Pagi di sekolah...
Seperti biasa Alfa menjemput ku, kami pun berangkat bersama, aku yang memikirkan perkataan Alfa, hanya bisa terdiam aku tak sanggup melihat Alfa pergi jauh meninggalkan ku, tapi aku tak ingin bilang pda Alfa tentang apa yang aku pikirkan, aku mencoba untuk melupakannya, dan berharap Alfa bisa merubah keinginannya, aku berharap Alfa akan kuliah bersamaku di sini dan menggapai cita-cita bersamaku.
Aku dan Alfa sampai di sekolah,
"Kay...kenapa sih dari tadi sampai sekarang, kamu diam aja?"
"Gak apa-apa ko Alfa"
"Kay, ayo dong cerita kamu kenapa?"
"Enggak Alfa aku gak ada apa-apa beneran"
"Ya udah kalau kamu gak mau cerita"
"Alfa kita ke kelas yuk"
"Iya ya udah aku antar kamu ke kelas ya"
"Iya"
Aku dan Alfa menuju ke kelas ku, setelah kami tiba di depan kelasku Alfa pamit pada ku dan Alfa segera pergi ke kelasnya.
Aku menuju ke bangku ku, dan aku menangis dengan wajahku yang aku tundukkan ke meja, aku tak bisa membayangkan hidupku tanpa Alfa, karena selama ini Alfa yang sudah menerangi hidupku, selalu membuatku tersenyum tanpa kesedihan, tapi kali ini aku benar-benar sedih dan aku tak bisa bilang ke Alfa.
Teman-temanku datang dan mereka langsung memelukku,
"kay..kay..kamu kenapa" Fika panik, karena tak biasanya aku seperti ini.
"iya kay..kamu kenapa?" Sisil ikut panik.
"kay..jangan diam aja, aku jadi bingung nih kay"
Aku mengangkat wajahku dan mengusap air mataku, teman-temanku panik melihat wajahku yang basah dengan air mata.
"kay kamu kenapa sih, ko nangis kaya gini?" fika memelukku dan mencoba menenangkan ku.
"iya.. Kay kamu kenapa, please jangan nangis kay" seni mengusap lembut kepala ku.
"kay...udah ya jangan nangis" sisil mengambilkan tisu dan mengusap air mataku.
Aku mulai membuka suaraku,
"makasih ya teman-teman sudah mengkhawatirkan aku, aku sungguh beruntung mempunyai sahabat seperti kalian"
"kay ayo cerita, sebenarnya ada apa" fika memintaku menceritakan semuanya.
"iya kay, sebenarnya kamu kenapa?" seni pun ikut memintaku untuk bercerita.
"ayo kay cerita dong, kita kan sahabat" sisil pun ikut meminta ku bercerita.
Aku pun menceritakan apa yang aku rasakan pada teman-temanku,
"Aku gak tau harus sedih atau bahagia, apakah aku begitu egois, tapi aku sungguh sedih"
"kay..aku gak paham maksud kamu, coba jelasin kay.." Fika bertanya kembali.
"Jadi gini, kemarin setelah pulang sekolah aku dan Alfa berbincang-bincang di motor dalam perjalanan menuju rumahku, awalnya tak ada hal yang membuat aku sedih, tapi tiba-tiba Alfa bertanya padaku, jika sudah lulus nanti cita-cita ku apa? aku pun menjawab pertanyaan Alfa, bahwa berkat dirinya aku ingin menjadi guru, agar aku bisa bermanfaat untuk orang lain dan mengajarkan ilmu yang aku dapat, kemudian aku bertanya kepada Alfa, kalau cita-cita kamu apa? Alfa pun menjawab kalau dia ingin menjadi ulama besar dan dia ingin kuliah di Kairo Mesir untuk mengambil jurusan dakwah, seharusnya aku senang mendengar cita-cita Alfa yang sungguh mulia, tapi aku malah sedih, karena aku gak sanggup jika harus jauh dari Alfa, tapi aku pun tak bisa menghalangi Alfa, sehingga aku hanya terdiam dan mendukung cita-cita Alfa"
"Kay mungkin Alfa punya alasan untuk kuliah di sana" Fika mencoba menenangkan ku.
