Aku harus apa dengan keadaan ini?
Semua mata terbelalak, menatap Bagas yang datang dengan wajah seriusnya. Wajah, yang selama ini selalu mereka takutkan. Kerena ketika wajah itu muncul, sisi arogan Bagas pun datang.
Tak kalah kagetnya dengan kemunculan Bagas. Mereka juga terkejut dengan hadirnya Syifa di belakang mereka. Dengan wajah penuh luka, dan beberapa lebam disana. Tangannya pun terbalut dengan rapi, menandakan luka yang lumayan serius padanya.
"Nona, Anda kenapa?" tanya Seorang Anggota Dewan, bernama Pak Hary.
"Tidak apa, hanya luka sedikit. Tapi, gara-gara ini, saya ngga bisa tanda tangan lagi." jawab Syifa.
"Dan Aku, Akan kembali mengambil kuasa atas semuanya." sambung Bagas, bernada datar.
"Omong kosong! Kau bahkan belum bisa bergerak." ucap Om Edward, bernada cibiran.
Bagas mengangkat tangannya, dan menggerakkan telapak tangan beberapa kali tanpa hambatan. Pak Bonar pun masuk, berdiri di tengah mereka semua untuk membacakan kembali surat kuasa kala itu.
" Dan jelas, jika kuasa akan berakhir ketika Bagas sudah dapat aktif kembali." ucap Pak Bonar.
"Tidak! Dokumen saya Sah. Di tandatangani, sebelum pengumuman ini datang." ucap Om Aldo, yang mulai gelisah.
"Kau, yang menculik istriku kemarin?" tanya Bagas, tanpa menatap suami Tante nya itu.
Semua mata sontak menatap Om Aldo. Tatapan menghakimi, dan tatapan penuh amarah yang seketika membuatnya syok dan langsung terduduk diam.
"Tak ada bukti." ucapnya lemah, sembari tersenyum kecil.
"Belum, bukan tidak. Dan selama pencarian bukti yang akurat. Kau, beserta semua orang yang berada di bawah naunganmu, harus hengkang dari sini." ucap Bagas dengan tegas.
"Hey! Tu-Tuan... Tidak bisa begitu. Meski kami masuk atas naungan Beliau, tapi kami tak ada hubungan apapun dalam kasus ini. Kami bekerja dengan profesional." ucap salah seorang dari mereka.
Mata Bagas kembali melirik tajam. Mata yang tak dapat dibantah oleh siapapun. Seketika mereka diam, dan semua yang merasa masuk dalam daftar blacklist, satu persatu keluar dari ruangan itu.
"Kau, Tak ikut keluar?" tanya Bagas, pada Om Aldo.
"Aku... Masih keturunan keluarga ini." balasnya.
"Aku tak perduli. Kau hanya bawaan dari Oma, berada jauh dari dasar keturunan keluarga Nugraha. Bahkan, keturunan inti pun akan ku tindak ketika sudah menyalahi aturan." jawab Bagas.
Om Aldo pun mendengkus kesal. Ia meremas kertas-kertasnya dengan semua amarah yang ada. Lalu, Ia keluar dengan tergesa-gesa, bahkan menabrak Syifa dan mengenai tangannya yang sakit.
" Aaaakkkh!" pekik Syifa.
" Fa... Ngga papa?" tanya Reza, yang spontan menolongnya.
"Ngga papa." jawab Syifa. Tatapannya gamang, ketika mendapati Bagas berbeda dengan biasanya.
"Pernah menghadapinya dalam keadaan marah, tapi tak seperti ini." batin Syifa.
Para anggota dewan kembali duduk. Mereka kembali berdiskusi, untuk pengganti para staf yang ditendang keluar secara tiba-tiba. Hanya Om Edward, yang masih bertahan dan duduk sendiri tanpa beranjak sedikitpun dari tempatnya semula.
"Aku tak akan pergi. Ada hak Ibu ku disini." ucapnya.
"Sedikitpun, aku tak pernah mengusirmu dari sini. Itu pesan Kakek dan Oma padaku." ucap Bagas.
Dan dalam situasi ini, Reza merasa terpojok. Ketika Ia begitu ingin merangkul dan menggenggam erat tangan sang Papa, tapi Ia harus tetap berada di sisi Bagas.
"Aku harus apa? Aku harus bagaimana? Aku ingin memeluknya, dan menangis bersamanya. Tapi, Aku harus tegas dan kuat disini, bersama Bagas dan yang lain. Menjalankan semua pesan dari Mama." batin Reza.
Updated 238 Episodes
Comments
Kar Genjreng
Dilema buat Reza... tapi untuk mendapatkan hak kepecayaan... harus jujur dan setia... jadi biar ga di anggap penghianat..... 🤭🤭🤭🤭🤭🤭 di percaya memang tidaklah mudah😎😬... tapi kedepan nya akan ada harapan yang baik👍👍👍👌👌👌👌
2022-06-11
1
Eliya Wati
jgn sedih reza pasti Bagas akan menyelesaikan pasti kalian semua kumpul seperti dulu lagi
2022-06-01
0
Shakayla Lashira Rahman
sabar yaa za smua akan indah pd wkt y jika smua mslh y slsai psti km akn kmbli bhgia brsma papa mu
2022-06-18
0