Tetaplah di sana, Olin.
Satu bulan dari mulai aktifnya Bagas di kantor. Suasana mulai kembali kondusif, dan beberapa kekosongan posisi telah terisi kembali dengan rapi. Tak ada orang dalam, tak ada sistem bayar jabatan. Semua murni pilihan Bagas dengan melihat kinerja semua pegawai lamanya.
Meski hanya setengah hari di dalam kantor, hanya menyelesaikan pekerjaan intinya. Tapi Bagas fokus seperti biasa. Mengesampingkan rasa rindunya terhadap sang istri, yang kadang juga selalu ada di sampingnya.
"Cie, yang udah kangen." ledek Reza, yang mendadak masuk ke ruangan Bagas.
"Apaan?" tanya Bagas, dengan wajah datarnya.
"Gue tahu, Loe udah kangen banget ama Mami. Sabar napa, bentar lagi juga dateng."
"Za... Ini kantor." tegur Bagas, akan bahasanya.
"Iya, faham." jawab Reza. Ia pun kembali formal, dan memberikan beberapa file di tangannya.
"Ini, yang harus di tanda tangani. Sudah ku baca, tak ada yang janggal. Tapi...."
"Apa?" lirik Bagas.
"Aku, mau izin."
"Izin kemana?"
"Bukan kemana. Tapi, aku mau mendekati salah satu karyawan kantor." ucap Reza.
"Hah, serius? Bagaimana dengan gadis itu? Siapa namanya?"
"I-iya, itu..." jawab Reza. "Dia, masuk sebagai OB beberapa bulan lalu. Sudah berusaha dekat, tapi tak semulus yang ku bayangkan."
"Jadi, mau mu bagaimana?" tanya Bagas.
Reza bergeming. Tangannya merayap, perlahan mendekati tangan Bagas, dan menggenggamnya erat.
"Heh?" kaget Bagas, berusaha melepaskan.
"Toloooong... Tolong aku sekali ini saja. Buat aku dekat dengannya. Dia tak seperti istrimu, yang luluh dengan rayuan." mohon Reza.
"Engga...! Usaha sendiri." ucap Bagas, datar.
"Ayolah, aku mohon. Kapan aku pernah meminta bantuan? Kapan aku pernah merepotkan? Kapan aku..."
"Reza Edwardo....!"
Reza menggigit bibirnya sendiri, sembari terus mengusap tangan Bagas dalam genggamannya. Tatapannya begitu memohon, meski Bagas hanya diam tak menghiraukannya.
"Aku tak bisa membantu dalam hal ini. Tapi aku janji, jika kau mendapatkannya sendiri, akan ku bhatkan pesta mewah untuk pernikahan kalian." jawab Bagas, melepas paksa genggaman itu.
"Huaaaaaa! Mendekati nya saja sulit, kenapa ditantang menikah?" rengek Reza..
"Berhenti merengek! Kau mempermalukan dirimu sendiri." sergah Bagas, dengan mengambil sebuah Map dan mengarahkan pada Reza.
"Huh! Yasudah, aku pergi." ucap Reza. Ia menghentakkan kakinya kasar, lalu keluar meninggalkan Bagas sendirian.
Bagas masih fokus dengan laptopnya. Meski lapar, tapi Ia menunggu Syifa yang akan datang membawakan makan siang. Meski, semua orang tengah pergi dan mencari makanannya masing-masing.
"Siang, Pak... Maaf, saya mau bersihkan jendela ruangan, boleh?"
"Kamu, anak baru?" tanya Bagas.
"Iya... Perkenalkan, Saya Olin. OB baru di kantor." ucapnya ramah.
"Oh, ini gadis incaran Reza. Manis, dan ramah." puji Bagas dalam hati.
Olin memulai tugasnya. Ia membersihkan jendela perlahan. Dengan sebuah nasehat dari Bagas.
"Hati-hati. Karena jika kamu jatuh, saya tak dapat menolong."
Olin hanya mengangguk, dan bekerja dengan super serius. Hingga, tiba waktunya membersihkan kamar mandi di ruangan itu.
Tap... Tap... Tap...! Suara langkah kaki terdengar di gendang telinga Bagas. Entah mengapa, terasa begitu berbeda dan mengganjal dalam hatinya.
"Olin...?" panggil Bagas.
"Iya, Pak?"
"Apapun yang terjadi... Jangan keluar dari sana." ucap Bagas.
Olin tak mengerti maksudnya. Tapi entah kenapa, Ia hanya meg'iyakan. Apa perintah Bagas.
Kreeeekk! Beberapa orang pria dengan seragam hitam, masuk ke ruangan Bagas.
"Ada urusan apa, kalian kemari?" tanya Bagas, dengan tatapan tajamnya.
"Hanya untuk, bertegur sapa denganmu. Aku pun rindu, ingin bermain bersama keponakanku." ucap Pria itu, dengan senyum devilnya.
Seorang pria berotot menghampiri Bagas. Ia memukul tengkuk lehernya, hingga Bagas pingsan seketika.
(Jangan tanya, kenapa ngga melawan🥲🥲).
" Bawa Dia, mumpung masih sepi." titah Om Aldo.
Mereka pun pergi, membawa Bagas. Tanpa tahu, ada seorang saksi yang bersembunyi
@Hay, readersku tersayang. Bagaimana kabar kalian? Apakah disana, seperti disini yang musim demam?
Disini, otor berusaha tetep up buat kalian, meski belum bisa crazy up seperti biasa. Karena musim sakit, dua bocil otor dememnya barengan. Apalagi, otor juga terseran bapil. Jadi, maaf kalau sedikit telat up dan ngga seperti biasanya.
Otor selalu berusaha menpati janji, untuk up tiap hari, 🥲🥲🙏🙏 salam sehat, buat kalian semua.
Updated 238 Episodes
Comments
❤️MiMi Zayn So'imutt☪️❤️💚
cemen amat sih Reza, moso' nggak sanggup meluluhkan hati seorang Olin sih. tinggal diajak nge-date kek, ajak jalan-jalan kek, ajak shopping kek... masa' gitu aja harus diajarin😝😝😝🤦🏻🤦🏻
apalagi kamu pimpinannya. pakai moduss dikit 🤏 juga gpp...😊👈
2022-06-03
1
Kar Genjreng
Ollin jadi saksi dong ya...
semoga Oliin ceritain sama Reza... author di Jakarta juga musim demam... terutana flu dadakan... makanya banyak banyak minum jus tidak banyak gula kalau bisa pakai madu saja... terus Thor vitamin jangan lupa... sayur hijau💚🍏 hemmmm🤗🤗🤗🤗🤗🤗
2022-06-12
0
Desmawati
duh bagas,udah tau musuh nya banyk tp tetap ngk waspada,sewa bodygard atau pengawal kek..
2022-06-24
0