Episode 12 : Penyelidikan Alisha Terhadap Ryan

Alisha menutup pintu mobil dan memandang Niken yang duduk di sebelah kirinya.

“Ken..Coba deh lo potret gedung sebelah resto sebelah sana. Kita liat hasilnya sama-sama.”

“Oke. Gue coba.”

“Cekrek…”

Niken menyodorkan hasil kameranya, Alisha menyipitkan mata dan memperhatikannya dengan seksama.

“Tuh bagus kok hasilnya! Coba lo liat. Mungkin pas ambil gambar di rumah Ryan, jari lu nutupin lensa,”kata miss popular berargumentasi.

“Oh ya bisa juga sih. Gue buru-buru. Tapi masa iya dari sekian banyak foto hasilnya kosong semua?”

“Bisa aja cahaya terlalu menyilaukan. Lo juga ceroboh bukan dari awal lo liat hasilnya.”

“Iya. Gue udah panik kemalaman,Lis. Bokap gue suka ngomel.”

“Yaudah kita balik lagi ke sana!”

Alisha memasang seat belt dan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi ke tempat tadi.

Niken terbelalak kaget dan berteriak,”Gila ya lo! Ini udah mulai malam.”

“Kita harus ke sana lagi secepat mungkin! Kau pegangan tangan yang erat dan tutup mata aja,”kata Alisha sambil tertawa.

“Lu terlalu ngebut deh. Kita bisa nabrak atau bahkan bisa celaka!”seru Niken sambil merapalkan doa agar mereka bisa selamat sampai tujuan.

Niken, cewek yang biasanya bawel dan suka iseng,hari ini hanya bisa diam berpegangan hand grip pada kabin mobil dengan mata terpejam. Nampaknya gadis itu telah siap apabila hari ini harus mati sebagai pengikut miss popular.

Mobil yang dikemudikan alisha dirasakan makin menanjak ke arah perbukitan dan bergerak melambat. Niken membuka matanya dan melepaskan pegangannya.

“Gue masih hidup,lis?”

“Masihlah,bego! Cepet lu potret rumah si Ryan tuh!”

“Bentar.”

Tangan Niken masih gemetaran, jari-jemarinya bergetar ketika mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya.

“Ini…Coba lu liat!”

Alisha menghentikan mobilnya dan parkir di tepian jalan yang rata.

“Itu ada kok rumahnya. Cuma sepertinya tertutup kabut.”

“Nah itu dia! Kabut itu kan terjadi karena uap air yang membeku karena udara dingin.”

“Artinya daerah ini di ketinggian. Daerah ini pegunungan. Aneh kan cowok seganteng dan sekaya Ryan malah lebih memilih tinggal di jauh dari kota,”kata Alisha sambil melepaskan seat beat dan mulai membuka jendela mobil.

“Bisa aja orang tuanya sengaja cari lahan luas untuk tinggal. Kalau di kota lahan terbatas,”lanjut Niken.

“Lu ngapain sih buka-buka jendela. Serem tau! Gelap,”timpal Niken sambil menutup matanya.

“Lu penakut amat sih! Eh gimana kalau kita coba masuk ke dalam rumah Ryan?”

“Ih malu-maluin amat sih. Lu aja bukan siapa-siapa dia.”

“Maksud gue mau meneliti ke dalam.”

“Lu pikir gak ada satpam di rumah segede itu? Nanti malah kita disangka maling. Yuk ah kita pulang!”

“Gue masih penasaran mengapa Ryan tinggal di atas bukit seperti ini. Gue mau cari tau dari warga sini. Gue turun ya? Kayaknya ada rumah kecil di ujung sana.”

Alisha turun dan menuruni jalan setapak agak ke bawah.

“Stop! Jangan,lis. Gue gamau lu dapat masalah. Hari udah gelap soalnya. Gue takut ada orang jahat bukan setan. Kapan-kapan aja kita balik lagi.Please,”pinta Niken dengan wajah ketakutan dan hampir menangis.

“Ah..Dasar penakut! Ikut gue yuk!”ajak Alisha sambil membuka pintu mobil sebelah kiri dimana Niken duduk.

Tubuh Niken gemetaran karena takut, papanya pasti marah besar dia pulang malam hari ini.

“Gue takut diomelin bokap,lis. Balik yuk!”

“Sebentar aja kok. Please ikut gue.”

