Ekstra part 3
"Ayolah, demi Mami dan Papi. Serta, demi adik bayi kita."
"Iya deh, sedikit ngerti sama dunia sektretaris. Tapi, jangan curi-curi kesempatan loh ya?"
"Iya, Ayank. Di kantor, aku akan selalu profesional sama kamu. Tapi, kedip dikit boleh 'kan?" kedip mata Reza pada Olin.
Mereka sepakat dengan perjanjian itu. Ya, kembali lagi jika Olin penuh hutang budi pada Syifa dan Bagas akan kehidupannya. Meski sedikit risau dengan apa yang Ia takutkan.
Hari sudah malam, bahkan Reza tak sempat membersihkan dirinya. Ia pamit, setelah memakan masakan yang Olin buatkan tadi siang.
"Terasa nikmat, jika di padu dengan bumbu cintaaa..."
"Heh, lebay lah. Dah, sana pulang dulu. Hari udah mau malam, udah hampir seharian disini. Di telpon Papi loh."
"Engga mungkin, Papi lagi mabok." ucap Reza dengan santainya.
Dan benar saja apa yang dikatakan Olin, jika Hp Reza langsung berbunyi setelah ucapan selesai.
"Kan, bunyi kan." ledek Olin.
"Ha-halooo..." sapa Reza.
"Pulang..."
"Iya, udah di jalan."
"Kau tak akan pernah bisa menipuku."
"Iya bentar lagi jalan!" Reza pun menutup teleponnya.
"Ish, menyebalkan sekali lama-lama. Awas saja, aku tak akan mau dijadikan pengasuh untuk anakmu nanti. Biarlah, kau repot sana sendiri."gerutu Reza.
" Mas lupa? Bagas bahkan bisa membayar Sepuluh perawat untuk anaknya."
" Tapi dia bahkan tak mampu menyewa bodyguard untuk dirinya sendiri. Bahkan, di kantornya saja dia bisa diculik. Kan aneh... "sergah Reza.
"Percayakah, jika dia sengaja diam kala itu? Bukan tak mampu. Tapi, dia tahu jika mereka akan datang." fikir Olin.
Setelah Reza pergi, Olin kembali berfikir. Sejenak mengagumi, tapi juga Ia takut akan sosok Bagas yang instingnya begitu kuat.
"Bagaimana, jika Ia diam-diam tahu tentang aku. Aku yang masih memiliki keluarga diluar sana?" tanya Olin dalam hati.
Ia tak pernah bermaksud berbohong. Hanya saja, begitu rumit jika di ceritakan. Apalagi, mereka akan memanfaatkan keadaan, jika tahu siapa di belakangnya kali ini.
Olin tak pernah ingin melupakan mereka. Karena sejatinya, Pamannya yang akan menggantikan sang Ayah menjadi wali nikahnya nanti.
"Tapi, jika tahu akan hidupku, apakah dia akan memberi restu dengan mudah? Atau malah, memberi persyaratan yang menyulitkan?" fikirannya kacau, karena Reza memang sudah begitu ingin menikahi nya.
***
Reza masuk ke dalam rumah dengan bersiul ria. Ia menghampiri Bagas dan Syifa yang tengah menikmati makan malam mereka.
" Pulang mandi dulu, jangan langsung makan. "
" Tidak, aku tak mau makan. Aku hanya ingin pamer."
"Apa?" tanya Bagas, yang masih tampak memegangi perutnya.
Reza dengan segala keisengannya, menghembuskan nafasnya tepat di hidung Bagas.
"Haaaaahh, semur jengkol buatan Ayank. Begitu nikmat." pujinya dengan segala kelebaian yang Ia punya.
"Hueeeekkkk!" Bagas kembali mual dan begitu tersiksa.
"Reza, Bedebaah! Awas kau..." tunjuk Bagas dengan begitu emosi.
Reza berlari terbirit-birit, naik kekamarnya. Bagas yang memang masih lemas, tak dapat menjangkaunya. Dan hanya bisa duduk di tengah tangga.
Syifa hanya menatap mereka diam. Menikmati semua makanan yang tersaji begitu banyak dan membuat seleranya semakin tinggi.
"Sayang, makan kebanyakan gitu, ngga begah?" tanya Bagas dengan nafas terengah.
"Engga, Mas. Enak banget. Sehat banget Baby nya. Pasti bakal aktif nih besok. Ya kan sayang?" tanya Syifa pada sang calon bayi.
Bagas menatap syifa yang tampak begitu bahagia. Kembali rasa syukur Ia panjatkan tanpa henti, melihat keduanya tampak sehat. Meski, Ia yang harus menjalani fase menyakitkan itu.
Updated 238 Episodes
Comments
Abdul Rohman
bagas sabar nt juga hilang rasa mual dan maboknya paling cma satu buln, semngat buat sang istri tercinta & calon sang buah hati
2022-05-30
3
Rose Mustika Rini
ada2 aja si reza....kayak ada 2 kepribadian nanti jadi sodara nanti jd anak haasahhh bisa2 yg baca jd pusing dan geli sendiri
2022-06-01
3
pandan wangi
hahahaha reza reza, kamu tengil banget sih, tp kok q suka sama karakter kamu😂😍😍🙈
2022-06-26
0