Hari kedua ujian, aku dan teman-temanku masih bergelut dengan sekumpulan soal-soal, tetapi aku senang melihat temanku Sisil dan Seni yang sudah berusaha keras belajar dan mereka bisa tersenyum setelah ujian berakhir.
"Seni, Sil, kalian tadi lancar kan ujiannya?"
"makasih ya Kay, berkat kamu tadi aku mengisinya lancar" (Seni)
"iya Kay, aku juga tadi lancar, makasih ya Kay?" (Sisil)
"iya sama-sama, lagi pula itu semua juga berkat usaha kalian sendiri ko"
Sisil, Seni dan Aku saling berpelukan,
"ada apa nih kalian ko pelukan, Aku gak di ajak nih" (Fika)
"iya..iya sini Fika"
Hari kedua ujian pun selesai dengan sangat lancar, hari-hari berikutnya juga selesai dengan lancar.
Ujian demi ujian sudah kami lalui akhirnya semua tugas kami sebagai pelajar kelas 12 telah usai, tibalah saatnya kami mempersiapkan acara perpisahan.
Kelulusan pun di umumkan, Alhamdulillah kami semua lulus, juara umum masih di raih oleh Alfa, sedangkan aku masih sama berada di posisi kedua.
Teman-temanku mencoret-coret baju mereka dengan spidol dan meminta seluruh teman yang lainnya untuk menandatangani baju mereka untuk kenang-kenangan, aku pun sama meminta teman-temanku menuliskan kata-kata untukku agar aku bisa selalu mengingat kenangan tentang mereka.
Aku menghampiri Alfa,
"Alfa, ini tuliskan kata-kata di bajuku dan tanda tangan ya" aku memberikan spidol ke Alfa.
"Ok Kay" Alfa pun menuliskan kata-kata di punggung ku dengan sangat serius, entah apa yang ia tuliskan.
"panjang banget kayanya, kamu tulis apa?"
"nanti baca aja Kay"
"ok, sekarang aku ya yang tulis kata-kata di baju kamu"
"iya, boleh Kay, ini spidolnya"
Alfa membalikkan badannya dan aku pun menulis kata-kata di punggung Alfa, aku menulis : "Alfa terimakasih sudah menjadi cahaya indah dalam hidupku, terimakasih sudah membawa kebahagiaan untukku, aku sangat bersyukur bisa mengenalmu, aku harap kita bisa selalu bersama. Salam tersayang dari Kay..."
Itu kata-kata yang aku tuliskan di baju Alfa.
"Kay..udah belum?"
"udah ko Alfa"
"kamu tulis apa Kay, ko panjang banget"
"ada deh, lihat aja sendiri ya"
"iya Kay, oh iya aku mau kasih sesuatu untuk kamu"
"apa itu"
"ini Kay, lukisan yang aku janjikan ke kamu"
"Alfa ini lukisan yang kamu buat?"
"iya Kay, maaf ya lama"
"iya Alfa gak apa-apa, aku buka ya lukisannya"
"iya, silahkan"
Aku membuka lukisan yang Alfa beri kepadaku, sungguh membuatku terharu, Alfa melukiskan wajahku yang sedang tersenyum dan membawa Al-quran, aku sungguh terharu Alfa membuatkan lukisan seindah ini untukku, aku meneteskan air mata.
"loh Kay, ko kamu nangis sih"
"iya Alfa aku terharu"
"lukisannya jelek ya Kay?"
"bukan jelek, justru ini sangat indah Alfa, aku suka banget, terimakasih ya Alfa?"
"Alhamdulillah, syukurlah kalau kamu suka Kay, iya Kay sama-sama"
"Alfa setelah kita lulus kamu akan kemana?"
"Aku sudah mendaftar beasiswa ke universitas di Kairo Mesir Kay"
"sungguh? terus gimana hasilnya?"
"Aku gak tahu harus senang atau enggak, setelah aku mendapat kabar itu, aku jadi memikirkan kamu terus dan membayangkan bagaimana kamu jika jauh dari aku"
"aku ngerti Alfa, jadi kamu di terima ya di universitas Kairo Mesir?" aku menundukkan kepala ku, aku tak sanggup ternyata Alfa benar-benar akan jauh dariku.
