Mencintaimu dengan leluasa.
Bagas menunggu di kursi sembari terus melatih kakinya. Rasa tak percaya, tapi nyata. Ia dan Papanya tengah menunggu kabar dari tindakan yang dilakukan untuk Reza.
Sementara itu, diruangan tindakan Reza tengah terkapar dan tak berdaya di brankarnya. Bajunya telah di buka, dan luka menganga penuh darah tengah dibersihkan agar segera mendapatkan pengobatan yang sesuai.
"Pisau buah, untung tak terlalu dalam meski kecil." ucap sang dokter.
Perawat mulai mempersiapkan alatnya, yaitu alat untuk menjahit luka Reza. Karena hanya Satu dan sisanya memar disekujur tubuh. Sebagian dari mereka membersihkan itu semua.
Reza telah selesai, telah siap di pindahkan ke ruangan perawatan. Pintu ruang observasi terbuka, dan Bagas berdiri untuk menyambutnya.
"Bagaimana, keadaan Reza, dok?" tanya Bagas.
"Kondisinya tak terlalu parah. Lukanya sudah di jahit, untung saja tak sampai mengenai organ dalam yang lain. Tinggal pemulihan, apalagi begitu banyak memar di tubuh dan wajahnya." jelas sang dokter.
Reza pun di bawa ke ruang perawatan, dan Bagas menunggunya sebentar.
" Pulanglah. Papa tunggu Reza disini."
"Tapi...."
"Kamu sudah berjanji pada Syifa." ucap Papa Erland.
Bagas pun mengangguk, Ia setengah berlari untuk pulang dengan meminta Pak Tomo menjemputnya. Meski dengan bentuk yang berantakan, Bagas tetap antusias menemui sang Istri di rumah.
Sementara itu, Syifa semakin cemas dirumah. Bagas tak kunjung ada kabar, apalagi mengenai keadaan Reza yang terluka. Ia bahkan sempat ingin nekat menghampirinya di Rumah Sakit.
"Jangan... Sebentar lagi dia pulang. Kamu jangan tergesa-gesa mengambil keputusan." tegur Mama Ayu.
"Iya...." jawab Syifa, dengan memainkan kakinya karena gelisah.
Tak lama kemudian, suara mobil terdengar masuk ke halaman. Degup jantung Syifa berubah menjadi begitu cepat dari biasanya. Ia bahkan diam, tanpa dapat melakukan apapun.
"Mungkin Bagas pulang." ucap Mama Ayu.
Dan benar saja, langkah kaki terdengar memasuki rumah. Bagas datang, berjalan tanpa alat bantu meski masih begitu hati-hati.
"Assalamualaikum..." ucap Bagas.
Mata Syifa terbelalak, dengan apa yang Ia lihat saat ini. Sosok yang telah Ia perjuangkan, akhirnya mendapat sebuah kesembuhan yang mereka inginkan, meski tampak belum sesempurna seharusnya.
"Mas?" lirih Syifa, sembari membungkam mulutnya sendiri.
Tatapannya, dan senyumannya begitu ramah, sembari merentangkan tangannya.
"Katanya, minta di peluk kalau Aku bisa berdiri? Ini, udah bisa." ucap Bagas.
Syifa pun berlari, mendekap tubuh Bagas dengan erat, Meski kepalanya hanya mencapai dada sang suami. Ketika berdiri, Bagas memang tampak jelas begitu tinggi, sangat kontras di sejajarkan dengan Syifa. Bagai jari kelingking, di sebelah jari manis.
"Rindu?" goda Bagas, dan Syifa hanya mengangguk manja.
"Gendong..." rengek Syifa dengan mendongakkan kepalanya.
"Belum bisa, sayang." kecup Bagas di kening Syifa.
"Fa, udah Fa. Bagas mandi dulu." tegur Mama Ayu.
Akhirnya Bagas melangkahkan kakinya pelan, karena Syifa enggan melepaskan pelukannya. Hingga tiba di kamar, baru Syifa mau lepas.
"Kok lepas?"
"Katanya mau mandi?"
"Ngga mau mandiin lagi?" goda Bagas.
Syifa memainkan bibirnya, sembari membuka kemeja Bagas perlahan. Kemeja yang penuh darah Reza disana, dan langsung Ia letakkan di tumpukkan pakaian kotor.
"Mas Reza, gimana?"
"Baik, sudah di pindah ke ruang perawatan. Papa tunggu dia."
"Om Edward?"
"Di kantor polisi bersama para anteknya. Mulai sekarang, kamu pakai bodyguard jika keluar. Maaf telat mengambil tindakan. Tante Viona kabur, aku takut akan menyerangmu lagi." ucap Bagas.
Syifa mengangguk, lalu membawa Bagas ke kamar mandi untuk Ia mandikan. Tampak jelas, luka di sekujur tubuhnya, di bibirnya, dan di wajahnya. Syifa menyabuninya dengan lembut, dan sesekali Bagas menggodanya dengan kecupan mesra.
"Bibirnya sakit, jangan nekat." ucap Syifa.
"Tapi, aku suka. Saat inilah, aku bisa mencintaimu dengan leluasa." bisik Bagas, dengan tatapannya yang penuh harapan.
Updated 238 Episodes
Comments
Hania Lestari
aku juga percaya dengan keajaiban,,,waktu itu tempurung lututku bergeser,yang satu ke ata yang satu kebawah jaraknya sekitar 5cm,,banyak yang mengatakan itu akan sembuh dalam 3-4bln tapi Alhamdulillah 3minggu aku sudah bisa jalan,,itu keajaiban yang Allah berikan,karena aku punya balita yang harus di urus, suamiku harus kerja🙂🙂🙂
2022-06-22
1
Tri Mulyani
aku sudah mengulang bab yang ini hampir 4 kali ini thor, ga pernah bosan, karena keajaiban itu ada dan nyata, bukan hanya di dunia halu Saja. Selamat buat author yg karyanya membanggakan, lain dari yang lain 👍👍👍👍
2022-05-29
3
Kar Genjreng
Ahhh jadi mau traveling ikuti Asyifa Humairah... bulan madu😘😘🍯🍯 yang tertunda.. kwek Kwek Kwek Kwek 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣biar Bagas Junior tumbuh☝💪☝💪 ya Ifa..
2022-06-12
0