Episode 8: Usaha Ryan Menolong Maya

Seperti biasanya Ryan menunggu Maya di halaman samping sekolah namun gadis yang ditunggunya tak kunjung datang hingga bel tanda masuk sekolah berbunyi. Cowok keren itu melangkah dengan seragam putih abunya dengan langkah lunglai tak bertenaga, ada perasaan kuatir berlebihan yang kini hinggap di hatinya.

Pak Tarno sang wali kelas mengabsen siswa satu persatu dan sekretaris kelas mencatatnya dalam sebuah papan tulis kecil yang terpaku di sebelah kanan papan tulis besar yang terletak di tengah ruangan.

“Jadi hari ini hanya Maya yang tidak masuk sekolah ya?”

Alisha tampak duduk dengan wajah ceria dan puas sambil melirik ke meja dimana Ryan duduk. Cowok keren itu sama sekali tidak membalas tatapan Alisha, ia hanya terdiam di kursinya dan melipat kedua tangannya di atas meja sambil mendengarkan perkataan Pak Tarno.

“Lu tau gak sih kenapa Maya gak masuk sekolah?” tanya Niken yang duduk di sebelah Alisha dengan berbisik-bisik.

“Mana gue tau. Hamil kali,”sahut Alisha seenaknya.

“Hah? Yang bener aja lu. Jangan sembarang fitnah,” celoteh Niken sambil membuka buku catatannya.

Sepulang sekolah Ryan buru-buru ke bagian tata usaha untuk meminta alamat rumah Maya.

“Untuk apa minta alamat rumah Maya?” tanya Pak Sulaiman petugas TU hari itu.

“Ada perlu,Pak. Saya merasa aneh Maya tak masuk sekolah. Barangkali sakit,”sahut Ryan.

“Iya paham.Mas ini pacarnya?”tanya petugas TU yang tampaknya kepo.

Ryan hanya tersenyum dengan wajah memerah dan mengucapkan terima kasih setelah mencatat alamat rumah yang diinginkannya.

Ryan mengemudikan mobilnya setelah memasang google map sesuai titik yang dicari. Jalanan yang ditempuh tak terlalu jauh dari sekolah tapi harus melalui jalan-jalan yang kecil dan agak terpelosok. Akhirnya yang dicari pun ketemu. Rupanya semesta berpihak padanya. Pintu rumah Maya masih terbuka lebar dan Ryan masuk setelah mengetuk pintu, dilihatnya sang mama sedang menangis. Dua art tampak sibuk dengan pekerjaan laundry.

“Jadi Maya keluar rumah pukul berapa,Tan?”

“Sekitar delapan malam. Tapi ponselnya sama sekali gak diangkat. Gak pernah dia begitu,” sahut sang mama sambil terus menangis.

Suaranya parau, hidungnya memerah dan kedua mataanya tampak bengkak.

Ryan tampak tak tega dan turut menitikkan air mata, ia kuatir sesuatu yang buruk terjadi pada gadis itu.

Ryan berusaha menghiburnya, kemudian meminta sang mama ikut serta bersamanya ke kantor polisi.

“Tante gak bisa ikut,Nak. Takut pingsan di sana dan merepotkan banyak orang.”

“Yaudah tante jaga diri baik-baik. Berpikir positif aja. Ryan pamit dulu ma uke kantor polisi.”

Mama Maya hanya mengangguk sambil melepas kepergian Ryan dengan berdiri di depan pintu hingga Ryan menghilang dari pandangan.

Ryan memasuki halaman kantor polisi terdekat dan menemui seorang petugas di sana yang menggiringnya ke sebuah ruangan, namanya ruang penyidikan, dimana terdapat dua polisi sedang duduk dalam sebuah bangku panjang yang di depannya terdapat sebuah komputer PC dan sebuah printer. Seorang polisi bertugas menginterogasi dan yang lainnya bertugas mengetik dan mencetak laporan yang telah diterimanya. Cowok itu mengisi BAP (Berita Acara Pemeriksaan). Sore itu juga beberapa pasukan disebar untuk mencari keberadaan Maya.

