Janji Papah

Aku sudah mengatakan pada Alfa bahwa papah ku ingin bertemu dengan ustad Ali, untuk membicarakan perihal pembangunan rumah dan gedung sekolah ceria. Papah meminta ku menghubungi Alfa.

"Assalamualaikum Kay"

"Waalaikumsalam Alfa, kamu lagi apa?"

"Aku baru saja selesai makan dan mau ke tempat ustad Ali"

"Wah kebetulan yang menakjubkan, Alfa aku dan papah juga mau bertemu ustad Ali, nanti kita ketemu di depan rumah ustad Ali ya"

"Wah ternyata kita benar-benar sehati ya Kay, ok siap..aku tunggu kamu ya"

"Iya Alfa, sampai ketemu di sana Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam Kay"

Aku dan papah segera berangkat menuju rumah ustad Ali. Setelah melewati gang kami pun sampai di depan rumah ustad Ali dan Alfa sudah menungguku di sana.

"Assalamualaikum om" Alfa mencium tangan papah ku.

"Waalaikumsalam Alfa"

"Om, Kay ayo kita masuk, pak ustad sudah menunggu di dalam"

Akhirnya aku, papah dan Alfa pun masuk ke dalam rumah ustad Ali, ustad Ali menyambut kedatangan kami.

"Assalamualaikum, pak ustad" papah ku menyapa ustad Ali seolah telah akrab.

"Waalaikumsalam, ayo pak silahkan masuk, Alfa dan Kay juga ayo masuk"

Setelah itu ustad Ali mempersilahkan kami duduk, dan papah ku mulai mengobrol dengan ustad Ali.

"Pak ustad sebelum nya saya minta maaf, karena mendadak nih datangnya dan tidak memberitahu pak ustad dulu"

"Wah tidak apa-apa pak, saya sangat senang bapak mau datang ke rumah saya"

"Oh iya pak ustad, Kay sudah memberitahu saya mengenai anak-anak yang tidak punya tempat tinggal dan mengenai sekolah ceria yang pak ustad dirikan, dan saya setuju untuk mendanai sekolah ceria dan membangun tempat tinggal untuk anak-anak tersebut" papah ku mengutarakan niatnya pada ustad Ali.

"Alhamdulillah, saya sangat berterimakasih kepada Bapak dan Kay yang sudah mau peduli kepada anak-anak ini, ya sudah kalau begitu pak, bagaimana kalau kita melihat langsung ke pondok"

"Iya pak ustad boleh"

Ustad Ali mengajak kami untuk melihat anak-anak yang ada di pondok. Papah ku sangat terharu saat melihat anak-anak itu, dan papah ku menawarkan kepada ustad Ali bagaimana jika sekolah ceria dan rumah singgahnya di bangun di tanah milik keluarga ku.

"Pak ustad, kalau boleh nih, bagaimana jika sekolah dan rumah singgah di bangun di tanah keluarga saya, kebetulan saya ada tanah kosong dan sepertinya sangat cocok untuk di bangun, semoga saja bisa bermanfaat"

"iya pak tentu saja boleh, tapi saya niatnya akan membangun sebuah pondok pesantren untuk mereka, sehingga mereka tetap bisa belajar dan tinggal juga di sana, juga nantinya kami akan mengembangkan produk yang sudah kami budidayakan untuk kemajuan pesantrennya"

"Wah bagus itu pak ustad saya sangat setuju"

Akhirnya papah dan ustad Ali sepakat akan membangun pondok pesantren di tanah milik keluargaku.

Aku dan papah kemudian berpamitan kepada ustad Ali, Alfa mengantar aku dan papah sampai pintu depan.

"Om, Kay, terimakasih banyak ya sudah mau membantu anak-anak, Alfa sangat berterimakasih kepada om"

"iya Alfa sama-sama om juga senang bisa membantu mereka"

"ya sudah Alfa aku pulang dulu ya" aku berpamitan kepada Alfa.

"iya Alfa om dan Kay pulang dulu ya, kamu hati-hati pulangnya"

"iya om, Kay, hati-hati juga ya di jalannya"Alfa mencium tangan papah ku.

Setelah obrolan kemarin bersama ustad Ali, keesokan harinya papah mengumpulkan para pekerja dan memulai pembangunan, ustad Ali dan remaja masjid turut membantu proses pembangunannya.