Alisha mengunci mobilnya dan berjalan ke sebuah rumah kecil di samping rumah milik Ryan Untung saja hari itu tidak ada hujan sehingga tanah yang diinjak tidak licin. Udara dingin menyergap menembus tulang, terlebih mereka hanya mengenakan pakaian seragam putih abu-abu tanpa lapisan sweater tebal yang menghangatkan badan.

Niken melipat kedua tangannya di depan dada sambil menggigil, bibirnya pucat karena kedinginan.

“Bbrrr….Kenapa dingin begini sih?”

“Ah..Lu jangan lebay! Tahan dikit sih!”

Akhirnya dua gadis itu sampai di depan sebuah rumah yang nyaris tanpa jendela,atapnya terbuat dari daun rumbia dan dindingnya terbuat dari anyaman. Banyak celah untuk udara masuk ke dalam rumah sehingga penghuninya masih merasa nyaman meskipun tanpa jendela. Hanya ada sebuah kursi goyang yang terbuat dari rotan , diletakkan di sebelah kiri pintu masuk. Lantainya masih terbuat dari tanah padat.

Dua gadis itu berdiri dengan kaki gemetar karena takut. Mereka masih mengenakan seragam putih abu-abu. Berdiri tepat di muka pintu, saling memandang lalu mengetuk pintu bersama-sama.

“Tok…tok…tok…”

Lama tiada jawaban, mereka duduk di undakan depan pintu sambil memperhatikan ke arah pintu.

“Kreek..”suara pintu yang terdengar sangat berat karena engselnya mulai berkarat.

Alisha dan Niken bergegas ke arah pintu, seorang bapak tua membuka pintu.

“Siapa kalian?”tanya si bapak tua dengan suara parau.

Dua gadis itu terbelalak kaget, laki-laki di hadapannya sangat aneh, tubuhnya bungkuk dengan mata sebelah kiri seakan mau keluar. Pakaiannya serba hitam dengan ikat kepala warna putih, kulit tangannya seakan menempel pada tulang dengan urat-urat tangan yang menyembul besar-besar, tubuhnya sangat kurus.

“Kami teman Ryan.Anak yang tinggal di rumah besar.”

Seketika laki-laki tua itu kaget dan matanya yang menonjol terbelalak makin menyeramkan. Dia seperti seorang penderita proptosis sehingga bola matanya nyaris keluar dari soket akibat kadar hormon tiroidnya terlalu tinggi.

“Itu anak juragan ternak sapi perah,Nak. Kalau saya penunggu makam umum di belakang.”

Sontak dua gadis itu kaget mengetahui di belakang rumah itu ada kuburan massal, maka keduannya langsung berlarian tanpa sempat pamit pulang.

“Woi! Jangan tinggalin gue,Ken!”teriak Alisha yang tertinggal di belakang.

Niken tampak lebih jago berlari. Gadis itu telah berada di depan hampir mencapai lokasi dimana mobil di parkirkan. Alisha mengejar dan terjatuh karena terantuk batu.

“Aduh…”

Gadis itu memegangi lututnya yang terantuk kerikil tajam, lututnya lecet dan berdarah. Darah segar keluar dari pori-pori kulit kaki, terasa perih dan gadis itu hanya bisa meringis. Alisha bangkit dan jalan tertatih-tatih sambil menggeser kaki kanannya yang luka.

“Lu jatuh Lis?”tanya Niken sambil tertawa.

“Gue sakit tau. Kalau lo ketawain. Bantu ambilin plester dan alkohol dong. Ada di laci dashboard,kotak P3K.”

Jari jemari Nikan dengan lincah mencari barang yang dimasukkan dalam laci dashboard Sebuah kotak P3K warna putih dia serahkan pada Alisha, pertama dibersihkannya luka kakinya dengan kapas dan alkohol,lalu diberinya obat merah serta menutup lukanya dengan plester.

Alisha meringis dengan lutut kanannya yang terluka. Wajahnya yang cantik tampak menahan sakit, lututnya tampak ditekuk ketika memasuki mobil. Kemudian gadis itu menarik mundur kursi mobilnya. Dipasangnya kembali seat belt dan kembali menancap gas menuju rumah.

“Puas lu,Lis?”tanya Niken sambil menyeka keringatnya dengan tisu yang tergantung di bagian ataas mobil.

“Lu jangan nyindir mulu dong! Prihatin kek liat gue terluka,”sahut Alisha dengan wajah serius fokus menatap jalan raya.

“Please ya..Lain kali gue gak mau ikut lo lagi ke daerah ini.”