Ryan pun penasaran dan mencari keberadaan Maya di sekeliling rumah orang tuanya. Mobil yang dikemudikannya nyaris menabrak kucing yang melintas dengan tiba-tiba di depannya.

“Ciit…”bunyi rem mendadak membuat Ryan turun dan melongok ke bagian bawah mobilnya, takut kucing tadi terlindas ban mobilnya.

Ryan menghela napas panjang karena keempat ban mobilnya bersih, namun dari kejauhan dilihatnya ada seorang tukang sate yang sedang mengipasi dagangannya dan cowok itu merasa lapar sehingga harus memarkirkan mobilnya agar tak menghalangi jalan.

“Bang..Beli sate pakai lontong 10 ya..”

“Sip. Pakai sambal juga?”

“Oh gak perlu. Saya kurang suka sambal.”

Ryan membayarnya dan duduk menikmati sate di sebelah abang sate pikulan. Setelah selesai makan, cowok itu menceritakan keinginannya, dan abang sate tampak antusias dengan penemuan sepeda di tengah jalan. Laki-laki penjual sate yang baik hati itu berniat dengan tulus membantu Ryan.

“Sepeda itu masih utuh, ada di kampung sebelah. Ada di rumah pak rt. Tapi saya gatau siapa pemiliknya.”

Jantung Ryan serasa berhenti berdetak ketika melihat sepeda itu benar milik Maya.

“Tapi…Maya dimana ya?”gumamnya keheranan sambil terus berpikir.

Ryan mencoba berjalan di sekitar lokasi ditemukannya sepeda, namun tak ada jejak ataupun tanda-tanda lain mengenai Maya. Cowok itu kemudian menekan sebuah nomor telpon anggota polisi dan menanyakan hasil temuan mereka. Namun mereka juga belum mendapatkan petunjuk apapun.

Ryan menunduk dan merasa bersedih, ia mengantarkan bukti temuannya berupa sepeda ke kantor polisi setelah memotret lokasi kejadian dan merekam pengakuan dari si tukang sate. Selanjutnya mengembalikan sepeda milik Maya pada sang mama yang menyambutnya dengan tangisan keras tiada henti. Sang mama nampak sangat terpukul dan Ryan buru-buru pamit dari rumah itu karena tak tahan mendengar suara tangisannya.

Ryan menitikkan air mata ketika berada di dalam mobil, ia takut Maya kini telah berubah menjadi jenazah tak dikenali karena dimakan binatang buas dan tubuhnya dicabik-cabik. Untungnya ia telah memberikan kartu namanya pada si penjual sate yang telah diberinya pesan untuk menghubunginya apabila telah menemukan temuan baru lainnya.

Di tempat lain, yaitu di dalam jurang yang tak terlalu dalam,Maya kembali sadar dan terbangun. Gadis itu merasakan sakit di sekujur tubuhnya akibat terjatuh, kedua tangan dan kakinya terikat dan pelipisnya memar. Lengan kiri dan kaki kanannya lecet dan berdarah akibat tergores ranting dan batuan keras ketika dia dilemparkan ke jurang. Mulutnya diplakban sehingga tak bisa berteriak. Ia hanya bisa menggeser-geserkan tubuhnya dan berguling ke sana kemari mencari benta tajam untuk memotong tali. Maya menebarkan pandangan ke sekeliling yang tampak tak berpenghuni. Jurang tempat ia dijatuhkan bagaikan sebuah hutan tak berpenghuni. Untungnya hari itu tidak hujan, sehingga tubuhnya tidak basah kuyub ataupun masuk angin. Gadis itu berhasil melepaskan plakban hitam yang menutupi mulutnya dengan menggeser-geserkan mulutnya di atas tanah, meski kini wajahnya penuh dengan debu dan rambutnya kotor acak-acakan. Digigitnya tali yang mengikat kedua tangannya, namun ikatan itu sangat kuat dan tali pengikatnya sangat tebal dan keras.

“Tolong…tolong….”teriak Maya sekuat-kuatnya namun tak ada satupun orang melintasi hutan itu.

