Suara adzan subuh berkumandang, Aku pun terbangun dari tidurku, aku segera melaksanakan shalat subuh.
Setelah selesai akupun bersiap berangkat sekolah, sebelum berangkat aku sarapan bersama kedua orangtuaku, ketika akan sarapan tiba-tiba suara klakson berbunyi.
"Kay itu suara klakson motor siapa?" papah bertanya padaku dan menatapku.
"oh itu pasti Alfa pah, soalnya Alfa selalu menjemput kay, untuk berangkat sekolah bersama"
"oh jadi anak papah sering diantar jemput ya, ya udah sini suruh dia masuk, kenalkan dong dia ke papah sama mamah kay.." papah meminta ku untuk mengajak Alfa sarapan bersama.
"iya kay, ayok ajak Alfa untuk sarapan bareng kita" mamah pun memintaku mengajak Alfa.
Aku ke depan menemui Alfa dan Alfa sudah berdiri di depan gerbang rumahku.
"Selamat pagi kay..."
Akupun tersenyum dan menyapa Alfa kembali,
"Selamat pagi juga Alfa, oh iya kamu sarapan belum?"
"Hehehe, belum kay.."
"kalau gitu kita sarapan bareng yuk, papah dan mamahku juga meminta kamu untuk masuk dan menyapa mereka"
"serius kay...aduh aku tegang nih ketemu orangtua kamu kay"
"gak apa-apa kali Alfa, ayo sini masuk"
Akupun membukakan gerbang dan meminta Alfa untuk masuk. Alfa pun masuk ke rumahku dan bertemu dengan keduaorangtuaku.
"Assalamualaikum, om, tante" Alfa menyapa kedua orangtuaku dan mencium tangan kedua orangtuaku dengan sopan.
"Waalaikumsalam, jadi ini yang namanya Alfa, kay sering sekali menceritakan Alfa ke tante" mamahku menyapa Alfa kembali dengan tersenyum.
"Oh gitu ya tante, Alfa jadi malu"
"Ayo Alfa duduk kita sarapan bersama" Papahku meminta Alfa untuk duduk dan sarapan.
"iya om terimakasih banyak" Alfa pun duduk dan sarapan bersama.
Setelah selesai sarapan dan mengobrol, aku dan Alfa pamit kepada kedua orangtuaku.
"pah, mah, kay berangkat dulu ya"
"iya om, tante Alfa juga pamit, terimakasih untuk sarapannya, masakan tante enak sekali"
"ah Alfa bisa aja, nanti sarapan lagi ya disini, sering main-main ke sini ya Alfa"
"iya tante insyaallah"
"Alfa hati-hati ya bawa motornya, jagain anak om ya Alfa"
"siap om Alfa akan selalu jagain kay ko"
"ya udah kalian hati-hati ya, cepetan berangkat nanti telat"
Akhirnya Aku dan Alfa berangkat sekolah, kamipun saling menatap dan tersenyum, Alfa mengajakku mengobrol pada saat kami di motor.
"Kay, orangtua kamu baik ya, papah kamu juga baik, asik diajak ngobrol"
"tapi tumben loh Alfa, papahku bisa seramah itu dengan laki-laki yang main ke rumahku, biasanya papah selalu galak dan tegas saat ada laki-laki yang main ke rumah"
"wah, masa sih kay, tapi om baik banget ko ke aku, berarti kayanya aku sudah direstui nih untuk jadi menantunya"
"ih apaan sih Alfa, iya aku serius baru kali ini papah bisa seakrab dengan teman laki-laki ku, padahal biasanya papah sangat tegas, tapi sama kamu papah baik banget malah meminta kamu untuk gabung sarapan"
"kay udah ah jangan diterusin, kamu ko malah jadi ingat mantan-mantan kamu sih"
"eh maaf deh maaf bukannya aku ingat ke mantan, aku hanya heran aja Alfa, jangan ngambek dong"
"iya...aku gak ngambek ko"
Aku dan Alfa tiba di sekolah,
"kay udah sampai, sini aku bukakan helmnya" Alfa membukakan helm untukku.