"iya aku mengerti, aku sungguh egois kan?"
"enggak kay, kamu gak egois, aku mengerti perasaan kamu, kalau aku di posisi kamu pasti aku juga akan kaya gini, aku gak mau kehilangan tapi gak bisa menghalangi juga" seni mencoba menenangkan ku.
"iya kay, aku juga kalau di posisi kamu pasti ajan bimbang dan dilema" sisil ikut berpendapat.
"Makasih ya teman-teman kalian sudah mendengarkan ceritaku, aku juga bingung entah harus senang atau sedih, di sisi lain aku sedih tapi di sisi lain aku pun senang, aku gak tau Alfa memikirkan hal yang sama atau tidak ya, aku sangat bingung, kalau kami seandainya benar-benar berjauhan, apakah dia akan tetap mengingat ku"
"kay kamu jangan dulu berfikiran yang buruk ya, kamu percaya saja sama Alfa, sejauh apapun jarak kalian, Alfa tidak akan pernah melupakan kamu, kamu harus percaya itu kay" fika memberi semangat pada ku.
"iya fika kamu benar"
"Terimakasih teman-teman, berkat kalian sekarang hati ku terasa ringan dan lega"
"iya kay sama-sama" mereka menjawab bersamaan.
Bel masuk berbunyi, guru pun masuk ke kelas dan memulai pembelajaran, guru memberikan soal-soal latihan untuk kami, kami dengan serius mengerjakan soal-soal latihannya. Tak terasa bel istirahat berbunyi, aku dan teman-temanku masih fokus mengerjakan soal, karena masih ada soal yang belum selesai, Alfa dan Bima menghampiri kami.
"ya ampun masih mengerjakan soal latihan, ini kan udah waktunya istirahat, kalian gak lapar apa?" (Alfa).
"tanggu Alfa ini tinggal sedikit lagi
"kay, udah dong nanti aja di terusinnya ya, nanti kamu sakit kay"
"bentar lagi ya Alfa please bentar lagi aku lagi semangat nih"
"ya udah deh"
Alfa meninggalkan ku dan dia pergi ke kantin, aku memang ingin menenangkan diri sebentar makanya aku mencoba menghindar dari Alfa.
"kay, Alfa pergi" sisil melihat ke arah pintu keluar.
"kay jangan-jangan Alfa marah lagi" seni ikut berpendapat.
"gak mungkin, Alfa gak akan mungkin marah ke kay" Bima mencoba menenangkan kami semua.
"iya Alfa gak mungkin marah" Fika menyetujui kata-kata Bima.
"teman-teman kalian kalau lapar ke kantin duluan aja ya, aku masih mau di sini"
"ya udah ayo kita ke kantin, jangan ganggu kay dulu" Fika sangat pengertian dan mengajak teman-teman yang lain untuk ke kantin.
"eh Fika si kay kenapa sih, ko kaya yang menghindar sih" Bima bertanya dengan penuh rasa penasaran.
"kepo banget sih Bima" sisil menepuk pundak Bima.
"ih apaan sih sil, aku penasaran banget nih, cerita dong"
"bima..bima udah lah kamu gak perlu tau, kamu gak akan pernah ngerti" Fika menjawab bima.
Teman-temanku datang ke kantin dan melihat Alfa, mereka memanggil Alfa tapi Alfa hanya menjawab singkat dan kemudian Alfa pergi dengan membawa sesuatu yang ada di dalam kresek hitam.
"Alfa mau kemana?" Bima memanggil Alfa.
"kalian duluan aja, aku ada urusan" Alfa berlari dengan membawa sesuatu yang ada di dalam kresek hitam"
Ternyata Alfa kembali lagi ke kelasku dan Alfa menghampiriku.