"Iya Kay, aku diterima kuliah di sana, Kay terimakasih juga untuk semua kebaikan kamu, kamu sudah mewujudkan mimpi anak-anak untuk punya rumah dan bahkan sekarang mereka tinggal di pesantren yang sudah keluarga kamu bangun, aku sangat berterimakasih, aku juga bersyukur bisa bertemu dengan kamu Kay, aku bersyukur bisa dekat denganmu, bisa mendapatkan cinta mu, meskipun kita belum bisa bersama seutuhnya, tapi aku sangat bersyukur. Kay kamu jangan sedih ya, aku akan selalu bersama kamu, meskipun kita terpisah oleh jarak tapi aku akan selalu berada di hati kamu, aku akan memberikan kabar kepada kamu, dan aku berharap semoga nanti aku bisa membawamu ke Kairo bersama ku ketika kamu telah resmi menjadi istri ku".
"Alfa, aku gak tahu harus berkata apa, Alfa aku benar-benar gak tahu harus gimana, aku pasti akan merasa kesepian tanpa mu disisi ku, aku gak bisa melihat wajah kamu, dan gak bisa ngobrol ataupun pergi bareng kamu lagi, selama ini aku sudah terbiasa dengan adanya kamu disisi ku tapi sekarang aku harus terima kenyataan bahwa kamu pergi dan tidak ada lagi di sisiku"
"Kay sudah ya jangan menangis, aku tau ko Kay perasaan kamu, begitupun aku Kay, aku juga sudah terbiasa bersama kamu, dan melihat wajah kamu, aku juga harus terima kenyataan bahwa aku harus jauh dari kamu dan tidak bisa melihat kamu sedekat ini, Kay tapi aku pergi hanya untuk sementara Kay, aku akan berusaha untuk sukses dan kembali kesini untuk mewujudkan mimpi kita mengucap janji suci" Alfa mengusap air mataku.
"Alfa aku gak tahu aku masih kaget dan aku masih belum bisa berkata apapun, aku takut Alfa kalau kita gak akan pernah bisa bertemu lagi, aku takut kamu berubah dan tidak peduli pada ku lagi, aku benar-benar takut Alfa"
"Kay, buang semua pikiran itu Kay, aku gak akan pernah melupakan kamu, aku tak akan pernah berubah Kay, hati aku akan selalu untuk kamu, hanya kamu yang ada dalam hati aku Kay, jadi kamu buang ya semua pikiran itu, karena aku, akan selalu menjadi Alfa yang kamu kenal Kay"
"Maaf Alfa, aku benar-benar egois, aku bingung harus gimana, aku gak mau kamu pergi tapi, aku juga tahu kalau kamu pergi untuk menggapai cita-cita kamu dan impian kita, aku minta maaf Alfa karena aku begitu egois"
"Sudah ya Kay, jangan menangis lagi, oh iya kamu gak ada acara kan Kay hari ini?"
"Gak ada ko, emang kenapa?"
"Kamu mau gak main ke rumah aku, untuk bertemu dengan ibu dan adikku?"
"iya Alfa ok, aku mau ko bertemu adik dan ibu kamu"
"ya udah kalau gitu, kita berangkat sekarang yuk"
"iya Alfa ayo"
Alfa dan aku pun berangkat menuju rumah Alfa, di sepanjang jalan aku menikmati waktuku dengan Alfa, kami mengobrol, bercanda, aku mencoba meninggalkan banyak kenangan sebisa mungkin dengan Alfa, karena aku selalu merasa takut jika suatu saat aku tak bisa seperti ini lagi dengan Alfa, karena aku dengar kuliah di Kairo butuh waktu yang cukup lama, dan mungkin Alfa tak akan bisa pulang, karena kesibukannya di sana.
Setelah itu aku dan Alfa tiba di rumah Alfa,
"Kay ayo masuk"
"iya Alfa"
"Assalamualaikum, Umi..."
"Waalaikumsalam, eh Alfa sudah pulang, ini siapa nak?"
"Ini Kay Umi, teman spesial Alfa" Alfa mencium tangan Uminya dan membisikan sesuatu pada Uminya, lalu Umi pun tersenyum.
"Dasar anak ini, ada-ada saja, ayo sini Kay masuk" Umi memintaku untuk masuk.
