Lakukan perintah mereka, sayang.
Reza beranjak dari rumah sang Papa. Ia tak menemukan apapun disana. Bahkan dari tatapan sang Papa, Ia yakin jika bukan Beliau pelakunya.
Ia mengendarai mobilnya, lalu kembali ke rumah Bagas. Menghampiri Bagas yang ada di kamarnya.
"Belum ada kabar?" tanya Bagas.
"Maaf... Bahkan aku sudah mencari dirumah Papa. Tak ada petunjuk apapun." jawab Reza.
Bagas hanya mendongakkan kepala, sembari menghela nafas panjangnta dengan kasar. Hingga, Hpnya berdering dan sebuah nomor asing memanggil.
"Siapa ini?" tanya Bagas, begitu serius.
"Kau mencari wanitamu? Apakah sudah rindu?"
"Jangan pernah sentuh dia sedikitpun" ancam Bagas, bernada lirih.
Penculik itu hanya tertawa, tawanya begitu keras memekakkan telinga. Bahkan, membuat Syifa terkaget karenanya.
"Baru setengah hati, sudah begitu rindu rupanya. Dasar bocah." cibir pria itu.
"Apa mau mu?" tanya Bagas.
"Wait.... Ehm, kuasa masih padanya, bukan? Bagaimana jika, nyawanya di tukar dengan perusahaan?"
"Gila!" sergah Bagas, begitu emosi.
"Hey... Dia bidadarimu. Tak akan mungkin, kau merelakan dia pulang tanpa nyawa, bukan?"
Ucapan itu seketika membuat Bagas terpejam ngeri. Ia bahkan tak dapat membayangkan sama sekali, apa yang akan dilakukan mereka pada istrinya.
"Biarkan aku bicara dengannya." pinta Bagas.
Pria itu tersenyum devil, berjalan menghampiri Syifa dan membuka pengikat mulutnya.
"Suamimu, ingin bicara." ucapnya, tanpa membuka penutup mata.
"Hallo, Ifa?" panggil Bagas.
"Mas... Mas, Ifa diculik, Mas." ucap Syifa, terdengar berusaha melepas ikatannya.
"Iya, aku tahu." jawab Bagas, begitu berat.
"Mas, jangan turuti apa yang mereka mau, Mas. Ifa ngga papa, panggil aja polisi kesini."
"Heh! Sotoy... Loe mau mati!" tukas pria itu, dengan menampar wajah Syifa.
Suaranya terdengar dari sebrang. Membuat hati Bagas begitu perih meski sekedar membayangkannya.
"Sakit! Iiiiih!" Ifa berusaha melawan, dengan menendang pria itu.
Bagas tampak begitu galau. Ia menyesal, dengan segala keputusan yang telah Ia ambil. Memang aman di awal, tapi Ia tak berfikir jika musuh akan bertindak sejauh ini.
"Aku... Bahkan menyesal telah membiarkanmu keluar sendirian, Fa." batin Bagas bergulat dengan fikirannya.
"Gas, jangan gegabah mengambil keputusan. Ini, bukan perkara mudah, Gas. Kita butuh waktu, setidaknya semalam untuk berfikir." lirih Reza.
"Jangan kelamaan! Ini wanitamu sudah menangis minta pulang." bentak Sang penculik.
"Woooy, siapa yang nangis. Engga, Mas, Ifa ngga papa. Ngga usah setujui persyaratan mereka."
"Loe mau gue tampar lagi?" ancam si penculik itu.
Pergulatan batin begitu hebat. Dada Bagas sampai sesak karenanya. Ia terus merintih sakit, hingga Reza harus mengambilkan obatnya di laci nakas dan meminumkannya segera.
"Beritahu Tante tentang ini?" tanya Reza, tapi Bagas hanya menggelengkan kepalanya.
"Humairah, sayang?" panggil Bagas lembut.
"Iya, Mas?"
"Lakukan, apa yang mereka pinta."
"Mas... Tapi, ngga bisa begini, Mas. Ini bahaya kalau sampai...."
"Humairah... Tolong patuh. Aku, sudah memikirkan nya matang-matang." ucap Bagas.
Penculik itu tampak mendegkuskan senyumnya. Terdengar begitu puas dengan apa yang diucapkan Bagas pada Syifa.
"Gas... Loe?"
Reza memicingkan mata, tak menyangka jika Bagas akan mengambil keputusan itu. Tapi, Reza hanya memintanya diam sejenak, dengan isyaratnya. Menandakan, jika Ia telah memiliki rencananya sendiri yang lebih matag.
"Aysyifa Humairah. Apapun, lakukanlah. Setidaknya, setelah ini kita bisa bersama dengan damai." ucap Bagas dengan begitu lembut.
"I-iya, Mas. Akan Ifa lakukan, dan setelah itu Ifa akan kembali."jawab syifa dengan yakin.
Sang penculik mematikan teleponnya, lalu mulai mempersiapkan apa yang harus dilakukan oleh Syifa.
" Bagaimana aku bisa tanda tangan, jika aki tak melihat yang dihadapan mataku?" tanya Syifa.
" Tanda tangan saja, apa masalahnya?" keluh penculik itu, lalu mengambil penutup wajah sebelum nenbuka mata Syifa.
"Sudah! Bergeraklah, panas memakai penutup ini." pinta penculik itu padanya.
Syifa mulai menandatangani, tapi matanya terus mengawasi. Ia menatap sekeliling ruangan dengan samar, dan mencoba menghafal kondisi nya agar dapat menceritakan pada Bagas ketika telah pulang nanti.
Updated 238 Episodes
Comments
Kar Genjreng
mungkin Bagas sudah memperhirungkan apa yang akan terjadi selanjut... tapi heran mengapa Bagas... ga pake jasa pengawal untuk mengawasi dari jauh gitu... kan Syifa jugarngapa ga mau di antar jemput.. yo wis katepe author ae... 🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤫🤫🤫🤫
2022-06-11
1
Rinna Anisa
ini ceritanya kaya d film ikan terbang tapi seru sih makasih thor ceritanya cukup menghibur
2022-06-05
0
Kokom Komala
aduh kasian Syifa di culik eh kan sipa pake cincin berlia kan pasti di isi gepes apa kaga yah
2022-05-30
1