PERTARUNGAN PIKIRAN

Hari ini adalah hari ujian sesungguhnya di mulai, setelah satu minggu kami berlatih dengan soal-soal latihan, baik di sekolah maupun di rumah, hari ini penentuan bagi kami.

Aku yakin proses yang sudah dilakukan dengan maksimal dan semampuku tidak akan mengkhianati hasilnya.

Alfa selalu memberikan semangat kepada ku, aku pun melakukan hal yang sama pada Alfa, memberikan semangat pada Alfa. Aku membuang semua pikiran yang tak penting dan aku fokus kepada ujian ku.

Alfa menjemput ku,

"Assalamualaikum, kay.."

"Waalaikumsalam, eh Alfa, maaf ya lama"

"Enggak ko kay, gimana kay kamu sudah siap kan, hari ini hari pertama ujian"

"iya Alfa aku sangat siap, aku kan sudah berusaha semaksimal mungkin, dan kita bahkan sampai membuat kelompok belajar"

"iya kay semoga ujian hari ini berjalan lancar ya"

"iya Alfa semoga aja ya"

Aku dan Alfa berangkat menuju sekolah.

Setibanya di sekolah, aku dan Alfa langsung ke kelas kami masing-masing.

"Kay, aku langsung ke kelas ya, mau baca-baca lagi sebelum ujian di mulai"

"iya Alfa aku juga sama, mau baca-baca dulu"

"nanti istirahat aku ke kelas kamu ya"

"iya Alfa"

Alfa melangkah maju menuju kelasnya, aku pun masuk ke kelas dan duduk di bangku yang telah di tandai nomor ujian beserta nama peserta ujian.

Aku membuka tas ku dan mengambil buku Bahasa Indonesia, karena hari pertama ujian bahasa Indonesia.

Aku membaca dengan teliti seluruh materi yang telah ku rangkum, kemudian teman-temanku datang.

"Kay, kamu udah di kelas, pagi banget kay" sisil duduk di bangku yang tertera namanya.

"kay kamu gak lelah, masih belajar aja" seni terlihat lelah.

"Engga sen, aku harus berusaha semaksimal mungkin dan semampu aku, agar hasilnya juga maksimal"

"bener tuh kata kay, seni, sisil jangan lesu gitu dong kalian harus semangat" Fika menyetujui ucapan ku.

"iya Fika, tapi sekarang ujian bahasa indonesia, aduh aku suka pusing bacanya" sisil mengeluh.

"sil, jangan dulu menyerah sebelum mencoba, aku punya tips sil agar kamu tidak bulak balik baca teksnya untuk mencari jawabannya" kata ku menyemangati sisil.

"wah gimana kay" sisil antusias, teman-temanku yang lain pun ikut menyimak.

"jadi, biasanya aku selalu membaca perintah soalnya terlebih dahulu, atau baca pertanyaannya lebih dulu, setelah kita tahu apa yang diperintahkan, kita hanya mencari sesuai perintahnya saja, sehingga kita tidak usah bulak balik membacanya, dengan cara itu aku tidak khawatir kehabisan waktu, karena membaca teks yang panjang. Makanya kalian coba deh lakukan hal yang sama seperti yang aku lakukan untuk mata pelajaran bahasa Indonesia"

"oh jadi gitu, pantesan aku suka kehabisan waktu, padahal aku belum selesai mengerjakan eh udah habis waktunya, akhirnya aku isi dengan sebisanya saja" (sisil)

"kalau aku selalu baca teksnya terus lanjut baca pertanyaan sehingga aku harus bulak balik membacanya" (seni)

"Nah, sekarang kan kalian sudah dapat tips dari kay, ikuti saran kay, aku juga setuju dengan saran dari kay" fika menyetujui saran ku.

"Terimakasih ya kay" sisil mulai semangat.

"iya kay makasih ya, aku jadi tahu untuk management waktu saat mengerjakan soal bahasa indonesia, dan gak harus baca bulak balik" seni menerima saran ku.

"iya sama-sama, aku hanya bisa memberikan saran ini untuk kalian, semoga bisa bermanfaat untuk kalian"

Bel pun berbunyi, pengawas datang dengan membawa lembar soal dan lembar jawaban untuk kami isi.