"Makasih ya Alfa" aku tersenyum.
"sama-sama kay, ya udah aku antar kamu ke kelas ya"
"iya ok"
Dalam perjalanan menuju kelas, Alfa bertanya kepadaku,
"kay, aku dengar kamu suka menulis ya, kamu suka nulis puisi juga kan?"
"iya...aku kalau lagi senggang suka meluangkan waktu ku untuk menulis"
"wah keren, bisa gak kamu membuatkan puisi untukku"
"bisa aja sih, tapi aku malu"
"kenapa harus malu kay, ayolah buatin aku puisi, aku ingin sekali baca puisi buatan kamu"
"iya..ya udah aku buatin puisi deh, tapi nanti ya, gak sekarang"
"iya kay ok, aku tunggu ya"
"Alfa kamu juga kan suka melukis, bisa gak buatin aku lukisan"
"tentu saja kay, aku memang sedang membuatkan lukisan khusus untuk kamu"
"yang bener, terus mana lukisannya"
"kamu gak sabaran banget sih kay, hehehehe, sabar dong..lukisannya dalam proses pengerjaan"
"iya deh iya, aku tunggu ya"
"iya kay, kita udah sampai kay di depan kelas kamu, nanti aku kesini lagi ya pas jam istirahat"
"iya Alfa"
Alfa pun pergi menuju kelasnya, aku duduk di kursiku, teman-temanku pun datang,
"selamat pagi kay" dengan wajah ceria sisil menyapaku.
"pagi sil, seperti biasa kamu selalu semangat"
"hehehe, kay kemarin kenapa kamu gak gabung sama kita" sisil melangkah maju dan duduk di bangkunya.
"ah..kamu lupa atau pura-pura lupa sil, kalian enak-enakkan mesra-mesraan aku di anggurin gitu aja, sebel aku dijadikan obat nyamuk sama kalian"
"hehehe...jangan marah dong kay cantik, aku minta maaf deh, habis aku tuh cape banget dan wira mijitin aku deh"
"iya deh iya"
Fika datang ke dalam kelas dan menyapa aku dan sisil,
"Pagi kay, sisil" dengan wajah penuh senyum fika menyapa kami.
"pagi fika, ada apa nih ceria banget" kata ku penasaran.
"aku hanya lagi bahagia kay, ternyata bisa berguna untuk orang lain itu membuat hati kita bahagia ya kay, apa lagi ketika melihat senyum dari wajah anak-anak kemarin, benara-benar membuat aku banyak belajar dari mereka"
"iya fika, aku juga sama, aku banyak mendapatkan pembelajaran hidup yang berharga dari anak-anak itu" aku menyetujui ucapan fika.
"aku juga jadi sedih kay, waktu melihat anak-anak itu dan mendengar kisah mereka, hatiku benar-benar sedih" dengan wajah sendu sisil menyampaikan perasaannya.
"iya sil, aku juga sama merasa sedih juga" dengan nada sendu aku menjawab sisil.
"oh iya teman-teman, kalian mau ikut menyumbang gak, untuk membuat rumah untuk anak-anak yang tak punya tempat tinggal"
"wah boleh kay, aku mau ikut nyumbang" fika antusias.
"aku juga mau kay, aku juga ingin bisa menolong mereka meskipun gak bisa nyumbang banyak sih" sisil ikut antusias.
"Alhamdulillah, makasih ya teman-teman, gak apa-apa, gak masalah besar ataupun kecil yang penting kalian ikhlas"
"iya kay, kami mau ikut menyumbang" fika dan sisil menjawab bersamaan.
"seni kemana ya, ko jam segini dia belum datang" aku melirik ke arah pintu menanti seni yang belum datang.
"iya ya ko seni belum datang, aku coba telepon ya" sisil mencoba menghubungi seni.
Senipun mengangkat teleponnya dari sisil,
"hallo seni, kamu dimana ko belum datang?"
