Pernikahan hangat
"Sayang, coba lihat. Ini adalah beberapa contoh dekorasi untuk pesta kita besok." panggil Bagas pada sang istri.
Syifa pun menghampiri, lalu melihat beberapa gambar yang tertera di layar laptop suaminya. Ia menunduk, tepat di samping Bagas hanya dengan baju dinas malamnya yang berlengan segaris itu.
Rambutnya pun telah Ia gulung dengan rapi, memperlihatkan lehernya yang jenjang dan indah. Apalagi, bibirnya yang merona dengan polesan lipstik warna merahnya. Membuat Bagas menelan salivanya berkali-kali, dengan jakun yang naik turun.
Bagas meraih beberapa helai rambut Syifa yang terjatuh. Ia memilinnya dengan tangan berkali kali. Seperti biasa, rasa gemas kian menghantuinya ketika sedang berdua dikamar.
"Ini bagus, Mas. Ini aja, ya?" pinta Syifa, pada sebuah contoh.
"Baiklah, jika kamu suka. Aku akan langsung boking, dan kita tinggal terima beres." jawab Bagas.
"Benar? Semahal apapun itu?" tanya Syifa, dengan tatapannya yang menggoda.
"Dan ketika aku telah memberikan kewajibanku, bolehkah aku meminta hak ku?" tanya Bagas, dengan jari yang menari-nari di pipi Syifa.
Syifa menangkap jari itu dalam genggamannya. Lalu Ia menciumi tangan itu berkali-kali dengan lembut. Bagas merasa telah menerima respon positif. Ia langsung berdiri, dan menggendong tubuh Syifa ke ranjang.
Bagas mengecupi pipi Syifa dengan gemas, sembari sesekali memainkan hidung mereka dengan penuh tawa. Syifa mulai menggeranyangi bagian pavoritnya, yaitu roti sobek milik sang suami yang tampak semakin mengembang mekar. Bahkan Ia tak segan untuk langsung membuka piyama Bagas, dan menggigit bibirnya gemas karena begitu menyenangkan.
"Kenapa, aku semakin menyukainya?" lirih Syifa.
Bagas membaringkan tubuh Syifa, dan mulai melancarkan aksinya. Bibir tipis itu menjadi sasaran utama, sembari memainkan bola karet pavoritnya. Syifa tampak merasakan sebuah sensasi, yang membuatnya mencengkram kuat punggung suaminya yang telah menguasai tubuhnya itu.
Sreeeekkkk!
"Ah, kenapa di sobek? Ini baru beli, Mas." tanya Syifa, ketika Bagas merobek lingerie barunya.
"Aku, sudah tak tahan lagi, Fa. Seperti biasa. Kamu begitu menggemaskan." bisik Bagas, dengan nafas yang mulai tak beraturan. Ketika itulah, Syifa harus mulai siaga Satu, dan bersiap dengan segala yang akan terjadi padanya.
Gerakan Bagas semakin liar. Dari bibir ke leher, lalu samakin turun kebawah. Ia menerkam dan melahapnya dengan begitu rakus, hingga Syifa tak tahan lagi mengeluarkan suara kenikmatannya.
"Mas....."
"Ya, lepaskan saja." jawab Bagas.
Hembusan nafas sudah tak beraturan diantara keduanya. Apalagi, ketika junior telah mendapatkan rumah impiannya dan tengah asyik bermain disana. Hujan rintik-rintik, dan dingin nya angin malam pun tak lagi terasa. Hanya peluh yang mengalir, membanjiri seluruh tubuh mereka saat ini.
Udara semakin terasa panas, suara kenikmatan semakin menjadi-jadi dan saling berbalas diantara keduanya. Pergantian posisi pun beberapa kali di lakukan, demi memuaskan hasrat bersama. Hingga, Bagas mempercepat gerakannya, dan tiba saat mereka memekik lirih, dengan nada yang terlalu sulit di gambarkan.
Syifa menghela nafas lega, dengan belaian lembut dari Bagas yang masih membiarkan juniornya beristirahat sejenak.
Cup... Cup... Bagas mengecupi bibir Syifa berkali-kali. Syifa pun membalasnya dengan senyuman manjanya.
"Nakal, sukanya robekin baju." omel Syifa.
"Tinggal beli. Bila perlu, aku borong semuanya untukmu."
"Untuk di sobek lagi?" goda Syifa.
Mereka hanya tertawa, di sela nafas yang masih terengah. Tak perduli, Reza beberapa kali memanggil lewat teleponnya. Bagas bahkan tak melihat Hp untuk beberapa waktu tadi.
"Dasar! Aku tahu, kalian itu pengantin baru yang tertunda. Tapi, apakah kalian sadar, jika ada......... Ah, sudah. Tunggu pembalasanku." gerutu Reza.
Mampir juga Gaes😘😘😘
"Apa?! Bagaimana bisa Qilla keluar dari rumah tanpa seorang pun yang tahu kepergiannya? Sebenarnya apa yang kalian lakukan saat ku tugaskan menjaga putriku?!" Maki laki-laki berumur 46 tahun kepada para bodyguard yang bertugas di depan kamar putrinya, Ashira Aqilla Putri Sebastian.