Perutnya mulai berbunyi karena lapar, gadis itu menengadah ke atas, jaraknya terlalu jauh dari bawah. Ia tak mungkin sanggup menapakinya ke atas dalam keadaan terikat seperti ini.

Maya ingat ponselnya, dirogohnya saku celananya, kembali gadis itu menangis.

“Ponselku jatuh.”

Maya berusaha mencari-cari ponselnya yang terjatuh dengan menggeser-geser pantatnya di atas tanah, namun tak juga ditemukan. Yang bisa dilakukan gadis itu hanya berdoa. Gadis itu sudah pasrah andaikan nyawanya hanya sampai hari itu, dia akan mati kelaparan dan kedinginan di usia muda. Ia rela namun tak rela kalau sang mama bakal menyusulnya mati menderita.

Maya menyandarkan punggungnya pada sebatang pohon trembesi selama berjam-jam hingga sebuah langkah kaki diseret menghampirinya. Seorang laki-laki tua menggendong sebuah keranjang besar terbuat dari anyaman bambu melintas di depannya.

“Pak…Tolong saya .”

Laki-laki tua itu menatapnya dengan wajah ketakutan dan berlari.

Maya putus harapan dan mengulangi teriakannya sekali lagi.

“Pak..Tolong saya. Saya Maya siswa SMA yang dibuang orang jahat. Saya manusia,Pak!”

Rupanya nasib mujur masih menaungi gadis itu, pak tua pencari kayu bakar menghentikan langkahnya dan mendekati Maya.

“Ayo kita ke rumah bapak. Anak-anak bapak semua sudah kerja di kota. Hanya ada istri bapak yang sudah lumpuh.”

Bapak tua melepaskan ikatan di tangan dan kaki Maya dengan sebilah pisau lipat.

“Terima kasih sekali,Pak. Saya berhutang budi sama bapak,”kata gadis itu sambil berlinang air mata karena bahagia.

“Maaf tadi bapak lari karena di hutan ini masih wingit. Banyak setannya,”kata si bapak pelan-pelan.

Seketika bulu kuduk Maya ikut merinding dan gadis itu menengok ke kanan da ke kiri yang semuanya ditumbuhi tanaman liar yang sangat rimbun.

Pengumpul kayu bakar mengajak Maya ke pondoknya yang terbuat dari dinding bambu dan atap rumbia, lantainya masih terbuat dari tanah. Ada bau kurang sedap ketika memasuki ruangan itu tapi Maya berusaha menutupinya agar tuan rumah tidak tersinggung.

“Perkenalkan ini istri bapak, Bu Sri Suminta. Saya Pak Suminta.”

“Saya Maya ,Pak. Semalam ada orang jahat membuang saya ke jurang.”

Kedua orang tua itu menatap Maya dengan wajah prihatin dan menyuruh Maya mandi dan berganti pakaian. Ada setumpuk pakaian bersih milik putri mereka yang kini bekerja di kota sebagai kasir. Maya mandi di sumur timba yang terletak di belakang rumah dan mencuci pakaian serta menjemurnya di tali gantungan. Rasa segar dan perih bercampur jadi satu ketika air sumur membersihkan tubuhnya.

“Terima kasih Tuhan. Aku masih kau beri nyawa baru,”gumam Maya selesai mandi.

Kedua orang tua itu mengajaknya makan bersama di meja makan yang sangat sederhana, hidangan di atasnya pun sangat sederhana hanya tumis kangkong dan ikan asin goreng. Namun Maya sangat bersyukur siang itu bisa makan dan membuat perutnya terasa kenyang.

“Bapak atau ibu punya ponsel?”

Seketika wajah dua orang itu berpandangan lalu saling menggeleng. Maya merasa lemas, ia harus memulihkan tenaganya dulu dan mencari pertolongan ke desa sebelah.

Sementara itu Ryan masih menatap langit-langit kamarnya ketika sebuah telpon berdering dari ponselnya.

“Mas…Aku nemuin nomor plat mobilnya. Ada dua mobil, putih kecil dan hitam besar. Tapi Cuma inget 1 nomor B 7889 NYZ.”

“Oh..Makasih banget informasinya.”