"hallo sil, aku gak bisa ke sekolah soalnya aku lagi gak enak badan, aku sudah bilang ko ke wali kelas"
"kamu sakit apa seni?" aku menanyai seni.
"ada kay juga ya, aku sakit flu kay, sama demam kepala aku pusing banget" seni menjawab dengan nada lemas.
"ya ampun ko bisa flu sen" aku mengkhawatirkan seni.
"iya kay, kemarin setelah pulang dari pondok, aku sama bima jalan-jalan dulu kami pergi makan dan setelah makan aku sama bima ke super market beli bahan masakan, dari suoer market aku sama bima mampir dulu ke toko buku, eh ternyata pas kami mau pulang hujan deras sekali, aku menunggu hujannya reda tapi tak kunjung reda, akhirnya aku dan bima hujan-hujanan"
"ya ampun seni-seni ada-ada aja kamu" fika menanggapi ucapan seni.
"ya udah sen semoga cepat sembuh ya, nanti kami ke rumah kamu" aku mendoakan seni agar seni lekas sembuh.
"makasih kay, makasih teman-teman, aku rindu kalian"
"kami juga rindu kamu seni"
Kamipun mengakhiri percakapan kami dengan seni. Bel pun berbunyi, pelajaran bu ita pun di mulai, bu ita guru yang sangat ramah dan baik, kami selalu senang belajar dengan bu ita. Bel istirahat berbunyi Alfa menunggu ku di depan pintu kelas.
"cepat banget kamu fa udah di depan kelas kita aja" sisil menyapa Alfa dan menepuk pundak Alfa.
"eh Sisil, iya sil, Kay mana sil"
"aduh kamu nih ya, yang ada di pikirannya cuma Kay...aja" sisil menjawab dengan candaan.
"eh sisil tau aja" Alfa menanggapi dengan tersenyum.
Aku dan Fika keluar dari kelas dan menyapa Alfa,
"Alfa udah di sini, ayo kita langsung ke kantin"
"iya Kay ayo"
"tuh kan mulai deh masa yang di ajak Kay aja, kita gak di ajak nih" kata Fika dengan candaannya.
"eh iya deh iya, Fika sama sisil juga ayo kita ke kantin sama-sama"
Kami pun sampai di kantin, dan kami melihat Bima yang sedang lemas seperti tak bertenaga,
"woy kenapa" sisil mengejutkan bima.
"ih apaan sih sil, diam ah, aku lagi malas bercanda sama kamu" Bima yang terlihat tak bersemangat.
"dih..lagian siapa juga yang mau bercanda sama kamu bim" jawab sisil dengan menepuk pundak Bima, kemudian sisil duduk di samping Bima.
"ada apa bim, ko lesu gitu" aku ikut menanyakan sikap Bima yang tidak biasa, kemudian aku duduk dengan Alfa.
"stop ya kalian jangan mesra-mesraan di depan aku, karena belahan jiwa aku lagi gak ada disini, huh rasanya sedih banget" Bima yang melihat ke arah ku dan Alfa, dan Bima meminta ku untuk tidak bermesraan dengan Alfa di depan nya.
Alfa tersenyum melihat tingkah Bima yang lebay,
"ya ampun Bima lebay banget sih, lagian suruh siapa kalian gak langsung pulang dan malah hujan-hujanan jadi gini kan akibatnya, Seni jadi kena flu"
"iya fa kamu benar, tadinya aku sama Seni mau pulang, eh aku dengar perut Seni yang keroncongan, aku kan sebagai pacar yang pengertian gak mau pacarku pulang dengan perut kosong, makanya aku ajak Seni makan, setelah makan Seni minta ditemani belanja bahan masakan, aku pun mengantarnya, nah setelah belanja aku minta antar seni ke toko buku, setelah selesai saat kami akan pulang, eh malah hujan deras, akhirnya kami berteduh menunggu sampai hujannya reda, tapi karena hujannya lama banget gak reda-reda, Seni minta tetap pulang meski harus hujan-hujanan, padahal kita sudah pakai jas hujan, tapi tetap aja dingin dan seni jadi flu" cerita Bima yang panjang lebar dengan gayanya yang sedih.
