Bukan hanya, sekedar wanita
"Hanya karena wanita kau bilang? Andai kau tahu, wanita itu lah hidupku. Menyentuhnya, bahkan menyakiitnya berarti kau menabuh genderang perang padaku." jawab Bagas, mendekatkan wajah ke arah pria itu dan menatapnya dengan tajam.
"Apa yang kau mau dariku?" tanya nya keras.
"Meminta maaf dengannya, bahkan berlutut di kakinya."
"Kau gila!"
"Aaah, aku memang tergila-gila padanya. Dari sejak Ia berhasil mencuri hatiku." ucap Bagas, tersenyum begitu membayangkan wajah istrinya yang menggemaskan.
Tomi hanya menatapnya dengan gusar. Ia tak mau, jika hanya karena wanita itu, Ia harus merendahkan dirinya. Tapi, Ia juga tak ingin kehilangan perusahaan yang Ia bangun dengan tangannya sendiri.
"Lain kali, kau lihat dulu siapa wanita yang akan kau usiik." Bagas menepuk bahunya, dan mempersilahkan Tomi pergi dari ruangan itu.
"Bagas Nata Nugraha. Kau dengar, Aku akan membalasmu." ancamnya.
"Lakukan, jika kau bisa. Karena sediktipun kau bergerak, maka kau akan hancur. Aku masih memberimu kesempatan, manfaatkan itu."
Tomi akhirnya keluar, dengan amarah yang begitu besar. Tapi seperti yang Bagas katakan, jika Ia tak bisa berkutik dalam keadaan sekarang.
" Jika ditanya menyesal, itu yang ku rasakan sekarang. Aku telah memancing amarahnya, yang dengan sekali menjentikkan jari, Ia bisa menghancurkan semua penghalangnya." batin Tomi, yang berjalan lesu keluar dari perusahaan besar itu.
"Tuan, apa tak terlalu keras?" tanya Ali.
"Kau tahu aku, Ali."
"Ya, saya sangat faham." ucap Ali, yang kemudian undur diri.
"Tuan, aku sangat faham denganmu. Dan kali ini, kau sedikit lembut dari biasanya." batin Ali.
***
"Sudah faham, Olin?" tanya Syifa, yang baru saja memberikan rincian pekerjaan pada Asisten barunya itu.
"Mengerti. Hanya harus siap mengantar kemanapun pergi, dan harus sigap ketika ada pekerjaan menghampiri."
"Oke..." puji Syifa, dengan mengacungkan jempolnya.
Beberapa orang dari Wo telah datang. Mereka mulai menganalisa hiasan yang akan dilakukan di rumah itu. Acara tak jadi dihotel, karena alasan tertentu. Lebih memilih di rumah besar, agar semua tamu undangan dapat menemukan alamat dengan mudah.
Olin mulai bekerja. Ia membantu Syifa untuk membereskan kamarnya yang besar itu. Sedikit heran, karena belum ada foto pengantin terpajang disana.
"Reza belum cerita padamu?"
"Belum." geleng Olin.
"Ya, aku dan Mas Bagas awalnya menikah siri. Terpaksa karena sesuatu hal. Lengkapnya, kamu tanya kan saja pada Reza, nanti."
"Apakah, lama untuk menumbuhkan rasa cinta?" tanya Olin.
"Entahlah, semua mengalir begitu saja. Mas Bagas, bahkan tak pernah sekalipun memarahiku. Atau bahkan kasar padaku. Begitu lembut, hingga begitu candu ketika di dekatnya." jabar Syifa, dengan rasa gemas di hatinya.
Olin sempat dengar, jika Bagas pernah kecelakaan parah hingga lumpuh. Dan begitu lama untuk kesembuhannya. Dan semua orang, selalu menbanggakan Syifa sebagai Dewi yang dapat menyembuhkan Bagas seutuhnya.
" Tuan, tampak sangat mencintai anda." puji Olin, mengulas senyum di bibir Syifa.
Mereka menyelesaikan pekerjaan. Kamat besar itu sudah beres dan siap di hias. Sebenarnya mereka tak perlu itu semua, hanya saja tak lengkap jika pesta pernikahan tanpa sebuah kamar pengantin.
Ruangan depan, halaman, tangga dan semua tenda yang ada diluar. Dihias dengan bunga dan dekorasi berwarna ungu, warna kesukaan Syifa. Bagas menuruti apa yang Ia mau.
"Cantik, aku suka. Dan aku, semakin cinta kamu." ucap Syifa, memberikan finget kiss untuk semua dekorasi yang begitu cantik dimatanya.
Updated 238 Episodes
Comments
Sri Sri
apakah tomi akan ttp mau bls dendam dgn bagas srtelsh ancaman bagas padanya
2022-06-01
0
M ridwan Iwon
apakah kau tau tomi klu bagas uda marah jangan macam2😂😂😂😂
2022-06-22
0
Sri Sri
olin akn ttp menjadi asisten sifa selamanya
2022-06-01
0