Bab 9

Mendekati hari pernikahan, Melinda disibukkan dengan berbagai macam kegiatan yang membuatnya benar-benar lelah.

Beberapa pakaian harus ia kenakan untuk memilih pakaian dan gaun yang mana yang cocok untuknya.

Para pelayan serta yang lainnya terlihat bahagia ketika membantu Melinda menyiapkan ini dan itu. Namun, berbeda dengan Melinda yang merasa sangat sesak ketika akan menjadi seorang istri dari pria yang sama sekali tidak ia cintai.

Akibat dari ulah Sang Ayah, ia terkena batunya dan dialah yang menanggung semua penderitaan itu. Belum lagi Raka yang setiap hari dan setiap saat membuat kerikil-kerikil kecil bertebaran di hatinya karena ucapannya yang sangat menyakitkan.

“Calon pengantin kenapa merenung?” tanya Almer yang tiba-tiba datang.

Melinda dengan cepat mengubah mimik wajahnya menjadi ceria karena tak ingin mengecewakan Almer yang hampir tiap hari terlihat bersemangat untuk menjadikannya cucu menantu yang sah di mata hukum dan agama.

“Apa yang sedang Melinda pikirkan?” tanya Almer mencoba mencari tahu alasan dari kemurungan Melinda.

“Melinda tidak memikirkan apa-apa, Kek. Hanya saja....”

“Hanya saja apa? Coba katakan kepada Kakek!”

“Sebenarnya Melinda memiliki seorang sahabat...”

“Lalu?” Potong Almer penasaran dan ingin mengetahui inti dari ucapan Melinda.

“Bolehkah Melinda mengundang sahabat Melinda, Kek?” tanya Melinda ragu-ragu takut tidak diperbolehkan oleh Almer.

“Tidak boleh,” jawab Almer singkat.

Melinda menarik napas dalam-dalam dan menghembuskan dengan begitu berat. Ia sudah tahu jawabannya dan masih bertanya.

Almer tersenyum melihat reaksi Melinda, Almer sebenarnya tidak sungguh-sungguh menolak keinginan Melinda yang ingin mengundang sahabatnya.

“Kakek hanya bercanda saja, Melinda mau mengundang siapapun boleh-boleh saja. Asal jangan membuat keributan di pernikahan kamu dan Raka, mengerti?”

“Mengerti Kek, Melinda mengucapkan banyak terima kasih kepada Kakek,” jawab Melinda dengan begitu semangat.

“Jangan terlalu sering mengucapkan terima kasih, ya sudah. Kakek akan pergi ke kantor, sebentar lagi suamimu datang.”

“Masih calon suami, Kek,” ucap Melinda membetulkan perkataan Almer.

“Iya, dua hari kemudian kalian bukankah sudah sah?” tanya Almer yang tak bisa ditolak oleh Melinda.

Almer pun pergi meninggalkan Melinda yang kembali sibuk memilih gaun pengantin yang akan ia kenakan.

Selang beberapa menit, Raka Arafat datang bersama sekretarisnya yang selalu siap mendorong kursi rodanya kemanapun ia mau.

Sebenarnya, Raka bisa membeli kursi roda yang menggunakan tombol tanpa harus di dorong oleh sekretarisnya atau siapapun.

Hanya saja, Raka tak suka jika jemari tangannya sibuk yang menurutnya membuang-buang waktu saja.

Entahlah, hanya Raka dan Tuhan saja yang tahu.

“Selamat datang, Tuan muda!” sapa mereka yang tentu saja mengenal sosok Raka Arafat.

“Kalian boleh pergi!” perintah Raka yang dimaksud olehnya adalah pergi dan biarkan ia bersama calon istrinya.

Melinda tersenyum canggung pada Raka yang terus menatap tajam pada dirinya. Rasanya, untuk berada di dekat Raka selalu membuat napas Melinda terasa sesak.

“Apakah kau senang?” Raka masih sama dinginnya seperti pertama kali Melinda datang ke rumah.

“Kenapa Mas Raka bertanya seperti itu?” tanya Melinda yang tak berani menatap mata Raka.

“Aku datang kemari untuk memperingatkan mu masalah pernikahan kita. Jangan pernah bersikap selayaknya suami dan istri diantara kita, tugasmu setelah kita menikah adalah menjadi pelayan ku,” tegas Raka untuk mengingatkan Melinda, barangkali Melinda lupa tentang peringatannya.

“Mas Raka tenang saja, aku pun terpaksa menerima pernikahan ini karena untuk menebus kesalahan Ayah dan....”

“Cukup! Aku tidak ingin kau beralasan soal Ayahmu si pencuri itu, akkhhh! Melihatmu berpakaian gaun seperti ini membuatku jijik.”

Setelah mengatakan hal itu, Raka pergi bersama sekretarisnya yang dari tadi berada diantara Raka dan Melinda.

Melinda menatap sedih ke arah Raka yang perlahan menjauh dari pandangannya.

“Bisakah Mas Raka jangan mengatakan kata-kata jijik itu kepadaku? Aku tahu Mas Raka membenciku. Tapi, bisakah jangan dilontarkan kepadaku secara langsung?”