“Sepertinya juga gue gak akan ke sini lagi. Cukup tau Ryan itu tinggal dimana. Titik.”

“Yaudah. Lu janji ya anterin gue sampai rumah.”

“Iya.Lo tenang aja. Gue ngebut lagi mumpung jalanan sepi.Tutup mata!”

“Gueeng…….”

Di sebuah jalanan menurun, Alisha mengerem mobilnya. Sekilas ia melihat bayangan putih berkelebat di depan kaca mobilnya. Gadis itu sejenak mengerem mobilnya dan memarkirkan ke tepi. Dilihatnya sekelilingnya yang sepi tanpa satupun mobil lewat karena hari mulai gelap. Di angkasa nampak gelap, taburan bintang-bintang mulai menghiasi angkasa.

“Kenapa lo berhenti di sini,Lis?”tanya Niken dengan wajah bengong.

Gadis badung nan suka iseng itu membuka matanya dan ikutan meneliti keadaan di sekitar mobil.

“Jangan berhenti di sini. Takut ada preman jahat!”perintahnya lagi.

Alisha masih tak percaya dengan penglihatannya lagi. Bulu kuduknya merinding seketika.

“Sepertinya tadi gue liat bayangan putih terbang di depan kaca mobil,”lapor Alisha dengan wajah serius. Kedua alisnya menyatu seperti sedang berpikir keras.

“Duh…Lu mulai lagi deh. Bikin gue takut aja,”keluh Niken hampir menangis.

“Apa cuma halusinasi?”

Niken mulai menangis dan menutup matanya dengan kedua belah tangannya.

