Satu bulan kemudian setelah kedatangan orangtua Briptu Erick ke asrama tempat Briptu Erick tinggal, Briptu Erick selalu dihantui pertanyaan pertanyaan yang dilontarkan orangtuanya. Yang mana pertanyaan nya hanya itu itu saja. Yang membuat Briptu Erick begitu kesal. Sehingga dirinya malas pulang kerumah orang tuanya.
Ketika Briptu Erick larut dalam lamunan nya suara ponsel miliknya pun berdering ia melihat nomor yang menghubungi dirinya nomor ponsel sahabatnya yaitu Antonio. Antonio menghubungi Briptu Erick untuk sekedar bertanya perihal perkembangan kasus penculikan yang dialami kekasihnya Morina.
"Hello bro.....ada yang dapat saya bantu?" tanya Briptu Erick di dalam sambungan telepon selulernya. "Iya saya hanya sekedar bertanya bagaimana perkembangan kasus penculikan kekasih saya Morina?" tanya Antonio kepada sahabatnya Briptu Erick. "Kamu tenang saja penculiknya sudah kami tangkap, Tetapi di balik penculikan ini ada orang dibelakang mereka yang menaruh dendam kepada ayah kandung kekasihmu sendiri." kata Erick kepada Antonio.
Membuat Antonio sedikit heran dan kwatir mengapa kekasihnya menjadi korban. "Tolong bantu saya bro..... usut kasus ini sampai tuntas." Pinta Antonio kepada sahabatnya Briptu Erick. "Kamu tenang saja itu sudah pasti akan saya lakukan." sahut Erick agar Antonio merasa sedikit lega.
Semenjak kejadian yang menimpa morina morina tinggal bersama Antonio di kediaman Antonio. yang mana Morina anak yang terlahir dari keluarga broken home, Karena kesibukan orang tuanya membuat Morina kurang kasih sayang. Bahkan Morina lebih memilih menghabiskan waktunya di luar bersama teman-temannya.
Sehingga ketika penculikan itu terjadi ia memilih kembali dari rumah sakit ke rumah Antonio.Bukan ke rumah orang tuanya. karena yang Ia tau orang tuanya tidak akan pernah peduli terhadapnya.
Sharma dan Zahra yang mengetahui kalau Morina tidak di rumah orang tuanya, mereka menghubungi nomor ponsel milik Morina. Untuk sekedar bertanya mengenai keadaan Morina semenjak Morina keluar dari rumah sakit.
"tut....tut suara ponsel milik Sharma terdengar jelas di telinga Sharma. lalu Morina mengangkat sambungan telepon selulernya "hallo ada apa say.....Kok tumben menghubungi Morina pagi-pagi begini" tanya Morina kepada Sharma.
"Bagaimana keadaanmu Mori?Apa kamu sudah baikan?" tanya Sharma kepada Morina karena Sharma dan Zahra begitu mengkhawatirkan keadaan sahabat mereka."Iya Sharma aku sudah baik-baik saja kok, sekarang aku tinggal bersama Mas Antonio untuk sementara waktu. karena kalau aku tinggal di rumahku bakalan tidak ada yang mengurusku. Bahkan yang menemaniku yang ada hanya bi Iyem dan juga pembantu lainnya." kata Morina kepada kedua sahabatnya memberitahu alasan mengapa dirinya lebih memilih tinggal bersama kekasihnya Antonio.
"Baiklah kalau begitu kamu baik-baik saja di sana, nanti kalau ada waktu kami akan mengunjungimu ke sana." ujar Sharma kepada sahabatnya Morina. Kemudian Sharma menutup sambungan telepon selulernya.
Dengan mengendarai motor miliknya, Sharma keluar dari kosnya untuk sekedar mencari makanan. Mengingat Dirinya belum sarapan, padahal jam sudah menunjukkan pukul 9.30.
Tiba-tiba Sharma dikejutkan dengan suara deruan motor besar yang berada di samping motor milik Sharma.
"Buset ni orang suara motor nya gede amat berisik tau" Umpat Sharma karena dirinya merasa terganggu dengan suara motor yang dikendarai oleh Briptu Erick. Sharma tidak mengetahui kalau begitu Erick lah yang mengendarai motor besar yang ada di sampingnya. Apalagi Briptu Erick menggunakan helm yang tertutup. Begitu juga dengan Sharma Briptu Erick Tidak mengenali Sharma karena Sharma menggunakan helm yang tertutup.
