Andai semuanya mudah
"Olin, makasih, ya? Udah bantu saya beberes."
"Iya, Pak. Kebetulan saya lewat tadi. Abis bersihkan kaca di ruang samping." jawab Olin.
Seperti biasa, Reza tak mampu banyak berkata-kata ketika Olin tepat di hadapannya. Ia lebih banyak diam, dan berucap jika Olin yang bertanya. Hingga Olin pamit pergi, dan meninggalkannya di ruangan itu.
" Aaaaaah... Kenapa begini? Gempa lokal itu, ternyata benar adanya." lirih Bagas, yang memegangi dada dan kakinya yang tremor.
Tok... Tok... Tok...! Seseorang mengetuk pintu ruangan Reza.
"Masuk." ucapnya, yang kembali duduk dengan tenang.
"Mas, sibuk?" tanya Syifa, yang datang bersama Bagas.
"Ah, engga juga." jawab Reza santai. Untungnya, air muka ketika Papanya masuk telah berganti dengan senyum cerah seperti biasanya.
"Aku, hanya ingin mengantar ini. Syifa mengajak pulang, karena ada beberapa terapi kecil di rumah." ucap Bagas dengan formal.
"Okey, baiklah. Semoga terapinya lancar di rumah. Dan akan segera ada kabar baik yang tersampaikan." lirik Reza pada Syifa.
"Hah, gimana?" tanya Syifa, sedikit bingung.
"Ehmmm, ngga papa. Ngga ada..." jawab Reza.
"Fa... Pulang."
"I-iya, Mas."
Syifa pun mendorong Bagas, dan mereka berjalan keluar dari kantornya.
Diluar, keadaan sedang ramai. Barang-barang berantakan, dan sebagian orang menaikkannya ke dalam mobil masing-masing. Ada juga yang hanya menggunakan taxi, karena mobil mewah yang mereka kendarai adalah mobil milik perusahaan.
Bagas meminta Syifa berhenti, dan Ia menatap mereka semua dengan tatapan puasnya.
"Kau, telah menghancurkan kami sehancur-hancurnya." ucap Seseorang yang menghampirinya.
"Hanya tinggal menunggu waktu, diantara kalian, siapa yang menjadi dalang utamanya." ucap Bagas dengan santai.
Pria itu hanya mencebik kesal. Menyesalpun tak berguna untuk saat ini. Bahkan, berkeinginan kabur ke luar kota atau keluar negri saja, nama mereka telah ada dalam daftar pemblokiran akses.
"Sebegitunya kau perlakukan kami, Tuan? Bagaimana jika aku harus keluar kota, untuk menemui Ibuku?" keluh seseorang lagi padanya.
"Kau tahu, syarat yang harus kau ajukan padaku." jawab bagas, dengan senyum devilnya.
Begitu lah Bagas, Sifat dan karakternya keras dan tegas. Mungkin, hanya dengan istrinya lah Ia bisa begitu lembut.
"Jadi ini, yang dikatakan Luna. Bahwa, sebenarnya Mas Bagas adalah pria yang arogan? Kenapa, bedanya begitu jauh dengan yang aku kenal?" tanya Syifa dalam hati.
Ia pun melanjutkan perjalanannya, ketika melihat mobilnya dan Farhan datang bersamaan.
"Mas, mereka tampak sangat dendam." ucap Syifa, yang telah duduk di samping Bagas di dalam mobil mereka.
"Dendam itu, tak akan berhenti karena memang telah beranak pinak." jawab Bagas.
"Mungkin bisa. Apalagi, kalau kita bisa menyadarkan Om Edward."
"Humairah... Andai itu mudah, maka perselisihan ini tak akan bertahan seumur hidupku. Bahkan lebih, karena sejak Mama dan Dia masih remaja." balas Bagas, dengan meraup wajah Syifa yang begitu menggemaskan baginya.
"Oke, baiklah. Tapi, tak ada salahnya untuk terus mencoba." harap Syifa.
Bagas hanya menganggukkan kepala. Ia faham jika Syifa belum mengerti betul bagaimana keluarga itu. Ia yang masuk secara tiba-tiba, dan tanpa mengetahui sama sekali seluk beluk keluarga mereka yang rumit. Bahkan, Bagas hanya menjelaskan intinya saja kala itu.
Sepanjang perjalanan, Bagas dan Syifa hanya diam dan berpegangan tangan. Bagas lelah, karena memang ini hari pertamanya masuk dan bekerja.
Tiba di rumah, Syifa langsung mengajaknya ke kamar dan mengganti semua pakaiannya. Keringatnya sudah sebesar biji jagung, dan Syifa langsung mengelapnya dengan handuk kering. Ia kemudian duduk di ranjang, dan mulai bekerja lagi melalui gadgetnya di rumah.
"Belum mau apa-apa 'kan? Ifa tidur siang, ya?" pinta Syifa, yang masih begitu lelah sisa penyekapan kemarin.
Bagas mengangguk, tangannya Ia rentangkan. Syifa menghampiri, lalu berbaring berbantal paha Bagas yang begitu nyaman, lalu Ia tertidur pulas disana.
Updated 240 Episodes
Comments
NANA AJA
Viona n suami nih biang keroknya
2022-07-14
1
Bundaa Ana
ttp lh menjdi istri yg baik n Sholeh Syifa semangat
2022-07-07
1
Meili Mekel
bax banget musuhx bagas
2022-06-29
3