“Mobil hitam besar dan putih kecil. Plat nomor B 7889 NYZ,” Ryan berusaha mengingatnya berkali-kali.

Episodes
1 Episode 1 : Perkenalan
2 Episode 2 : Cinta Alisha Bertepuk Sebelah Tangan
3 Episode 3 : Affandra Diputuskan Alisha Demi Ryan
4 Episode 4 : Pemilihan Kapten Basket
5 Episode 5 : Ryan Jatuh Hati Pada Maya
6 Episode 6: Alisha and The Gang Membully Maya
7 Episode 7 : Maya Diculik Orang Suruhan Alisha
8 Episode 8: Usaha Ryan Menolong Maya
9 Episode 9 : Alisha Dilaporkan ke Polisi Oleh Ryan
10 Episode 10 : Alisha Berhasil Keluar Tahanan Dengan Bantuan Mama
11 Episode 11: Dendam Alisha Terhadap Ryan
12 Episode 12 : Penyelidikan Alisha Terhadap Ryan
13 Episode 13 : Alisha Mendapat Hukuman dari Papa
14 Episode 14 : Misteri Annisa
15 Episode 15 : Maya Berjuang Mencari Pertolongan
16 Episode 16 : Di Kantor Polisi
17 Episode 17 : Menabrak Kucing di Jalanan
18 Episode 18: Pertemuan Kembali
19 Episode 19: Maya Kembali ke Sekolah
20 Episode 20 : Penemuan Ponsel Milik Maya
21 Episode 21: Menghilangkan Bukti Kejahatan
22 Episode 22 : Pertemuan Tak Disengaja
23 Episode 23 : Tempat Persembunyian
24 Episode 24 : Garasi Darurat
25 Episode 25 : Alisha Dugem
26 Episode 26 : Di Rumah Ryan
27 Episode 27 : Telat Masuk Kelas
28 Episode 28 : Something Wrong With Alisha
29 Episode 29 : Di Peternakan Sapi Perah
30 Episode 30: Kegiatan di Luar Kelas
31 Episode 31: Pertandingan Basket Antar Sekolah
32 Episode 32: Pembagian Raport
33 Episode 33: Perjalanan ke Pabrik Susu
34 Episode 34: Di Pabrik Susu
35 Episode 35 : Di Peternakan
36 Episode 36 : At Home
37 Episode 37: Berkunjung
38 Episode 38: Pencarian Si Putih
39 Episode 39: Menunjuk Pengacara
40 Episode 40: Pertemuan Rahasia
41 Episode 41: Pengakuan
42 Episode 42 : Kehilangan
43 Episode 43 : Dihukum
44 Episode 44 : Saling Mendiamkan
45 Episode 45: Ryan dan Surat Panggilan
46 Episode 46: Alisha dan Surat Panggilan
47 Episode 47 : Perdamaian di Ruang BP
48 Episode 48 : CLBK
49 Episode 49 : Gosip Heboh
50 Episode 50: Pembuktian
51 Episode 51 : Obsgyn
52 Episode 52 : Temuan Polisi
53 Episode 53 : Kejar-kejaran
54 Episode 54 : Kabur
55 Episode 55 : Persembunyian Don
56 Episode 56: Asal usul Vampire
57 Episode 57: Sweet 17th Alisha
58 Episode 58 : First Kiss
59 Episode 59: Teror
60 Episode 60: Lomba Karya Ilmiah Remaja
61 Episode 61: Menunggu Hasil Lomba
62 Episode 62: Pengumuman Lomba
63 Episode 63 : Don Menikah
64 Episode 64: Kedatangan Eyang Uti
65 Episode 65: Kejutan Ultah untuk Ryan
66 Episode 66: Menemani Eyang Uti
67 Episode 67: Menunda Ruwatan
68 Episode 68: Kerasukan
69 Episode 69 : Eyang Uti Comes Back
70 Episode 70: Ruwatan
71 Episode 71: Kesempatan Kedua
72 Episode 72: Hospital
73 Episode 73: Kejujuran
74 Episode 74: Pembalasan untuk Don
75 Episode 75: Dikejar Pasukan Volturi
76 Episode 76: Liburan Kenaikan Kelas
77 Episode 77: Memecahkan Misteri Dalam Villa
