Bab 5

Melinda keluar dari kamarnya karena ingin mencari udara segar diluar. Ia memilih menuruni anak tangga daripada menggunakan lift yang memang sudah disediakan.

“Selamat malam, Nona muda!” sapa salah satu pelayan yang berpapasan dengan Melinda.

Melinda mengangguk kecil dan tersenyum ramah kepada pelayan yang menyapa dirinya.

“Tadi pagi Tuan muda benar-benar gagah ya, bagaimana jika tadi aku yang tenggelam dan pingsan. Apa mungkin Tuan muda akan membawaku di pangkuannya?”

Melinda tak sengaja mendengar pembicaraan para pelayan. Entah kenapa, ia tersenyum mendengar kenyataan bahwa Raka lah yang membawanya dengan cara memangku dirinya meskipun Raka duduk di kursi roda.

“Kau sedang berdiri disini?” Raka tiba-tiba muncul dan membuat Melinda terjatuh ke depan.

Raka tertawa melihat tingkah Melinda yang tubuhnya seperti kertas melayang jatuh.

“Apakah kamu memang se-ceroboh ini? Lihat tubuhmu saja seperti kertas begini, apakah tinggal disini tidak cukup membuatmu gemuk?” Raka menatap tajam ke arah Melinda yang masih berada di lantai.

Melinda tak membalas semua perkataan yang menyudut pada ukuran tubuhnya. Ia beranjak dari jatuhnya dan berdiri sambil menundukkan kepalanya.

“Apa kau masih sakit?” tanya Raka karena Melinda tak membalas perkataan tajam darinya.

“Tidak, Mas Raka,” jawab Melinda tanpa mengangkat kepalanya.

Raka mengangkat sebelah alisnya dan meminta Melinda mendorong kursi rodanya menuju halaman depan rumah.

“Berhenti disini, dan buatkan aku kopi!” perintah Raka.

“Baik, Mas raka.”

Melinda menghela napasnya dan terus melangkahkan kakinya menuju dapur. Untuk pertama kalinya, ia akan membuatkan kopi untuk calon suaminya itu.

“Selamat Malam, Nona muda!” Beberapa pelayan yang masih ada di dapur menyapa Melinda.

“Apa ada yang ingin Nona muda cari?” tanya salah satu pelayan dengan sangat sopan.

“Aku kemari ingin membuat kopi untuk Mas Raka, bolehkah aku memakai dapur ini sebentar?” tanya Melinda.

“Nona muda tidak perlu se-sopan itu kepada kami, kami akan membantu Nona muda membuatkan kopi untuk Tuan muda!”

“Tidak usah, aku sendiri yang akan membuatnya,” tolak Melinda dan mengambil cangkir.

Para pelayan mengiyakan apa yang dikatakan oleh Melinda dan bergeser menjauh. Namun, tetap berada di dapur barangkali Melinda butuh bantuan mereka.

“Biasanya Mas Raka suka kopi seperti apa?” tanya Melinda menanyakan selera kopi calon suaminya.

“Tuan muda menyukai kopi dengan sedikit gula,” jawab pelayan.

Melinda mengangguk mengerti dan mengikuti apa yang dikatakan oleh pelayan.

Sebelum meninggalkan dapur, Melinda mengucapkan terima kasih kepada pelayan.

“Wah, Nona muda kita ini sangat baik dan ramah. Lain halnya dengan nyonya Indri yang sombong dan angkuh,” salah satu pelayan mulai membuka suara tentang sikap Melinda dan Indri yang sangat berbanding terbalik.

“Untuk ke depannya, kita harus lebih menghormati Nona muda. Aku tidak sabar menunggu hari dimana Nyonya Indri pergi selama-lamanya dari rumah ini.”

“Ya, kamu benar. Kalau Nyonya Indri datang kemari, aku merasa rumah ini dipenuhi roh-roh jahat yang bergentayangan.”

Melinda datang menghampiri Raka dan meletakkan secangkir kopi di meja dekat Raka duduk di kursi rodanya.

“Ini Mas Raka kopinya,” ucap Melinda tanpa berani menatap mata Raka.

“Hmmmm..”

Raka mengangkat sebelah alisnya sembari melirik ke arah kopi buatan Melinda. Kemudian, Raka kembali fokus pada layar ponsel miliknya.

Melinda masih berdiri di dekat Raka tanpa berani untuk duduk di kursi kosong itu. Melinda takut jika Raka tak menyukai sikapnya dan melakukan hal yang aneh seperti tadi pagi.

Raka melirik sekilas ke arah kursi yang kosong dan memerintahkan Melinda untuk duduk. Raka tidak ingin Sang kakek lewat dan melihat Melinda hanya berdiri mematung tanpa duduk di kursi.

“Malam ini dingin ya Mas,” ucap Melinda mencoba mencairkan suasana.

“Jangan sok akrab denganku. Kamu cukup duduk dan diam!” tegas Raka.

“Maaf, Mas Raka,” balas Melinda.

