Saya diam, ketika diminta untuk diam
Olin masih terduduk lemah di tempatnya. Di pojokan kamar mandi, sembari menutup mulutnya agar tak bersuara sedikitpun. Kakinya gemetar, dan air matanya mengalir tipis di pipinya.
"Tuan... Itu siapa? Haruskah, aku tetap diam? Aku, tak kenal siapapun disini." batin Olin, sembari menunggu mereka benar-benar keluar dari ruangan.
Ia masih mendengar, beberapa orang mengacak-acak meja dan lemari yang berisi file di sana.
"Tu-Tuan Reza! Ya, aku sempat menyimpan nomornya." fikir Olin. Gadis itu kemudian mencari riwayat panggilannya. Ia tak memberi nama, tapi Ia ingat ujung dari nomor Reza yang sempat menghubinginya.
"Tuan... Tolong aku. Pak Bagas di culik oleh segerombolan orang. Aku tak tahu siapa mereka. Aki bersembunyi dikamar mandi, dan dilarang keluar sebelum mereka pergi." isi pesan, yang dikirim Olin pada Reza.
Ia kembali diam, meringkul disudut kamar mandi. Sempat penjahat itu akan masuk, tapi untung nya tak menemukannya karena menyelip dibelakang pintu.
Reza masih di luar. Ia sedang istirahat di kantin kantor. Ia menunggu Olin, tapi gadis itu tak kunjung terlihat di depan matanya. Hingga sebuah pesan datang, dan langsung Ia baca.
"Hah! Di culik? Astaga."
Reza lalu segera bertindak. Ia berlari sekuat tenaga menuju ruangan Bagas. Harapannya adalah, Ia dapat menyelamatkan Kakak sepupunya itu, bagaimanapun sulitnya.
"Bertahanlah, aku segera kesana." ucap Reza dalam hati.
Namun, belum sampai Ia ke ruangan Bagas. Ia menemukan Syifa yang sedang berjalan santai, dengan tujuan yang sama.
"Syi-Syifa... Gawat! Dia juga bisa di bawa."
"Tuan... Segeralah. Mereka akan keluar sebentar lagi." ucap Olin lagi, masih lewat Wa nya.
"Aiiish...! Aku harus bagaimana?" Reza galau.
Akhirnya Ia memantapkan diri. Ia berlari menghampiri Syifa, membekap mulutnya, lalu membawanya kesebuah ruangan kosong yang terdekat dari lokasi mereka.
"Eeeehmmm.... Aaaaaarrrrg! Siapa, ini?" pekik Syifa yang terkejut dan takut.
"Diamlah, sebentar saja." bisik Reza.
Mata Syifa terbelelak. Mendengar suara yang membisik di telinganya.
"Mas Reza? Kenapa?" fikirnya.
Derap langkah kaki semakin dekat menghampiri mereka. Syifa tak melihat karena tak sampai menatap kaca ruangan. Sedangkan Reza, menatap jelas ketika Bagas di dorong menggunakan kursi rodanya keluar.
Tubuhnya lemah, matanya terpejam. Mereka pun tampak menatap di sekeliling agar semua aman.
"Sial! Bagas sudah di bawa." gerutunya.
"Mas Bagas? Kenapa Mas Bagas?" tanya Syifa.
Setelah yakin jika mereka sudah jauh, Reza membuka mulut Syifa. Ia pun mengetik nomor Hp, dan menghubungi semua orang yang ada diluar. Mereka tengah istirahat, mungkin hanya beberapa yang ada diluar.
"Mas Reza! Jelasin, ada apa?" sergah Syifa.
"Lirih, Fa. Aku mohon."
"Iya, tapi ada apa?"
"Fa... Maaf. Bagas di culik. Aku balum tahu, siapa yang membawanya."
"Kalau Mas Bagas diculik, kenapa justru membekap aku disini? Kenapa tak menolongnya? Kenapa?" Syifa syok.
Reza belum mampu menjawab. Ia sendiri masih gamang atas tindakannya sendiri. Antara menyesal membiarkan Bagas di bawa, dan bersyukur menyelamatkan Syifa dan Olin.
" Oh, Olin!" pekik Reza, lalu berlari meninggal kan Syifa di ruangan itu.
Reza segera masuk keruangan Bagas yang berantakan.
"Olin, keluarlah." panggil Reza.
Pintu perlahan terbuka. Olin tampak syok, tapi masih berusaha setenang mungkin.
"Tuan... Maaf. Saya, hanya bisa bersembunyi." ucap Olin.
Reza hanya mengangguk, sembari diam menatap semua yang berantakan. Ia memeriksa beberapa file dan dokumen yang kemungkinan hilang disana. Dan perlahan, Syifa masuk dengan begitu lemah.
"Ibu?" panggil Olin, lalu menghampirinya.
"Mana, suami saya?" tanya Syifa, dengan tatapan kosong.
"Saya, hanya bisa diam, ketika Bapak suruh saya diam." sesal Olin.
Syifa terduduk, mengambil kacamata Bagas yang tercecer di lantai. Hatinya begitu sakit, menangis sembari memeluk kaca mata itu di dadanya.
"Masssssssss! Kenapa begini, Mas? Kenapa sampai seperti ini? Jika Ifa tahu separah ini, Ifa ngga akan biarin Mas sendirian, Mas." Syifa menangis sejadi-jadinya.
Reza dan Olin hanya bisa diam, tak tahu harus berbuat apa. Menenangkanpun, sepertinya percuma.
Updated 240 Episodes
Comments
NANA AJA
yg pada komen kantor kok sepi mungkin aja yg lain pada istirahat makan siang. trs satpam mempersilahkan Aldo masuk krn msh keluarga Bagas
2022-07-15
1
Lilisdayanti
apa gunanya sekuriti kalau orang sudah jelas di pecat ko masih bisa masuk,,, atau mungkin mereka sekongkol 🤔🤔🤔
2022-07-30
0
Moom Catryn
bos ga bisa bayar satpam bayar hansip aja....ayo thor lebih semangat.next..
2022-07-13
1