"udah Bima gak usah sedih, nanti siang aku, Kay, Fika, sama Alfa mau nengok Seni ke rumahnya, kamu mau ikut gak" kata sisil yang mencoba menghibur Bima.
"ya mau lah, aku mau ikut, enak aja kalian ke rumah seni tanpa aku" Bima dengan nada lantang dan penuh semangat.
"woy santai bim santai, iya kita pasti ajak kamu lah" kata Fika dengan mengangkat tangannya menyuruh Bima untuk duduk kembali.
Bel pun berbunyi, kami masuk ke kelas kami masing-masing.
Guru pun tiba ke dalam kelas, pelajaran bu Heti pun di mulai, bu Heti termasuk guru yang tegas saat pembelajaran tapi ada waktu di kala santai bu Heti bisa bercanda, kami pun belajar dengan fokus. Bel pulang berbunyi, kami bersiap-siap untuk pulang.
Aku dan teman-temanku menunggu Bima dan Alfa yang masih di kelas. setelah cukup lama menunggu akhirnya Bima dan Alfa keluar dari kelas,
"ko lama banget sih"
"iya Kay maaf tadi pelajaran pak Sugih, terus ada salah satu siswa yang ngobrol, akhirnya kami semua kena imbasnya deh di ceramahi dulu dan di kasih banyak pertanyaan sama pak Sugih" Alfa menjawab pertanyaanku dengan wajah yang lesu.
"ya ampun kasihan banget sih, lagian sih sudah tahu pak Sugih kaya gitu, kalian ngeyel lagi" aku ikut menceramahi Alfa.
"iya Kay iya aku kapok deh"
"Alfa udah ayo kita berangkat" Bima semangat ingin segera berangkat ke rumah seni.
"eh enak aja berangkat-berangkat, Wira belum jemput tahu" sisil menepuk kening Bima.
"Aduh sakit sil, telepon deh si Wira masih dimana, lama banget" Bima yang sudah tak sabar, menyuruh sisil untuk menelepon Wira.
"Difta juga belum dateng nih, sabar ya bim" Fika menepuk pundak Bima.
"ih kalian ya, ya udah Fika cepetan telepon gih si Difta, jangan lama-lama" Bima yang semakin gak sabar.
"ya ampun Bima, sabar dong, gak sabaran banget sih, lagian baru aja gak ketemu Seni sehari, udah kaya gitu kamu bim"
"iya Kay aku tuh terasa lemah tanpa Seni" kata Bima dengan sikap lebaynya.
"Bima bisa gak sih jangan lebay" Alfa yang mendorong Bima.
"apaan si fa, biarin ah kan ini ciri khas seorang bima yang sangat tampan" kata bima dengan kenarsisannya.
"nambah deh nih penyakitnya, bukan cuma lebay tapi jadi narsis juga" sisil yang mengatai Bima dengan menepuk keningnya.
Akhirnya wira dan Difta sampai untuk menjemput Sisil dan Fika, kemudian kami pun berangkat menuju rumah Seni. Sesampainya di rumah Seni, kami di persilahkan masuk dan menemui Seni di dalam kamarnya, Seni terlihat lesu dan lemas, dengan sangat perhatian dan penuh kasih sayang Bima menyuapi Seni dan memberikan obat untuk Seni, kami yang melihat pemandangan itu, benar-benar tak menyangka bahwa Bima bisa seromantis itu dan sekeren itu.
Setelah selesai menjenguk Seni, kami pun pulang dan mendoakan agar Seni lekas sembuh. Bima mengucapkan terimakasih kepada kami, karena sudah mau menjenguk Seni, dan dia sangat senang bisa melihat Seni.
Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Alkha Rafasya
masa sekolah emang penuh kenangan
2020-04-26
0
Nelis Samsiah
lanjutkan...
2020-04-21
0
Alkha Rafasya Ibrahim
episode selanjutnya
2020-04-19
0