"aku yakin kamu pasti masih di sini kay"
"Alfa, ko kamu di sini, bukannya tadi kamu pergi"
"iya aku tadi pergi ke kantin"
"aku kira kamu marah ke aku"
"ya enggak lah masa sih aku marah ke kamu kay"
"ya habis kamu tiba-tiba pergi gitu"
"aku tadi ke kantin dulu kay, beli makanan buat kamu, dan aku ingin kita makan sama-sama, jadi aku bungkus deh, sekalian nemenin kamu mengerjakan soal, dan aku bantuin kamu kerjain soal"
"ya ampun Alfa, kamu baik banget sih, makasih ya"
"iya kay sama-sama, nomor berapa yang belum selesai kay sini aku lihat"
"sebenarnya udah selesai semua ko"
"kalau udah selesai semua kenapa kamu gak ikut ke kantin bareng teman-teman kamu"
"aku lagi gak mau ke kantin, aku lagi ingin sendiri di sini"
"kay..kamu kenapa sih sebenarnya?"
"gak apa-apa ko Alfa, aku cuma lagi gak ingin ke kantin aja"
"kamu bohong ya kay, ayo dong cerita ke aku"
"kalau aku cerita ke kamu, aku takut kamu marah ke aku"
"tuh kan bener berarti emang ada apa-apa nih, ya kan?"
"iya Alfa aku dari kemarin malam hingga saat ini masih gelisah"
"gelisah kenapa kay, ayo dong cerita"
"Alfa mungkin aku emang egois ya, setelah aku mendengar tentang cita-cita kamu, aku merasa sedih sekali, aku takut kita akan berpisah dan di pisahkan dengan jarak, dan aku takut kamu akan melupakan aku"
"ya ampun kay, ternyata kamu mikirin itu, aku sampai gak tenang tau kay, aku pikir kamu mau ngomong apa, kay dengar ya meskipun kita dipisahkan oleh jarak, tapi gak ada yang bisa melepaskan kamu dari hati dan pikiran aku kay, aku gak mungkin melupakan kamu kay, tolong kamu percaya sama aku ya"
"iya Alfa aku mengerti tapi, apakah kamu tidak bisa menggapai cita-cita kamu di sini saja bersama ku?"
"kay..kamu tau kan perbedaan kita, status keluarga kamu dan aku jauh berbeda kay, kehidupan kamu dan aku pun bagaikan langit dan bumi sangat berbeda, kamu di atas sedangkan aku hanya rakyat biasa yang hidupnya bahkan sangat sederhana, kamu tak pernah merasakan kesulitan sejak kamu kecil, dan aku sudah merasakan kesulitan hidup dan lika-liku hidup. Kay aku telah memilih kamu untuk menjadi istri masa depanku, aku pun harus siap membuat kamu bahagia, tanpa rasa sulit dan kesusahan sedikitpun, kalau aku bisa ke Kairo, bukan hanya aku bisa kuliah tapi aku juga bisa bekerja sambilan dan menabung untuk kita berdua mewujudkan mimpi untuk menjadikan kamu ratu di hidupku. Aku gak ingin membuat kamu merasakan kesulitan hidup kay"
Aku pun menumpahkan air mata ku pada Alfa, aku gak bisa berkata-kata, karena aku benar-benar terharu bahwa Alfa begitu sayang dan peduli terhadapku, ternyata Alfa bukan sekedar mengejar mimpinya, tetapi dia juga ingin mewujudkan mimpi kami berdua.
"kay udah dong, jangan nangis, nanti aku di sangka ngapa-ngapain kamu lagi" Alfa mengusap air mataku dengan jarinya.