Karena paginya aku dan teman-teman remaja masjid harus sekolah, sehingga setelah pulang sekolah kami bersama-sama ke rumah ku untuk membantu proses pembangunan pondok pesantren, karena tanah yang akan di bangun letaknya dekat dengan rumah ku.

Akhirnya Alfa dan teman-teman sampai di rumahku,

"Kay ini rumah kamu Kay" Yusuf menatap rumah ku dengan tatapan kagum.

"bukan yusuf ini bukan rumah ku, kenapa memangnya?"

"hah bukan rumah kamu, terus kenapa kita berhenti di depan rumah ini" Yusuf heran dengan jawaban ku.

"hahahaha, biasa aja dong suf wajahnya, ini memang bukan rumahku tapi ini rumah orangtuaku, aku kan belum punya rumah sendiri, aku masih menumpang di rumah orangtuaku"

"wah Kay kamu nih malah bercanda, ya sama aja lah Kay berarti ini juga rumah kamu"

"hahahaha iya deh iya, dasar Yusuf.. Yusuf..habis kamu sampai gak kedip-kedip lihat rumah ku, memang kenapa sih?"

"Habis rumahmu gede banget Kay, rumahku aja gak segede ini kayanya kamarku aja kalah besar deh sama WC yang ada di rumah kamu" Yusuf menggeleng-gelengkan kepalanya takjub.

"Yusuf nih bisa saja, terimakasih yah pujiannya, Alhamdulillah ini rejeki yang Tuhan beri untuk ku dan keluargaku. Ya sudah ayo kita masuk"

Kay, Alfa dan teman-temannya masuk ke dalam rumah, mereka di sambut orangtua Kay dan pak ustad Ali yang sudah datang terlebih dahulu.

"Kay ayo ajak temen-temen kamu masuk" Papah memintaku mengajak teman-temanku untuk masuk.

"loh Pak ustad udah di sini?" Alfa melihat ke arah pak ustad dan salam ke papah dan pak ustad.

"iya Alfa, pak ustad tadi om yang jemput"

"iya ustad di jemput oleh pak Ferdy" Ferdy nama papah ku.

"ya sudah ayo sini Kay ajak teman-teman kamu makan siang dulu" mamahku mengajak semuanya ke meja makan.

"ya sudah kalian makan saja om dan ustad Ali mau ke lokasi, nanti kalian menyusul ya kesana" papah dan ustad Ali pergi menuju lokasi yang akan dibangun pondok pesantren.

"iya om terimakasih" Alfa dan teman-temanku mengucapkan terimakasih pada papah ku.

"ya sudah ayo makan, aku tau kalian pasti lapar kan"

"kay kamu memang terbaik, tau saja kalau aku sudah lapar" Bima langsung mengambil piring.

"ih beb kamu malu-maluin ah" Seni menepuk tangan Bima.

"habis aku udah lapar banget, pengen makan" Bima memasang wajah memelas pada Seni.

"ya ampun, kamu ya kaya yang gak pernah makan aja, ya udah deh tapi sekalian ambilkan buat aku, karena aku juga lapar" Seni meminta Bima mengambilkan makanan untuk Seni.

"iya deh iya" Bima menepuk keningnya dan langsung mengambil makanan.

"Bima sama Seni ada-ada aja deh, hahahaha, ya sudah ayo kalian juga makan ya, ayo cepetan" aku meminta teman-teman yang lain untuk makan.

Teman-temanku pun makan bersama dan Alfa masih duduk di ruang tamu, aku menghampiri Alfa.

"Alfa ko kamu di sini, ayo makan dulu?"

"iya Kay nanti saja ya biarkan teman-teman makan duluan, lagian ngantri banget mereka heboh" Alfa tertawa.

"eh ko gitu sih, lebih enak makan bersama kali fa, ayo cepetan kesana yuk kita makan bareng"

"kamu juga kenapa gak kesana, malah kesini nyamperin aku" Alfa bertanya kembali padaku.

"karena aku ingin makan sama kamu Alfa"

"Kay kamu apaan sih, aku jadi malu, udah gak apa-apa kamu duluan aja Kay makannya"

"jangan gitu dong, nanti aku gak mau makan loh"

"eh Kay ko gitu, makan dong nanti sakit lagi"

"iya makanya kamu juga makan dong"

"ok deh aku ngalah, ya sudah ayo kita makan"

Setelah kami selesai makan siang, kami langsung menuju ke lokasi pembangunan,

"Kay jadi ini tempatnya" Alfa melihat ke sekeliling.

