Aku pergi pagi-pagi sekali, karena hari ini aku harus melaksanakan ospek.
Saat aku tengah berlari, ka Rafa menyapaku.
"Kay...hey.., kamu ko lari-lari"
"iya ka hari ini aku ospek, aku takut telat makanya lari-lari"
"ya ampun Kay jangan lari-lari, ya sudah Aku antar ya"
"gak usah ka nanti merepotkan"
"Sudah Kay gak apa-apa, Aku gak tega lihat kamu lari-lari kayak gitu"
"Makasih ya ka"
Ka Rafa mengeluarkan motornya, demi mengantar ku Ka Rafa bersedia menggunakan motornya, padahal ka Rafa sangat tidak ingin ada yang tahu tentang siapa dia. Aku merasa tidak enak, karena sering merepotkan ka Rafa, padahal aku sudah berusaha menolak, tapi ka Rafa tetap ingin mengantar ku.
"Kay, lama gak nunggunya?"
"Enggak ko Ka gak lama"
"Ya sudah ayo Kay, naik"
"Iya Ka terimakasih"
Aku diantar oleh Ka Rafa ke kampus. Aku tiba di kampus tepat waktu berkat ka Rafa.
"Ka Rafa terimakasih ya ka, sudah mengantar Kay"
"Iya sama-sama Kay, aku senang bisa menolong Kay"
"Kalau gitu Kay masuk dulu ya Ka?"
"Iya Kay"
Setelah mengantarku Ka Rafa pun kembali ke rumah. Kiwi dan Pinki datang menghampiri ku.
"Kay, ayo kita masuk, sebentar lagi gerbang mau di tutup"
"Iya Pinki ayo, kita masuk"
Kami pun berlari menuju aula.
"Aduh capek banget"
"Iya Kiwi aku juga sama capek banget"
"Kay, kamu bawa minum gak?"
"bawa ko Kiwi, kalau Kiwi bawa minum gak?"
"Aku juga bawa, Pinki kamu bawa air minum gak?"
"Aku juga bawa ko"
Kami tiba di Aula dan langsung berbaris dengan MABA yang lain.
Semua MABA berkumpul dan mendengarkan pengumuman yang disampaikan oleh Kaka Senior.
"Kay, lihat deh kaka yang di sebelah sana ganteng ya"
"ih Pinki nih apaan sih, kita kan mau kuliah bukan cari cowok, lagian menurut ku lebih ganteng Alfa"
"iya deh yang setia, Kay lagian si Alfa kan jauh, Kamu gak curiga gitu dia disana deket sama cewek lain"
"Gak mungkin lah Pinki, Alfa gak kayak gitu ko"
"Kay, setiap orang pasti bisa berubah termasuk Alfa"
"Pinki sudah jangan bilang gitu, Aku yakin Alfa gak akan kayak gitu" setelah mendengar kata-kata Pinki Aku jadi gelisah, akankah Alfa benar-benar setia padaku, sedangkan kami sama sekali tidak ada hubungan apapun.
"Pinki gara-gara kamu nih, lihat tuh Kay jadi sedih kan"
"Enggak ko Kiwi, Aku gak sedih"
"Kay, maaf ya kalau Aku telah membuat kamu sedih"
"Gak ko Pinki, Aku gak apa-apa"
Ketika kami mengobrol, kaka senior menghampiri kami.
"Kalian ya, malah ngobrol, dengar gak tadi pengumumannya"
"Maaf ka, kami tidak akan mengulanginya lagi" kaka senior terlihat marah pada kami dengan mata yang melotot, dia menyuruh kami untuk segera mengikuti barisan MABA yang lain, untuk bersih-bersih bersama.
"Sana cepat ikuti barisan yang lain, kalian harus membersihkan taman yang di sana, awas ya jangan sampai ada sampah yang tertinggal"
Kami hanya menganggukkan kepala, dan segera baris mengikuti barisan MABA yang lain.
"Huuh dasar senior galak, cakep-cakep tapi galaknya kaya monster"
"ssstttt, Pinki jangan keras-keras nanti kedengaran loh"
"Biarkan saja Kiwi lagi pula, seenaknya saja suruh-suruh kita bersih-bersih, emang kita disini mau jadi pembantu apa"
"Udah Pinki, biarkan saja kita kan disini MABA jadi harus ikuti kata mereka"
"tapi Kay, aku kesal banget ihhhh sumpah kesal banget"
"Udah Pinki sabar..sabar.."
