Babang Eza ngambek lagi.
"Hey, sayang... Bangunlah." bisik Bagas, di telinga sang istri yang masih begitu lelap.
"Masih ngantuk, ini jam berapa?"
"Menjelang subuh. Ayo mandi, kita shalat sama-sama." ajak Bagas, dengan begitu lembut.
"Mas mandi duluan, nanti Ifa nyusul."
"Baiklah." kecup Bagas, pada tubuh yang masih terbalut selimut tebal itu.
Bagas masuk ke kamar mandi, lalu mengguyur seluruh tubuhnya dengan air dingin. Terasa linu, di bagian pinggang. Mungkin, masih butuh beberapa kali terapi agar semua pulih sempurna. Jika pun tidak, berjalan menggunakan tongkat pun Bagas sudah bersyukur.
Ia keluar dari kamar mandi, mengenakan handuk dan mengusap rambutnya yang basah. Terlihat Humairahnya masih begitu tenang dalam lelapnya.
"Ifa... Bangun, ini udah jam berapa? Sebentar lagi subuh."
"Belum adzan, bentar lagi." jawab syifa, menggeliat malas.
"Ehm, sebentar lagi, ya? Nunggu adzan. Mau bangun sekarang, atau....."
Terdengar langkah kaki Bagas menghampirinya. Mata Syifa langsung membulat, Ia pun bangun seketika dengan melilitkan selimut di tubuhnya sebatas dada. Ia berdiri, dan berjalan dengan langkah kecil sembari terus memegangi ujung selimutnya.
" Mau dimandiin?" goda Bagas.
"Engga... Biar mandi sendiri." jawab Syifa, melangkah dengan gemoy nya menutup kamar mandi.
"Maaasss... Ifa lupa bawa handuk." serunya dari kamar mandi.
Bagas kemudian mengambilkan handuk, dan memberikannya pada sang istri. Syifa meraihnya, dengan membuka sedikit pintunya.
"Jangan lihat." ucap syifa.
"Ngga usah di larang, kapan aja bisa lihat. Takut banget."
"Mas ngga bisa kepancing sekarang. Ifa kan harus siaga." jawabnya jujur.
Adzan subuh berkumandang, tepat setelah Ifa memakai bajunya kembali. Bagas telah rapi dengan sarung, baju koko dan pecinya. Begitu tampan, dan auranya semakin menawan.
"Masya Allah, suamiku. Ganteng banget." ucap Syifa, dengan hati yang meleleh.
Bagas menjulurkan tangannya, mengajak sang istri shalat bersama. Tak lupa, merapikan mukenah Syifa agar lebih rapi dan semakin cantik dipandang mata.
Shalat di mulai. Bagas begitu fasih melafadzkan setiap ayat yang Ia kumandangkan. Bahkan, Syifa menangis mendengarnya. Setahun menikah, akhirnya kini Ia menjadi makmum untuk sang suami.
"Assalamualaikum... Warrahmatullah..." ucap mereka bersamaan.
Bagas menoleh kebelakang, lalu meraih Syifa dalam pelukannya.
"Kenapa menangis?" goda Bagas, mencolek hidung istrinya.
"Tahu kah, Mas? Apa kebahagiaan sesungguhnya yang Ifa rasakan? Yaitu, ketika Mas dapat sembuh, dan dapat memeluk Syifa dengan erat."
"Itu berkat usaha, doa, dan segala ketulusanmu, Fa. Terimakasih. Kini, hanya tinggal Aku yang memenuhi segala janjiku padamu."
"Apa?" tanya Syifa, yang masih betah dalam pelukan suaminya.
"Membahagiakanmu..." kecupnya di bibir Syifa.
"Aaaaa, udah..."
"Kenapa? Bukannya suka?"
"Capek..." rengek Syifa..
Bagas hanya tertawa, dengan terus memainkan hidung dan bibir istrinya. Menggemaskan, begitu cinta nya Bagas pada Syifa saat ini.
Hari ini, mereka berencana untuk membawa Bagas kembalih ke dokternya. Ia masih harus melakukan beberapa terapi, untuk menormalkan semua otot-otot dan sendinya.
"Selamat pagi.." sapa Syifa, pada Reza yang sudah di meja makan.
"Pagi..." jawab Reza, cuek. Dengan memainkan makananya, dan wajah cemberutnya yang menggemaskan.
"Kau, kenapa?" tanya Bagas.
"Semalam dimana? Ngapain?" cecar Reza.
"Kenapa nanya? Kau sudah dewasa, harusnya tahu, ketika suami istri berada di kamar, mereka melakukan apa saja." jawab Bagas, dengan wajah santainya.
Jawaban itu, sontak membuat wajah Reza berkerut marah. Dadanya naik turun menahan kesal, bibirnya mengerucut bagai topi ulang tahun, dan matanya membulat sebesar biji jengkol.
"Kenapa lagi?" tanya Bagas, yang menyantap sarapannya.
"Tak perdulikah, kau dengan perasaanku? Aku ingi cerita. Aku ingin curhat tentang kencan pertamaku. Kalian jahaaaaat!" celotehnya dengan segala kelebaian yang Ia miliki.
...Hay gaesku😘😘 terimakasih, atas dukungan kalian semua, Papi Mami dapat Rangking karya baru dan Rangking Like. ...
...Semua berkat kalian. Meski banyak yang bilang monoton lah, kelamaan sembuhnya lah. Tapi kekuatan terbesa sampai saat ini adalah kesetiaan dan dukungan kalian semua....
...Gumawo... Saranghae... Sarangandago, Jinja neomu Neomu saranghae., ❤️❤️❤️❤️😘😘🙏🙏...
Updated 238 Episodes
Comments
Shakayla Lashira Rahman
bhkn aku msih brthan bc novel nii biasa y mles bgd bc novel yg rstusan eps bru stgh jalan udh kabur😂😂
2022-06-22
0
Alena Pratama
novel ny sangat bagus alur ny bagus.wajar klo dapat penghargaan..bahasa dan penulisan ny bagus..pokok ny the best jadi g mau tamat baca ny😍😍😍
2022-06-18
1
Siti Aisyah
congratulation thor ...anda layak dapat penghargaan...setimpal dgn hasil jerih payah mu dlm berkarya dan membahagiakan readers..
tetep semangaat yaa...love sekebon❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️💝💝💝💝💝💝💝💝💝💝💝💝💝🥳🥳🥳🥳🥳🥳🥳🥳🥳🥳🥳🥳🥳🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
2022-06-13
0