"iya Umi" aku mencium tangan Umi dan ikut masuk.
"Kay silahkan duduk, Umi buatkan minum ya"
"tidak usah Umi, nanti jadi merepotkan Umi?"
"Sudah Umi sama Kay di sini saja, biar Alfa saja yang buatkan minum"
"ya sudah kalau gitu Alfa buatkan minum ya untuk Kay, Kay mau minum apa?"
"apa saja Umi"
Alfa pun pergi ke dapur membuatkan minuman untukku dan Umi, Umi mengajak aku mengobrol.
"Kay, Alfa gimana menurut Kay?"
"Alfa sangat baik Umi, Alfa banyak mengajarkan Kay banyak hal dan Kay juga menjadi jauh lebih baik berkat Alfa"
"Alfa sering banget menceritakan tentang Kay, setiap Alfa cerita tentang Kay, mata Alfa selalu berbinar dan tersenyum bahagia, Umi sangat senang melihat Alfa bisa tersenyum seperti itu, karena Alfa sudah banyak sekali merasakan rasa sakit kehilangan dan harus susah bekerja, bahkan Alfa tidak bisa menikmati masa kecilnya" Umi terlihat sedih.
"Umi jangan sedih ya Umi, Kay akan berusaha menemani Alfa agar Alfa bisa selalu tersenyum"
"terimakasih ya Kay, berkat Kay, Alfa menjadi lebih ceria dan banyak tersenyum, terimakasih banyak ya kay"
"iya umi sama-sama"
"kay tahu gak, tadi pada saat kay datang Umi tersenyum karena apa?"
"gak tahu Umi, kay juga heran waktu Alfa berbisik ke Umi, ko Umi tersenyum"
"iya Alfa tuh ada-ada saja Kay, katanya Kay itu calon istri Alfa di masa depan"
"jadi Alfa bilang kaya gitu ya Umi" aku sangat malu mendengar kata-kata Umi.
"iya Kay, tapi Umi setuju ko, kalau Kay benar-benar menjadi istri Alfa, karena Kay benar-benar anak yang baik, manis dan cantik"
"Umi bisa saja, Kay jadi malu"
"kenapa malu, Umi serius loh kay"
Aku pun tertawa bersama Umi, setelah itu Alfa pun datang,
"Wah ada apa ini, seru sekali mengobrol nya, kenapa Umi cerita dong ke Alfa"
"Ada deh, ini rahasia Umi dan Kay" Umi tertawa.
"Umi ayo dong mi cerita ke Alfa"
Umi hanya tersenyum,
"Kay mau lihat foto Alfa waktu kecil gak?"
"beneran boleh Umi, mau dong Umi"
"umi jangan dong, Alfa kan malu"
Umi mengambil album foto dan memperlihatkan pada ku, Umi duduk di dekatku dan menceritakan histori foto-foto yang ada di album, aku dan Umi tertawa bersama, dan Alfa tersenyum melihat keakraban kami, kemudian adik Alfa datang.
"Umi..Assalamualaikum"
"nah, itu pasti Arsya, Kay nanti Umi kenalkan ya ke Arsya"
"iya umi"
"Waalaikumsalam, Arsya sudah pulang, ayo masuk de, bang Alfa bawa temannya"
"siapa Umi?"
"ayo masuk saja dulu"
Adik Alfa pun masuk,
"ini ya Umi teman bang Alfa?"
"iya nak, ayo kenalkan ini Arsya adiknya Alfa"
"Hallo Arsya nama kaka, Khayra"
"hallo ka Kay, ka Kay cantik ya, bang Alfa bisa banget nih cari pacar"
"huss anak kecil sudah bisa bilang pacar lagi, ka Kay bukan pacar bang Alfa de"
"loh ko bukan sih bang, terus ka Kay siapanya bang Alfa?"
"ka kay calon istrinya bang Alfa tapi nanti kalau bang Alfa sudah sukses, biar bisa bahagiakan Ade, Umi dan ka Kay"
"oh gitu, aku kira ka Kay pacar bang Alfa"
Aku hanya bisa tersenyum melihat tingkah lucu adiknya Alfa.