"Maaf Tuan, Dion. Kami benar-benar tidak tahu bagaiaman cara Non Qilla itu kabur. Karena kita semua sudah berjaga di depan pintu kamarnya." Salah seorang dari para bodyguard itu menjawab.
"Seharusnya kalian lebih teliti lagi dalam menjaganya! Meski kelihatannya ceroboh, Qilla adalah gadis yang cerdas. Hanya saja aku tidak menyangka kalau kalian akan secepat ini kehilangan dia," lanjut Dion. Dia tampak kesal kepada para bodyguard yang dipekerjakan untuk menjaga putrinya tersebut.
"Mas, bukankah sudah ku bilang, jangan paksa putri kita itu untuk menikah. Kamu tahu kan kalau Qilla masih menyukai kebebasan." Kali ini Mikha ikut berbicara. Dia juga kesal dengan tindakan suaminya yang tiba-tiba saja menjodohkan putri sulungnya tersebut. "Kalau sudah begini, di mana kita akan menemukannya?"
"Maafkan aku, Sayang. Tadinya kupikir dengan menjodohkannya, dia akan lebih bersifat dewasa dan mau bertanggung jawab dengan perusahaan yang sudah aku serahkan kepadanya."
"Tetap saja kamu salah! Bukan salah putri kita kalau dia bersikap sesukanya pada perusahaan yang kamu serahkan, karena Qilla memang tidak ingin menjadi seorang pengusaha."
"Lalu dia inginnya jadi apa? Dia juga tidak berminat untuk menjadi dokter sepertimu atau pun mommy kan, padahal usianya sudah 20 tahun."
"Mas perkembangan setiap anak itu beda, keinginan mereka juga beda. Mungkin di usia itu aku sudah menemukan hal yang ingin aku capai. Tapi, bukan berarti putri kita juga harus sama kan? Kadang karena dia terlalu nyaman dengan hal yang kita berikan, dia sampai tidak tahu hal yang sebenarnya membuat dia tertarik itu apa. Bukan salah dia kalau dia belum menemukan hal itu, tapi salah kita sebagai orang tuanya yang selalu menyuruhnya mengerjakan ini itu dan membuatnya tidak memiliki minat untuk berproses," ucap Mikha panjang lebar. Dia mengakui caranya mengasuh putrinya tersebut salah.
Selama ini, Mikha dan Dion memberikan segala hal yang bahkan belum menjadi pilihan putrinya itu, mereka mengira dengan begitu putrinya akan menyukai segala hal yang mereka sodorkan kemudian menjadi minatnya di masa depan. Namun ternyata, semua itu tidak berlaku pada diri putrinya tersebut. Qilla memang melakukan segala kegiatan yang disodorkan kepadanya, mulai dari membantu perusahaan ayahnya, membantu pekerjaan ibunya di rumah sakit, sampai dengan memperkenalkan putrinya itu tentang salon kecantikan, tetapi sayangnya semua hal itu tidak menjadi minat bagi dirinya.
"Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Dion kepada istrinya, Mikha.
"Mana aku tahu. Semua kan karena kamu, Mas, jadi, kamu juga yang harus mencari solusinya. Pokoknya, aku tidak mau tahu, Mas dan anak buah Mas harus menemukan Qilla secepatnya. Aku tidak mau dia kenapa-napa di luaran sana," jawab Mikha. Dia terlalu kesal dengan sikap suaminya yang kadang berlebihan dan otoriter.
"Baiklah, Sayang, aku janji, aku pasti akan menemukan putri kita secepatnya," janji Dion kepada sang istri.
Mikha hanya memutar bola matanya malas. Dia terlalu bosan dengan janji yang diucapkan oleh suaminya tersebut. Berkali-kali dia sudah berjanji kalau dia tidak akan memaksakan kehendak kepada putrinya, namun, berkali-kali pula suaminya itu memaksakan kehendaknya, dan kali ini sampai membuat putri kesayangannya itu kabur.
"Sayang kamu mau ke mana?" tanya Dion saat melihat Mikha berjalan meninggalkan kamar putri mereka.
"Aku mau ke kamar. Ingat! Malam ini kamu tidur bareng Atta, aku mau tidur sendiri," jawab Mikha dengan perasaan kesal.
Attarazka Putra Sebastian adalah putra kedua dari Mikha dan Dion. Dia memiliki selisih umur 5 tahun lebih muda dari kakaknya Qilla.
"Tapi, sayang…. "
"Tidak ada tapi-tapi." Mikha terus melangkah keluar meninggalkan kamar tersebut.
Dion hanya bisa mengesah kasar. Gara-gara keegoisannya, putri kesayangannya kabur dari rumah, dan kini, istrinya pun ikut marah dengan dirinya.
"Kalian semua cari putriku sampai dapat! Ingat! Jangan sampai kalian melukai putriku saat ingin membawanya kembali!" Suruh Dion kepada para bodyguardnya.
"Baik, Tuan." Jawab para bodyguard itu kompak. Mereka segera meninggal kan bos mereka untuk mencari Qilla.
Updated 240 Episodes
Comments
NANA AJA
tenang Fa. ntar dibeliin Bagas setoko2nya
2022-07-15
1
IP
judulnya apa thor yg qilla?
2022-07-11
0
Niluh Werdidharma
🤣🤣🤣
2022-07-03
0