Episodes
1 Episode 1 : Perkenalan
2 Episode 2 : Cinta Alisha Bertepuk Sebelah Tangan
3 Episode 3 : Affandra Diputuskan Alisha Demi Ryan
4 Episode 4 : Pemilihan Kapten Basket
5 Episode 5 : Ryan Jatuh Hati Pada Maya
6 Episode 6: Alisha and The Gang Membully Maya
7 Episode 7 : Maya Diculik Orang Suruhan Alisha
8 Episode 8: Usaha Ryan Menolong Maya
9 Episode 9 : Alisha Dilaporkan ke Polisi Oleh Ryan
10 Episode 10 : Alisha Berhasil Keluar Tahanan Dengan Bantuan Mama
11 Episode 11: Dendam Alisha Terhadap Ryan
12 Episode 12 : Penyelidikan Alisha Terhadap Ryan
13 Episode 13 : Alisha Mendapat Hukuman dari Papa
14 Episode 14 : Misteri Annisa
15 Episode 15 : Maya Berjuang Mencari Pertolongan
16 Episode 16 : Di Kantor Polisi
17 Episode 17 : Menabrak Kucing di Jalanan
18 Episode 18: Pertemuan Kembali
19 Episode 19: Maya Kembali ke Sekolah
20 Episode 20 : Penemuan Ponsel Milik Maya
21 Episode 21: Menghilangkan Bukti Kejahatan
22 Episode 22 : Pertemuan Tak Disengaja
23 Episode 23 : Tempat Persembunyian
24 Episode 24 : Garasi Darurat
25 Episode 25 : Alisha Dugem
26 Episode 26 : Di Rumah Ryan
27 Episode 27 : Telat Masuk Kelas
28 Episode 28 : Something Wrong With Alisha
29 Episode 29 : Di Peternakan Sapi Perah
30 Episode 30: Kegiatan di Luar Kelas
31 Episode 31: Pertandingan Basket Antar Sekolah
32 Episode 32: Pembagian Raport
33 Episode 33: Perjalanan ke Pabrik Susu
34 Episode 34: Di Pabrik Susu
35 Episode 35 : Di Peternakan
36 Episode 36 : At Home
37 Episode 37: Berkunjung
38 Episode 38: Pencarian Si Putih
39 Episode 39: Menunjuk Pengacara
40 Episode 40: Pertemuan Rahasia
41 Episode 41: Pengakuan
42 Episode 42 : Kehilangan
43 Episode 43 : Dihukum
44 Episode 44 : Saling Mendiamkan
45 Episode 45: Ryan dan Surat Panggilan
46 Episode 46: Alisha dan Surat Panggilan
47 Episode 47 : Perdamaian di Ruang BP
48 Episode 48 : CLBK
49 Episode 49 : Gosip Heboh
50 Episode 50: Pembuktian
51 Episode 51 : Obsgyn
52 Episode 52 : Temuan Polisi
53 Episode 53 : Kejar-kejaran
54 Episode 54 : Kabur
55 Episode 55 : Persembunyian Don
56 Episode 56: Asal usul Vampire
57 Episode 57: Sweet 17th Alisha
58 Episode 58 : First Kiss
59 Episode 59: Teror
60 Episode 60: Lomba Karya Ilmiah Remaja
61 Episode 61: Menunggu Hasil Lomba
62 Episode 62: Pengumuman Lomba
63 Episode 63 : Don Menikah
64 Episode 64: Kedatangan Eyang Uti
65 Episode 65: Kejutan Ultah untuk Ryan
66 Episode 66: Menemani Eyang Uti
67 Episode 67: Menunda Ruwatan
68 Episode 68: Kerasukan
69 Episode 69 : Eyang Uti Comes Back
70 Episode 70: Ruwatan
71 Episode 71: Kesempatan Kedua
72 Episode 72: Hospital
73 Episode 73: Kejujuran
74 Episode 74: Pembalasan untuk Don
75 Episode 75: Dikejar Pasukan Volturi
76 Episode 76: Liburan Kenaikan Kelas
77 Episode 77: Memecahkan Misteri Dalam Villa
78 Episode 78: Pertemuan Dengan Ketua Volturi
79 Episode 79: Kembali ke Vila
80 Episode 80: Kekuatan Cinta
81 Episode 81: Liburan Usai
82 Episode 82: Mama Sakit
83 Episode 83: Diagnosis
84 Episode 84: Lamaran
85 Episode 85: Kondisi Mama Makin Gawat
86 Episode 86: Rencana Om Robert
87 Episode 87: Pengumuman SNMPTN
88 Episode 88: Nikah Dadakan
89 Episode 89: Cobaan Hidup Terbesar Saat UN
90 Episode 90: Ujian Akhir Sekolah Tanpa Mama
91 Episode 91: Pengumuman Kelulusan
92 Episode 92: Hari Pertama di Rumah Kos
93 Episode 93: Ospek
94 Episode 94: Petualangan Mencari Kebutuhan Ospek
95 Episode 95: Pengalaman Pertama ke Pasar
96 Episode 96: Perpisahan Dengan Ryan
97 Episode 97: Sahabat Baru
98 Episode 98: Kepanikan di Kos
99 Episode 99: Godaan
100 Episode 100: Mimpi Terbang
101 Episode 101: Pindah Apartemen
102 Episode 102: Kedatangan Ahmad
103 Episode 103: Aro Datang Lagi
104 Episode 104: Boy Pedekate
105 Episode 105: Perkenalan Dengan Ameera
106 Episode 106 : Mimpi Nikah
107 Episode 107: Ryan Kecelakaan
108 Episode 108: Kekecewaan Maya
109 Episode 109: Video Call
110 Episode 110: Ryan Mulai Sadar
111 Episode 111: Recovery
112 Episode 112: Kursi Roda Untuk Ryan
113 Episode 113: Kembali ke Tanah Air
114 Episode 114: Mendapat Perawat Pribadi
115 Episode 115: Bisa Berjalan Kembali
116 Episode 116: Kepindahan ke Solo
117 Episode 117: Panggilan untuk Drio
118 Episode 118: Mobil Kiriman Papa
119 Episode 119: Kejutan untuk Maya
120 Episode 120: Keliling Alun-alun
121 Episode 121: Syukuran
122 Episode 122: Berbagi
123 Episode 23: Kecelakaan
124 Episode 124: Berita Buruk di Malam Hari
125 Episode 125: Dijenguk Papa
126 Episode 126: Kembali ke Kos
127 Episode 127: Insiden Kecil di Kantin
128 Episode 128: Pembully Datang Lagi
129 Episode 129: Di Ruang BP
130 Episode 130: Iri yang Bikin Runyam
131 Episode 131: Permintaan Maaf Yang Tulus
132 Episode 132: Persahabatan dan Pertolongan
133 Episode 133: Puasa Pertama di Kos
134 Episode 134: Susu Merah
135 Episode 135: Bukber
136 Episode 136: Kenangan
137 Episode 137: Tragedi Tengah Malam
138 Episode 138: Malam Minggu Yang Indah
139 Episode 139: Di Danau
140 Episode 140: Membantu Mobil Yang Terperosok
141 Episode 141: Bawang Putih Usir Vampire
142 Episode 142: Syuting Horor Tengah Malam
143 Episode 143: Peringatan Yang Membuat Gundah
144 Episode 144: Lebaran Pertama di Rumah Ryan
145 Episode 145: Lebaran Malam Hari
146 Episode 146: Datangnya Para Leluhur
147 Episode 147: Misteri Dapur Keluarga Sanders
148 Episode 148: Nightmare
149 Episode 149: Hujan Deras Tiba-tiba
150 Episode 150: Turbulence di Pesawat
151 Episode 151: Menyelamatkan Diri
152 Episode 152: Mencari Pertolongan
153 Episode 153: Terbang untuk Menyelamatkan Diri
154 Episode 154: Tersesat
155 Episode 155: Amanat dan Pertikaian
156 Episode 156: Pesta Pernikahan
157 Episode 157: Baby Albert
Episodes

