Es kutub, yang telah mencair.
Bagas dan Syifa telah masuk di ruangan pesta. Mereka di sambut oleh semua rekan kerja, serta memberi selamat atas kesembuhan Bagas dan pernikahan keduanya. Sebenarnya Syifa tak enak hati, Karena sperti mencuri moment orang lain malam ini. Padahal Ia hanya tamu disana.
Sahabat Bagas, sahabat yang baru menampakkan diri ketika Bagas sudah mampu berdiri kembali. Bagas tak terlalu Tersanjung dengan pujian itu, karena rasa di hatinya sudah berbeda pada mereka semua.
"Ini, perawat yang dijadiin istri Loe? cantik juga." puji seorang sahabat.
"Ya, lalu?" tanya Bagas dengan wajah datarnya.
"Ya, meski jauh dari Luna, tapi lumayan buat gantinya."
"Ya, memang Syifa itu jauh dari Luna. Bahkan sangat jauh. Jadi, jangan pernah bandingkan mereka. Tak pantas." jawab Bagas.
Syifa tertunduk lesu. Meski di titik ini, masih juga ada yang membandingkan. Dan sakitnya, ketika Bagas meng'iyakan ucapan sahabatnya itu.
Syifa pun meninggalkan mereka, lalu duduk di sofa.
" Tak sebanding? Ya, memang tak bisa dibandingkan. Luna sempurna, cantik, pintar, itulah yang ada dalam fikiran mereka. Wajar saja, mereka tak mengenal." gumam Syifa, dengan meminum Jusnya.
"Sayang, kenapa pergi?" tanya Bagas, menghampirinya.
"Adanya Ifa, disana. Yang di bahas Luna. Ngapain gabung?"
"Ya harus gabung. Kalau engga, Ifa ngga akan denger balasan buat nereka yang membandingkan."
"Emang bales apa? Toh, menurut mereka, Luna yang terbaik." tukas Syifa, tanpa menoleh.
"Biar mereka menilai seekor arwana itu cantik, tapi Ikan Fugu ku lebih indah."
"Huaaaa, kirain udah lupa sama jarkon fugunya. Ternyata masih inget, ish. Menggilakan." tepuk Syifa, di bahu sang suami.
"Eh, sakit. Dilihatin orang tuh." tunjuk Bagas.
Syifa hanya tersenyum, Bagas membalasnya dengan mendekatkan wajah pada ikan Fugu tercantiknya itu. Semua menatap mereka, ada yang heran dan ada yang ikut merasakan kebahagiaan keduanya.
Ya, semua orang menatap kemesraan mereka yang alami. Dan sebagian, Tersanjung dengan adanya mereka berdua.
"Luna memang sempurna. Tapi Syifa, yang bisa mencairkan sebongkas es batu yang begitu dingin. Meski belum seutuhnya."
"Ya, hawa dingin itu masih terasa hingga sekarang. Sangat jarang, bahkan nyaris tak pernah melihat seorang Bagas bahkan tertawa lepas di tempat umum."
Percakapan mereka dari jauh.
Acara peresmian telah tiba. Sang pemilik hotel datang dengan sambutan yang meriah. Bagas pun menggenggam tangan Syifa untuk berdiri dan memberi selamat. Dan rupanya, pemilik hotel itu adalah Roby Arrayan, suami Luna.
Mereka berjalan dengan bergandengan tangan. Tak tampak kemesraan, hanya Luna yang diam dan menatap kedepan. Dan buyar, ketika menatap Bagas dengan Syifa di sampingnya.
"Bagas?" terdengar suaranya memanggil dengan lirih. Apalagi, tatapan matanya yang terkejut menatap Bagas tersenyum padanya.
"Batu esnya, sudah mencair. Tapi, bukan di tanganku." batin Luna.
Luna kembali lurus kedepan. Sudah menunggu beberapa orang yang membawa Baki, dan mereka akan memotong pita peresmian bersama.
Tepuk tangan, sorak sorai dan ucapan selamat di berikan untuk keduanya. Pesta pun dimulai kembali, dan kali ini pesta dansa. Semua berdiri, dn mengajak pasangannya masing-masing. Kecuali Bagas, yang emang tak dapat melakukan gerakan dansa dari awal. Ia memilih diam, dan menikmati minumannya.
"Mas, ayo...." rengek Syifa.
"Kemana?"
"Dansa, kayak yang lain."
"Ngga bisa, Fa. Nanti malu-maluin."
"Jawab Bagas."
"Nanti Ifa dansa sama yang lain loh."
"Jangan main-main. Aku cubit kamu nanti." ancam Bagas.
Syifa hanya diam, bersedekap dan mengerucutkan bibirnya. Menggeser duduknya jauh dari Bagas, dan hanya diam tak mengeluarkan sepatah katapun.
"Kalau salah gerakan, jangan ngambek. Kamu yang ajak." ucap Bagas, yang sudah berdiri dan menjulurkan tangannya pada sang Humairah.
Updated 238 Episodes
Comments
Kar Genjreng
apa kira kira Junior Bagas sudah tumbuh☝💪☝💪 hemmmm... Humairah Bagad... ikan Fugu... yang Cantik👍😘 hanya milik Bagas
2022-06-13
0
M ridwan Iwon
dansa aja luna biar ng bisa juga pasti bisalah
2022-06-22
0
Sri Sri
kira2 ifa bs g dansa
2022-05-29
0