Bab 8

Setibanya di rumah, Raka pergi begitu saja tanpa meminta Melinda mendorong kursi roda sampai ke kamar.

Raka pergi ke kamarnya dibantu salah satu pengawal di rumah.

Melinda tak langsung masuk ke dalam rumah, ia memilih untuk menikmati malamnya di halaman depan rumah. Tanpa sadar, ia menangis ketika mengingat bagaimana Ayahnya memperlakukan dirinya seperti orang lain.

Apakah aku benar anak kandung Ayah?

Kenapa kasih sayang Ayah kepadaku dan saudari tiriku berbeda.

Disaat Ayah sedang membutuhkan bantuan untuk bersih-bersih, aku maju paling depan. Disaat Ayah sakit dan Ibu tidak ada, akulah yang merawat Ayah. Akan tetapi, kenapa usahaku tidak pernah dilihat oleh Ayah? Kenapa? (Batin Melinda)

Melinda menangis tersedu-sedu dan berharap bahwa Sang Ayah dapat kembali sayang serta perhatian terhadap dirinya.

“Nona muda tolong masuk ke dalam! Angin malam tidak baik untuk kesehatan Nona muda,” ucap salah satu pelayan yang sebenarnya diperintahkan oleh Raka untuk membawa Melinda masuk ke dalam.

Melinda segera menghapus air matanya dan masuk ke dalam rumah.

Ketika sedang berjalan menuju lift, Melinda berpapasan dengan Almer yang malam itu tengah membawa beberapa tumpukan buku ditangannya.

“Kakek kenapa membawa buku sebanyak ini? Melinda bantu ya Kek!” Melinda melupakan kesedihannya dan dengan senyum manisnya ia membawa beberapa buku ditangannya.

Almer mengetahui bahwa Melinda baru saja menangis. Akan tetapi, Almer memilih untuk berpura-pura tak tahu karena jika ia bertanya akan membuat Melinda menjadi canggung.

“Bagaimana keadaan Ibu tiri mu?” tanya Almer.

“Ibu Dina belum sadar dari pingsannya, Kek.”

“Apakah calon suamimu menyulitkan mu lagi?” tanya Almer mencoba mengorek sikap cucunya itu.

“Calon suami? Maksud Kakek, Mas Raka?” tanya Melinda yang sedikit bingung.

Almer tertawa mendengar suara Melinda yang terdengar ragu-ragu ketika menyebutkan Raka, cucunya itu.

“Tentu, siapa lagi kalau bukan Raka?”

Melinda tersipu malu dan mengatakan bahwa Raka adalah pria yang baik. Tentu saja perkataan Melinda tidak sepenuhnya benar, karena Raka masih saja membuatnya kesal.

“Terima kasih, cucu menantuku. Sekarang pergilah ke kamar!”

“Baik, Kek. Melinda permisi.”

Melinda tersenyum setelah keluar dari ruang kerja Almer Arafat. Ia merasa hangat ketika berbincang dengan Almer yang membawanya masuk ke dalam rumah itu.

Setidaknya, masih ada orang yang menganggapnya ada dan tersenyum tulus kepadanya.

“Kau darimana saja?” Tiba-tiba Raka datang dan pakaiannya terlihat lucu di mata Melinda.

Melinda menahan tawanya melihat Raka mengenakan pakaian piyama berwarna merah muda.

“Apa yang kau tertawa kan?” tanya Raka yang tak senang dengan kelakuan Melinda yang menurutnya tidak sopan.

“Maaf, Mas Raka. Melihat Mas Raka seperti ini, membuat aku ingin tertawa,” jelas Melinda yang kini bersikap biasa-biasa saja meskipun dalam hatinya ia masih menertawakan piyama yang dikenakan Raka.

“Jangan meledekku seperti itu, piyama ini adalah pemberian orang spesial untukku.”

Apakah orang spesial itu adalah kekasih Mas Raka? Kalau begitu, apakah aku adalah perebut kekasih wanita lain? (Batin Melinda)

Melinda bermain dalam pikirannya sendiri, ia terlihat seperti orang bodoh yang mencoba mencari jawaban sendiri.

“Melinda! Apakah kau tidak mendengar perkataan ku?” Raka semakin geram dengan sikap lambat Melinda yang diajak bicara pasti diam seperti orang linglung.

“Maaf, Mas Raka. Tolong ulangi apa yang Mas Raka katakan barusan.”

“Aku paling benci mengulangi perkataan ku. Sekarang kamu pergi ke kamarku dan siapkan semua keperluan ku besok!” perintah Raka dingin.

“Keperluan?” Melinda masih belum mengerti apa yang diperintahkan oleh Raka kepada dirinya.