78 Episode 78: Pertemuan Dengan Ketua Volturi
79 Episode 79: Kembali ke Vila
80 Episode 80: Kekuatan Cinta
81 Episode 81: Liburan Usai
82 Episode 82: Mama Sakit
83 Episode 83: Diagnosis
84 Episode 84: Lamaran
85 Episode 85: Kondisi Mama Makin Gawat
86 Episode 86: Rencana Om Robert
87 Episode 87: Pengumuman SNMPTN
88 Episode 88: Nikah Dadakan
89 Episode 89: Cobaan Hidup Terbesar Saat UN
90 Episode 90: Ujian Akhir Sekolah Tanpa Mama
91 Episode 91: Pengumuman Kelulusan
92 Episode 92: Hari Pertama di Rumah Kos
93 Episode 93: Ospek
94 Episode 94: Petualangan Mencari Kebutuhan Ospek
95 Episode 95: Pengalaman Pertama ke Pasar
96 Episode 96: Perpisahan Dengan Ryan
97 Episode 97: Sahabat Baru
98 Episode 98: Kepanikan di Kos
99 Episode 99: Godaan
100 Episode 100: Mimpi Terbang
101 Episode 101: Pindah Apartemen
102 Episode 102: Kedatangan Ahmad
103 Episode 103: Aro Datang Lagi
104 Episode 104: Boy Pedekate
105 Episode 105: Perkenalan Dengan Ameera
106 Episode 106 : Mimpi Nikah
107 Episode 107: Ryan Kecelakaan
108 Episode 108: Kekecewaan Maya
109 Episode 109: Video Call
110 Episode 110: Ryan Mulai Sadar
111 Episode 111: Recovery
112 Episode 112: Kursi Roda Untuk Ryan
113 Episode 113: Kembali ke Tanah Air
114 Episode 114: Mendapat Perawat Pribadi
115 Episode 115: Bisa Berjalan Kembali
116 Episode 116: Kepindahan ke Solo
117 Episode 117: Panggilan untuk Drio
118 Episode 118: Mobil Kiriman Papa
119 Episode 119: Kejutan untuk Maya
120 Episode 120: Keliling Alun-alun
121 Episode 121: Syukuran
122 Episode 122: Berbagi
123 Episode 23: Kecelakaan
124 Episode 124: Berita Buruk di Malam Hari
125 Episode 125: Dijenguk Papa
126 Episode 126: Kembali ke Kos
127 Episode 127: Insiden Kecil di Kantin
128 Episode 128: Pembully Datang Lagi
129 Episode 129: Di Ruang BP
130 Episode 130: Iri yang Bikin Runyam
131 Episode 131: Permintaan Maaf Yang Tulus
132 Episode 132: Persahabatan dan Pertolongan
133 Episode 133: Puasa Pertama di Kos
134 Episode 134: Susu Merah
135 Episode 135: Bukber
136 Episode 136: Kenangan
137 Episode 137: Tragedi Tengah Malam
138 Episode 138: Malam Minggu Yang Indah
139 Episode 139: Di Danau
140 Episode 140: Membantu Mobil Yang Terperosok
141 Episode 141: Bawang Putih Usir Vampire
142 Episode 142: Syuting Horor Tengah Malam
143 Episode 143: Peringatan Yang Membuat Gundah
144 Episode 144: Lebaran Pertama di Rumah Ryan
145 Episode 145: Lebaran Malam Hari
146 Episode 146: Datangnya Para Leluhur
147 Episode 147: Misteri Dapur Keluarga Sanders
148 Episode 148: Nightmare
149 Episode 149: Hujan Deras Tiba-tiba
150 Episode 150: Turbulence di Pesawat
151 Episode 151: Menyelamatkan Diri
152 Episode 152: Mencari Pertolongan
153 Episode 153: Terbang untuk Menyelamatkan Diri
154 Episode 154: Tersesat
155 Episode 155: Amanat dan Pertikaian
156 Episode 156: Pesta Pernikahan
157 Episode 157: Baby Albert
Episodes

