Hari-hari indah Reza
"Ada apa lagi? Masih saja uring-uringan? Jadian udah." tegur Syifa.
"Iya, kan cuma mau cerita pengalaman pertama kencan."
"Emang Loe udah kencan? Kapan?" potong Bagas, dengan wajah datarnya.
"Belum sih, cuma anter pulang. Tapi, itu sebuah kemajuan. Iya kan, Mi?" lirik Reza pada Syifa.
"Iya, kemajuan. Selamat menikmati setiap prosesnya, ya. Mami mendukungmu dari belakang." tepuk Syifa di bahu Reza, dengan begitu antusias.
Reza pun makin bangga, dan semakin gencar memperjuangkan cintanya. Meski, Ia masih belum tahu bagaimana profesionalnya Olin keitka tengah bekerja. Padahal, semua orang tahu hubungan mereka.
Bagas hanya menggelengkan kepalanya, terheran atas kelakuan mereka berdua ketika akur dan saling memberi semangat. Tapi, begitu lah Syifa yang hadir sebagai pengobat lara keluarga itu.
"Ya, dia lah istriku. Kekasih tercintaku yang menjadi pengobat segala duka kami. Malaikat yang datang secara tiba-tiba, dan membuatku begitu cinta padanya." tatap Bagas pada sang istri.
"Mas, kenapa?" tanya Syifa.
"Ngga papa. Menatapmu, semakin menyejukkan hati. Tetap seperti ini, Humairah." bisik Bagas.
"Aaaaaa, bisa aja. Iiiish gemesssh." cubit Syifa di pipi sang suami.
Lagi-lagi Reza kalah, dan menatap mereka dengan dendam kesumat.
Pagi itu Bagas dan Syifa melakukan fiting busana pengantin. Sehingga Reza harus kembali sibuk dengan segala pekerjaan.
Mereka pergi sesuai tujuan masing-masing, dan Reza sendiri tak menjemput Olin karena gadis itu memilih ojek untuk mengantarnya ke kantor.
"Pagi, Olin." sapa Reza dengan ramah.
"Pagi, Bapak. Sudah sarapan?"
"Udah dong. Tinggal sarapan senyum kamu lagi yang belum." goda Reza.
Olin melihat sekelilingnya. Tak ada orang, dan Ia bebas. Di raihnya kuncup dari jari-jari tangannya, mengecupkan dan melemparkannya pada Reza dengan senyuman manisnya.
Reza menangkapnya, seolah menangkap balon-balon berbentuk hati dan menempelkannya di dada.
"Aaah, indahnya pagi ini." lirih Reza, dengan perasaan yang berbunga-bunga.
Ia pun segera berjalan dengan penuh semangat, naik dan masuk ke dalam ruangannya. Memulai pekerjaan dengan penuh semangat, karena Ia juga tengah memperjuangkan masa depannya yang indah bersama Olin.
" Aduhaii, senangnya pagi ini." ledek Ali, yang masuk dengan beberapa file dalam genggamannya.
"Ali... Oh, Ali. Kau tak bisa meledekku lagi kali ini. Aku sudah punya pacar." ucap Reza dengan bangganya.
"Iya, saya tahu. Ngga usah lebay ah."
"Lebay, kamu bilang saya lebay? Ah, kamu ini suka sekali meledek saya." jawab Reza.
Mereka berdua tertawa renyah, sembari memeriksa dokumen itu bersama. Ali yang mengawali karir dari seorang OB, kini harus belajar dengan giat demi profesi barunya.
Di sisi lain, Bagas dan Syifa kini tengah begitu sibuk dengan pesta pernikahan. Meski hanya tinggal mengurusi gaun, tapi itu lumayan melelahkan untuk keduanya. Apalagi, tak hanya Satu gaun, tapi begitu banyak untuk keluarga besar mereka. Olin sudah masuk daftar, meski Ia sendiri belum tahu mengenai itu.
"Undangan udah, Mas?" tanya Syifa, sembari mencoba beberapa gaun indah nya.
"Udah... Papa Handle semuanya. Itu kan, kenal Papa semua. Tetangga Ibu, udah semua?" tanya balik Bagas.
"Udah, Farhan handle." balas Syifa.
Bagas menceklis semuanya. Dan persiapan sudah 85 persen, hanya tinggal acaranya saja. Meski Ia masih teringat, jika Viona dan Farah masih berkeliaran dimana-mana.
"Pengamanan diperketat. Semua tempat telah di jaga. Bahkan, tempat kerja Farah sudah di tutup. Kemana mereka?" fikir Bagas yang sebenarnya masih khawatir dengan keadaan.
Updated 238 Episodes
Comments
Kokom Komala
jangan patah semangat untuk mecari viona Bagas cari terus aku takut nanti viona malah culik Syifa lagi
2022-05-31
0
Kar Genjreng
wah😮😮😮😮 mantap gitu dong mas pakai pengawal biar rada aman. 🤣🤣🤣🤣dan Amin🙏🙏🙏🙏😇😇😇😇😇
2022-06-14
1
Rose Mustika Rini
namanya juga Syifa artinya obat jd mengobati semuanya makanya dia cocok jd perawat..
2022-06-01
0