Semua peserta ujian bersiap-siap dan duduk dengan tenang mengikuti ujian, pengawas memberikan lembar jawaban yang tercantum data indentitas kami, setelah di bagikan kamipun mengisi identitas diri kami masing-masing, seperti nama, tanggal lahir, tanggal ujian, mata pelajaran, nomor peserta, dan tanda tangan.

Setelah selesai mengisi identitas, pengawas membagikan soal dan kami pun mulai mengisi lembar jawaban kami.

Aku membaca dengan teliti pertanyaan-pertanyaan dari soal tersebut, kemudian jika ada soal yang masih ragu, aku lewat dulu dan mencari soal yang jawabannya sudah aku yakini.

Selama 90 menit kami di minta mengerjakan soal, dan tidak terasa waktu pengerjaan pun telah habis, aku dan teman-temanku keluar dari ruangan, karena kami telah selesai mengerjakan soal.

"Ah akhirnya selesai ujian yang pertama" aku menarik nafas lega.

Aku melihat sisil dengan wajah lemas,

"sil kenapa sih"

"kay aku pusing, ada beberapa soal yang aku tidak tahu jawabannya" sisil sedih.

"sil jangan sedih dong, yang penting kamu kan sudah berusaha semaksimal mungkin sil, kamu harus tetap semangat dan terus berusaha lagi agar ujian yang kedua dan ujian seterusnya bisa berjalan lancar"

"iya kay"

Aku menepuk pundak sisil dan memberikan semangat kepada sisil.

"udah-udah sil, sekarang ujian pertama sudah selesai, kita ke kantin yuk, mempersiapkan perut kita untuk ujian selanjutnya"

"aku gak nafsu makan nih" seni terlihat lesu.

"loh sen, kamu ko tumben gak nafsu makan, kenapa?"

"soalnya tadi aku juga sama kaya sisil ada beberapa soal yang aku gak ngerti, kayanya aku kurang deh belajarnya, aku nyesel banget kenapa kemarin-kemarin aku gak belajar dengan tekun ya" seni menangis.

"seni, udah dong jangan nangis, ya memang penyesalan itu selalu datang terlambat, seni tapi kamu harus tetap mengisi perut kamu, jangan sampai kosong dan nanti malah gak fokus ujian, terus nanti kalau sampai sakit kamu bisa gak ikut ujian, kan semakin runyam, udah anggap saja ini pembelajaran untuk kamu, agar ujian yang selanjutnya kamu bisa maksimal belajarnya"

"iya kay benar tuh sen, sil, kalian jangan patah semangat gitu dong, pertarungan kita belum selesai loh, ujian-ujian lain masih menanti kita, kalian harus tetap semangat dan berusaha lebih keras lagi" fika membantu menyemangati seni dan sisil.

Alfa dan bima datang menghampiri kami,

"kay gimana tadi ujiannya, lancar kan?"

"Alhamdulillah Alfa, aman ko ujiannya lancar banget"

"Syukurlah, tapi ko seni sama sisil terlihat sedih sih, kenapa?"

"Gak apa-apa ko Alfa" aku menarik tangan Alfa dan mengajaknya pergi terlebih dahulu ke kantin.

"ada apa kay"

"ssstttt..Alfa kamu jangan ungkit ujian kali ini ya, nanti seni dan sisil sedih lagi, mereka sepertinya ujiannya kurang lancar"

"oh gitu, pantas saja kamu langsung tarik aku dan mengajak ke kantin lebih dulu, maaf deh maaf aku gak akan lagi ngebahas itu deh"

"iya ya udah kita pesan tempat duluan aja, biar nanti yang lainnya menyusul, oh iya tapi Bima ko tumben wajahnya sedih gitu"

"iya si Bima juga sama, ujiannya kurang lancar"

"ya ampun, semoga saja ini menjadi pelajaran untuk mereka, agar mereka bisa lebih menghargai waktu dan lebih serius belajarnya"

"iya kay kamu benar"

"kalau Alfa gak perlu di ragukan lagi, pasti hasil ujiannya bagus, karena kan Alfa yang selalu mendapatkan juara umum terbaik di sekolah ini"

"ih Kay apa sih, kamu juga kan jadi juara umum terbaik di sekolah ini Kay, tapi bedanya aku peringkat pertama kamu kedua" Alfa tersenyum.

