terkejut melihat Raka sudah berada di hadapannya dengan tatapan dinginnya.

Tidak bisakah Pria dihadapan ku tersenyum sedikit saja? (Batin Melinda)

“Apa yang kau lihat?” tanya Raka datar.

“Tidak ada, Mas Raka ada perlu apa?” tanya Melinda berusaha tetap tenang.

Raka mengeluarkan secarik kertas dan melemparnya, “Ambil itu! Pagi ini kita akan pergi ke market!”

“Market? Memangnya Mas Raka mau beli apa?” tanya Melinda sambil memungut kertas dilantai.

“Jangan banyak tanya! Tugasmu hanya mengikuti semua perintahku, karena kamu....”

“Karena aku hanya pelayan,” celetuk Melinda memotong ucapan Raka.

Raka mencoba untuk tidak terpancing emosi, ia harus menahan amarahnya dikarenakan Sang Kakek masih berada di rumah.

Raka melirik ke arah kursi rodanya, memberi isyarat agar Melinda segera membawanya pergi. Melinda yang paham langsung mendorong kursi roda Raka menuju ruang makan.

Sudah jadwalnya bagi penghuni rumah, ralat. Tuan rumah untuk sarapan bersama.

“Selamat pagi, Kakek!” Melinda menyapa Almer dengan senyum manisnya.

“Pagi juga cucu menantu kesayangan Kakek,” balas Almer.

“Masih Calon menantu,” celetuk Raka kesal.

Bruk!

Almer memukul meja makan dengan satu tangannya, membuat Raka maupun Melinda terkejut.

“Jaga sikap kamu, Raka. Bukankah Kakek sudah mengatakan kepadamu agar memperlakukan calon istrimu dengan baik,” tegas Almer, “Jangan membuat Kakek kehilangan selera makan,” imbuh Almer.

“Baik, Kek. Raka minta maaf,” ujar Raka dengan tampang bersalah karena hampir membuat Kakeknya kehilangan selera makan.

“Hidangkan!” perintah Almer pada para pelayan.

Para pelayan bergegas menghidangkan makanan di meja. Mereka selalu sempurna dalam menata makanan di meja makan tanpa ada kesalahan sedikitpun.

Melinda perlahan sudah mulai terbiasa dengan kehidupan dan suasana di rumah mewah itu. Bagaimanapun, ia harus cepat beradaptasi dengan lingkungan orang-orang konglomerat tersebut.

“Kakek akan langsung pergi ke kantor. Ingat Raka! Jangan pernah mengecewakan Kakek.” Setelah mengatakannya kepada Raka, Almer bergegas pergi meninggalkan Raka dan Melinda yang masih sibuk mengunyah makanan.

Melinda mempercepat proses makannya, ia tidak ingin sampai Raka duluan yang selesai.

“Mau kemana?” Raka menghentikan langkah kaki Melinda yang ingin pergi meninggalkan meja makan.

“Mau ke kamar mandi,” balas Melinda.

“Cepatlah! Aku tidak punya banyak waktu,” ketus Raka.

Melinda tak ingin membuat Raka menunggu lama, ia berlari memasuki lift untuk segera sampai ke kamar.

Raka mulai tak sabaran menunggu Melinda yang tak kunjung datang.

“Apakah kau sengaja membuatku menunggu?” Raka mendelik tajam ke arah Melinda yang baru tiba di dalam mobil.

“Maaf, Mas Raka,” ucap Melinda.

“Jalan!” perintah Raka dingin pada sopir pribadinya.

Melinda bingung harus melakukan apa, setiap apa yang ia lakukan dan kerjakan selalu salah di mata pria yang duduk disampingnya.

Duduk bersebelahan dengannya seperti duduk bersebelahan dengan es. (Batin Melinda)

“Kau sedang melihat apa?” tanya Raka dingin tanpa menoleh ke arah Melinda.

Melinda lagi-lagi mengatakan maaf dan memilih melihat ke arah ke jendela.

Setelah perjalanan yang memakan waktu hampir satu jam, mobil Raka berhenti tepat di area parkir market.

Sang sopir cepat-cepat turun setelah memarkirkan mobil untuk membantu Tuan mudanya keluar dari mobil.

Seperti biasa, Melinda yang akan membawa Raka pergi kemanapun Raka mau saat tak ada asisten Raka yang menemaninya.

“Cepatlah sedikit! Apa kau kurang makan?” tanya Raka yang merasa bahwa kinerja Melinda lamban.

“Tolong sabar sebentar, Mas Raka. Aku sudah berusaha melakukannya,” balas Melinda.

“Jangan bilang sudah, kau bahkan belum berusaha,” celetuk Raka.

Melinda berusaha mendorong kursi roda tersebut dan mungkin karena terlalu bersemangat, Raka hampir saja terjungkal. Untungnya saja, Raka tidak sampai terjungkal dikarenakan ada sopir pribadinya yang siap siaga menjaga Tuan muda.

“Kau ingin membunuhku disini?” Raka merasa bahwa Melinda sengaja melakukannya.

