Kuasa tak berlaku lagi, ketika Bagas sehat.
"Fa... Bangun, sayang." lirih Bagas, membisik di telinga sang istri.
Syifa menggeliat, tubuhnya masih serasa sakit karena kejadian kemarin. Ia pun menatap Bagas yang langsung mengecup pipinya saat itu.
"Masih pagi banget. Kenapa, Mas?" tanya Syifa.
"Aku, mau mandi. Hari ini, aku mau ke kantor."
"Tapi, Mas?" Syifa menunjukkan tangannya yang masih di balut.
"Iya, Aku tahu. Biar aku mandi sendiri, kamu tunggu aja di luar."
"Bisa?" tanya Syifa, dibalas anggukan Bagas padanya.
Syifa kemudian berdiri, mengikat rambut dan mempersiapkan keperluan mandi Bagas. Ia lalu mendorong Bagas, dan membawanya ke kamar mandi setelah meyakinkan sekali lagi.
"Yaudah, Ifa keluar. Nanti, kalau ada apa-apa panggil aja. Ifa siapin seragamnya." ucap Syifa, sembari melangkahkan kakinya keluar.
Bagas memulai kegiatannya. Meski lagi-lagi sulit, tapi Ia harus dapat melakukannya. Entah bagaimana hasil akhirnya, yang penting Ia telah berusaha mandiri. Syifa hanya tinggal membereskan lagi. Usai dengan kegiatan mandinya yang cukup lama, Bagas keluar dengan piyama yang telah di sediakan.
"Yakin, mau ke kantor? Ifa ikut ngga?" tanya Syifa.
"Ikut... Kami harus tunjukin, kalau kamu baik-baik saja." jawab Bagas, yang mulai mengenakan kemejanya.
Syifa hanya mengangguk, dan meraih handuk setelah Bagas rapi. Sebenarnya masih begitu nyeri, tapi demi sang suami dan perusahaan, Ia memang harus kuat.
"Nanti, Mas bawa ke salon, biar sekalian perawatan. Mau?" tawar Bagas.
"Ih, mauuu! Ah, suka sekali kalai begitu." ucap syifa dengan penuh semangat, berlari kecil menuju kamar mandi.
Bagas keluar dari kamar. Belum ada yang lain keluar dari kamar masing-masing. Bagas hanya menghela nafas panjang, lalu terdiam di tengah-tengah ruangan tanpa bergerak sedikitpun.
Hingga Mama, Papa dan Reza keluar. Mereka tersentak kaget dengan kembalinya Bagas ke sifat semula. Tatapan tajam dan serius, yang mungkin tak lagi ramah senyum seperti sebelumnya.
"Tante?"
"Ya, za?"
"Udah balik lagi, dia?"
"Sepertinya, begitu." jawab Mama Ayu.
"Huuust... Jangan di omongin." tegur Papa Erland.
Mereka merapikan diri, dan Mama Ayu menghampiri untuk membawa Bagas ke meja makan.
"Bagas, mau ke kantor? Udah siap?" tanya Sang Mama dengan penuh senyuman.
Bagas mengangguk, "Banyak yang harus di selesaikan, dengan tangan Bagas sendiri." ucapnya datar, dengan mengancingkan lengan.
Syifa keluar. Ia yang telah rapi, menghampiri semuanya untuk sarapan bersama. Suasana terasa tegang kali ini, apalagi ketika Syifa merasakan aura Bagas yang berbeda.
"Sssstttt... Kenapa?" bisik Syifa pada Reza.
Reza hanya menggeleng, tak berani menjawabnya.
"Humairah, selesaikan sarapanmu." ucap Bagas.
"Iya, Mas." jawab Syifa, dan keadaan kembali hening.
Usai dengan sarapan. Mereka berangkat dengan kendaraan masing-masing. Reza bertahan dengan motornya, karena memang Hoby yang sudah sekian lama terpendam. Motor Reza di hancurkan sang Ayah kala itu, karena tak mau menurutinya menjadi apa yang Ia mau.
***
Di ruang rapat utama. Para Anggota dewan perusahaan telah berkumpul. Om Edward dan Om Aldo, suami Tante Viona telah duduk dengan bangganya di kursi kekuasaan Bagas. Dengan senyumnya yang begitu, cerah dan ceria.
"Bagaimana bisa, semudah ini mengakuisisi perusahaan? Hanya dalam semalam?" tanya Seorang anggota senior.
"Kita lihat kenyataan. Itu adalah tanda tangan asli si pemilik kuasa. Itu sah, secara hukum dan kami sekarang pemegan Nugraha's Company." ucap Om Aldo, dengan begitu bangga.
Semua anggota Dewan membaca copian berkas itu. Mereka menggangguk dan faham atas isi yang ada di dalamnya, bahwa Syifa menandatangani pengalihan perusahaan pada Om Edwar, Papa Reza. Meski dengan sedikit perdebatan, kenyataannya tanda tangan yang tertera itu asli milik sang kuasa.
"Bagaimana? Masih di ragukan?" tanya Om Edward.
"Bagaimana, kalian mendapatkannya?"
"Tak usah banyak bertanya, yang penting tanda tangan ini asli." jawan Om Edward, dengan sedikit keras.
"Tanda tangan itu asli, dan sah ketika Bagas sakit. Dan ketika Bagas sehat, serta dapat melakukan pekerjaannya kembali... Tanda tangan kuasa itu tak berlaku lagi." ucap Reza, yang masuk ke ruangan itu bersama Bagas.
Pembaca itu, sukanya yang gimana sih?
*Kisah yang mateng dan detail menceritakan asal mula.
*Kisah yang penuh keajaiban.
*Kisah yang banyak ngga masuk akalnya.
*Kisah yang, diperpanjang, ruwet, dan. Meleber kemana-mana ngga nyambung sama intinya?.
Pembaca juga suka nya gimana?
*komentarnya dibales,
*komentarnya di diemin, or di like doang.
Kadang suka bingung, giliran dibales, kasih penjelasan, eh malah dikata otornya baperan.
Updated 240 Episodes
Comments
Maliq Kumbara
Hay guys, otor bukan baper ya 🙏🙏 otor cuma minta pendapatnya. Karena insya allah akan ada karya baru yang keluar, makanya otor mau survey pendapat kalian.,😘😘 terimakasih yang telah menjawab dengan baik.
2022-02-16
146
Destia Chan
aq suka semua thor..ada seneng ada sedih..ada yg menegangkan..pokok nya semangat kakak ....
2022-07-17
0
Nur Komariyah
thor sy suka cerita'a biarin ajlah yg nga suka msih bnyk ko yg suka dan baca 💪💪💪
2022-07-15
0