Malaikat kecil

Ethan pergi ke arah kiri dan Sachi bisa melepas napas lega setelah kepergian pemuda itu "Huuhh, akhirnya tu cowok pergi juga! Dasar cowok medit." Umpat nya lagi dan lagi.

Sachi beranjak dari posisinya yaitu berpindah dari berjongkok di bawah setir mobil menjadi duduk pada jok.

Suara napas lega terdengar kembali sambil menengadahkan wajahnya ke atas "Akhirnya, pegel juga jongkok di sini." Gumamnya lalu kemudian matanya berkeliling menyidak seluruh sudut kabin mobil.

Betapa mujur dirinya bisa memasuki mobil mewah tanpa harus menjebol kuncinya, yang pasti banyak barang yang bisa dia gasak bukan?

"Sepertinya malam ini malam keberuntungan gue, ni mobil bakal gue sidak abis! Bila perlu gue peretelin ni semua nya, lumayan kan, laku di pasar loak."

Sachi membuka satu persatu storage mobil, dan beberapa uang receh yang menurutnya sangat banyak membuat bibirnya mengembang sempurna.

"Banyak juga ni duit, gue ambil aja semua! Tapi tunggu, apakah ada kamera dashboard? Sekalian ajah gue gasak juga tu barang! Pasti mahal kalo di jual!" Gumamnya sembari menoleh ke arah jok belakang.

Brugh!

Seorang pria masuk ke dalam dan duduk tepat di jok sebelahnya, Sachi membulatkan matanya terkejut, jadi rupanya kegiatannya di pergoki pemilik mobil?

"Sial, siapa ni orang?" Sachi tak mau menatap wajah pria itu, dia langsung berpaling muka dan mencoba keluar dari mobil.

Namun, pria itu menarik kerah bagian belakang miliknya "Mau kemana hmm?" Tanyanya.

Detak jantung Sachi semakin tak terkendali, begitu hebat hingga menggetarkan tubuhnya "M-maaf, s-saya salah masuk mobil T-tuan." Kilah nya.

"Hmm?" Pria itu mengernyit "Jangan banyak alasan, cepat bawa mobilnya, kita pulang ke apartemen." Titahnya.

"Hah? Apa dia mabuk?" Sachi baru menyadari hal itu "Wah, berarti ni cowok sasaran gue berikut nya!" Tiba-tiba otaknya mulai licik kembali.

"Cepetan! Antar aku ke apartemen! Kita pulang saja ke sana, jangan ke rumah Daddy, aku benci istri ku!" Racau pria itu lalu melepas kerah baju Sachi sambil menyandarkan punggungnya dengan mata yang terpejam.

Sachi menoleh lalu mengamati setiap inci wajah tampan pria mabuk itu dengan seksama dan wajah itu wajah yang terus mondar-mandir di majalah-majalah bisnis.

"Dia, bukannya direktur utama pemilik perusahaan Jack group? Anak pertama Tuan Dylan Jackson kan?" Gumamnya pelan dan ucapannya masih terdengar pria mabuk itu.

"Hmm, aku memang direktur utama, direktur utama yang patah hati! Cepat bawa mobil ini, kemana pun kau mau! Aku akan membayar mu berapa pun kau minta, bagi ku uang tidak ada artinya, yang ku butuhkan hanyalah ketenangan jiwa." Kata Nathan dengan nada lengar.

Sachi tersenyum "Beneran Om, kamu mau bayar aku berapa pun aku mau hah?" Tanyanya memastikan.

Nathan mengernyit "Hai, aku masih dua puluh sembilan tahun, jangan panggil Om, tapi Abang." Tutur nya sambil menepuk pipi Sachi tanpa menatap.

"Ok, Abang, aku antar ke mana pun kau mau, kemana memangnya hah?" Tanya Sachi.

"Apartemen, unit paling mewah. Kamu pasti tahu tempatnya bukan?"

Setelah menatap dalam diam wajah Nathan, Sachi merogoh kocek dan meraih ponsel miliknya, ia browsing internet untuk mencari tahu tentang tempat tinggal milik Nathan.

Hanya sekejap saja, halaman internet sudah memberinya informasi yang dia cari tahu.

"Ok, aku tahu kok Om. Aku antar Om, eh Abang maksudnya, ke apartemen, tapi bener yah, Abang harus membayar ku sebanyak aku mau!" Sachi bernegosiasi.

"Hmmm." Nathan mengangguk.

Sachi tersenyum sekali lagi dan bergegas menyalakan mesin mobil milik Nathan "Bingung juga make mobil mewah begini, biasanya gue nyetir mobil angkutan yang bobrok." Gumamnya.