Raka meletakkan ponsel pintarnya dan mengambil secangkir kopi yang dibuat oleh Melinda.

Lumayan juga kopi buatan wanita menjijikan ini. (Batin Raka)

Tanpa sadar, Raka tersenyum tipis ketika merasakan kopi yang dibuat oleh Melinda.

“Tugasmu kedepannya buatkan aku kopi di pagi hari, siang dan malam!” perintah Raka tanpa menoleh ke arah Melinda.

“Baik, Mas Raka,” balas Melinda dan merasa lega karena ternyata Raka menyukai kopi buatannya.

Dari kejauhan, Almer memperhatikan Raka dan Melinda yang tengah duduk berdua di teras depan rumah.

Almer berpikir bahwa cucunya sudah mulai membuka hati dan menerima calon cucu menantunya.

Bagus cucuku, teruslah seperti ini dan kakek akan mempercayakan semuanya kepada kamu. (Batin Almer)

Almer yang tiba-tiba ingat mengenai Dina yang jatuh pingsan bergegas menghampiri Melinda untuk memberitahukan bahwa Melinda dan Raka harus pergi berkunjung ke rumah orang tua Melinda.

“Cucu menantu!” panggil Almer.

Melinda menoleh ke arah sumber suara dan terkesiap ketika melihat Almer yang sudah berada di dekatnya.

“Iya, Kakek,” balas Melinda.

“Malam ini kamu dan Raka pergilah mengunjungi Ibumu!” perintah Almer.

“Ibu?” Melinda sedikit bingung mendengar perintah dari Almer.

“Maksud Kakek ibu tiri mu, Melinda. Kakek mendapat kabar bahwa Ibu tiri mu jatuh pingsan,” terang Almer.

Raka mengernyitkan keningnya mendengar kata Ibu Tiri. Perlahan ia mulai mengetahui kehidupan Melinda yang ternyata memiliki Ibu tiri.

“Hanya kami berdua?” tanya Raka memastikan.

“Iya, hanya kalian berdua saja. Kakek masih ada urusan penting yang harus diselesaikan malam ini,” jawab Almer yang tentunya perkataannya hanya kebohongan belakang.

Almer ingin keduanya semakin dekat dengan begitu, Almer bisa tenang jika dikemudian hari pergi meninggalkan cucunya seorang diri yang tak lain dan tak bukan adalah Raka Arafat.

“Oke, hanya kita berdua saja,” ucap Raka sambil menekan kata kita berdua.

Almer kembali masuk ke dalam rumah meninggalkan Raka dan Melinda yang masih berada di teras depan rumah.

Raka belum juga pergi dari tempat tersebut, ia masih duduk santai sembari menikmati secangkir kopi.

“Mas Raka, aku pamit ke kamar ya!”

“Nanti,” ketus Raka.

Melinda mulai kesal dengan sikap dingin Raka kepadanya. Akan tetapi, Melinda memilih diam dan menuruti keinginan Raka.

“Aku sudah selesai, sekarang bawa aku ke kamar!” perintah Raka dingin.

“Baik, Mas Raka.” Melinda beranjak dari duduknya dan membawa Raka pergi ke kamar.

Tak ada pembicaraan dari keduanya, sampai akhirnya Raka tiba di kamarnya.

“Sekarang kamu boleh pergi. Ingat! Kamu harus berdandan secantik mungkin agar keluargamu tak berpikir kamu disini disiksa!” perintah Raka.

“Baik, Mas Raka. Kalau begitu, aku permisi.”

Melinda kembali menutup pintu kamar Raka rapat-rapat dan kemudian, berlari secepat mungkin menuju kamarnya.

Melinda bingung harus berdandan seperti apa, karena sebelumnya ia tidak pernah merias diri.

“Bagaimana ini? Aku harus memakai pakaian seperti apa? Yang dikatakan Mas Raka benar, aku harus tampil cantik agar mereka tidak menghinaku.”

Melinda bingung memilih pakaian seperti apa untuk dikenakannya ketika mengunjungi Ibu tirinya itu.

TBC 💖

Terpopuler

Comments

Ani Ani

Ani Ani

biarritz kan aja separate nyatak guna tak kenang budi

2023-12-19

0

🍁Angela𝐀⃝🥀☠ᵏᵋᶜᶟ

🍁Angela𝐀⃝🥀☠ᵏᵋᶜᶟ

pakailah pakaian yang sopan Melinda buat Raka terseponA

2023-12-13

0

Kinan Rosa

Kinan Rosa

dandan yang cantik agar Raka terpesona 😁😁😁

2023-04-13

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 (Prolog)
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
147 Bab 147
148 Bab 148
149 Bab 149
150 Bab 150
151 Bab 151
152 Bab 152
153 Bab 153
154 Bab 154
Episodes

Updated 154 Episodes

1
Bab 1 (Prolog)
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146
147
Bab 147
148
Bab 148
149
Bab 149
150
Bab 150
151
Bab 151
152
Bab 152
153
Bab 153
154
Bab 154

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!