Aku masih ingin memanjakanmu, sayang.
"Hallo, sayang? Kenapa nelpon?"
"Iya, Mas. Tadi, Ifa diminta test pack."
"Hmm? Terus, gimana dengan hasilnya?" Tanya Bagas dengan begitu antusias.
Syifa justru menangis terisak, membuat sang suami langsung cemas bukan kepalang.
"Sayang, kamu kenapa? Jangan nangis, Fa. Aku langsung ngga fokus."
"Maaf, Mas... Hasilnya negatif." sesal nya.
"Hey, ngga usah nangis. Bukan kah, aku pun ngga pernah menuntut itu darimu? Maski ingin, tapi aku tak pernah meminta secepatnya. Aku masih ingin memanjakanmu, sayang."
"Aku sudah terlalu berharap, apakah salah?" tanya Syifa.
"Tak ada yang salah. Berharap itu sangat wajar, sayang. Tenanglah, harapan akan selalu ada. Setelah pesta pernikahan, kita akan program lagi."
Bagas berusaha menenangkan sang istri, yang memang masih terdengar larut dalam tangisnya.
Sebenarnya ada Reza di dekat Syifa, tapi Ia tak ingin mengganggu moment mereka berdua. Ia akan bersuara, jika benar-benar telah selesai percakapan keduanya.
"Kau tak perlu minta maaf. Justru, aku lah yang meragukan diriku sekarang. Aku takut, jika kecelakaan itu menjadi faktor untuk sulitnya memiliki keturunan." fikir Bagas. Tapi, Ia tak membicarakan itu pada Syifa. Saat ini.
Usai saling memberi semangat, mereka mematikan telepon masing-masing. Dan Bagas, kembali pada rutinitasnya yang padat.
" Sudah?" tanya Reza.
" Ya, Dia memaklumi. Tapi Ifa yang masih sedih." jawab Syifa.
"Sudah, jangan murung. Setidaknya, kamu masih bisa fokus mempersiapkan pesta mu yang sebentar lagi. Itu begitu megah, sehingga butuh tenaga ekstra."
"Ya, mungkin karena itulah, Allah belum memberi kepercayaan." jawab Syifa.
Reza mengusap bahu kakak iparnya. Lalu meninggalkan Syifa untuk istirahat kembali di kamarnya dengan tenang. Tak ada diagnosa lain, selain kelelahan dan faktor berendam semalam. Hingga dengan istirahat total, di harapkan agar Ia segera sembuh seperti sedia kala.
"Ya, selalu ambil sisi positif dari setiap kejadian. Aku masih bisa bermanja dengannya, mencintainya dengan bebas. Senyumlah, Fa. Pernikahan ini akan semakin hangat nantinya." gumam Syifa. Ia pun memejamkan mata untuk beberapa saat, tanpa gangguan dari siapapun.
Sementara itu, Reza telah rapi dan siap untuk pergi.
" Mau kemana Den?" tanya Minah.
" Mau pergi sebentar. Titip Ifa, ya?" pinta Reza.
" Ya, kalau itu ngga usah diminta, pasti Minah jagain. Cuman Aden mau kemana? Rapi bener, emang punya pacar?"
"Minah, kamu mau saya getok? Udah mulai berani ngeledek pula." omel Reza.
"Hihi, iya maaf. Yaudah, jangan lama-lama pulangnya. Dicariin loh, ntar." ledek Minah dengan tawa renyahnya.
Di hari minggu yang cerah, Reza kembali berselancar dengan motornya untuk keluar. Kemana lagi tujuannya, jika tidak untuk menyapa olin. Dan hari ini, Ia. Ingin mendatangi rumah gadis itu, berdasarkan alamat yang Ia dapatkan dari Ali.
"Bismillah, semoga ketemu." ucap Reza, yang mulai menstarter motor besarnya.
Ia mulai menjelajahi setiap sudut kota. Karena beberapa kali bertemu di luar, dan Olin tampak begitu sibuk, hingga Ia berharap akan bertemu di mana saja.
"Dimanakah dia? Biasanya lewat sini, tapi kenapa tak ada?" fikirnya.
"Pak, kenapa disini?" tepuk seorang wanita di bahunya.
"Eh, Olin. Kamu disini? Baru saya mau ke kost kamu." ucap Reza,
"Ngapain Bapak cari saya? Ada perlu?"
"Ngga harus ada kepentingan kan, ketika hanya ingin bertegur sapa? Atau, harus ada alasan ketika ingin menemuimu?"
"Ya, saya bukan siapa-siapa, Pak."
"Tapi kamu penting buatku, Lin. Penyemangat, penghilang fokus, dan rasanya jika tak bertemu sehari... Kosong." ucap Reza.
"Bapak, suka sama saya?"
"Jangan dipertegas. Saya sudah mengatakannya beberapa hari yang lalu." ucap Reza, yang menatap mata pujaan hatinya itu dengan tajam.
Updated 238 Episodes
Comments
Kokom Komala
aduh Teja kamu bener bener lelaki yang baik sama aku aja aku mau hihihihi maf
2022-05-31
1
Satimah Fatih
kira kira d terima GK yah si reza hihihi....
2022-06-09
1
Siti Aisyah
iiih suka gaya mereka ..to the point..semangat za...😍😍😍
2022-06-13
0