"iya Alfa ini tempatnya, gimana sejuk kan?"

"iya sejuk banget cocok untuk pondok pesantren" Alfa kagum melihat sekeliling.

"iya nanti kita juga rencananya akan bangun taman, lapangan, juga tempat pabrik untuk memproduksi tahu, tempe, dan pabrik beras juga untuk kebutuhan di pondok juga untuk dijual kembali agar penghasilannya nanti bisa buat pondok dan anak-anak"

"Subhanallah, keren Kay" Alfa semakin kagum.

Akhirnya teman-temanku yang laki-laki termasuk Alfa membantu pembangunan, sedangkan teman-temanku yang wanita membantu membuat cemilan dan sirup untuk mereka yang lelah karena membantu bergotong royong membangun pondok.

"Kay kayanya kalau sudah jadi pasti indah banget ya Kay pondok nya" sisil mengutarakan pendapatnya.

"iya sil, pasti indah banget dan aku bisa sering-sering main, karena kan pondok nya dekat dengan rumahku"

"aku juga mau sering-sering main ah" seni semangat.

"iya..iya kalian boleh ko sering-sering datang"

Tak terasa waktu pun berlalu begitu cepat, ternyata sudah petang, setelah beristirahat memakan cemilan dan minum sirup, pekerjaan pembangunan pondok akan dilanjutkan besok, dan teman-temanku ingin datang lagi besok, tetapi papah melarang karena takutnya mengganggu waktu belajar, sedangkan waktu ujian sebentar lagi tiba.

Teman-temanku mengerti akan ke khawatiran papah ku, dan meminta papah ku untuk mengizinkan mereka membantu ketika libur.

Papah ku menyetujuinya, kemudian Alfa berpamitan kepadaku.

"Kay aku pulang dulu ya" Alfa menatap ku.

"iya Alfa hati-hati ya"

"bilang hati-hatinya ke Alfa doang nih Kay" Yusuf ikut nimbrung pembicaraan kami.

"eh Yusuf, iya deh buat kamu juga hati-hati"

"hehehehe, nah gitu dong jangan cuma ke si Alfa doang"

"Apaan sih suf, udah ah ayo cepet kita pulang" Alfa menarik Yusuf.

"Dah.. Kay, sampai jumpa besok" Alfa melambaikan tangannya padaku.

"iya..hati-hati ya di jalannya" aku kembali melambaikan tanganku pada Alfa.

Malam pun tiba, aku membaca-baca buku pelajaran dan saat aku sedang membaca, Alfa menelepon ku.

"Hallo Alfa" aku senang Alfa meneleponku.

"Wah ada yang senang nih kayanya, lagi apa Kay?" Alfa menggodaku dengan candaannya.

"ih apaan sih Alfa, aku lagi baca-baca buku nih, kamu lagi apa?"

"aku juga lagi belajar, Kay gimana kalau kita belajar bareng"

"gimana caranya?"

"kita alihkan dulu ke mode videocall ya" Alfa mengalihkan teleponnya ke mode videocall.

"Eh Alfa tunggu sebentar" aku menutup kamera depannya dan segera memakai jilbabku.

"kenapa Kay, memang tadi kamu ngapain dulu?"

"aku tadi belum pakai jilbab, makanya aku minta kamu tunggu sebentar dan memakai jilbab dulu"

"oh gitu, waaah sekarang Kay jadi benar-benar berjilbab ya..udah mulai malu nih kalau rambutnya terlihat orang lain"

"iya Alfa, kan ini semua berkat kamu"

"Syukurlah kalau aku bisa merubah kamu menjadi lebih baik"

"Iya terimakasih ya Alfa"

"sama-sama Kay, ya udah ayo kita mulai belajarnya, kita mau belajar apa dulu nih"

"kita belajar Matematika dulu ya, karena ada soal yang aku kurang paham, siapa tahu kamu udah paham dan bisa ngajarin aku"

"ok siap..ya udah kay ayo buka buku matematikanya, soal nomor berapa yang gak pahamnya?'

"yang ada di halaman 14 no 5 nih aku kurang paham, kamu tahu gak Alfa, gimana sih caranya?"

"sebentar Kay aku baca dulu soalnya, oh yang ini, aku tahu Kay" Alfa membaca dengan serius.

Kemudian Alfa mengajariku dengan serius dan teliti Alfa juga menjelaskannya dengan sangat mudah dimengerti olehku.

