Tangis Reza
Bagas dan Syifa telah rapi berdua. Mereka akan mengunjungi Reza di Rumah sakit, karena kabarnya Ia telah sadar dari tidur yang panjang.
Mereka sempat mengajak Olin, tapi gadis itu menolak karena pekerjaannya di kantor. Dan lagi, Ia merasa bukan siapa-siapa Reza saat ini, sehingga tak perlu memberi perhatian lebih.
Syifa dan Bagas naik mobil, masih dengan Farhan sebagai supir mereka.
"Selamat pagi..." sapa Syifa pada Reza yang tengah duduk santai.
"Eh, Syifa dan Bagas. Lah, Bagas beneran sembuh? Bisa jalan?" tanya Reza, kaget.
Syifa hanya mengangguk, dan menorehkan senyum manisnya pada Reza.
Bagas menghampiri, duduk di brankar Reza dan mengusap tangannya. Reza tersenyum, entah apa makna di balik senyumanya itu. Apalagi, tatapan yang Ia berikan pada Bagas. Antara senang, takjub, dan entah apalagi.
"Loe, kenapa?" tanya Bagas.
"Engga... Seneng aja." jawab Reza.
"Kenapa?"
"Gue kira, hidup loe memang cuma buat Syifa. Setiap nafas, aliran darah, semangat hidup, dan semuanya karena Syifa." jawab Reza.
"Terus?" Bagas sembari mengupas apel yang tersedia.
"Gue seneng, akhirnya gue punya tempat. Loe bergerak jalan, gara-gara gue. Gara-gara, Loe mau nyelametin gue dari Papa." balas Reza, tersipu malu.
"Ya, Loe juga udah berkorban banyak ke keluarga kita. Wajar, jika gue belain loe." jawab Bagas, sementara Syifa tengah keluar menanyakan kondisi Reza pada perawat jaga.
"Aaaaaah, gue seneng banget." haru Reza, ingin memeluk. Tapi, terhalang perutnya yang masih sakit.
"Aaakkkh..!" keluhnya.
"Sakit? Makanya jangan banyak gaya." tegur Bagas.
Bagas telah mengupas apelnya. Ia memotong bagian satu persatu dengan rapi.
Gleeeekkk! Reza menelan salivanya dalam-dalam.
"Gas?"
"Hmmm? Kenapa?" liriknya.
"Gue, belum boleh makan buah yang keras-keras." ucap Reza.
"Ya, gue tahu."
"Kenapa, ngupas apel?"
"Oh, ini buat gue." jawab Bagas, sembari memakan apel yang manis itu di mulutnya.
Reza mencebik bibirnya, tampak dari raut wajahnya yang kesal pada sang Kakak. Tapi, Ia hanya bisa diam karena kondisi yang tak memungkinkan saat ini. Ia memejamkan mata, meski sebenarnya tak tidur. Hanya ingin mengalihkan rasa sakit yang ada di luka, wajah, bahkan di hatinya.
Matanya tertutup, lengannya Ia letakkan di atas matanya. Sesekali, tampak Ia menghela nafas yang begitu panjang dan dalam.
"Kalau mau nangis, nangis aja. Ifa lagi ngga ada." ucap Bagas.
"Kalau nangis, lukanya sakit."
"Ya, nangisnya jangan ngotot lah. Malu sama umur."
Akhirnya, tangis Reza pun pecah tak tertahan. Rasa lelah nya tumpah, menjadi deraian air mata yang membanjiri pipi. Itu masih Ia tahan karena Bagas, entah bagaimana jika benar-benar lepas tak terkendali.
" Assalamu... Mas, kenapa?" tanya Syifa, menunjuk Reza.
Bagas hanya memberi isyarat agar diam, lalu Syifa duduk di sofa tanpa bertanya lagi.
"Tenanglah, Za. Aku, akan mengurus Papami agar hukumannya tak terlalu berat."
"Papa... Dia dalam pengaruh obat itu. Aku mohon, sembuhkan dia dari ketergantungan. Selama ini, aku menukar obatnya dengan obat penenang lain. Tapi mereka menukarnya kembali. Aku menyesal, telah pergi jauh darinya selama ini."
"Ya, nanti gue akan urus itu. Sekaligus, menyerahkan semua bukti untuk Om Aldo dan istrinya. Tanta Viona pun, sudah masuk dalam daftar pencarian. Aksesnya sudah di blokir dimana-mana." Bagas menenangkan.
Perlahan, Reza tampak begitu tenang. Ia beberapa kali menarik nafas lega. Dan tampaknya, Ia mulai istirahat lagi karena pengaruh dari obat yang Ia minum.
" Ifa, bisa jagain Reza?"
" Bisa, Mas mau kemana?"
" Ke kantor polisi. Tenang, disini sudah dikawal."
"Iya, Mas. Hati-hati." pesan Sang Istri padanya.
Bagas pun pergi, berjalan menghampiri Farhan yang ada di mobilnya. Ia mulai serius dengan laporannya, setelah sekian lama Ia tahan karena status keluarga.
"Atas nama keluarga, kalian ku maafkan. Tapi, kriminal tetaplah kriminal. Kalian harus tetap menjalani hukuman sesuai jalurnya." batin Bagas.
Updated 241 Episodes
Comments
ayu-yayuk🙏
Alhamdulillah up jg, tiap ada waktu luang ngintipppppin trs🤭 Lum ada nontif 😭 akhirnya....dobel up, mksh Thor, lekas sehat sekeluarga, aktivitas normal kembali 💪😍🌷🤩
2022-02-23
41
Uum Umyaroh
yes up juga akhirnya.....
2022-02-23
29
yulia patmawati
Thorrr... dah tak kirimin mawar merahhhh
2022-02-23
2