"ya sudah Arsya makan dulu ya, Umi sudah masak makanan kesukaan Arsya, oh iya kay sama Alfa juga ayo ikut makan bareng"
"iya umi, kay ayo kita makan siang bareng"
"gak apa-apa, aku nanti aja Alfa, lagi pula aku belum lapar"
"ayolah kay, jangan menolak, umi udah masak loh, kamu harus coba masakan umi"
"iya ka kay, ayo kita makan"
"iya kay, ayo kita makan, masa kay gak mau cobain masakan umi"
"iya deh kalau gitu kay ikut makan"
Aku, Alfa, Umi dan Arsya, makan bersama, suasana keluarga Alfa sangat hangat, dan ceria, umi Alfa sangat baik terhadap ku, dan adiknya Alfa juga lucu dan manis.
Setelah selesai makan,
"kay gimana masakan umi?"
"enak umi, enak banget, umi jago masak ya"
"ah, kay bisa aja, nanti mau umi ajarkan gak kay?"
"mau umi, mau banget, kay mau belajar masak"
"ka kay emang harus bisa masak kalau mau jadi istri bang Alfa, soalnya bang Alfa tuh suka sama wanita yang bisa masak"
"ih nih anak, apaan sih" Alfa menutup mulut adiknya.
"kak kay, tau gak bang Alfa itu kalau tidur suka ngelindur" hahaha.
"ih nih anak awas ya" Alfa mengejar adiknya yang berlari.
Aku membantu umi untuk membereskan meja makan,
"umi, Alfa sama Arsya sering bercanda ya"
"iya kay, Alfa sama Arsya sangat dekat, meski mereka sering bercanda, tapi Alfa sangat menyayangi Arsya, begitupun Arsya sangat menyayangi kakak nya Alfa, umi benar-benar bersyukur mempunyai anak seperti Alfa dan Arsya, mereka tidak pernah menyulitkan umi, mereka anak-anak yang baik, meskipun mereka anak laki-laki, tapi mereka berdua sungguh baik, mereka selalu membantu umi, dan sangat pengertian, mereka tidak pernah mengeluh, makan apa adanya pun mereka mau asalkan bisa bersama-sama. Umi sungguh beruntung memiliki anak seperti mereka" umi terlihat sedih.
"iya, umi, umi juga hebat, umi adalah ibu yang luar biasa, bisa melahirkan anak-anak yang sholeh seperti Alfa dan Arsya, umi juga tetap harus bekerja dan mengurus dan mendidik Alfa dan Arsya sehingga, mereka menjadi anak yang baik, mandiri, bertanggungjawab, dan mempunyai hati yang tulus, terimakasih umi, karena umi telah melahirkan Alfa ke dunia ini, sehingga kay bisa bertemu dengan Alfa dan kay bisa belajar banyak dari umi dan Alfa" aku memeluk umi dan umi memeluk aku kembali, kami saling berpelukan.
Aku bahagia bisa berkenalan dengan umi dan Arsya, aku banyak belajar dari Alfa dan keluarganya.
"umi udah ya jangan sedih"
"iya kay, terimakasih ya, umi senang bisa bertemu dengan kay, dan bisa sedekat ini dengan kay"
"iya umi sama-sama, kay juga senang bisa bertemu dengan umi, dan bisa sedekat ini dengan umi, kay benar-benar senang"
Alfa dan Arsya menghampiri kami,
"ada apa nih, ko berpelukan, kami juga ikut dong"
"eh kalau Alfa gak boleh karena belum muhrim dengan kay"
"yee berarti Arsya boleh dong"
"eh, meskipun Arsya masih kecil tapi Arsya juga gak boleh karena bagaimanapun Arsya kan laki-laki" kata umi.
"iya deh iya, kami peluk umi aja deh"
Alfa dan Arsya memeluk umi dan mencium umi.
Setelah menghabiskan waktu bersama umi, Alfa dan Arsya, aku pun pamit pulang, karena hari sudah sore, umi meminta ku untuk sering main ke rumah, dan Arsya juga sangat senang ada aku di rumah, Alfa juga sangat senang melihat aku bisa akrab dengan umi dan adiknya.
Alfa mengantar aku pulang, setelah aku masuk ke dalam rumahku, Alfa pun pamit pulang.
Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Alkha Rafasya
sedih sangat...lanjutkan
2020-04-26
0
Ramus Art
akan LDR
2020-04-26
0