Tetapi ketika Sharma berhenti di salah satu warung yang menjual sarapan pagi, Ia pun langsung membuka helmnya, Briptu Erik yang sama-sama bertujuan untuk sarapan pagi terkejut melihat sosok Sharma berada di sana."Kamu....." kata Sharma begitu terkejut ketika Erick turun dari motornya dan membuka helm yang ada di kepalanya.
Sehingga Sharma dapat mengenal Briptu Erick yang telah mengendarai motor besar yang mempunyai suara berisik menurutnya. "Kamu...."sahut Erick yang tidak kalah terkejutnya melihat sosok Sharma yang mengumpat dirinya.
"loh Kamu ngapain dimari ngikutin aku ya." tanya Briptu Erick percaya diri.
"Ih percaya diri amat sih jadi orang, gue kesini mau sarapan tau.....dasar laki-laki kepo." Gerutu Sharma sambil duduk di kursi yang kosong di warung penjual sarapan pagi.
"Huh.... dasar perempuan gak ada akhlak nggak ada sopan sopan nya sama orang lain." umpat Briptu Erick dengan nada yang kecil tetapi Sharma masih bisa mendengarnya."Apa kamu bilang? saya wanita yang tidak punya akhlak? kamu yang tidak punya akhlak tau punya motor suara berisik." hardik Sharma yang sudah mulai emosi karena Briptu Erick mengatainya wanita tidak memiliki akhlak.
"Profesi sebagai polisi tetapi memakai kendaraan yang suaranya berisik polisi macam apa tuh"Umpat Sharma membuat Briptu Erick semakin kesal melihat Sharma yang semakin menjadi-jadi mengumpat dirinya. "Huh dasar wanita jadi jadian lebih baik Aku mengalah karena tidak akan pernah menang melawan perempuan." Gumam Briptu Erick di dalam hati sembari menjauh dari Sharma.
"Huh sana jauh-jauh dari gue" gerutu Sharma membuat Briptu Erick semakin kehilangan kesabarannya."Kalau kamu tidak seorang wanita sudah saya hajar kamu."kata Briptu Erick kepada Sharma. Silahkan saja hajar saya, saya tidak peduli memangnya kalau kamu seorang polisi bisa suka-suka hatimu hah." kata Sharma semakin emosi sambil langsung memesan makanannya kepada penjual sarapan pagi."Neng....Mas..…ojo nesu nesu toh nanti bisa-bisa jodoh loh."ujar penjual sarapan pagi kepada Briptu Erick dan Sharma.
"Huh.... ampun deh mang..... kalau Sharma memiliki suami seperti dia ogah gue." kata Sharma membuat Briptu Erick semakin kesal melihat Sharma yang selalu mengatainya.
"Sudah neng ojo nesu-nesu, dimakan toh sarapannya."ujar Mang Karim yang merupakan penjual sarapan pagi langganan Sharma.
Kemudian Sarma pun langsung memakan sarapan pagi yang disuguhkan oleh Mang Karim. Ketika makanan Sharma sudah habis ia lahap. Sharma pun menghampiri Mang Karim
" Berapa mang...." tanya Sharma kepada Mang Karim berapa sarapan pagi yang ia makan. biasa neng lima belas ribu sahut Mang Karim, Kalau ikut sama laki-laki songong itu berapa mang?"tanya Sharma kepada Mang Karim semuanya tiga puluh ribu neng." kata Mang Karim.
lalu sharma langsung memberikan uang pecahan limapuluh ribu kepada Mang Karim. ini mang bayar sama makanan laki-laki songong itu." kata Sharma sambil langsung pergi meninggalkan Mang Karim."Neng...... uangnya lebih nih." teriak Mang karim memanggil Sharma.
" Sudah ambil saja kembaliannya mang....." kata Sharma sembari langsung menghidupkan motor matic nya dan melanjukannya ke arah jalan raya berniat untuk kembali ke kosnya. Sementara Briptu Erick yang masih berada di warung penjual sarapan pagi itu pun bertanya kepada Mang Karim "Berapa mang?" tanya Briptu Erick. "Maaf Mas sudah dibayar sama neng yang berantem bersama mas tadi." sahut mang Karim. Membuat Briptu Erick merasa heran mengapa Sharma bayar sarapan paginya.
bersambung........
hai hai redears dukung terus karya author agar outhor lebih semangat untuk berkarya dengan beri like coment dan votenya ya trimakasih 🙏🙏🙏🙏 💓🙏💓🙏
jangan lupa kepoin cerita saya di "Ranjang panas om duda dan my bos cool husband
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Apriyanti
lanjut thor
2022-01-16
0
Fitri fitri
dtunggu lanjutan up nya🌹
2022-01-16
0
Yanti puspita sari🌹🥀
nanti jodoh lh babang rik
2022-01-16
0