Kami membereskan sampah yang ada di taman, ketika kami sedang membereskan sampah, tiba-tiba kaka senior wanita datang.
"Hey Maba nih sebelah sini masih ada sampah" Kaka senior itu membuang sampah-sampah di depan kami, dan meminta kami membereskannya kembali, setelah itu dia pergi ke tempat Maba lain.
"Ih apaan sih nenek sihir datang-datang malah buat kotor lagi, kenapa sih senior-senior itu nyebelin banget"
"Udah Pinki..udah.., sabar Pinki ya sudah kita bereskan lagi saja yuk dari pada nenek sihir itu datang lagi" aku ikut kesal.
"Nyebelin banget ya tuh nenek sihir, sudah matanya melotot kayak mau keluar, suaranya cempreng lagi bikin sakit telinga, sudah itu dandanannya menor udah kayak tante-tante ih" Kiwi kesal.
Mendengar perkataan Kiwi, aku dan Pinki saling menatap, kami tak menyangka akhirnya Kiwi bisa seberani itu mengatakan hal seperti itu.
"Ini beneran Kiwi kan?" Pinki meletakkan tangannya di atas kening Kiwi.
"Ih Pinki apaan sih, ya ini aku lah masa orang lain"
"Wah ternyata Kiwi ternyata berani juga ya"
"yeee Pinki nih, kalau aku sudah kesal ya aku juga akan membela diri kali"
"Udah...udah..kalian nih, lebih baik kita cepat bereskan sampah-sampah ini yuk"
"iya Kay ayo" Pinki menyetujui ajakan ku.
Setelah selesai membereskan semuanya, aku, Kiwi dan Pinki istirahat sejenak untuk menghilangkan rasa lelah, karena membersihkan sampah-sampah yang berserakan.
"Eh kalian nih malah enak-enakkan ya istirahat, ini belum waktunya istirahat, ayo cepat baris tuh di sana bareng MABA yang lain" Kaka senior yang seperti nenek lampir tadi, memerintah kami kembali.
Kami pun pergi ke barisan untuk mendapatkan tugas selanjutnya.
"katanya ospek hari ini gak akan berat ya, tapi ko kita malah secapek ini" Kiwi menangis.
"Kiwi jangan nangis dong"
"Habis dari tadi kita di marah-marahi terus Kay, mau duduk sebentar saja gak dibolehkan"
"Udah Kiwi jangan sedih ya, kan bukan hanya kita yang di marah-marahi tapi MABA yang lain juga sama ko"
"Iya Kiwi udah jangan nangis lagi ya, kan ada Aku dan Kay yang temani kamu"
"Iya Kiwi, Pinki benar"
"Makasih ya Kay, Pinki, kalian sudah mau menjadi temanku"
"Iya Kiwi sama-sama"
Kami di berikan tugas untuk berkumpul di Aula dan mendengarkan materi dari dosen.
Setelah selesai pemberian materi, kami diberi waktu istirahat untuk makan siang dan shalat dzuhur bagi yang melaksanakannya.
"Ah akhirnya istirahat juga ya"
"iya Kay, akhirnya istirahat juga, oh iya kita makan di sebelah sana yuk"
"Wah boleh tuh Pinki, tapi aku mau shalat dulu ya, kalau kalian mau makan duluan juga gak apa-apa"
"enggak lah Kay, kita shalat dulu saja Kay"
"Kalau Kiwi gimana, mau ikut shalat dulu gak?"
"Iya Kay ayo, kita shalat dulu"
Kami pun pergi ke masjid untuk shalat terlebih dahulu. Setelah selesai shalat aku memeriksa ponsel ku, aku kira Alfa akan mengirim pesan padaku, tapi setelah aku cek ponselku Alfa sama sekali tidak menghubungi ku, bahkan kemarin pun Alfa tidak menghubungi ku.
