Ekstra part 4
"Mas, serius mau ke kantor?" tanya Syifa.
"Ya, sayang. Meski sebentar, setidaknya datang."
"Mualnya hilang?"
"Belum, malah semakin jadi. Apalagi, melihat makanan yang sedikit aneh."
Bagas pun menunduk, bahkan bersimpuh. Ia mengusap perut sang Istri yang masih rata itu, sembari bercakap dengan calon bayinya yang ada di dalam.
"Hay, B? Baik-baik kan, disana? Terimakasih, kamu sudah menyiksa Papi dengan mengalihkan semua rasa. Sehingga Mamimu tetap sehat dan kuat. Terus sehat, hingga kita dapat bertemu lagi." kecupnya diperut itu.
"B? Siapa?"
"Inisial nama Anak kita. Awalannya B, nanti kita fikirkan utuhnya."
"Kenapa tidak S, atau A? Kenapa harus B?" Syifa memanyunkan bibirnya.
Bagas tampak gemas. Di raihnya wajah sang istri dan di kecupinya berkali-kali.
"Udaaah..."
"Kenapa? Makin kenyal loh, pipnya." ledek Bagas.
"Maksudnya gendut?"
"Engga, sayang. Makin cantik. Yuk, sarapan. Meski akhirnya, harus keluar lagi ke dalam closet."
Bagas menggandeng sang istri, dan nengajaknya ke meja makan.
"Pagi, Mami... Mami sehat?" sapa Reza.
"Sehat, kenapa?"
"Lihat Papi, kenapa begitu lemas dan pucat. Ah, tampak tak bersemangat sekali. Ayo dong, semangat."
"Kau tak fahamkah, jika aku sedang.... Ah, sudahlah. Jika kau memancing emosiku lagi, awas kau." ancam Bagas, berusaha menahan sabarnya.
Reza hanya tertawa renyah. Seperti sangat bahagia dibalik segala derita yang dirasakan Bagas saat ini.
"Olin jadi masuk?" tanya Bagas.
"Ya, akhirnya sekretaris cantik itu jadi milikku."
"Jaga diri, kalian akan sering bersama setelah ini."
"Iya, aku ingat kok." jawab Reza.
"Kau dalam pengawasan." Bagas mengarahkan dua jari, dari mata ke arah Reza.
"Udah ih, ayo cepetan. Udah siang nih. Masa iya, Dua bosnya malah telat. Ngga kasih contoh yang baik sama karyawannya."
"Iya, Mi." jawab mereka bersamaan.
Keduanya telah siap. Bagas pun sudah mendapat kecupannya seperti biasa.
"Oh Carolina... Ayo segera halalkan hubungan kita." ucap Reza, berlari menuju mobilnya.
***
"Selamat pagi, Pak." senyum, sapa dan salam di berikan oleh semua karyawan padanya.
Reza dan Bagas membalas dengan hal yang sama. Apalagi Reza, yang memang sangat bersemangat kali ini.
"Kemana?" tanya Bagas, pada Reza yang berlari kencang.
"Ke ruangan lah, nemuin seketaris baru." jawabnya.
Bagas hanya menggelengkan kepala. Ingin dilarang pun tak bisa, apalagi mereka memang tengah dimabuk cinta. Hanya kontrol yang bisa diberikan pada keduanya.
"Selamat pagi Sayang." sapa Reza, pada Olin yang tengah membereskan ruangannya.
"Eh, kok sayang? Ngga boleh." tegur Olin.
"Eh, iya, keceplosan."
"Selamat pagi, Olin." ulang Reza, dalam mode tegasnya.
"Selamat pagi, Pak. Ini beberapa file yang harus Bapak periksa, dan beberapa harus di tanda tangani."
"Oke... Terimakasih. Bisa ambilkan saya minum?"
"Air putih?"
"Ya, air putih saja yang tawar. Karena kamu sudah terlalu manis bagiku."
"Ah, Bapak... Bisa saja." jawab Olin yang tersipu malu.
Ia pun segera keluar dan menuju pentry, untuk mengambilkan pesanan bosnya itu.
"Enak ya, yang deket sama Bos. Bentar jadi asisten Bu Syifa, eh ganti lagi jadi sekretaris Pak Reza. Kekuatan orang dalam, dengan bumbu pencarian muka." ledek mantan teman seprofesinya.
"Maaf, muka saya sudah ada. Dan mereka tak asal mengambil karyawan. Kalau memang iya saya memanfaatkan orang dalam untuk posisi ini, saya juga bisa menggoda kekasih saya itu untuk memecat kamu. Terimakasih." ucap Olin, lalu pergi dari ruangan itu.
Updated 238 Episodes
Comments
Shakayla Lashira Rahman
skak matt bner lin klo km memanfaatkan keadaan pecat aja mrk smua yg jahatin kmu
2022-06-27
0
pandan wangi
bagus olin, jangan mikir kata orang, kalo mereka buat masalah ke lo, skakmat aja😂😂😂
2022-06-26
0
Gilang Nya Saldo
dlu ak jga pernH waktu ak hmil suami ku yg nyidam😁😁
2022-06-02
0