"Alfa aku minta maaf aku gak tau kalau ternyata kamu memikirkan mimpi kita berdua juga untuk masa depan hubungan kita, aku gak mengira, aku benar-benar minta maaf, sekarang aku sudah lega dan aku akan selalu mendukung kamu, aku percaya sama kamu, bahwa kamu akan menjaga hati kamu hanya untukku"
"iya kay udah..udah..jangan nangis ya, aku gak pernah marah ko ke kamu, aku sungguh senang kamu benar-benar gak mau terpisah dari aku, dan aku gak akan semudah itu berpaling kay"
"Makasih ya Alfa"
"iya kay sama-sama, sekarang kita makan dulu ya, takutnya nanti bel masuk keburu berbunyi lagi"
"iya Alfa ayo kita makan"
Aku dan Alfa menyantap jajanan yang Alfa bawa, setelah itu bel pun berbunyi. Alfa pamit ke padaku dan Alfa pun melangkah menuju kelasnya.
Teman-temanku datang ke kelas,
"kay kamu kelihatan bahagia, ada apa nih?" Fika menggoda ku .
"kamu bisa saja Fika, aku sudah menceritakan semuanya pada Alfa, dan sekarang aku sudah tenang"
"Syukurlah kay kalau gtu, aku senang mendengarnya. Fika kembali menjawab.
Pembelajaran pun di mulai aku dan teman-teman fokus mengerjakan soal kembali.
Tidak terasa sudah waktunya pulang, seperti biasa Alfa menunggu ku, aku berjalan menuju ke arah Alfa.
"Alfa ayo kita pulang"
"iya kay ayo kita pulang"
Aku dan Alfa berjalan menuju ke arah parkiran untuk mengambil motor. Setibanya di parkiran Alfa memakaikan helm pada ku dan meminta ku untuk naik.
"kay ayo naik, biar kita cepat sampai ke rumah kamu"
"iya Alfa ayo"
Tiba-tiba teman-temanku mengejar kami ke parkiran,
"Alfa...kay...tunggu" Bima berteriak memanggil kami.
"Alfa, Bima panggil tuh, ada apa yah, teman-temanku juga ikut kemari"
"aku juga gak tau kay, ya udah kita tungguin aja dulu mereka"
"iya Alfa kita tunggu aja dulu"
Akhirnya teman-temanku tiba di parkiran,
"Aduh kalian nih main pulang aja" bima yang menggerutu dengan suara berat yang kelelahan.
"ada apa sih bim?" tanya Alfa pada bima.
"eh malah nanya ada apa lagi, kay kamu juga nih ko bisa lupa sih"
"lupa apa bima?"
"ya ampun kalian nih, mentang-mentang udah akur jadi lupa deh"
"apaan sih si bima gak jelas tau bim" (Alfa).
"aduh bener-bener deh kalian ya, ah aku capek jelasinnya, seni kamu aja deh yang jelasin ke mereka"
"kay..kan kata kamu mau buat kelompok belajar dan hari ini adalah hari pertama kita belajar, masa kamu lupa kay"
"ya ampun iya bener, maaf ya aku lupa, hehehe"
"malah ketawa, kamu kay keterlaluan sampai lupa sama ide sendiri mentang-mentang udah akur dan pengen berduaan sama Alfa" bima kembali menggerutu.
"bukan gitu bima, aku benar-benar lupa"
"iya bima lagian aku juga lupa ko" kata Alfa.
"ya udah sekarang kita berangkat sama-sama ya, kita belajar nya di rumah aku aja"
"iya ya udah kay, ayo kita berangkat, besok jangan lupa lagi ya kay" (bima)
"iya bim gak akan"
"kay kamu harus tanggungjawab ya sediain cemilan dan makanan enak buat kami" (bima)
"hahaha, iya bima siap deh"
"udah bim, makan terus deh, kan kita mau belajar, udah ayo berangkat" (Alfa)
Akhirnya mereka semua pergi menuju ke rumah kay, untuk mulai belajar bersama untuk nanti ujian.
Setibanya di rumah kay, mereka di ajak untuk makan siang bersama, setelah makan siang mereka melanjutkan belajar bersama, hingga tak terasa waktu telah menunjukan pukul 4 sore.
Merekapun berpamitan kepada kay dan pulang.
Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Alkha Rafasya
good job
2020-04-26
0