"Kay, kenapa ko sedih"
"Enggak apa-apa ko Pinki, ya sudah kita makan siang yuk, nanti istirahatnya keburu selesai lagi"
"Ya sudah ayo"
Aku, Kiwi dan Pinki makan bersama, pada saat kami makan, ponselku berdering, aku sangat senang dan berharap yang menghubungi ku adalah Alfa. Aku segera mengambil ponselku, dan ternyata yang menghubungi ku bukan Alfa, tapi teman ku Sisil.
"Hallo, sil apa kabar?"
"Hallo Kay, ihh aku kangen banget ke kamu Kay, aku baik Kay, Kamu apa kabar Kay?"
"Aku juga baik ko Sil, aku juga kangen ke kamu Sil"
"Kay kamu lagi apa?"
"Aku lagi di ospek nih Sil, tapi aku sekarang lagi makan siang dengan teman-temanku"
"Wah kamu sudah punya teman baru ya Kay, tapi kamu gak melupakan pertemanan kita kan Kay"
"ya ampun Sil, ko bilangnya gitu, aku gak akan lupakan pertemanan kita lah"
"Emang Kay yang terbaik, oh iya Kay masih sama si Alfa?"
"Masih ko Sil, kami masih saling komunikasi, kalau kamu sendiri gimana sama Wira"
"Ah aku sudah putus sama Wira"
"Hah putus, ko bisa Sil"
"ya kan kita LDR Kay, awalnya memang baik-baik saja Kay, tapi lama-lama sikap Wira beda, dia jadi sering bilang sibuk lah, ini lah, itu lah, pokoknya ada saja alasannya untuk tidak menghubungi ku. Lama-lama Aku penasaran dengan dia, dan Aku mencoba menghubungi dia, eh yang angkat telepon malah suara cewek, dan Aku marah dong, Aku tanya ini dengan siapa, ternyata cewek itu pacarnya Wira, Aku benar-bener marah Kay, aku langsung pulang menemui Wira dan Aku labrak mereka sedang berduaan, Aku langsung memutuskan hubungan ku dengan Wira"
"Ya ampun Sil, tega banget sih si Wira"
"Iya Kay ah sudah lah jangan bicarakan lagi tentang pria brengsek itu, lagi pula sekarang aku sudah punya pacar ko disini, yang lebih ganteng dari si Wira"
"Wah, Sisil langsung dapet penggantinya nih, cepat banget Sil"
"Hehehe, iya dia kaka senior di kampusku, dan awalnya dia mendekatiku, terus setelah aku putus dengan Wira, aku mencoba membuka hatiku untuk dia, dan kami pun jadian"
"Selamat ya Sil, semoga yang sekarang bisa lebih baik dan gak nyakitin kamu lagi"
"iya Kay makasih, kamu juga ya Kay, semoga kamu sama Alfa baik-baik saja, meskipun kalian LDR, kalian LDR nya jauh banget lagi, mau nyusul Alfa juga susah"
"Iya Sil, aku percaya ko sama Alfa, dia gak akan mungkin setega itu"
"Iya Kay, Alfa itu orangnya baik ko, jadi dia gak mungkin kaya gitu, kalau si Wira kan emang genit orangnya"
"ciye masih inget Wira nih"
"eh amit-amit deh, Kay nanti aku telepon lagi ya, sekarang aku harus masuk kelas"
"Ok Sil"
Mendengar cerita Sisil, hatiku semakin gelisah dan sakit, aku gak tahu kenapa Alfa belum menghubungi ku lagi, aku bertanya-tanya Alfa di sana ngapain, dan dia lagi sama siapa di sana, aku benar-benar gelisah, aku takut Alfa akan berubah, aku juga takut hatinya akan pudar padaku.
"Kay, ko malah ngelamun sih"
"Eh Pinki gak ko gak apa-apa"
"Kay tadi yang nelepon siapa?"
"Oh tadi teman ku saat di SMK, Kiwi"
"Oh gitu"
"Ya sudah teman-teman, kayaknya waktu istirahat nya sudah mau selesai deh, kita kembali ke Aula saja yuk"
"iya Kay, ayo" kata Pinki.
Akhirnya ospek hari pertama pun selesai, kami pun pulang, karena besok masih ada ospek lagi, yaitu ospek fakultas selama 3 hari. Badan ku terasa sangat lelah, entah apa yang akan menanti kami besok. Kaka senior mengingatkan kepada kami untuk memakai kaos Fakultas dan menggunakan topi kerucut dari karton warnanya sesuai dengan fakultas masing-masing, kemudian kami pun diminta untuk memakai papan nama dan tas dari karung goni, kami juga di minta menggunakan kaos kaki dari kantong plastik berwarna merah dan sepatu tali dengan tali rapia.