Updated 157 Episodes

1
Episode 1 : Perkenalan
2
Episode 2 : Cinta Alisha Bertepuk Sebelah Tangan
3
Episode 3 : Affandra Diputuskan Alisha Demi Ryan
4
Episode 4 : Pemilihan Kapten Basket
5
Episode 5 : Ryan Jatuh Hati Pada Maya
6
Episode 6: Alisha and The Gang Membully Maya
7
Episode 7 : Maya Diculik Orang Suruhan Alisha
8
Episode 8: Usaha Ryan Menolong Maya
9
Episode 9 : Alisha Dilaporkan ke Polisi Oleh Ryan
10
Episode 10 : Alisha Berhasil Keluar Tahanan Dengan Bantuan Mama
11
Episode 11: Dendam Alisha Terhadap Ryan
12
Episode 12 : Penyelidikan Alisha Terhadap Ryan
13
Episode 13 : Alisha Mendapat Hukuman dari Papa
14
Episode 14 : Misteri Annisa
15
Episode 15 : Maya Berjuang Mencari Pertolongan
16
Episode 16 : Di Kantor Polisi
17
Episode 17 : Menabrak Kucing di Jalanan
18
Episode 18: Pertemuan Kembali
19
Episode 19: Maya Kembali ke Sekolah
20
Episode 20 : Penemuan Ponsel Milik Maya
21
Episode 21: Menghilangkan Bukti Kejahatan
22
Episode 22 : Pertemuan Tak Disengaja
23
Episode 23 : Tempat Persembunyian
24
Episode 24 : Garasi Darurat
25
Episode 25 : Alisha Dugem
26
Episode 26 : Di Rumah Ryan
27
Episode 27 : Telat Masuk Kelas
28
Episode 28 : Something Wrong With Alisha
29
Episode 29 : Di Peternakan Sapi Perah
30
Episode 30: Kegiatan di Luar Kelas
31
Episode 31: Pertandingan Basket Antar Sekolah
32
Episode 32: Pembagian Raport
33
Episode 33: Perjalanan ke Pabrik Susu
34
Episode 34: Di Pabrik Susu
35
Episode 35 : Di Peternakan
36
Episode 36 : At Home
37
Episode 37: Berkunjung
38
Episode 38: Pencarian Si Putih
39
Episode 39: Menunjuk Pengacara
40
Episode 40: Pertemuan Rahasia
41
Episode 41: Pengakuan
42
Episode 42 : Kehilangan
43
Episode 43 : Dihukum
44
Episode 44 : Saling Mendiamkan
45
Episode 45: Ryan dan Surat Panggilan
46
Episode 46: Alisha dan Surat Panggilan
47
Episode 47 : Perdamaian di Ruang BP
48
Episode 48 : CLBK
49
Episode 49 : Gosip Heboh
50
Episode 50: Pembuktian
51
Episode 51 : Obsgyn
52
Episode 52 : Temuan Polisi
53
Episode 53 : Kejar-kejaran
54
Episode 54 : Kabur
55
Episode 55 : Persembunyian Don
56
Episode 56: Asal usul Vampire
57
Episode 57: Sweet 17th Alisha
58
Episode 58 : First Kiss
59
Episode 59: Teror
60
Episode 60: Lomba Karya Ilmiah Remaja
61
Episode 61: Menunggu Hasil Lomba
62
Episode 62: Pengumuman Lomba
63
Episode 63 : Don Menikah
64
Episode 64: Kedatangan Eyang Uti
65
Episode 65: Kejutan Ultah untuk Ryan
66
Episode 66: Menemani Eyang Uti
67
Episode 67: Menunda Ruwatan
68
Episode 68: Kerasukan
69
Episode 69 : Eyang Uti Comes Back
70
Episode 70: Ruwatan
71
Episode 71: Kesempatan Kedua
72
Episode 72: Hospital
73
Episode 73: Kejujuran
74
Episode 74: Pembalasan untuk Don
75
Episode 75: Dikejar Pasukan Volturi
76
Episode 76: Liburan Kenaikan Kelas
77
Episode 77: Memecahkan Misteri Dalam Villa
78
Episode 78: Pertemuan Dengan Ketua Volturi
79