"oh jadi gitu caranya, ok sekarang aku ngerti deh, makasih ya Alfa?"

"sama-sama kay, nah sekarang yang mana lagi?"

"udah ko kalau yang lainnya aku udah paham, kalau kamu mau belajar apa lagi sekarang?"

"kalau gitu kita buka buku bahasa indonesia ya Kay"

"ok boleh, kalau bahasa indonesia aku jagonya, karena aku sangat suka membaca dan menulis, aku juga sangat suka dengan karya sastra.

"aku jadi ke inget sesuatu nih, kan waktu itu kamu pernah bilang mau buatin aku puisi, ayo mana Kay puisinya"

"oh iya, hehehe aku lupa Alfa"

"ih Kay ko gitu, ya udah pokonya aku mau dibuatkan sekarang puisinya dan kamu bacakan ya"

"sekarang? besok aja deh ya?"

"iya sekarang, engga ah nanti kalau besok kamu lupa lagi"

"iya ya udah ok aku buatkan sekarang deh, tunggu ya Alfa"

"ok siap aku pasti tunggu ko Kay"

Setelah setengah jam Kay pun berhasil membuat puisi untuk Alfa,

"Alfa ini puisinya udah selesai, tapi aku malu"

"wah..mana Kay ayo dong bacain, gak apa-apa Kay jangan malu"

"Judulnya: Cahaya Dalam Kegelapan"

"Saat kegelapan menyelimuti kalbu,

kegundahan menghampiri duniaku,

kegelisahan menghantui mimpiku,

Cahaya malaikat pelindung menghampiriku,

memikat ku dengan ketulusan yang menghangatkan jiwaku,

menuntunku perlahan dengan kesabarannya,

menciptakan suasana ceria yang menyinari hari-hariku,

Sekejap kegelapan berubah menjadi rona keindahan,

kegundahan berubah menjadi senyum,

kegelisahan yang menghantui lenyap seketika,

Hadirnya cahaya malaikat pelindung,

memberi suka cita nyata di hidupku

aku bersyukur hidupku menjadi damai,

hati terasa ringan tak ada lagi kegelisahan menyelimuti kalbu".

"Alfa aku udah selesai bacanya, gimana?"

"Kay, bagus banget, aku terharu, aku mau teksnya yah, nanti aku mau pajang di kamar aku"

"ih jangan dong, nanti di baca sama yang lain lagi, dan sama ibu kamu, jangan ah"

"ih gak apa-apa Kay kan ini puisi khusus yang kamu buat untuk aku"

"iya tapi jangan di pajang, aku malu"

"gak usah malu Kay, gak apa-apa"

"ya udah terserah kamu, syukurlah kalau kamu suka sama puisinya"

"aku suka banget, makasih ya Kay?"

"iya sama-sama, oh iya kamu juga belum kasih aku lukisan yang kamu buat, mana dong lukisannya"

"iya..iya, aku akan beresin secepatnya deh, karena masih proses nanti kalau kamu main ke rumah Aku, baru aku kasih"

"hah ke rumah kamu, ih aku malu ketemu ibu dan adik kamu"

"ayolah Kay kenalan sama ibu dan adikku"

"iya deh iya"

"yes..besok ya pulang sekolah"

"eh ko besok sih jangan dong, besok aku mau bantuin mamah buat masak untuk yang kerja kan"

"oh gitu yah kapan dong?"

"nanti deh Alfa aku kabari ya kapannya?"

"ihh ko Kay gitu ah aku kecewa nih, padahal aku udah seneng banget kamu mau datang ke rumah aku"

"ih Alfa ko gitu ya udah deh lusa ya tapi jangan besok"

"ok deh kalau gitu Kay"

"Alfa ini udah malam, gak kerasa ya, dan terimakasih udah nemenin aku belajar, aku tidur duluan ya"

"iya Kay, aku juga mau tidur ko, Selamat malam Kay"

Aku mengakhiri obrolanku dengan Alfa dan segera tidur, karena besok Aku masih harus sekolah.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Sari Istiqomah

Sari Istiqomah

Assalamualaikum semangat berkarya thor

aku sudah boom like ya, mampir yuk. keceritaku

Dia Untukku, Terimah Kasih.

2020-10-10

0

Alkha Rafasya

Alkha Rafasya

allhmdllh yah...ada rezekinya

2020-04-26

0

Ramus Art

Ramus Art

puisi yang mewakili😆

2020-04-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!