Mendengar pengumuman itu, aku gak tahu kira-kira penampilan ku akan seperti apa besok.
Aku melangkah menuju keluar gerbang, dan Ka Rafa sudah berada di depan menunggu ku.
"Loh ka Rafa, ko nunggu disini?"
"iya Kay, aku ingin pulang bareng Kay"
"Oh gitu, ya sudah ka ayo kita pulang, tapi Kay harus beli untuk persiapan ospek besok"
"Oh gitu, memang Kay disuruh beli apa saja buat besok?"
"Ini ka" aku memperlihatkan daftar yang harus di bawa untuk besok.
"oh ini, Kay kalau tas, ada ko bekas kaka yang terbuat dari karung goni, jadi Kay gak usah beli dan ngebuat lagi"
"Wah, terimakasih ya ka, berarti Kay tinggal beli sisanya ya"
"ya sudah kaka bantuin Kay ya, untuk buat topi kerucut juga biar kaka saja, sini daftar belanjaannya biar kaka saja yang beli, Kay pulang saja dulu, kasihan soalnya Kay terlihat sangat lelah"
"Gak usah ka, gak apa-apa, biar Kay saja ka yang beli, Kay gak enak kalau harus merepotkan kaka"
"Kay, kita kan sahabat, masa ada teman sedang kesusahan aku gak tolongin sih, apa Kay tidak menganggap kaka sebagai sahabat Kay?"
"Bukan gitu ka, tapi Kay gak enak selalu merepotkan kaka"
"Kay apaan sih, kaka gak merasa direpotkan ko, kaka senang bisa menolong Kay"
"Terimakasih banyak ya ka, sudah mau bantu Kay"
"Sama-sama Kay, nah sekarang Kay pulang saja, kaka mau beli yang ada di daftar ini dulu, nanti kalau kaka sudah selesai belinya, kaka langsung ke rumah Kay ya"
"Iya ka terimakasih ya ka, kaka baik banget"
"sama-sama Kay"
Aku pun pulang, dan istirahat sebentar sambil menunggu Ka Rafa datang.
Tak lama kemudian ka Rafa pun datang dengan membawa barang yang tertera di daftar.
"Kay...Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam, Ka Rafa sudah selesai belinya"
"Udah dong, nih Kay"
"Makasih ya ka, oh iya ini jadi berapa ka totalnya"
"Gak usah Kay, Kaka ikhlas ko beliin semua itu buat Kay"
"Ka jangan gitu dong, Kay jadi makin gak enak nih, ya sudah ka nih buat kaka" aku memberikan uang pada ka Rafa untuk mengganti barang belanjaan ku.
"Kay, gak usah kaka gak mau, kalau Kay kayak gini kaka marah loh"
"Ka jangan gitu dong, ayo terima saja"
"Gini saja deh, kaka gak akan terima uang Kay, tapi Kay bayarnya dengan traktir kaka makan saja deh gimana?"
"Ya sudah kalau gitu, Kay akan traktir kaka makan, makasih ya ka, Kay jadi lega, soalnya Kay gak mau punya hutang"
"Padahal beneran gak apa-apa ko Kay, tapi ya sudah kan Kay sudah mau traktir kaka makan, Kay mau kaka bantu gak buatnya"
"Iya Ka boleh, makasih ya ka"
Ka Rafa membantu ku mempersiapkan perlengkapan untuk ospek besok, dengan canda tawa kami mengerjakan perlengkapan ospek. Hingga tak terasa waktu pun berlalu dengan cepat, setelah selesai mengerjakan perlengkapan ospek, ka Rafa pamit pulang dan aku pun istirahat dan tidur, karena besok harus bangun pagi, aku masih melihat ponsel ku berharap Alfa menghubungi ku, tapi Alfa sama sekali tidak menghubungi ku.
Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Ramus Art
Kemungkinan alfa sedang fokus pada suatu hal, sabar :')
2020-05-05
1
Alkha Rafasya
akankah hati bisa berubah
2020-05-03
0