Meskipun bingung Sachi berhasil melajukan kendaraan mengkilap itu keluar dari halaman parkir club' tersebut. Di tengah-tengah perjalanan tiba-tiba saja Nathan meminta di turun kan saat melewati jembatan penyeberangan panjang.

"Berhenti di sini, aku mau turun sebentar!" Titah Nathan.

Sachi mengernyit "Hei, jangan bilang Abang mau bunuh diri di sini hah? Jangan, bunuh diri itu dosa! Ga boleh! Mending nyopet dari pada bunuh diri!" Sanggah nya.

"Ck!" Decak Nathan "Berhenti! Cepetan! Atau janji kita batal! Aku tidak akan membayar mu!" Titah Nathan lagi.

Sachi dengan terpaksa menepikan mobilnya, kemudian turun setelah Nathan turun dan berjalan menuju pagar pembatas (Suspender jembatan).

Nathan berdiri tepat di deck sisi jalan dan bisa saja sedikit lagi terjun ke air sungai jika sampai kehilangan keseimbangan, Sachi yang melihat itu gegas meraih jaket jeans milik Nathan.

"Om, aduh, jangan bunuh diri, ah elah, cuma gara-gara patah hati, masa cemen begini sih hah? Semua masalah masih bisa di bicarakan baik-baik, mengakhiri hidup bukan solusi!" Pekik Sachi panjang lebar dan Nathan masih tak mau beringsut dari tempat itu, pria itu justru mengayunkan kakinya hendak bermain dengan air di bawah sana.

"Om, aduh om, Abang, plis jangan bunuh diri! Apa kau tahu, hidup ku lebih sulit, aku harus rela menjadi mafia jalanan, karena kesalahan yang pernah ku lakukan di masa lalu, sekarang hidup ku sudah tidak punya masa depan cerah, tapi sebelum Tuhan sendiri yang mengambil ku, aku tidak akan berani menjemput mimpi panjang ku! Percayalah, kamu masih tampan Om, Abang, masih banyak yang mau dengan mu." Bujuk Sachi.

"Aku bosan hidup! Biar dia menyesal menyia-nyiakan ketulusan ku!"

Nathan melangkah dan Sachi menariknya dengan kuat hingga keduanya terjatuh ke aspal dengan posisi Nathan di bawah tubuh Sachi.

"Dasar Om Om merepotkan!" Umpat Sachi sambil memukul-mukul dada bidang Nathan.

Nathan melepas smirk "Apa kau mencoba menyelamatkan nyawa ku hmm?" Tanyanya.

Lamat-lamat Nathan sanggup menatap wajah cantik gadis itu, di singkap nya anak rambut yang menutupi wajah Sachi "Rupanya kamu cantik juga." Ucapnya.

Plak!

Setelah menepis tangan nakal Nathan, Sachi beranjak dari posisinya lalu meraih lengan kekar pria mabuk itu, Sachi sedang berusaha memapah tubuh berat Nathan memasuki mobil kembali.

"Ganteng-ganteng merepotkan!"

Mendengar itu Nathan melepas smirk kembali "Suruh siapa kau menyelamatkan ku hmm? Harusnya kau biarkan saja aku terjun ke sungai, biar aku menjemput surga ku." Katanya.

"Dasar cowok gila!" Batin Sachi.

"Aku akan mengantarmu ke apartemen, lalu meminta bayaran, setelah itu kamu boleh melakukan apa pun sesuka hati mu!" Rutuk Sachi.

Setelah menutup pintu milik Nathan, gadis itu berjalan memutar menuju pintu bagian kemudi, segera dia masuk dan melajukan mobil itu kembali.

"Sebenarnya siapa dirimu hmm? Kenapa bisa berada di dalam mobil ku?" Tanya Nathan yang baru menyadari hal itu.

"Tidak perlu tahu, anggap saja aku malaikat kecil mu, dan aku meminta jatah sesaji dari mu berupa uang tunai yang banyak!" Sambung Sachi ketus.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

JANGAN LUPA LIKE YA, JUGA TINGGAL KAN JEJAK KOMENTAR NYA ..... Cukup dengan kata Up, juga boleh....... 🖤

Terpopuler

Comments

Erna Wati

Erna Wati

lanjut kk lagi resapin cerita nya. semangat

2024-12-31

0

Hani Ekawati

Hani Ekawati

Ya ampun 🤣🤣🤣

2024-11-01

0

bunda syifa

bunda syifa

sejak kapan malaikat minta sajen uang, sajen zikir mungkin iya

2024-01-30

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!