Melinda menangis dalam balutan gaun pengantin, ia berharap agar penderitaannya segera berakhir.

Namun ia sadar, penderitaannya akan segera dimulai setelah ia dan Raka resmi menjadi sepasang suami istri.

Melinda segera menghapus air matanya dan memanggil para pelayan untuk membantunya melepaskan gaun pengantin yang akan menjeratnya seumur hidup.

“Nona muda mau gaun pengantin yang mana?”

“Yang ini saja,” jawab Melinda.

Melinda kemudian mengambil tas selempang kulit miliknya yang dibeli oleh Almer dan bergegas kembali ke rumah dengan menggunakan ojek. Baginya, ojek lebih cepat dan lebih murah dibandingkan kendaraan roda empat.

Gadis 20 tahun itu tak peduli dengan pandangan pelayan-pelayan butik yang terus memperhatikan dirinya dari dalam butik yang dilapisi kaca.

Sesampainya di depan gerbang, Melinda langsung memberikan uang tunai sebesar 50 ribu dan bergegas masuk ke dalam rumah.

“Astaga!” Melinda terkejut mendapati Almer yang tengah duduk di ruang tamu.

Almer yang tengah sibuk dengan koran ditangannya pun tak kalah terkejut ketika melihat calon cucu menantunya pulang seorang diri tanpa adanya cucunya itu.

“Kemana Raka?” tanya Almer.

Melinda bingung harus beralasan apalagi di depan Almer.

“Mas Raka sedang....”

“Sedang bekerja maksud kamu?” tanya Almer memotong ucapan Melinda yang jelas-jelas hanya alasan agar cucunya itu tidak dimarahi olehnya.

“Kamu selalu menyembunyikan sikap buruk calon suamimu, kedepannya Kakek tidak ingin mendengar alasan seperti ini. Sekarang berisitirahat lah! Nanti malam keluargamu akan datang untuk makan malam.”

Melinda mengiyakan dan bergegas pergi ke kamar.

Selang beberapa menit, Raka tiba bersama sekretarisnya.

“Raka! Berapa kali Kakek peringatkan kepadamu, perlakukan cucu menantuku sebaik mungkin. Kalau saja, Kakek melihat kamu tidak harmonis, semua warisan Kakek tidak akan jatuh ke tangan kamu,” tegas Almer pada Raka yang baru saja tiba.

Raka mengepalkan tangannya dan terpaksa mengiyakan apa yang dikatakan oleh Kakeknya itu.

Rasanya, ia ingin sekali mengusir sekaligus menendang Melinda jauh-jauh dari rumah itu.

Semakin hari Kakek semakin menyayangi wanita menjijikan dan materialistis itu.

Sebenarnya, apa yang istimewanya dari dia! Sampai-sampai kakek mengancam ku seperti ini. (Batin Raka)

“Bawa aku ke kamar sekarang!” perintah Raka pada sekretarisnya.

Almer geleng-geleng kepala melihat kelakuan cucunya yang begitu keras kepala.

“Sampai kapan cucuku ini keras kepala seperti ini? Ya Tuhan, tolong beri aku kesabaran sedikit lagi untuk menghadapi Raka,” ucap Almer dan kembali fokus untuk membaca berita di koran.

Di dalam kamar, Raka melemparkan jas kerja miliknya ke sembarang arah. Ia pun melemparkan dasi yang melingkar indah di kerah kemeja miliknya.

“Kau sebagai pria, apakah menurutmu dia terlihat spesial?” tanya Raka pada sekretarisnya.

“Dia? Maksud tuan muda adalah Nona muda? Kalau dari sudut pandang saya, Nona muda cukup cantik,” jawab Reza apa adanya.

Raka bertambah kesal mendengar jawaban dari sekretarisnya. Bagaimana bisa sekretarisnya itu memuji Melinda dengan begitu santainya.

“Apa kau mau ku pecat? Aku menanyakan apakah menurutmu dia terlihat spesial, dan bukannya apakah dia terlihat cantik,” ketus Raka dan memerintahkan sekretarisnya, Reza. Untuk segera pergi dari hadapannya.

To be continued

Like 💖 🙏

Terpopuler

Comments

Ani Ani

Ani Ani

lelaki bodoh

2023-12-19

0

Capit

Capit

aku suka ceritanya...

2023-07-30

0

Sumarni

Sumarni

😭aq baca bab ini, kok tega ya raka ngomong menjijikan melihat muka melinda, thor selalu berikan kesabaran tuk melinda, kasian melinda thor😭

2023-05-01

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 (Prolog)
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
147 Bab 147
148 Bab 148
149 Bab 149
150 Bab 150
151 Bab 151
152 Bab 152
153 Bab 153
154 Bab 154
Episodes

Updated 154 Episodes

1
Bab 1 (Prolog)
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146
147
Bab 147
148
Bab 148
149
Bab 149
150
Bab 150
151
Bab 151
152
Bab 152
153
Bab 153
154
Bab 154

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!