Episode 79: Kembali ke Vila
80
Episode 80: Kekuatan Cinta
81
Episode 81: Liburan Usai
82
Episode 82: Mama Sakit
83
Episode 83: Diagnosis
84
Episode 84: Lamaran
85
Episode 85: Kondisi Mama Makin Gawat
86
Episode 86: Rencana Om Robert
87
Episode 87: Pengumuman SNMPTN
88
Episode 88: Nikah Dadakan
89
Episode 89: Cobaan Hidup Terbesar Saat UN
90
Episode 90: Ujian Akhir Sekolah Tanpa Mama
91
Episode 91: Pengumuman Kelulusan
92
Episode 92: Hari Pertama di Rumah Kos
93
Episode 93: Ospek
94
Episode 94: Petualangan Mencari Kebutuhan Ospek
95
Episode 95: Pengalaman Pertama ke Pasar
96
Episode 96: Perpisahan Dengan Ryan
97
Episode 97: Sahabat Baru
98
Episode 98: Kepanikan di Kos
99
Episode 99: Godaan
100
Episode 100: Mimpi Terbang
101
Episode 101: Pindah Apartemen
102
Episode 102: Kedatangan Ahmad
103
Episode 103: Aro Datang Lagi
104
Episode 104: Boy Pedekate
105
Episode 105: Perkenalan Dengan Ameera
106
Episode 106 : Mimpi Nikah
107
Episode 107: Ryan Kecelakaan
108
Episode 108: Kekecewaan Maya
109
Episode 109: Video Call
110
Episode 110: Ryan Mulai Sadar
111
Episode 111: Recovery
112
Episode 112: Kursi Roda Untuk Ryan
113
Episode 113: Kembali ke Tanah Air
114
Episode 114: Mendapat Perawat Pribadi
115
Episode 115: Bisa Berjalan Kembali
116
Episode 116: Kepindahan ke Solo
117
Episode 117: Panggilan untuk Drio
118
Episode 118: Mobil Kiriman Papa
119
Episode 119: Kejutan untuk Maya
120
Episode 120: Keliling Alun-alun
121
Episode 121: Syukuran
122
Episode 122: Berbagi
123
Episode 23: Kecelakaan
124
Episode 124: Berita Buruk di Malam Hari
125
Episode 125: Dijenguk Papa
126
Episode 126: Kembali ke Kos
127
Episode 127: Insiden Kecil di Kantin
128
Episode 128: Pembully Datang Lagi
129
Episode 129: Di Ruang BP
130
Episode 130: Iri yang Bikin Runyam
131
Episode 131: Permintaan Maaf Yang Tulus
132
Episode 132: Persahabatan dan Pertolongan
133
Episode 133: Puasa Pertama di Kos
134
Episode 134: Susu Merah
135
Episode 135: Bukber
136
Episode 136: Kenangan
137
Episode 137: Tragedi Tengah Malam
138
Episode 138: Malam Minggu Yang Indah
139
Episode 139: Di Danau
140
Episode 140: Membantu Mobil Yang Terperosok
141
Episode 141: Bawang Putih Usir Vampire
142
Episode 142: Syuting Horor Tengah Malam
143
Episode 143: Peringatan Yang Membuat Gundah
144
Episode 144: Lebaran Pertama di Rumah Ryan
145
Episode 145: Lebaran Malam Hari
146
Episode 146: Datangnya Para Leluhur
147
Episode 147: Misteri Dapur Keluarga Sanders
148
Episode 148: Nightmare
149
Episode 149: Hujan Deras Tiba-tiba
150
Episode 150: Turbulence di Pesawat
151
Episode 151: Menyelamatkan Diri
152
Episode 152: Mencari Pertolongan
153
Episode 153: Terbang untuk Menyelamatkan Diri
154
Episode 154: Tersesat
155
Episode 155: Amanat dan Pertikaian
156
Episode 156: Pesta Pernikahan
157
Episode 157: Baby Albert

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!