Papi marah dengan anak bujangnya
Tepat pukul Sebelas malam. Bagas berdiri tepat di depan pintu dan menatap pintu masuk dengan seksama. Siapa lagi yang Ia tunggu, kecuali adik kecilnya yang tengah di mabuk cinta. Yang bahkan lupa waktu, meski hanya untuk makan.
Beberapa kali melirik jam, dan menatap gerbang rumah yang semakin lengang. Hingga sebuah motor tampak datang dari kejauhan. Dari jarak puluhan meter saja, Bagas tahu jika itu motor yang di pakai Reza.
"Papi, Aku pulang." seru Reza dari kejauhan.
Ia pun segera memasukkan motornya ke dalam garasi, dan menghampiri Bagas dengan senyum begitu ceria.
"Jam berapa ini?"
"Baru jam sebelas malam."
"Baru?"
"Aku biasa pulang lebih larut dari ini, dan kau tak pernah memarahiku.". Sergah Reza.
"Aku membiarkanmu bekerja, aku membiarkanmu bermain kemanapun sepuas hati. Tapi, kali ini kau pergi ke kost wanita."
"Aku tak berbuat apapun."
"Tak ada yang tak mungkin. Aku hanya mencegahmu agar tak terjebak di jalan yang salah." balas Bagas.
"Hey... Aku tahu, kau orang yang selalu benar. Lantas, apakah aku selalu salah? Kau terlau berfikir buruk terhadapku."
"Tutup pintu, lalu tidurlah." jawab Bagas, lalu meninggalkannya masuk ke kamar.
Dengan wajah kesal, Reza melakukan apa yang Bagas perintahkan padanya. Ia pun bergegas masuk ke kamar, untuk mengistirahatkan dirinya yang lelah.
"Mas, darimana?" tanya Syifa yang terbangun dari tidurnya.
"Lihat Reza, baru pulang dari rumah Olin." jawab Bagas, yang masuk ke dalam selimut mereka.
"Jangan galak-galak lah, Kasihan. Nasehatin aja pelan-pelan. Dia itu butuh perhatian kita loh. Kalau di galakin, nanti pergi ke rumah Ayah, terus kita sepi cuma berdua."
Bagas hanya diam. Ia merentangkan tangan kanannya pada sang Istri. Syifa pun langsung bergerak menghampiri, dan tidur dalam peluk hangat suami nya.
"Aku hanya ingin menjaganya. Kau tahu? Aku begitu menyayanginya sebelum aku mengenalmu. Aku bahkan mengawasinya dengan memasang GPS di mobilnya kala itu."
"Senakal itukah dia?" tanya Syifa.
"Ya, sejak Mamanya meninggal. Ia seperti kehilangan arah. Pergi, dan entah kapan pulang. Om Edward bahkan membakar motornya kala itu, dan mobil Ia sembunyikan disini untuk beberapa waktu."
"Tekanan dalam hatinya begitu besar." lirih Syifa.
"Ya, dia berlindung di balik semua senyum dan tawa riangnya selama ini."
Syifa hanya mengangguk, rasa kantuknya sudah tak tertahankan. Ia pun kembali memejamkan mata, dan Bagas mengusap bahunya agar semakin nyaman dalam tidurnya.
***
Reza membaringkan dirinya di ranjang. Meski kesal, tapi Ia begitu faham arti perlakuan Bagas padanya. Bagas perduli, dan Bagas menyayanginya. Ia tahu itu. Sehingga Ia tak ingin Reza melakukan kesalahan yang dapat merugikan dirinya sendiri.
Reza pun meraih Hpnya, lalu menghubungi Bagas yang kini ada dikamarnya.
"Ya, kenapa?" tanya Bagas, dengan suara yang pelan.
"Kau, marah padaku?"
"Kenapa?"
"A-aku minta maaf. Aku bahkan sampai lupa waktu dan menganggu istirahatmu. Aku tahu, kau perduli padaku."
"Kau tahu, jangan lakukan lagi. Aku pun berusaha, agar kalian dekat. Memintanya selalu disini, agar kau bisa bersamanya." ucap Bagas.
"Terimakasih, Aku hanya kesepian."
"Ya, aku tahu. Tidurlah, karena akan banyak pekerjaan untukmu. Harimu akan semakin sibuk besok."
Bagas kemudian mematikan Hpnya, begitu juga Reza. Hatinya terasa tenang, dan Ia sudah dapat memejamkan matanya dengan damai.
Seperti itulah, persaudaraan diantara mereka. Terkadang bagai anak kecil, tapi kadang begitu dewasa dan saling jaga antara satu sama lain. Menggemaskan.
Updated 240 Episodes
Comments
meowza lee
hmm mama ayu sama papa erland pindah kerumah lain kah? pantesan gak pernah liat ada interaksi sama mereka berdua akhir" ini🤔
2022-07-09
1
meowza lee
bagus pi.. gak perduli itu anak perempuan atau anak laki", memang harus diperlakukan tegas apalagi saat udah kenal lawan jenis.. 😁👍🏼
2022-07-09
1
NANA AJA
Bagas n Reza udah seperti sodara kandung aja
2022-07-15
1