Melinda meminta maaf karena hampir saja membuat pria yang akan menjadi suaminya terjungkal. Melinda bahkan tak peduli dengan pandangan orang-orang yang berada di market itu.

“Tuan muda, tolong jangan membuat keributan disini.” Sopir pribadi itu berbicara dengan pelan pada Raka.

Raka tersadar dan meminta Melinda untuk kembali membantu membawanya masuk lebih dalam lagi mengelilingi market.

“Sekarang keluarkan catatan itu!” perintah Raka.

Melinda mengeluarkan kertas catatan belanjaan dan tanpa disuruh oleh Raka, ia sudah berinisiatif sendiri untuk mencari barang-barang keperluan yang ada di kertas catatan tersebut.

“Tunggu! Kau harus melihat tanggal produksinya dan tanggal kadaluwarsanya!” perintah Raka.

Melinda mengiyakan dan mengikuti apa yang diperintahkan oleh Raka.

“Eiittss.. Periksa apakah kaleng itu utuh atau sudah rusak!”

Melinda tak habis pikir dengan perintah Raka. Bagaimanapun, Melinda sudah pernah belanja meskipun tidak sebanyak yang ada di catatan. Jadi, dia sudah tahu yang mana yang barang cacat dan mana yang tidak.

“Jangan menatapku lebih dari 3 detik!" perintah Raka.

Setelah drama yang berkepanjangan, akhirnya Melinda bisa bernapas lega karena semua belanjaan sudah lengkap dan waktunya bagi mereka untuk pulang.

****

Melinda menjatuhkan tubuhnya ke kasur empuk berukuran king size, ia ingin cepat-cepat tidur untuk mengistirahatkan seluruh tubuhnya.

“Melinda!”

Baru saja Melinda memejamkan matanya, ia sudah dikejutkan oleh suara pria yang telah menguras tenaga serta pikirannya.

“Tunggu sebentar!” Melinda segera beranjak dari tempat tidur dan berlari kecil menuju pintu.

“Lamban,” ucap Raka dan nyelonong masuk ke dalam kamar.

Melinda tak bisa protes dengan sikap Raka yang main nyelonong masuk begitu saja. Toh, ia juga tidak memiliki hak untuk melarang siapapun masuk ke dalam kamar yang ia tempati.

“Bagaimana?” tanya Raka.

“Bagaimana, apanya Mas Raka?” tanya Melinda balik yang tak mengerti apa yang dikatakan oleh Raka.

“Sebentar lagi kamu akan menjadi istriku. Seorang putri pencuri, akhirnya bisa merangkak naik menjadi istri orang kaya. Sungguh keluarga yang pintar bersandiwara,” ucap Raka dengan senyum sinis nya.

“Kalau maksud kedatangan Mas Raka hanya ingin memperolok saya, saya terima. Lagipula, saya memang tidak bisa membela diri dengan apa yang Mas Raka katakan kepada saya,” balas Melinda yang ingin mengganti kata “Aku” menjadi “Saya.”

Melinda memutuskan untuk tidak berharap banyak dan menganggap dirinya sendiri sebagai pelayan atau pembantu di rumah itu.

Ia harus menebus kesalahan Ayahnya yang jelas-jelas mengabaikan dirinya.

“Saya sadar, saya bukan manusia yang terlahir dari keluarga kaya. Akan tetapi, saya tidak pernah berpikir dan tidak ada niat mencuri, apalagi bersekongkol dengan Ayah saya,” ucap Melinda.

Raka tertawa kecil dan pergi begitu saja dengan kursi rodanya. Meninggalkan melindungi yang sudah menangis di dalam kamar.

“Ratu akting,” ucap Raka sebelum benar-benar meninggalkan kamar.

Melinda segera menghapus air matanya, ia tidak bisa membatalkan pernikahan konyol itu, apalagi sampai kabur dari rumah yang hampir dua Minggu ia tempati.

“Ya Allah, tolong berikan aku kesabaran lebih banyak lagi untuk menghadapi Mas Raka!”

Raka memasuki kamarnya dengan membanting pintu kamar. Ia sangat tidak suka dengan jawaban Melinda yang terlihat sangat polos.

“Aku akan terus membuatmu hidup seperti di neraka. Kita lihat saja!”

Raka sangat serius dengan ucapannya, ia pun berusaha mencari cara agar Melinda cepat keluar dari kediaman keluarga Arafat.

To be continued

Terpopuler

Comments

Ani Ani

Ani Ani

benar2sombong

2023-12-19

0

belum atur

belum atur

v byk byk vv

2023-08-15

0

Alvia Nora

Alvia Nora

jangan terlalu kejam Raka pakai perasaanmu

2023-04-30

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 (Prolog)
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
147 Bab 147
148 Bab 148
149 Bab 149
150 Bab 150
151 Bab 151
152 Bab 152
153 Bab 153
154 Bab 154
Episodes

Updated 154 Episodes

1
Bab 1 (Prolog)
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146
147
Bab 147
148
Bab 148
149
Bab 149
150
Bab 150
151
Bab 151
152
Bab 152
153
Bab 153
154
Bab 154

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!