Updated 157 Episodes

1
Episode 1 : Perkenalan
2
Episode 2 : Cinta Alisha Bertepuk Sebelah Tangan
3
Episode 3 : Affandra Diputuskan Alisha Demi Ryan
4
Episode 4 : Pemilihan Kapten Basket
5
Episode 5 : Ryan Jatuh Hati Pada Maya
6
Episode 6: Alisha and The Gang Membully Maya
7
Episode 7 : Maya Diculik Orang Suruhan Alisha
8
Episode 8: Usaha Ryan Menolong Maya
9
Episode 9 : Alisha Dilaporkan ke Polisi Oleh Ryan
10
Episode 10 : Alisha Berhasil Keluar Tahanan Dengan Bantuan Mama
11
Episode 11: Dendam Alisha Terhadap Ryan
12
Episode 12 : Penyelidikan Alisha Terhadap Ryan
13
Episode 13 : Alisha Mendapat Hukuman dari Papa
14
Episode 14 : Misteri Annisa
15
Episode 15 : Maya Berjuang Mencari Pertolongan
16
Episode 16 : Di Kantor Polisi
17
Episode 17 : Menabrak Kucing di Jalanan
18
Episode 18: Pertemuan Kembali
19
Episode 19: Maya Kembali ke Sekolah
20
Episode 20 : Penemuan Ponsel Milik Maya
21
Episode 21: Menghilangkan Bukti Kejahatan
22
Episode 22 : Pertemuan Tak Disengaja
23
Episode 23 : Tempat Persembunyian
24
Episode 24 : Garasi Darurat
25
Episode 25 : Alisha Dugem
26
Episode 26 : Di Rumah Ryan
27
Episode 27 : Telat Masuk Kelas
28
Episode 28 : Something Wrong With Alisha
29
Episode 29 : Di Peternakan Sapi Perah
30
Episode 30: Kegiatan di Luar Kelas
31
Episode 31: Pertandingan Basket Antar Sekolah
32
Episode 32: Pembagian Raport
33
Episode 33: Perjalanan ke Pabrik Susu
34
Episode 34: Di Pabrik Susu
35
Episode 35 : Di Peternakan
36
Episode 36 : At Home
37
Episode 37: Berkunjung
38
Episode 38: Pencarian Si Putih
39
Episode 39: Menunjuk Pengacara
40
Episode 40: Pertemuan Rahasia
41
Episode 41: Pengakuan
42
Episode 42 : Kehilangan
43
Episode 43 : Dihukum
44
Episode 44 : Saling Mendiamkan
45
Episode 45: Ryan dan Surat Panggilan
46
Episode 46: Alisha dan Surat Panggilan
47
Episode 47 : Perdamaian di Ruang BP
48
Episode 48 : CLBK
49
Episode 49 : Gosip Heboh
50
Episode 50: Pembuktian
51
Episode 51 : Obsgyn
52
Episode 52 : Temuan Polisi
53
Episode 53 : Kejar-kejaran
54
Episode 54 : Kabur
55
Episode 55 : Persembunyian Don
56
Episode 56: Asal usul Vampire
57
Episode 57: Sweet 17th Alisha
58
Episode 58 : First Kiss
59
Episode 59: Teror
60
Episode 60: Lomba Karya Ilmiah Remaja
61
Episode 61: Menunggu Hasil Lomba
62
Episode 62: Pengumuman Lomba
63
Episode 63 : Don Menikah
64
Episode 64: Kedatangan Eyang Uti
65
Episode 65: Kejutan Ultah untuk Ryan
66
Episode 66: Menemani Eyang Uti
67
Episode 67: Menunda Ruwatan
68
Episode 68: Kerasukan
69
Episode 69 : Eyang Uti Comes Back
70
Episode 70: Ruwatan
71
Episode 71: Kesempatan Kedua
72
Episode 72: Hospital
73
Episode 73: Kejujuran
74
Episode 74: Pembalasan untuk Don
75
Episode 75: Dikejar Pasukan Volturi
76
Episode 76: Liburan Kenaikan Kelas
77
Episode 77: Memecahkan Misteri Dalam Villa
78
Episode 78: Pertemuan Dengan Ketua Volturi
79
