Ekstra part bab 2
Reza kemudian terduduk lemah di sebelah Bagas. Meratapi nasibnya, yang kembali harus super sibuk seperti ketika Bagas lumpuh kala itu.
"Emang, lemes banget?" tanya Reza.
"Ho'oh... Pusing, pengennya rebahan." sandarnya di bahu Reza.
Reza mengusap rambut Bagas, sedangkan Ali hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan mereka berdua.
"Ya, mau heran. Tapi itu mereka." batin Ali.
Reza akhirnya menggantikan Bagas, karena sepupunya itu tengah terkapar tak berdaya di sofa ruangannya.
"Maaf, harus saya wakilkan."
"Ya, tak apa. Kami faham, akan kondisi Pak Bagas. Dulu, saya juga begitu." jawab Pak Hamid.
"Ya? Bagaimana mengobatinya?" tanya Reza.
"Tak perlu di obati, dia akan berhenti dengan sendirinya. Kalau saya, Empat bulan. Tapi tak separah Pak Bagas.c
" Astaga... Empat bulan? Padahal, aku akan menemani Olin pulang kampung untuk mencari restu dan wali nikah." galau Reza.
Rapat kembali dilaksanakan, dan Reza begitu profesional meski fikirannya sedikit kacau. Hingga mereka semua membubarkan diri setelah mencapai kata sepakat.
" Gimana?" tanya Bagas, yang masih dengan teh hangat tawarnya.
" Ya, seperti yang kau mau."
"Terimakasih. Ayo, kita pulang." ajak Bagas.
Ali membantu nya berdiri, lalu Reza memapahnya keluar menuju mobil. Pulang dalam keadaan lemas, entah bagaimana respon Syifa nantinya.
"Ya Allah, ini kenapa?" sambut Syifa, dengan wajah yang begitu kaget.
Belum sempat menjawab, Bagas berlari menuju wastafel yang ada di dapur. Itu yang terdekat, ketika Ia begitu mual tak tertahan.
"Hueeekkk...! Hueeeekkk!" sampai habis isi dalam perutnya.
Syifa dengan sigap memberinya balsem, dan memijat tubuh hingga pelipisnya.
"Mas kenapa?"
"Fa... Sepertinya, Bagas mabok hamil deh. Dia daritadi begitu di kantor. Sampai aku harus gantiin dia rapat." jelas Reza.
"Lah, kok bisa? Harusnya Ifa yang mabok. Kenapa aneh gini?" herannya.
Bagas tak menjawab. Ia hanya bersandar ria di tubuh sang istri. Reza bahkan menatapnya geli dengan bibir miring 45 derajad.
Reza memanggilkan dokter, Ia memeriksa Bagas dengan segala keluhannya. Tapi, ternyata Bagas dalam keadaan begitu sehat.
"Ngga ada yang salah, tubuhnya normal."
"Lalu, kenapa dia mual dan muntah?" tanya Syifa.
"Masa ngga faham? Kamu hamil 'kan?"
"Iya sih. Tapi, agak aneh aja kalau Mas Bagas yang harus menderita begitu." jawab Syifa.
"Ya... Anggap saja, kalian berbagi tugas. Kamu yang hamil, Bagas yang mabuk. Nikmati setiap prosesnya, semoga saja tak lama." ucap sang dokter, sembari membereskan barangnya.
"Mas Reza?" lirik Syifa.
"Kenapa? Olin suruh kesini lagi?"
" Olin jadi Sekretarismu aja, Za. Dia bisa." sambung Bagas.
"Hey, dia belum lulus kuliah. Apa kata anggota dewan nanti? Dikira mempermainkan kuasa karena dia kekasihku." sergah Reza.
"Semua atas perintahku. Tak ada yang berani menentang. Hueeeeeekk!" Bagas kembali mual, ketika terlalu banyak bicara.
"Okelah... Baiklah. Akan ku patuhi apa yang kau ucapkan, Pak." jawab Reza.
Bagas mengibaskan tangannya, meminta Reza pergi. Dan pria itu langsung berlari keluar dengan riang gembira.
"Oh, Carolina.... Kita akan semakin dekat, sayang..." ucapnya dengan perasaan yang begitu berbunga-bunga.
Reza kembali memacu mobilnya, menuju kost sang kekasih tercinta.
*
"Hah, gimana? Aku jadi sekretaris?"
"Iya, sekretarisku. Mau 'kan?"
"Aku anak Akuntansi, Mas. Gimana mau jadi sekretaris? Apa kata orang?"
"Aku dan Bagas sudah memikirkannya matang-matang, Olin. Tak ada yang berani menentang. Jangan selalu dengarkan apa kata orang, karena hidup ini yang menjalani adalah kita." bujuk Reza, dengan mengecup tangan Olin dengan mesra.
"Yes, akhirnya... Meski baru tangan ini yang dapat ku genggam. Olin, otewe halal, sayang."
Updated 238 Episodes
Comments
akbr
jiwa perawat syifa sepertinya hilang...kok jd bego begitu 🤣
2022-06-10
1
pandan wangi
kalo Tuhan sudah berkehenfak apapun bisa terjadi, kakak sepupuku mau lahiran, suaminya yg kesakitan sampai berguling2, sepupuku nyante aja, tau2 babynya keluar belum sempat di bw ke RS
2022-06-26
0
Kokom Komala
jadi ingat waktu pertama Hami aku yang ngidam tapi Allah ber kehendak lain aku keguguran
2022-06-01
2