"ih Alfa gitu banget sih, iya deh iya yang juara pertama satu sekolah"

"iya dong siapa dulu, Alfa, hehehe"

"ih Alfa nyebelin tau"

"ciye ada yang marah"

"udah ah Alfa, ayo cepetan ke kantin nanti keburu masuk lagi"

"iya deh iya"

Sesampainya di kantin, kami melupakan sejenak mengenai ketegangan ujian hari pertama, dan kami menikmati makanan kami dengan santai, agar saat menghadapi ujian berikutnya kami bisa fokus.

Setelah itu bel berbunyi, kami dengan sigap segera masuk ke kelas kami masing-masing, kami mempersiapkan untuk ujian kedua yaitu Matematika.

Aku melihat sisil dan seni tegang menghadapi ujian kedua, sedangkan Fika terlihat sangat percaya diri, mungkin karena Fika sudah belajar dengan tekun, sehingga Fika bisa percaya diri mengisi ujian kali ini.

Pengawas masuk ke dalam ruangan dan memeriksa kami satu per satu, kemudian pengawas meminta kami untuk tidak membawa ponsel di saku kami dan meminta ponselnya di taruh di meja pengawas.

Setelah selesai pemeriksaan, pengawas membagikan lembar jawaban dan soal kepada kami.

Suasana ruangan pun sunyi, semua peserta berusaha berpikir dengan keras untuk mengisi soal, aku mengerjakan soal dengan teliti, dan sebelum waktu berakhir aku telah selesai mengerjakan soal, sedangkan peserta yang lain masih banyak yang belum selesai.

Karena aku tidak ingin suasana kelas menjadi panik, aku tidak memberikan hasil ujian ku pada pengawas, aku membaca-baca kembali hasil ujian ku sambil menunggu teman-teman lain selesai.

Bel pun berbunyi, ada beberapa peserta yang sangat panik, mungkin karena belum selesai menjawab semua soal.

Ujian hari ini sudah selesai dengan dua mata pelajaran, aku dan teman-temanku bersiap untuk pulang, karena besok kami masih harus menghadapi ujian berikutnya.

"kay..tadi gimana?" (Fika)

"Alhamdulillah Fika lancar, tapi untuk hasilnya aku gak tau, yang pasti aku sudah berusaha"

"syukurlah Kay, aku juga lancar karena sudah belajar"

"syukurlah Fika, tetap semangat ya, oh iya Seni dan Sisil gimana?"

"kalau aku gak tau Kay hasilnya tapi tadi aku menjawab semua pertanyaannya" Seni masih lesu.

"kalau aku, lancar sih, tapi gak tau bener atau enggak jawabannya" Sisil pun sama masih terlihat lesu.

"gak apa-apa, masalah hasilnya kita berdoa saja, yang penting kita sudah berusaha semaksimal mungkin"

"iya kamu benar Kay" Seni mulai semangat.

"iya terimakasih Kay, kamu selalu menyemangati ku" Sisil pun mulai antusias.

"iya sama-sama, ya udah kita pulang yuk, kan besok kita masih ujian"

"iya Kay aku pulang duluan ya, Difta udah nunggu aku di depan" Fika berpamitan.

"aku juga duluan ya Kay, Wira juga udah nunggu" Sisil ikut berpamitan.

"loh Sen, kamu belum pulang"

"aku kan bareng kamu nunggu Bima, kan Alfa sama Bima belum keluar"

"oh iya ya, aku lupa, ya sudah kita nunggunya di bangku sana yuk"

"iya Kay ayo"

Setelah menunggu beberapa menit, Alfa dan Bima pun keluar, Bima terlihat sangat lesu dan Alfa seperti biasa tersenyum indah.

"Bima kamu kenapa?"

"gak apa-apa Kay, aku sama Seni pulang duluan ya" Bima dan Seni pulang duluan dan meninggalkan aku dengan Alfa.

"Alfa, Bima kenapa sih?"

"ya biasa, dia kan main games terus Kay, jadi pas ujian dia kewalahan deh gak bisa jawab soal"

"oh gitu, pantas wajahnya tidak bersemangat gitu"

"iya, semoga jadi pelajaran buat Bima, karena kan ini menentukan kelulusan, masa sih dia mau main-main terus"

"iya sih, kamu benar tapi kamu bantuin dia dong, kasihan tahu, ajak dia belajar bareng ajari juga kalau dia gak ngerti"

"kan waktu belajar kelompok aku sudah bantu tapi dia malah asik pacaran sama Seni"

"iya sih, mereka malah asik pacaran, Sisil sma Wira juga sama malah asik pacaran, bukannya belajar"

"iya makanya, sudah biarkan saja lagi pula salah sendiri sudah tahu mau ujian malah leha-leha lagi"

"iya sih Alfa, tapi kasihan tahu, kamu bantu Bima dong, ajari dia, kamu suruh Bima nginep di rumah kamu atau kamu main ke rumahnya atau ajari dia lewat video call, kasihan Alfa nanti kalau dia gak lulus gimana?"