Episode 79: Kembali ke Vila
80
Episode 80: Kekuatan Cinta
81
Episode 81: Liburan Usai
82
Episode 82: Mama Sakit
83
Episode 83: Diagnosis
84
Episode 84: Lamaran
85
Episode 85: Kondisi Mama Makin Gawat
86
Episode 86: Rencana Om Robert
87
Episode 87: Pengumuman SNMPTN
88
Episode 88: Nikah Dadakan
89
Episode 89: Cobaan Hidup Terbesar Saat UN
90
Episode 90: Ujian Akhir Sekolah Tanpa Mama
91
Episode 91: Pengumuman Kelulusan
92
Episode 92: Hari Pertama di Rumah Kos
93
Episode 93: Ospek
94
Episode 94: Petualangan Mencari Kebutuhan Ospek
95
Episode 95: Pengalaman Pertama ke Pasar
96
Episode 96: Perpisahan Dengan Ryan
97
Episode 97: Sahabat Baru
98
Episode 98: Kepanikan di Kos
99
Episode 99: Godaan
100
Episode 100: Mimpi Terbang
101
Episode 101: Pindah Apartemen
102
Episode 102: Kedatangan Ahmad
103
Episode 103: Aro Datang Lagi
104
Episode 104: Boy Pedekate
105
Episode 105: Perkenalan Dengan Ameera
106
Episode 106 : Mimpi Nikah
107
Episode 107: Ryan Kecelakaan
108
Episode 108: Kekecewaan Maya
109
Episode 109: Video Call
110
Episode 110: Ryan Mulai Sadar
111
Episode 111: Recovery
112
Episode 112: Kursi Roda Untuk Ryan
113
Episode 113: Kembali ke Tanah Air
114
Episode 114: Mendapat Perawat Pribadi
115
Episode 115: Bisa Berjalan Kembali
116
Episode 116: Kepindahan ke Solo
117
Episode 117: Panggilan untuk Drio
118
Episode 118: Mobil Kiriman Papa
119
Episode 119: Kejutan untuk Maya
120
Episode 120: Keliling Alun-alun
121
Episode 121: Syukuran
122
Episode 122: Berbagi
123
Episode 23: Kecelakaan
124
Episode 124: Berita Buruk di Malam Hari
125
Episode 125: Dijenguk Papa
126
Episode 126: Kembali ke Kos
127
Episode 127: Insiden Kecil di Kantin
128
Episode 128: Pembully Datang Lagi
129
Episode 129: Di Ruang BP
130
Episode 130: Iri yang Bikin Runyam
131
Episode 131: Permintaan Maaf Yang Tulus
132
Episode 132: Persahabatan dan Pertolongan
133
Episode 133: Puasa Pertama di Kos
134
Episode 134: Susu Merah
135
Episode 135: Bukber
136
Episode 136: Kenangan
137
Episode 137: Tragedi Tengah Malam
138
Episode 138: Malam Minggu Yang Indah
139
Episode 139: Di Danau
140
Episode 140: Membantu Mobil Yang Terperosok
141
Episode 141: Bawang Putih Usir Vampire
142
Episode 142: Syuting Horor Tengah Malam
143
Episode 143: Peringatan Yang Membuat Gundah
144
Episode 144: Lebaran Pertama di Rumah Ryan
145
Episode 145: Lebaran Malam Hari
146
Episode 146: Datangnya Para Leluhur
147
Episode 147: Misteri Dapur Keluarga Sanders
148
Episode 148: Nightmare
149
Episode 149: Hujan Deras Tiba-tiba
150
Episode 150: Turbulence di Pesawat
151
Episode 151: Menyelamatkan Diri
152
Episode 152: Mencari Pertolongan
153
Episode 153: Terbang untuk Menyelamatkan Diri
154
Episode 154: Tersesat
155
Episode 155: Amanat dan Pertikaian
156
Episode 156: Pesta Pernikahan
157
Episode 157: Baby Albert

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!