“Dengarkan aku baik-baik, meskipun kamu sebentar lagi menjadi istriku. Kamu hanya aku anggap sebagai pelayan di rumah ini. Ingat! Jangan sekali-kali kamu mengadu kepada Kakek masalah ini!” Raka memperingatkan Melinda untuk tidak mengadu kepada Kakek sekecil apapun.

Melinda sadar diri dan tahu diri alasannya datang ke rumah itu. Ia tidak bisa menolak apa yang dikatakan dan diperintahkan oleh Raka kepada dirinya.

“Aku anggap diam mu adalah sebuah penerimaan. Sekarang antarkan aku ke kamar!”

Melinda mengangguk mengerti dan mengantarkan Raka menuju kamar.

“Mau kemana?” tanya Raka ketika Melinda mencoba melangkahkan kakinya keluar kamar.

“Apa ada sesuatu yang Mas Raka butuhkan?” tanya Melinda.

“Bukankah aku sudah mengatakannya tadi? Siapkan keperluan ku besok!”

“Sekarang?” tanya Melinda memastikan.

“Tahun depan,” ketus Raka.

“Berarti Mas Raka bekerja tahun depan?” Melinda benar-benar polos dengan apa yang dikatakan oleh Raka.

Raka tertawa melihat ekspresi Melinda yang benar-benar membuatnya geram.

“Aku heran kenapa Kakek bersikeras membuatmu menjadi istriku. Selain wajahmu yang menjijikan, kau juga memiliki kepintaran yang sangat rendah,” ucap Raka terheran-heran.

“Apa ada hal lain yang ingin Mas Raka katakan mengenai aku?” tanya Melinda yang siap menerima hinaan, ejekan bahkan caci maki oleh pria dihadapannya.

Raka menyisir rambutnya dengan jemari tangannya dan memilih naik ke tempat tidurnya tanpa bantuan dari Melinda.

Melinda hanya diam berdiri mematung tanpa bertanya ataupun bergerak sedikitpun. Sampai akhirnya Raka memerintahkannya untuk keluar kamar.

“Ingat, besok kau harus datang ke kamar ku sebelum jam 6!” perintah Raka kembali mengingatkan Melinda.

Melinda mengangguk dan bergegas keluar dari kamar Raka yang membuat hatinya dongkol.

“Kerjakan apa saja yang diperintahkan oleh Tuan muda yang sombong itu, Melinda. Toh, kamu sudah biasa diperlukan seperti pembantu,” ucap Melinda sambil terus melangkahkan kakinya ke kamar.

Di dalam kamar, Melinda langsung melepaskan pakaian yang ia kenakan. Riasan di wajahnya membuatnya merasa seperti bukan dirinya, karena dirinya yang asli tidak secantik riasan di wajahnya.

“Ya Allah, bolehkah aku berharap lebih? Bolehkah aku merasakan hidup sebagai manusia meskipun hanya sedikit,” ucap Melinda penuh harap.

Melinda masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Ia tidak bisa beristirahat sebelum dirinya benar-benar bersih.

Usai mandi, Melinda melaksanakan sholat isya yang sempat tertunda.

Kesedihannya kembali datang ketika mengingat bahwa ia dan almarhum Ibunya sering melaksanakan sholat isya berjamaah di dalam kamar.

Bambang sangat jarang sholat bersama ia dan juga Ibunya, dikarenakan Bambang sangat sibuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Disisi lain.

Raka menatap langit-langit kamarnya sambil mengingat kejadian-kejadian di rumah orang tua Melinda.

Raka jelas-jelas melihat Bambang memperlakukan Melinda dan Katty berbeda.

Melinda? Gadis seperti apa dia ini?

Kenapa Kakek memintaku menikahi Melinda yang jelas-jelas bahwa dia adalah putri seorang pencuri. (Batin Raka)

Raka memejamkan matanya dan memilih untuk segera tidur daripada memikirkan hal yang tak menguntungkan untuknya.

“Kita lihat bagaimana kamu bisa sabar dengan sikapku ini,” ucap Raka bermonolog dan akhirnya memutuskan untuk benar-benar tidur.

To be continued

Terpopuler

Comments

Ani Ani

Ani Ani

bodoh cari tahu lah

2023-12-19

0

🍁Angela𝐀⃝🥀☠ᵏᵋᶜᶟ

🍁Angela𝐀⃝🥀☠ᵏᵋᶜᶟ

sabar sih pasti ya Mel

2023-12-13

0

kpop LOVERS

kpop LOVERS

❤️

2023-12-03

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 (Prolog)
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
147 Bab 147
148 Bab 148
149 Bab 149
150 Bab 150
151 Bab 151
152 Bab 152
153 Bab 153
154 Bab 154
Episodes

Updated 154 Episodes

1
Bab 1 (Prolog)
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146
147
Bab 147
148
Bab 148
149
Bab 149
150
Bab 150
151
Bab 151
152
Bab 152
153
Bab 153
154
Bab 154

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!