"iya sih Kay kamu benar, kasihan juga, ya sudah aku nanti telepon Bima deh dan menawari bantuan ke dia"

"nah gitu dong Alfa, aku juga nanti mau telepon Sisil dan Seni untuk membantu mereka belajar"

"iya Kay, ya sudah kita pulang yuk"

"iya Alfa, ayo"

Setibanya di rumah, aku mencoba menghubungi Seni dan Sisil.

"Hallo, Seni"

"iya Kay, kenapa?"

"kamu mau gak belajar bareng aku, aku bantu kamu belajar"

"wah aku mau banget Kay, makasih Kay, kamu baik banget"

"iya Seni, ya sudah sekarang gimana nih, belajar nya mau lewat telepon atau gimana?"

"kalau lewat telepon gak jelas Kay, aku juga nanti susah untuk tanya-tanya nya"

"terus gimana? aku juga mau menelpon Sisil untuk ikut belajar bersama"

"ya sudah Kay, kalau gitu gimana kalau aku nginep di rumah kamu, kita belajar di rumah kamu saja"

"kamu yakin Seni? nanti orangtua kamu marah lagi"

"orangtuaku lagi dinas luar kota, aku juga cuma ditemani kakak ku, tapi dia juga sibuk kerja dan selalu pulang larut malam, aku akan bilang dulu kok Kay dan pasti kakak dan orangtuaku mengizinkan"

"ya sudah Seni kalau gitu, kamu hubungi dulu kakak dan orangtua kamu, kalau sudah nanti kabari aku ya, jangan lupa bawa buku, dan seragam sekolah juga"

"iya Kay siap, nanti aku telepon dulu kakak dan orangtua ku ya"

"iya Seni"

Setelah selesai menelepon Seni aku langsung menghubungi Sisil.

"Hallo Sisil"

"iya Kay kenapa?"

"Sil, aku dan Seni akan belajar bareng, kamu mau ikutan gak, siapa tahu ada yang tidak kamu pahami jadi aku bisa bantu kamu"

"kay kamu memang penyelamat hidupku, aku mau Kay, mau banget"

"eh Sil jangan nangis dong, ya sudah kalau gitu, kamu bisa gak datang ke rumahku dan kalau bisa kamu nginep saja di rumah ku, Seni juga mau menginap"

"ok Kay aku izin ke ibu dulu ya Kay"

"ok Sil nanti kabari aku ya"

"iya Kay"

Setelah itu Seni menghubungiku bahwa Seni di izinkan menginap di rumah ku, Sisil pun menghubungi ku dan Sisil di izinkan juga untuk menginap di rumahku.

Sisil dan seni pun tiba di rumah ku,

"Sil, Sen, ayo langsung aja ke kamarku"

"iya Kay" Sisil dan Seni menjawab bersamaan.

"sebelum belajar, kalian sudah makan siang belum?"

"belum Kay" kata Seni.

"aku juga belum, hehehe" kata Sisil.

"ya sudah kalau gitu kita makan dulu ya, habis makan kita belajar"

"ok Kay siap"

Aku, Seni dan Sisil makan siang bersama, setelah selesai makan kami pun belajar, aku membantu Seni dan Sisil memahami pelajaran dan kami latihan soal, aku memantau mereka, sambil aku pun belajar.

Setelah hampir satu jam kami belajar, mereka pun mengerti dan mulai semangat, kamipun beristirahat sejenak menenangkan pikiran kami.

Aku senang dapat membantu teman-temanku belajar dan mereka menjadi semangat kembali untuk menghadapi ujian besok.

Bersambung ...

Terpopuler

Comments

Alkha Rafasya

Alkha Rafasya

inget waktu nyontek

2020-04-26

0

Ramus Art

Ramus Art

Tips mengerjakan soal dengan cepat😆, baca dulu pertanyaanya

2020-04-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!